Anda di halaman 1dari 17

PEDOMAN INTERNAL

PELAKSANAAN PELAYANAN PROGRAM P2 DEMAM


BERDARAH

PUSKESMAS KEBONDALEM
Jalan Bhayangkara Nomor 69 Bangorejo 68487
Telepon (0333) 710251
e-mail: pkmkebondalem@yahoo.co.id
PEDOMAN
PELAKSANAAN PELAYANAN PROGRAM P2 DEMAM BERDARAH
DI PUSKESMAS KEBONDALEM KEC. BANGOREJO

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana
pelayanan kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia. Puskesmas
adalah unit pelaksana teknis dinas kabupaten/kota yang bertanggungjawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatau wilayah kerja (Depkes,
2011).

Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang


menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,
merata dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta aktif
masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan
masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa
mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan (Depkes, 2009).

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang


ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di
masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Salah
satu program upaya kesehatan pembangunan di puskesmas adalah Imunisasi
yang terdiri atas pelayanan Imunisasi di puskesmas dan Bulan Imunisasi Anak
Sekolah.

Demam berdarah atau DBD adalah penyakit yang membuat penderitanya


mengalami rasa nyeri yang luar biasa seolah- olah terasa sakit hingga tulang.
DBD disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk.diperkirakan
ada seratus juta kasus demam berdarah yang terjadi pada tiap tahunnya

Pedoman Internal Pelaksanaan Pelayanan Program P2 Demam Berdarah 2/17


diseluruh dunia.sebagai diantaranya mewabah secara tiba-tiba dan menjangkiti
ribuan orang dalam waktu singkat.

Penyebab DBD adalah virus dengue dan menyebar ke manusia melalui


gigitan nyamuk aedes aegypti. Artinya DBD tidak bisa menular langsung dari
seseorang ke orang lain tanpa perantara nyamuk tersebut. Nyamuk aedes
aegypti biasanya berkembng biak didaerah berpenduduk tinggi(seperti dikota-
kota besar) yang memeiliki iklim lembaba dan hangat.

B. Tujuan

Menurunkan angka kesakitan dan kematian karena Demam Berdarah.

C. Sasaran
Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Kebondalem.

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pengendalian Demam Berdarah lebih fokus pada


pencegahan dan penanggulangan Demam Berdarah.

E. Batasan Operasional
Demam berdarah (DB) atau demam berdarah dengue (DBD) adalah
penyakit febril akut yang ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran
geografis yang mirip dengan malaria. Penyakit ini disebabkan oleh salah satu
dari empat serotipe virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Setiap serotipe
cukup berbeda sehingga tidak ada proteksi-silang dan wabah yang disebabkan
beberapa serotipe (hiperendemisitas) dapat terjadi. Demam berdarah disebarkan
kepada manusia oleh nyamuk Aedes aegypti.
Wabah pertama terjadi pada tahun 1780-an secara bersamaan di Asia,
Afrika, dan Amerika Utara. Penyakit ini kemudian dikenali dan dinamai pada
1779. Wabah besar global dimulai di Asia Tenggara pada 1950-an dan hingga

Pedoman Internal Pelaksanaan Pelayanan Program P2 Demam Berdarah 3/17


1975 demam berdarah ini telah menjadi penyebab kematian utama di antaranya
yang terjadi pada anak-anak di daerah tersebut.
Penyakit ini banyak ditemukan didaerah tropis seperti Asia Tenggara,
India, Brazil, Amerika termasuk di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-
tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut. Dokter dan
tenaga kesehatan lainnya seperti Bidan dan Pak Mantri ;-) seringkali salah dalam
penegakkan diagnosa, karena kecenderungan gejala awal yang menyerupai
penyakit lain seperti Flu dan Tipes (Typhoid).

