Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN WAY KANAN

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS SERUPA INDAH
Alamat: JL.Nakula Sadewa No 2 Kampung Serupa Indah
No telp.082372672468 Kode Pos 34762

KEPUTUSAN
KEPALA UPT PUSKESMAS SERUPA INDAH
NOMOR: A/ /SK/PKM-SI/I/2017

TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS UPT PUSKESMAS SERUPA INDAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

KEPALA UPT PUSKESMAS SERUPA INDAH,

Menimbang : a. bahwa pelayanan klinis Puskesmas dilaksanakan sesuai


kebutuhan pasien;
b. bahwa pelayanan klinis Puskesmas perlu memperhatikan mutu
dan keselamatan pasien;
c. bahwa untuk menjamin pelayanan klinis dilaksanakan sesuai
dengan kebutuhan pasien bermutu dan memperhatikan
keselamatan pasien, maka perlu disusun kebijakan pelayanan
klinis di UPT PUSKESMAS SERUPA INDAH;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran;
2. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1457/MENKES/SK/X/2003, tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan di Kabupaten / Kota;
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat;
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 46 Tahun 2015 tentang
Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG KEBIJAKAN


PELAYANAN KLINIS DI UPT PUSKESMAS SERUPA INDAH.
Kesatu : Kebijakan pelayanan klinis di UPT Puskesmas Serupa Indah
sebagaimana tercantum dalam lampiran merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Surat Keputusan ini.
Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di
kemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya, maka akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Serupa Indah


Pada Tanggal : 03 Januari 2017

KEPALA UPT PUSKESMAS SERUPA INDAH,

Samini
LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS
NOMOR : A/ /SK/PKM-SI/I/2017
TENTANG : PENETAPAN KEBIJAKAN PELAYANAN
KLINIS UPT PUSKESMAS SERUPA INDAH

A. PENDAFTARAN PASIEN
1. Pendaftaran pasien harus dipandu dengan prosedur yang jelas.
2. Pendaftaran dilakukan oleh petugas loket pendaftaran.
3. Pendaftaran pasien memerhatikan keselamatan pasien.
4. Identitas pasien harus dipastikan sesuai dengan kartu identitas sebagai
berikut :
- Nama pasien
- Tempat Tanggal lahir / umur pasien
- Alamat / tempat tinggal
- Nomor rekam medis
5. Informasi tentang jenis layanan klinis yang tersedia serta informasi lain
meliputi :
- Tarif
- Jenis pelayanan
- Jadwal pelayanan
- Informasi tentang kerjasama rujukan dengan fasilitas kesehatan lain
harus tersedia di tempat pendaftaran
6. Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan proses
pelayanan yang dimulai dari pendaftaran.
7. Menyampaikan hak dan kewajiban pasien
8. Loket pendaftaran wajib melakukan koordinasi dan komunikasi antara
pendaftaran dengan unit pendukung terkait.
9. Kendala fisik, bahasa, dan budaya serta penghalang lain wajib
diidentifikasi dan ditindaklanjuti.

