Anda di halaman 1dari 2

Jangan Sepelekan Bahaya Demam Berdarah

Pada musim pancaroba di awal tahun seringkali terjadi banyak kasus demam berdarah. Demam
Berdarah atau Demam Berdarah Dengue disebabkan oleh infeksi virus yang ditularkan oleh gigitan
nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Hampir 390 juta orang terinfeksi setiap tahunnya. Virus
dengue ini banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis, seperti hal nya di Indonesia merupakan
negara beriklim tropis yang jumlah penderitanya setiap tahunnya meningkat dan semakin luas
penyebarannya. Dari data WHO tahun 2004 sampai 2010, Indonesia merupakan negara ke-2 dengan
kasus demam berdarah dengue terbesar diantara 30 negara wilayah endemis lainnya.

Dari sumber data Ditjen P2P Kemenkes RI pada tahun 2017 kasus demam berdarah dengue yang
dilaporkan sebanyak 68.407 kasus dan terbanyak ditemukan di provinsi Jawa Barat 10.016 kasus.
Sedangkan angka kematian kasus demam berdarah dengue di Indonesia mencapai 493 kasus dan paling
tinggi terjadi di provinsi Jawa Timur sebanyak 105 kasus. Sedangkan data terbaru awal tahun 2020,
kemenkes mengatakan sudah terjadi 1.358 kasus demam berdarah dengue yang tersebar di 11 provinsi.

Virus dengue sendiri terdiri dari 4 serotipe, yaitu DEN 1, DEN 2, DEN 3, dan DEN 4. Ketika seseorang
terinfeksi salah satu tipe virus dengue dan sembuh, maka tubuhnya akan membentuk kekebalan seumur
hidup terhadap tipe virus tersebut. Tetapi, kekebalan terhadap salah satu virus tidak bisa menghindari
terjadinya infeksi oleh tipe virus dengue yang lain. Bahkan, seseorang yang pernah terinfeksi virus
dengue akan lebih berisiko terinfeksi untuk kedua kalinya.

Gejala yang khas dari Demam Berdarah Dengue adalah demam tinggi yang muncul secara
mendadak terus menerus 2-7 hari, disertai dengan rasa sakit kepala yang berat dan nyeri di
belakang bola mata. Mual, nyeri ulu hati, hingga muntah merupakan gejala lain yang juga kerap
ditemukan pada penyakit ini. Oleh karena demamnya yang tinggi, pasien DBD akan merasa
lemah dan nyeri di seluruh tubuh, rasa linu-linu pada tulang, punggung hingga hilangnya nafsu
makan.

Perjalanan penyakit Demam Berdarah Dengue dibagi menjadi 3 fase. Hari 1 sampai dengan hari
ke 4 adalah fase demam, dimana pada fase demam keluhan demam dan keluhan penyerta
lainnya akan dirasakan berat dan sangat mengganggu. Selanjutnya fase kritis pada sekitar hari
ke 4-5. Pada fase ini keluhan relatif berkurang dan membaik. Hanya saja, pada fase ini
trombosit pasien justru dapat turun dengan cepat dan risiko gangguan pada pembuluh darah di
seluruh tubuh akan meningkat. Sehingga pada fase kritis ini, kejadian syok (penurunan tekanan
darah) dan risiko perdarahan akan meningkat apabila tidak dipantau dan ditangani dengan
ketat. Apabila fase ini dapat dilewati dengan baik, selanjutnya akan memasuki fase
penyembuhan yang ditandai dengan peningkatan nilai trombosit dan kondisi tubuh yang makin
membaik.

Apabila demam berdarah dengue tidak ditangani dengan baik, maka dapat menyebabkan
komplikasi kerusakan hati, penumpukan cairan di selaput paru-paru, kerusakan pembuluh
darah hingga perdarahan saluran cerna. Komplikasi yang paling membahayakan dari Demam
Berdarah Dengue adalah Dengue Shock Syndrome (DSS). Kondisi ini apabila tidak ditangani
segera maka mengakibatkan kematian hampir 40 persen. Sedangkan jika segera mendapatkan
penanganan yang maksimal maka angka kematian menurun samai 1-2 persen kasus.

Penyakit Demam Berdarah Dengue sebenarnya bisa dikendalikan dengan berbagai upaya yakni 3M-Plus.
Seperti halnya 3M adalah menguras penampungan air setidaknya 1 minggu sekali untuk memutus siklus
hidup nyamuk, menutup rapat penampungan air agar nyamuk tidak dapat bertelur di tempat tersebut
dan mengubur barang bekas yang dapat menampung air. Sedangkan Plus yang dimaksud bisa
memelihara ikan pada penampung air agar memakan jentik nyamuk, menabur bubuk abate pada bak
air, menggunakan obat nyamuk atau lotion anti nyamuk, memasang kawat kasa pada ventilasi untuk
mengurangi akses nyamuk masuk ke dalam rumah, tidak menggantung baju supaya tidak menjadi
tempat nyamuk bersarang, dan sangat dianjurkan memasang kelambu di tempat tidur.

Selain pencegahan di atas, sekarang sudah dapat dilakukan pemberian vaksin dengue (Dengvaxia).
Vaksin ini dapat mengurangi resiko tingkat keparahan pada kasus Demam Berdarah Dengue sampai 93
persen apabila diberikan pada usia diatas 9 tahun atau usia dewasa. Apabila sudah pernah mengalami
demam berdarah, tetap boleh dilakukan vaksin dengue ini mengingat adanya 4 jenis serotipe virus
dengue. Pemberian vaksin ini diberikan sebanyak 3 kali dengan jarak pemberian 6 bulan. Salah satu
kendala pemberian vaksin ini karena harga yang masih bisa dikatakan cukup mahal. Namun, mengingat
berbahayanya demam berdarah dengue, vaksin ini dapat menjadi pilihan agar dapat mencegah
terjadinya infeksi Demam Berdarah Dengue yang berat.

Referensi:

1. Buku Ajar Ilmu Ilmu Penyakit Dalam edisi VI


2. Sari Pedatri (2009). Perubahan Epidemiologi Demam Berdarah Dengue Di Indonesia.
3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2017). Pusat Data dan Informasi. Profil Kesehatan Indonesia 2017.
4. Fadhila, S. Ikatan Dokter Anak Indonesia (2017). Sekilas Tentang Vaksin Dengue
5. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2018). Pusat Data dan Informasi. Situasi Demam Berdarah Dengue di
Indonesia Tahun 2017
6. WebMD (2018). Dengue Fever
7. Mayo Clinic (2018). Diseases and Conditions. Dengue Fever.

Anda mungkin juga menyukai