Tanda dan gejala


 Penyakit ini ditunjukkan melalui munculnya demam secara tiba-tiba, disertai
sakit kepala berat, sakit pada sendi dan otot (myalgia dan arthralgia) dan
ruam; ruam demam berdarah mempunyai ciri-ciri merah terang, petekial dan
biasanya mucul dulu pada bagian bawah badan - pada beberapa pasien, ia
menyebar hingga menyelimuti hampir seluruh tubuh. Selain itu, radang perut
bisa juga muncul dengan kombinasi sakit di perut, rasa mual, muntah-
muntah atau diare, pilek ringan disertai batuk-batuk.
 Kondisi waspada ini perlu disikapi dengan pengetahuan yang luas oleh
penderita maupun keluarga yang harus segera konsultasi ke Dokter apabila
pasien/penderita mengalami demam tinggi 3 hari berturut-turut. Banyak
penderita atau keluarga penderita mengalami kondisi fatal karena
menganggap ringan gejala-gejala tersebut.
 Demam berdarah umumnya lamanya sekitar enam atau tujuh hari dengan
puncak demam yang lebih kecil terjadi pada akhir masa demam.
 Secara klinis, jumlah platelet akan jatuh hingga pasien dianggap afebril.
 Sesudah masa tunas / inkubasi selama 3 - 15 hari orang yang tertular dapat
mengalami / menderita penyakit ini dalam salah satu dari 4 bentuk berikut ini:
 Bentuk abortif, penderita tidak merasakan suatu gejala apapun.
 Dengue klasik, penderita mengalami demam tinggi selama 4 - 7 hari, nyeri-
nyeri pada tulang, diikuti dengan munculnya bintik-bintik atau bercak-bercak
perdarahan di bawah kulit.

Pedoman Internal Pelaksanaan Pelayanan Program P2 Demam Berdarah 4/17


Dengue Haemorrhagic Fever (Demam berdarah dengue/DBD) gejalanya
sama dengan dengue klasik ditambah dengan perdarahan dari hidung
(epistaksis/mimisan), mulut, dubur dsb.
Dengue Syok Sindrom, gejalanya sama dengan DBD ditambah dengan
syok / presyok. Bentuk ini sering berujung pada kematian.
Karena seringnya terjadi perdarahan dan syok maka pada penyakit ini
angka kematiannya cukup tinggi, oleh karena itu setiap Penderita yang diduga
menderita Penyakit Demam Berdarah dalam tingkat yang manapun harus segera
dibawa ke dokter atau Rumah Sakit, mengingat sewaktu-waktu dapat mengalami
syok / kematian.Penyebab demam berdarah menunjukkan demam yang lebih
tinggi, pendarahan, trombositopenia dan hemokonsentrasi. Sejumlah kasus kecil
bisa menyebabkan sindrom shock dengue yang mempunyai tingkat kematian
tinggi.

Diagnosis
Diagnosis demam berdarah biasa dilakukan secara klinis. Biasanya yang
terjadi adalah demam tanpa adanya sumber infeksi, ruam petekial dengan
trombositopenia dan leukopenia relatif. Serologi dan reaksi berantai polimerase
tersedia untuk memastikan diagnosa demam berdarah jika terindikasi secara
klinis. Mendiagnosis demam berdarah secara dini dapat mengurangi risiko
kematian daripada menunggu akut.

Pengobatan
Fokus pengobatan pada penderita penyakit DBD adalah mengatasi
perdarahan, mencegah atau mengatasi keadaan syok/presyok, yaitu dengan
mengusahakan agar penderita banyak minum sekitar 1,5 sampai 2 liter air dalam
24 jam (air teh dan gula sirup atau susu). Penambahan cairan tubuh melalui infus
(intravena) mungkin diperlukan untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi
yang berlebihan. Transfusi platelet dilakukan jika jumlah platelet menurun drastis.
Selanjutnya adalah pemberian obat-obatan terhadap keluhan yang timbul,
misalnya:

Pedoman Internal Pelaksanaan Pelayanan Program P2 Demam Berdarah 5/17


 Paracetamol membantu menurunkan demam
 Garam elektrolit (oralit) jika disertai diare
 Antibiotik berguna untuk mencegah infeksi sekunder

Lakukan kompress dingin, tidak perlu dengan es karena bisa berdampak


syok. Bahkan beberapa tim medis menyarankan kompres dapat dilakukan
dengan alkohol. Pengobatan alternatif yang umum dikenal adalah dengan
meminum jus jambu biji bangkok, namun khasiatnya belum pernah dibuktikan
secara medik, akan tetapi jambu biji kenyataannya dapat mengembalikan cairan
intravena. Meskipun demikian kombinasi antara manajemen yang dilakukan
secara medik dan alternatif harus tetap dipertimbangkan.