B. PENGKAJIAN, KEPUTUSAN DAN RENCANA LAYANAN


1. Kajian awal dilakukan secara paripurna oleh petugas kesehatan yang
kompeten.
2. Kajian awal meliputi kajian medis, kajian keperawatan, kajian
kebidanan, dan kajian lain oleh tenaga profesional kesehatan sesuai
kebutuhan.
3. Proses kajian dilakukan mengacu pada standar profesi kedokteran dan
standar asuhan keperawatan.
4. Proses kajian dilakukan dengan memperhatikan tidak terjadinya
pengulangan yang tidak perlu.
5. Informasi kajian baik medis, keperawatan, kebidanan, dan profesi
kesehatan lain wajib diidentifikasi dan dicatat dalam rekam medis
6. Proses kajian dilakukan sesuai dengan langkah-langkah SOAP
7. Kajian dan perencanaan asuhan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan
yang berkompeten.
8. Petugas kesehatan harus mengetahui tentang alur pelayanan yang ada
di Puskesmas Serupa Indah
9. Pasien dengan kondisi gawat darurat harus diprioritaskan dalam
pelayanan.
10. Petugas Unit Gawat Darurat wajib melakukan proses triase untuk
memprioritaskan pasien dengan kebutuhan emergensi.
11. Petugas Unit Gawat Darurat harus melakukan pemeriksaan dan
memastikan pasien dalam kondisi stabil saat proses rujukan.
12. Jika dilakukan pelayanan secara tim, tim kesehatan antar profesi harus
tersedia.
13. Dilakukan transfer pasien atau rujukan internal antar setiap bagian
apabila diperlukan pelayanan secara tim.
14. Pendelegasian wewenang baik dalam kajian maupun keputusan layanan
harus dilakukan melalui proses pendelegasian wewenang.
15. Pendelegasian wewenang diberikan kepada tenaga kesehatan profesional
yang memenuhi syarat.
16. Proses kajian, perencanaan, dan pelaksanaan layanan dilakukan dengan
peralatan kesehatan yang memadai.
17. Peralatan dan tempat pelayanan wajib menjamin keamanan pasien dan
petugas kesehatan.
18. Rencana layanan dan pelaksanaan layanan dipandu oleh prosedur klinis
yang dibukukan
19. Jika dibutuhkan rencana layanan terpadu, maka kajian awal, rencana
layanan dan pelaksanaan layanan disusun secara bersama-sama dalam
tim layanan terpadu.
20. Rencana layanan disusun untuk tiap pasien dan melibatkan pasien.
21. Penyusunan rencana layanan mempertimbangkan kebutuhan biologis,
psikologis, social, spiritual, serta memperhatikan tata nilai budaya
pasien.
22. Rencana layanan disusun dengan hasil dan waktu yang jelas dengan
memperhatikan efisiensi sumber daya.
23. Resiko yang mungkin terjadi dalam pelayanan harus diidentifikasi.
24. Efek samping dan resiko pelaksanaan layanan dan pengobatan harus
diinformasikan kepada pasien.
25. Rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis.
26. Rencana layanan harus memuat pendidikan / penyuluhan pasien.
C. PELAKSAAN LAYANAN
1. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan standar operasional
prosedur pelayanan klinis.
2. Pedoman dan standar operasional prosedur meliputi pelayanan medis,
keperawatan, kebidanan, asuhan gizi, pelayanan farmasi, dan pelayanan
profesi kesehatan lain.
3. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai dengan rencana layanan.
4. Pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus dicatat dalam
rekam medis.
5. Jika dilakukan perubahan rencana layanan harus dicatat dalam rekam
medis.
6. Untuk menghindari pengulangan yang tidak perlu, semua petugas wajib
menuliskan seluruh hasil kajian dan pelayanan yang telah dilakukan ke
dalam rekam medis.
7. Selama pemberian anastesi lokal, dilakukan monitoring status fisiologis
pasien baik sebelum, saat maupun sesudah pemberian anastesi lokal.
8. Tindakan medis yang beresiko wajib diinformasikan kepada pasien
sebelum mendapatkan persetujuan.
9. Pemberian informasi dan persetujuan pasien (informed consent) wajib
didokumentasikan.
10. Pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor, dievaluasi, ditindaklanjuti.
11. Kasus-kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan dilaksanaan sesuai
dengan prosedur pelayanan pasien gawat darurat.
12. Kasus-kasus beresiko tinggi harus ditangan sesuai dengan prosedur
pelayanan kasus-kasus beresiko tinggi
13. Pada saat tindakan pembedahan minor dilakukan monitoring kepada
pasien sebelum, saat dan sesudah tindakan.
14. Kasus-kasus yang memerlukan kewaspadaan universal terhadap
terjadinya infeksi harus ditangani dengan memperhatikan prosedur
pencegahan (kewaspadaan universal)
15. Pemberian obat / cairan intravena harus dilakukan sesuai dengan
prosedur pemberian obat / cairan intravena
16. Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan dievaluasi dengan
indikator yang jelas.
17. Hak dan kebutuhan pasien harus diperhatikan pada saat pelayanan.
18. Keluhan pasien / keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasikan,
ditindak lanjuti.
19. Pelaksanaan layanan dilakukan secara tepat dan terencana untuk
menghindari pengulangan yang tidak perlu.
20. Pelayanan dimulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang, perencanaan layanan, pelaksanaan layanan, pemberian
obat, tindakan, sampai dengan proses rujukan dan pemulangan pasien
harus berkesinambungan.
21. Pasien berhak menolak pengobatan.
22. Pasien berhak menolak jika dirujuk ke sarana kesehatan lain.
23. Penolakan untuk menolak pengobatan dipandu oleh prosedur yang ada.
24. Jika pasien menolak pengobatan wajib diberikan informasi tentang hak
pasien untuk menolak pengobatan, akibat dari keputusan yang dibuat,
dan tanggung jawab pasien / keluarga berkenaan dengan keputusan
tersebut.
25. Pelayanan anastesi dan bedah minor dipandu dengan prosedur tetap.
26. Pelayanan anastesi dan pembedahan harus dilakukan oleh petugas yang
kompeten.
27. Sebelum melakukan pelayanan anastesi dan pembedahan wajib
mendapatkan informed consent.
28. Status pasien wajib dimonitor setelah pemberian anastesi sampai
dengan selesainya tindakan dan pasien pulang.
29. Pendidikan / penyuluhan pasien dilakukan sesuai dengan rencana
layanan.

D. RENCANA RUJUKAN DAN PEMULANGAN


1. Pemulangan pasien rawat inap dipandu dengan standar operasional
prosedur.
2. Dokter yang menangani pasien bertanggungjawab untuk melaksanakan
proses pemulangan dan proses rujukan.
3. Umpan balik dari fasilitas rujukan wajib ditindaklanjuti oleh dokter yang
menangani pasien.
4. Jika pasien tidak mungkin dirujuk, puskesmas wajib memberikan
alternatif pelayanan.
5. Rujukan pasien harus disertai dengan resume klinis.
6. Resume klinis meliputi :
- Nama pasien
- Kondisi klinis
- Prosedur / tindakan yang telah dilakukan
- Kebutuhan akan tindak lanjut
7. Pasien diberi informasi tentang hak untuk memilih tempat rujukan.
8. Pasien dengan kebutuhan khusus perlu didampingi oleh keluarga.
9. Kriteria merujuk meliputi pasien yang tidak mampu ditangani oleh
Puskesmas karena ketidaksesuaian kompetensi petugas dan tidak
lengkapnya peralatan di Puskesmas .
10. Pada saat proses rujukan pasien, petugas harus terus melakukan
identifikasi kebutuhan dan monitoring terhadap pasien untuk keamanan
dan keselamatan pasien.
11. Pada saat pemulangan, pasien dan atau keluarga pasien harus diberi
informasi tentang tindak lanjut pelayanan.

Anda mungkin juga menyukai