DEMAM DENGUE
Disusun oleh :
dr. Christina Siuwandy Bu’ulolo
Pembimbing :
dr. Ratna Setia Asih, Sp.A
Pendamping
dr. M. Thamrin
Segala Puji bagi Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkatnya saya dapat
menyelesaikan Laporan kasus berjudul “DEMAM DENGUE”. Laporan kasus ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas wajib Program Dokter Internsip Periode
IV 2019-2020 di RSUD Depati Hamzah Pangkalpinang.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan penyelesaian Laporan kasus
ini, terutama kepada :
1. dr. Ratna Setia Asih, Sp.A selaku pembimbing Laporan kasus ini.
2. Direktur, Dokter Pendamping Internsip, Seluruh dokter dan staf di RSUD
Depati Hamzah Pangkalpinang.
3. Rekan-rekan dokter Intrensip di RSUD Depati Hamzah Pangkalpinang.
Penyusun
Abstract
Penyebab penyakit DBD adalah virus dengue yang terdapat dalam tubuh
nyamuk Aedes aegepty (betina). Virus ini termasuk famili Flaviviridae yang
berukuran kecil sekali yaitu 35-45 mm. Virus ini dapat tetap hidup (survive) di
alam ini melalui 2 mekanisme. Mekanisme pertama, transmisi vertikal dalam
tubuh nyamuk, dimana virus yang ditularkan oleh nyamuk betina pada telurnya
yang nantinya akan menjadi nyamuk. Virus juga dapat ditularkan dari nyamuk
jantan pada nyamuk betina melalui kontak seksual. Mekanisme kedua, transmisi
virus dari nyamuk ke dalam tubuh manusia dan sebaliknya. Nyamuk mendapatkan
virus ini pada saat melakukan gigitan pada manusia yang pada saat itu sedang
mengandung virus dengue pada darahnya (viremia). Virus yang sampai ke
lambung nyamuk akan mengalami replikasi (memecah diri/berkembang biak),
kemudian akan migrasi yang akhirnya akan sampai di kelejar ludah. Virus yang
berada di lokasi ini setiap saat siap untuk dimasukkan ke dalam tubuh manusia
melalui gigitan nyamuk.
1. Demam dengue
Demam mendadak dan berkesinambungan
Sakit kepala
Nyeri orbita
Mual dan muntah
Nyeri otot, sendi dan tulang belakang
Nyeri perut
Leukopeni
2. Demam berdarah dengue
Pada awal seperti demam dengue, kemudian tes tourniquet
positif, petekie/ekimosis/purpura, perdarahan (pada gusi, epistaksis,
hematemesis, melena, hematuria), efusi pleura, dan asites.
Laboratorium (trombosit ≤100.000, peningkatan hematokrit ≥
20%, atau penurunan hematokrit ≥ 20% setelah terapi cairan)
Diagnosis demam berdarah dengue dapat ditegakkan bila semua hal dibawah
ini terpenuhi:
a. Demam atau riwayat demam akut antara 2-7 hari, biasanya bersifat bifasik
b. Terdapat minimal satu dari manifestasi perdarahan seperti uji tourniquet positif,
terdapat petekie, perdarahan mukosa atau perdarahan dari bagian tubuh lain
danhematemesis atau melena
c. Trombositopenia (jumlah trombosit kurang dari 100.000/ul)
d. Terdapat minimal satu tanda dari kebocoran plasma seperti peningkatan
hematokrit lebih dari 20%, penurunan hematokrit lebih dari 20% setelah
mendapat terapi cairan dibandingkan dengan nilai hematokrit sebelumnya dan
tanda kebocoran plasma seperti efusi pleura, ascites, atau hipoproteinemia.
Seorang penderita DBD dikatakan mengalami Sindrom Syok Dengue (SSD)
apabila seluruh kriteria diatas terjadi ditambah tanda-tanda kegagalan sirkulasi
dengan manifestasi nadi yang cepat dan lemah, tekanan darah turun sampai
diastolik dibawah 20 mmHg, kulit dingin serta pasien gelisah.
Pada hari-hari pertama diagnosis DBD sulit dibedakan dari morbili dan
idiapathic thrombocytopenic purpura (ITP) yang disertai demam. Pada hari ke 3-
4 demam, kemungkinan diagnosis DBD akan lebih besar apabila gejala klinis lain
seperti manifestasi perdarahan dan pembesaran hati menjadi nyata Kadang-
kadang sulit dalam membedakan renjatan pada DBD dengan renjatan karena
sepsis.
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. T.
Umur : 10 Tahun
Agama : Islam
Autoanamnesis
Telaah : Dialami pasien dalam empat hari ini, demam bersifat naik
turun, biasanya suhu badan tinggi di pagi hari dan mereda di sore hari. Pasien juga
mengeluhkan nyeri pada otot punggung, nyeri tenggorokan terutama saat
menelan, nafsu makan menurun, minum air putih kurang.
PEMERIKSAAAN FISIK
Thorax
Inspeksi : Fusiformis (bentuk dan ukuran
kedua dada normal dan simetris)
Palpasi : Stem fermitus: kiri=kanan (normal)
Perkusi : Sonor (kedua lapangan paru)
Auskultasi : SP : Vesikuler
ST : Tidak ada (-)
Abdomen
Inspeksi : Simetris, distensi (-), asites (-)
Auskultasi : peristaltik (+) menurun
Perkusi : Shifting dullnes (-) Timpani
Palpasi : Soepel (+) Hepar, limpa dan
pankreas tidak teraba, nyeri tekan epigastrium
Ekstremitas
Superior: Akral hangat
Inferior : Akral hangat
HEMATOLOGI
Tirah Baring
Diet Lunak
IVFD RL 21 gtt makro
Inj. Omeprazole 20mg/24jam iv
Tab Paracetamol 3x250 mg po prn demam
Cek darah rutin per 24 jam, cek lab Dengue IgG/IgM
Planning:
A: Dengue Fever BLPL
S: (-) P:
O: Obat pulang:
Kesadaran: CM Tab Paracetamol 3x250 mg po
TD: 100/60 mmHg prn demam
HR: 90 x/menit Syrup Sucralfat 2x7,5ml ac
22/07/20 RR: 20 x/menit Syrup PSIDII 2x5ml
T: 36,6℃
Trombosit : 168.000/uL Planning:
Kontrol ke poli anak
A: Dengue Fever
BAB IV
PEMBAHASAN
Terapi yang diberikan kepada pasien di IGD adalah IVFD RL 1560 ml/
24jam, injeksi Omeprazole 20 mg/ 24jam iv, paracetamol tablet 3x250mg p.o.
Pada keluhan mual dan muntah serta nyeri pada ulu hati diberikan
injeksi intravena Omeprazole 20 mg dan sirup Sucralfat 3x5ml sebelum makan
peroral untuk menanggulangi serta mencegah masalah ketidaknyamanan
gastrointestinal terutama pada lambung yang diakibatkan oleh meningkatnya
produksi asam lambung dikarenakan asupan makanan dan minuman yang tidak
optimal. Untuk keluhan demam diberikan paracetamol tablet 250 mg peroral 3
kali sehari. Untuk meningkatkan jumlah trombosit dibantu dengan asupan sirup
Psidii.
Pada pasien ini dilakukan pengecekan darah rutin per 24 jam untuk
mengontrol jumlah trombosit darah. Selain pengobatan dengan obat, pasien juga
dianjurkan untuk beristirahat, diet lunak dan perbanyak minum air putih.
BAB V