Pedoman Internal Pelaksanaan Pelayanan Program P2 Demam Berdarah 6/17


Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD)
 Setiap hari kita baca di koran mengenai wabah demam berdarah.
Pemerintah juga sudah sejak lama mempromosikan gerakan 3M (menguras,
membersihkan dan mengubur) tapi tetap saja kesadaran masyarakat rendah
sekali. Kalau sudah tetangga atau orang serumah sudah kena demam
berdarah baru panik. Padalah semua bisa dicegah dengan langkah-langkah
yang mudah asal teratur dilakukan oleh semua orang.
 Kita harus bisa mendisiplinkan diri untuk membasmi sarang-sarang nyamuk
dan tempat bertelurnya. Menurut Al-Gore di film dokumenternya "The
Inconvenient Truth", disebutkan juga bahwa pemanasan global telah
menyebabkan nyamuk berekspansi ke tempat-tempat yang lebih tinggi
dimana sebelumnya tidak cukup hangat untuk mereka hidup.Yang jelas kita
harus bisa terus mengurangi populasi nyamuk dengan cara apapun dan
membasmi tempat bertelur mereka.
 Lalu kita juga harus menjaga agar orang yang sudah terjangkit kita terkena
nyamuk yang dapat menularkan kembali kepada orang lain. Sisihkan waktu
anda untuk membantu memerangi wabah demam berdarah. Dengan ikut
membersihkan tempat tinggal anda untuk memerangi nyamuk, kita juga ikut
membantu membersihkan lingkungan sekitar kita. Lingkungan yang bersih
adalah lingkungan yang tidak disukai nyamuk
 Lakukan hal-hal berikut ini: Setiap hari
 Telungkupkan semua ember
 Bersihkan dan keringkan semua genangan yang terlihat
 Gemburkan tanah di kebun dan juga tanah di Pot tanaman anda karena
tanah yang keras bisa membuat genangan air
 Bersihkan sampah yang menumpuk karena bila tumpukan itu terkena hujan
akan menjadi sarang nyamuk untuk bertelur
 Semprot seisi rumah pada sore hari bila perlu (menyemprot secara
berlebihan tidak baik untuk kesehatan)
 Pasang mosquito trap untuk mengurangi populasi
 Siapkan raket nyamuk

Pedoman Internal Pelaksanaan Pelayanan Program P2 Demam Berdarah 7/17


 Tutup pintu yang keluar agar nyamuk tidak masuk, bila perlu pasang pintu
dengan kawat nyamuk
 Pasangkan juta kawat nyamuk untuk semua jendela anda sehingga rumah
bisa tetap adem tanpa nyamuk

Setiap 2 hari sekali


Bila Pot anda ada piring wadah air dibawahnya, buang airnya, bersihkan dan
gosok untuk menghilangkan telur nyamuk
Ganti air di vas bunga atau pot
Bersikan tempat penadah air di dispenser
Bersikan dan cek apabila di luar rumah anda ada genangan air di teras, kebun
atau jalanan

Setiap minggu
Bersihkan dan gek got serta saluran air agar tidak ada yang menghalangi air
dan bersihkan dari kotoran dan daun-daun yang menumpuk
Bersihkan talang air agar tidak terhalang daun dan sampah lainnya
Bersihkan tempat sampah luar rumah dari genangan air

Setiap 2 minggu atau setiap bulan


Lakukan pencegahan berkeliling bersama warga untuk mencari dan membasmi
sarang nyamuk
Tutup semua saluran air
Tutup semua kloset
Cek semua check-list harian dan mingguan yang perlu dilakukan

Pedoman Internal Pelaksanaan Pelayanan Program P2 Demam Berdarah 8/17


BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

Tenaga medis dan paramedis dalam kegiatan program P2 Demam


Berdarah mulai di Kepala Puskesmas, Penanggung jawab UKP, Penanggung
jawab UKM, dan seluruh karyawan. Penanggung jawab UKP P2 Demam
Berdarah merupakan koordinator dalam penyelenggaraan kegiatan pelaksanaan
Program P2 Demam Berdarah di Puskesmas Kebondalem.
Dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakit (program P2
Demam Berdarah) perlu melibatkan sektor terkait yaitu: Camat, PKK, Tokoh
agama, tokoh masyarakat, pendidikan, dan sektor terkait lainnya dengan
kesepakatan peran masing-masing di bidang kesehatan.

