Oleh :
Juni Indah Lastri, AMK
Demam berdarah dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dari
keluarga flaviviridae yang ditularkan melalui gigitan nyamuk (arthropod borne
viruses=arbovirus) yaitu Aedes aegypti dan Aedes albofictus dengan manifestasi klinis
demam, nyeri otot/sendi disertai lekopenia, ruam, limfodenopati trombositopenia
(Halstead, 2008). Data dari World Health Organization(WHO) tahun 2015 menyatakan
3,9 milyar penduduk dunia dinegara tropis dan subtropis terdapat 128 negara
berisiko terinfeksi virus dengue dengan 96 juta kasus (WHO, 2016). DBD merupakan
masalah besar di Asia Tenggara, karena selama periode 40 tahun terjadi kematian 67.295
dari total kematian di seluruh dunia sebanyak 68.977. Hal ini menunjukkan bahwa
terjadi kematian rata-rata 1682/tahun karena DBD(Halstead, 2008).
Pada tahun 2014 tercatat penderita DBD paling banyak dialami oleh
kelompok 1-14 tahun sebanyak 1.065 penderita, untuk anak usia 6-12 tahun sebanyak
336 anak, Penderita DBD pada kelompok usia6-12 tahun di kecamatan tembalang
pada tahun2016 tertinggi yaitu173 anak dan pada tahun 2017 dari semua kelompok
usia 6-12 tahun adalah tertinggi menderita DBD yaitu sebanyak 58 anak(Dinkes, 2016).
Sampai saat ini pengobatan untuk penyakit demam berdarah dengue belum
ada obat yang spesifik. Pemeliharaan volume cairan tubuh pasien sangat penting
dan diberikan sesuai fase penyakit, dan sesuai dengan panduan nilai hematokrit.
Jika sudah sampai ke demam berdarah parah maka perawatan medis harus
ditangani oleh dokter dan perawat yang berpengalaman dengan penyakit ini,
dengan adanya perawatan dari tenaga kesehatan yang berkompeten maka dapat
menyelamatkan nyawa hingga menurunkan angka kematian dari 20% menjadi kurang
dari 1%.7 Sekitar 30% -50% penderita demam berdarah dengue mengalami syok dan
Jurnal Buletin Kesehatan Volume 1 No 6, Hal 1–4, Oktober 2021
berakhir dengan kematian bila penanganannya tidak adekuat. 7,8 Komplikasi dapat
terjadi pada penderita DBD yaitu Dengue Syok Sindrom (DSS) dimana
keseimbangan elektrolit seperti hiponatremia, hipokalsemia dan overhidrasi
dapat menyebabkan gagal jantung kongestif dan/ atau edema paru yang dapat
berujung kematian.9,10 Angka kematian demam berdarah dengue pada anak ini
mencapai hingga 5% yang meninggal karena infeksi serta tergantung pada
ketersediaan perawatan yang menunjang dan tepat.
Tingginya kasus DBD sangat dipengaruhi oleh perilaku masyarakat yang tidak sehat
dengan memberi ruang leluasa nyamuk Aedes aegypti untuk hidup dan berkembang biak.
Sebagian besar masyarakat telah mengetahui program pemberantasan nyamuk demam
berdarah melalui kegiatan 3-M plus (menguras, mengubur, menutup dan tidak menaruh
baju bergantungan di sembarang tempat), namun sebagian besar tidak banyak yang
melaksanakanya. Akibat yang ditimbulkan jika tidak melaksanakan 3-M plus adalah nyamuk-
nyamuk akan dengan mudah berkembang biak dan risiko terkena penyakit DBD semakin
tinggi (Supratman, 2007).
Jika terdapat anggota keluarga atau orang terdekat yang mengalami gejala DBD,
berikut beberapa hal yang bisa dilakukan sebagai pertolongan pertama.
3. Kompres hangat
5. Jika dalam 2-3 hari gejala semakin memburuk seperti tampak lemas, muntah-
muntah, mimisan, pendarahan gusi, dan sebagainya segeralah dibawa ke rumah
sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk ditangani lebih lanjut.
Selain itu, pencegahan DBD yang paling efektif dan efisien hingga saat ini yaitu
dengan cara Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) menggunakan metode 3M Plus
(Menguras, Menutup, Mendaur Ulang Barang Bekas).
1. Menguras
Bersihkan tempat yang sering dijadikan penampungan air seperti: ember air, bak
mandi, penampungan air minum, penampung air lemari es, tong air, dan lain-lain.
2. Menutup
Daur ulang atau memanfaatkan kembali barang bekas. Hal tersebut karena barang
bekas dapat berpotensi menjadi sarang perkembangbiakan nyamuk penular DBD.
Sementara itu, Plus pada metode 3M Plus tersebut dimaksudkan untuk melakukan
segala bentuk kegiatan pencegahan yang lain seperti:
1. Menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan.
DAFTAR PUSTAKA
Sandra, T., Sofro, M., Suhartono, S., Martini, M., & Hadisaputro, S. (2019). FAKTOR YANG
BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK USIA
6-12 TAHUN. Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal, 9(1), 27-34.
https://doi.org/https://doi.org/10.32583/pskm.9.1.2019.28-35