PUSKESMAS KEBONDALEM
Jalan Bhayangkara Nomor 69 Bangorejo 68487
Telepon (0333) 710251
e-mail: pkmkebondalem@yahoo.co.id
wordpress: //pkmkebondalem.wordpress.com/
PEDOMAN
PELAKSANAAN PELAYANAN PROGRAM P2 MALARIA
DI PUSKESMAS KEBONDALEM KEC. BANGOREJO
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pemerintah memandang malaria masih sebagai ancaman terhadap status
kesehatan masyarakat terutama pada rakyat yang hidup di daerah terpencil.
Hal ini tercermin dengan dikeluarkannya Peraturan Presiden Nomor 5 tahun
2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun
2010 – 2014 dimana malaria termasuk prioritas yang perlu ditanggulangi.
Malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang dapat
menyebabkan kemtian terutama pada kelompok resiko yaitu bayi, anak
balita, ibu hamil, selain itu malaria secara langsung menyebabkan anemia
dan dapat menurunkan produktifitas kerja.
Penanggulangan malaria dilakukan secara komprehensif dengan upaya
promotif, preventif, dan kuratif. Hal ini bertujuan untuk menurunkan angka
kesakitan, kematian dan mencegah KLB. Kemenkes telah berkomitmen
menuju ELIMINASI MALARIA yang akan dilaksanakan secara bertahap
mulai tahun 2010 – 2030. Untuk mencapai hasil yang optimal dan
berkualitas upaya tersebut harus dilakukan terintegrasi dengan layanan
kesehatan dasar dan program lainnya.
Penitikberatan pada penatalaksanaan kasus malaria yang berkualitas
diharapkan akan memberikan kontribusi langsung upaya menuju bebas
malaria di Indonesia. Buku pedoman ini diharapkan dapat membantu tenaga
medis dan petugas kesehatan lainnya di Puskesmas Kebondalem yang
melakukan tatalaksana malaria, apalagi dalam 2 (dua) tahun ini di
Puskesmas Kebondalem selalu ada kasus malaria walaupun kasus impor.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Petugas mampu memahami penatalaksanaan malaria.
2. Tujuan Khusus
Petugas memahami penatalaksanaan malaria yang terdiri dari :
a. Suspek Malaria
b. Konfirmasi Laboratorium
C. SASARAN
Petugas Puskesmas Kebondalem
D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pengendalian program P2 Malaria di Pusksmas
Kebondalem difokuskan pada penduduk wilayah kerja Puskesmas
Kebondalem yang bekerja ke luar jawa dan Afrika.
E. BATASAN OPERASIONAL
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit (Plasmodium
sp) yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah (eritrosit)
manusia ditularkan oleh nyamuk malaria (Anopheles sp) betina, dapat
menyerang semua orang baik laki-laki ataupun perempuan pada semua
golongan umur dari bayi, anak-anak dan orang dewasa. Parasit ini ditularkan
dari satu orang ke orang lainnya melalui gigitan nyamuk Anopheles betina.
Pengobatan malaria merupakan salah satu determinan yang sangat penting
didalam menurunkan morbiditas, mortalitas dan endemisitas malaria.
Penemuan dini dan pengobatan yang tepat dapat menurunkan sumber
penularan yang ada pada manusia di masyarakat. Sejak tahun 2004 obat
pilihan utama untuk malaria adalah obat kombinasi derivat artemisinin yang
dikenal dengan Artemisinin Based Combination Therapy (ACT).
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
C. JADWAL KEGIATAN
B. STANDAR FASILITAS
1. Buku panduan P2 Malaria :1
2. Analis :1
3. Mikroskop :1
4. Reagen : ada
A. Denah Ruang
Koordinasi pelaksanaan kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dilakukan oleh
Penanggung jawab UKM Promosi Kesehatan yang menempati ruang
administrasi dari gedung Puskesmas Kebondalem. Pelaksanaan rapat
koordinasi dilakukan di aula Puskesmas Kebondalem.
B. Standar Fasilitas
1. Panduan Pengendalian Penyakit Malaria : 1 buah
2. Sarana Penyuluhan Malaria : 1 buah
C. LANGKAH KEGIATAN
Semua obat anti malaria tidak boleh diberikan dalam keadaan perut kosong
karena bersifat iritasi lambung. Oleh sebab itu pasien harus makan terlebih
dahulu setiap akan minum obat anti malaria. Dosis pemberian obat
sebaiknya berdasarkan berat badan.
Tujuan terapi kombinasi ini adalah untuk pengobatan yang lebih baik dan
mencegah terjadinya resistensi Plasmodium terhadap obat anti malaria.
Pengobatan kombinasi malaria harus:
a. aman dan toleran untuk semua umur;
b. efektif dan cepat kerjanya;
c. resisten dan/atau resistensi silang belum terjadi; dan
d. harga murah dan terjangkau.
Saat ini yang digunakan program nasional adalah derivat artemisinin dengan
golongan aminokuinolin, yaitu kombinasi tetap (Fixed Dose Combination =
Dosis obat :
- Dihydroartemisinin = 2 – 4 mg/kgBB
- Piperakuin = 16 – 32 mg/kgBB
- Primakuin = 0,75mg/kgBB (P. falciparum untuk hari I)
- Primakuin = 0,25 mg/kgBB (P. vivax selama 14 hari)
Keterangan :
diberikan berdasarkan kelompok umur.
Apabila ada ketidaksesuaian antara umur dan berat badan (padatabel
pengobatan), Sebaiknya dosis pemberian DHA + PPQ berdasarkan
berat badan.
1. Apabila penimbangan berat badan tidak dapat dilakukan maka
pemberian obat dapat maka dosis yang dipakai adalah berdasarkan
berat badan.
2. Dapat diberikan pada ibu hamil trimester 2 dan 3
3. Apabila pasien Malaria falsiparum dengan BB >80 kg datang kembali
dalam waktu 2 bulan setelah pemberian obat dan pemeriksaan
Sediaan Darah masih positif P. falciparum, maka diberikan DHP
dengan dosis ditingkatkan menjadi 5 tablet/hari selama 3 hari.
Catatan:
Dosis Kina diberikan sesuai BB (3x10mg/kgBB/hari)
Dosis Doksisiklin = 3.5 mg/kgBB/hari diberikan 2 x sehari (> 15 tahun)
Dosis Doksisiklin = 2.2 mg/kgBB/hari diberikan 2 x sehari (8-14 tahun)
Kina + Primakuin
c. Pengobatan Lengkap
1) Obat diminum habis (informasi melalui Pengawas Minum Obat)
2) Tanpa ada hasil laboratorium
3) Ada bukti bahwa pasien meminum obat sampai selesai (minum di
depan PMO/ ada bukti blister kemasan obat)
BAB V
LOGISTIK
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
BAB VIII