B. Distribusi Ketenagaan
Pengaturan dan penjadwalan Penanggungjawab UKP bidang
pengendalian penyakit (Program P2 Demam Berdarah) sesuai dengan
kesepakatan.

C. Jadwal Kegiatan
Jadwal pelaksanaan kegiatan program P2 Demam Berdarah disepakati
dan disusun bersama dengan sektor terkait dalam pertemuan lokakarya mini
lintas program yang dilaksanakan tiap bulan dan lintas sektor tiap tiga bulan
sekali.

Pedoman Internal Pelaksanaan Pelayanan Program P2 Demam Berdarah 9/17


BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang
Koordinasi pelaksanaan kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dilakukan oleh
Penanggung jawab UKM. Promosi Kesehatan yang menempati ruang
administrasi dari gedung Puskesmas Kebondalem. Pelaksanaan rapat
koordinasi dilakukan di aula Puskesmas Kebondalem.

B. STANDAR FASILITAS
1. Pedoman tatalaksana Demam Berdarah : 1 buah
2. Bahan Penyuluhan (leaflet/Banner) : ada
3. Jumantik Kit : Ada
4. Alat fogging : 1 buah
5. Bubuk Abate : Ada
6. Malathion ( obat penggantinya ) : Ada

Pedoman Internal Pelaksanaan Pelayanan Program P2 Demam Berdarah 10/17


BAB III
TATALAKSANA PELAYANAN

A. LINGKUP KEGIATAN PROGRAM P2 DEMAM BERDARAH:

Kegiatan Program P2 Demam Berdarah mencakup:

1. Pengendalian penyakit DBD merupakan tanggungjawab Pemerintah


Kabupaten dan Pihak Swasta bersama masyarakat yang dapat dilakukan
melalui upaya:
a. Kegiatan Pencegahan DBD;
b. Kegiatan Penanggulangan DBD;
c. Penanganan Tersangka atau penderita DBD di fasilitas pelayanan
kesehatan sesuai standar yang berlaku
d. Penanggulangan KLB DBD.
2. Pemantauan dan evaluasi

B. METODE PROGRAM P2 DEMAM BERDARAH


Dalam upaya mencapai tujuan program P2 DEMAM BERDARAH
diperlukan peran serta dari semua tenaga kesehatan yang ada di puskesmas
Kebondalem, dimana peran serta tersebut bertanggungjawab dalam semua
kegiatan P2 Demam Berdarah di wilayah Puskesmas. Dalam kegiatan tata
laksana Demam Berdarah dilakukan dalam suatu pertemuan di Puskesmas yang
dihadiri oleh seluruh petugas yang terlibat dalam proses pelayanan
pencegahan, penanggulangan dan penanganan tersangka atau penderita DBD.

C. LANGKAH KEGIATAN ( Berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Kesehatan


Banyuwangi Nomor 188/9719/KEP/429.114/2016 ).
PENCEGAHAN DBD:
Kegiatan pencegahan DBD antara lain:
1. Promosi Kesehatan.
Promosi Kesehatan merupakan salah satu upaya pencegahan DBD
yang dilakukan dengan cara memberikan penyuluhan, sosialisasi atau

Pedoman Internal Pelaksanaan Pelayanan Program P2 Demam Berdarah 11/17


cara lainnya kepada seluruh lapsan masyarakat yang dilaksanakan
secara berkesinambungan dan menjadi tangungjawab Dinas
Kesehatan didukung oleh SKPD terkait, Camat dan Kepala Desa /
Lurah
2. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus dengan metode
CEPLES NYAMUK (Cukup Enampuluh Menit Lenyapkan Sarang
Nyamuk)

Setiap orang dapat turut berpartisipasi secara aktif dalam


pelaksanaan upaya pengendalian penyakit DBD sebagai bentuk
perwujudan peran serta masyarakat dalam gerakan PSN 3 M Plus
dengan metode Ceples Nyamuk yang bertujuan untuk memutus siklus
hidup nyamuk penular DBD yang dilaksanakan secara luas, serentak
dan berkesinambungan dengan cara membasmi jentik nyamuk di
seluruh tempat penampungan atau genangan air yang memungkinkan
menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk selama kurang lebih 60
(enam puluh) menit, sekurang-kurangnya 1 (satu) minggu sekali yang
dapat dilakukan oleh perorangan, pengelola, penanggungjawab atau
pemimpin wilayah pada setiap jenjang administratif.
Melakukan penggerakan masyarakat melalui Program Satu
Rumah Satu Jumantik,. Gerakan Satu rumah Satu jumantik adalah
gerakan pemberdayaan masyarakat dengan menjadikan salah satu
anggota keluarga untuk bertugas memantau jentik di lingkungan luar /
dalam rumah.
Keberhasilan kegiatan PSN 3M Plus dengan Metode Ceples
Nyamuk antara lain dapat diukur dengan angka bebas jentik (ABJ),
apabila ABJ lebih dari atau sama dengan 95% diharapkan penularan
DBD dapat dicegah dan dikurangi.
Angka Bebas Jentik diperoleh dari hasil Pemeriksaan Jentik
Berkala (PJB) yang dilakukan oleh petugas kesehatan / petugas
puskesmas yang dilakukan setiap 3 (tiga) bulan sekali dengan target

Pedoman Internal Pelaksanaan Pelayanan Program P2 Demam Berdarah 12/17


pemeriksaan sekurang-kurangnya 100 (seratus) rumah di setiap
desa / kelurahan yang dipilih secara sampling.

PENANGGULANGAN DBD
Kegiatan penanggulangan DBD antara lain:
1. Penyelidikan Epidemiologi
Merupakan kegiatan pelacakan tersangka ataupenderita DBD lainnya dan
pemeriksaan jentik nyamuk penular DBD di tempat tinggal penderita dan
rumah / bangunan sekitar, termasuk tempat-tempat umum dalam radius
sekurang-kurangnya 100 (seratus) meter yang dilaksanakan oleh petugas
kesehatan / petugas puskesmas setelah menemukan kasus atau
memperoleh informasi dari masyarakat dan rumah sakit / puskesmas
mengenai adanya tersangka atau penderita DBD.
Dari hasil Penyelidikan Epidemiologi (PE) positif (ditemukan 1 atau lebih
penderita DBD lainnya dan atau ditemukan minimal 3 orang tersangka
DBD dan ditemukan jentik lebih dari 5 persen dari rumah yang diperiksa
jentiknya) maka dilakukan penanggulangan focus (fogging, Penyuluhan,
Pemberantasan Srang Nyamuk dan Larvasidasi selektif) sedangkan bila
negative dilakukan Penyuluhan. Pemberantasan Sarang Nyamuk dan
Larvasidasi selektif.
2 Penanggulangan focus
Penangulangan focus adalah kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk
penular DBD yang dilaksanakan dengan melakukan Pemberantasan
Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD), Larvasidasi,
Penyuluhan dan Pengasapan (thermal fogging) menggunakan insektisida
sesuai dengan kriteria.
Langkah-langkah pelaksanaan Penanggulangan Fokus:
a. Penggerakan Masyarakat dalam PSN (Pemberantasan Sarang
Nyamuk) DBD dan Larvasidasi.
Kepala Desa / Lurah, Kepala Dusun, Ketua RT/RW, tokoh masyarakat
dan kader memberikan pengarahan langsung kepada warga pada

Pedoman Internal Pelaksanaan Pelayanan Program P2 Demam Berdarah 13/17


waktu pelaksanaan. Penyuluhan dan penggerakan masyarakat PSN
DBD dan Larvasidasi dilaksanakan sebelum dilakukan Pengasapan
dengan insektisida.
b. Penyuluhan
Penyuluhan dilaksanakan oleh petugas kesehatan/ kader
berkoordinasi dengan petugas puskesmas
c. Pengasapan dengan insektisida
Pengasapan (thermal fogging) adalah upaya yang dilakukan untuk
membunuh nyamuk dewasa penular DBD dengan menggunakan
insektisida sesuai dengan kriteria.
1. Dilaksanakan oleh Puskesmas/ Dinas Kesehatan atau pihak
swasta yang telah mendapatkan rekomendasi dari Dinas
Kesehatan.
2. Pengasapan dilakukan dalam radius 200 (dua ratus) meter dari
tempat penderita Demam Berdarah Dengue (DBD).
3. Bahan dan alat fogging
 Insektisida disediakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Banyuwangi
 Alat fogging disediakan oleh Puskesmas setempat
 Bahan bakar (solar dan premium) dan petugas penyemprot
disediakan oleh desa atau swadaya masyarakat.
Penyediaan bahan bakar (solar dan Premium) oleh desa/
masyarakat merupakan bentuk perwujudan peran serta
masyarakat dalam upaya pengendalian penyakit DBD.
Petugas penyemprot adalah masyarakat yang telah dilatih dan
didampingi oleh petugas Puskesmas. Dalam melaksanakan
tugas proses penyemprotan, petugas penyemprot wajib
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai dengan
petunjuk teknis Thermal Fogging yang diterbitkan oleh
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Pedoman Internal Pelaksanaan Pelayanan Program P2 Demam Berdarah 14/17


3 PENANGANAN TERSANGKA ATAU PENDERITA DBD
Penanganan tersangka atau penderita DBD merupakan upaya
pelayanan dan perawatan penderita DBD baik di Puskesmas, Rumah
Sakit maupun institusi pelayanan kesehatan lainnya. Setiap
Puskesmas, Rumah Sakit dan Institusi pelayanan kesehatan lainnya
wajib memberikan pelayanan sesuai dengan kewenangan dan
prosedur yang ditetapkan serta wajib menjaga lingkungannya masing-
masing agar terbebas dari jentik nyamuk.

4. Penanganan KLB DBD dilaksanakan pada saat terjadi wabah atau


KLB yang dinyatakan secara resmi oleh Bupati. Ketentuan mengenai
tatacara penanggulangan KLB DBD dilaksanakan dengan
berpedoman pada buku petunjuk Pelaksanaan Penanggulangan KLB
dan wabah DBD yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan.

Pedoman Internal Pelaksanaan Pelayanan Program P2 Demam Berdarah 15/17


VII
BAB IV
LOGISTIK

Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan P2 DEMAM


BERDARAH:
a. Alat fogging disediakan oleh Puskesmas
b. Obat insektisida, Abate disediakan oleh Puskesmas dengan cara mengebon
obat ke Dinas Kesehatan Kabupaten sesuai dengan kebutuhan
c. Biaya bahan bakar (solar dan bensin), tenaga penyemprot di tanggung oleh
masyarakat

BAB V
KESELAMATAN SASARAN

Dalam pelaksanaan kegiatan P2 DEMAM BERDARAH diperhatikan


keselamatan sasaran dengan memonitor dan mengevaluasi kejadian kunjungan
ulang untuk penderita DEMAM BERDARAH. Serta melakukan pemeriksaan
lingkungan di sekitar penderita atau tersangka Demam Berdarah. Dan
direncanakan tindak lanjut yang akan dilakukan sesuai dari hasil pemeriksaan
lingkungan sekitar penderita atau tersangka Demam Berdarah.

BAB VI
KESELAMATAN KERJA

Dalam pelaksanaan kegiatan program P2 DEMAM BERDARAH perlu


diperhatikan keselamatan kerja karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait
dengan melakukan identifikasi risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat
terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko harus
dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.

BAB VII
PENGENDALIAN MUTU

Kinerja pelaksanaan program P2 DEMAM BERDARAH dimonitor dan


dievaluasi dengan menggunakan indikator sebagai berikut:
 Petugas memahami tata laksana penderita DEMAM BERDARAH;
 Petugas memahami bagan pengobatan;
 Petugas memahami bagan rujukan;
 Petugas melakukan pencatatan dan pelaporan hasil pelayanan.

Pedoman Internal Pelaksanaan Pelayanan Program P2 Demam Berdarah 16/17


BAB VIII
PENUTUP

Pedoman ini digunakan sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dan


lintas sektor terkait dalam pelaksanaan pelayanan program P2 DEMAM
BERDARAH dengan tetap memperhatikan proses tatalaksana penderita DEMAM
BERDARAH.

Keberhasilan kegiatan program P2 DEMAM BERDARAH ini tergantung


pada komitmen yang kuat dari semua pihak terkait dalam upaya meningkatkan
kemandirian masyarakat dan peran serta aktif masyarakat dalam bidang
kesehatan.

Pedoman Internal Pelaksanaan Pelayanan Program P2 Demam Berdarah 17/17

Anda mungkin juga menyukai