Oleh:
1. Muhammad Gilang D 1840312667
2. Sri Ayu Rihana 1840312012
3. Silvia Febriyoni 1840312755
4. Wulan Dwiyulistia 1840312710
PRESEPTOR:
dr. Eifel Fahari SpPD-KHOM
Rasa syukur penulis ucapkan pada Allah karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya penulis dapat menyelesaikan Referat yang berjudul “Dengue Hemorragic
Fever” Referat ini penulis susun untuk memenuhi salah satu syarat dalam mengikuti
kepaniteraan klinik di Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Andalas.
Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada dr. Eifel Fahari, SpPD-KHOM
selaku pembimbing yang telah memberikan arahan dan petujuk, dan semua pihak
yang telah membantu dalam penulisan referat ini. Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa Referat ini masih memiliki banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran
sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga Referat ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Penulis
Saat ini DHF secara internasional dianggap sebagai penyakit virus yang
paling signifikan disebabkan oleh gigitan nyamuk. Penyakit ini bersifat endemik
lebih dari 100 negara di dunia, terutama negara tropis dan subtropics. Berdasarkan
data WHO, diperkirakan 50 sampai 100 juta infeksi DF terjadi setiap tahunnya. Dari
kasus tersebut, 500.000 kasus akan berkembang menjadi DHF dan menyebabkan
22.000 kematian terutama pada anak-anak. Berdasarkan data resmi yang
disampaikan kepada WHO, kasus-kasus demam berdarah di seluruh Amerika, Asia
Tenggara dan Pasifik Barat melampaui 1,2 juta pada tahun 2008 dan lebih dari 3 juta
pada tahun 2013. Pada tahun 2013, 2,35 juta kasus demam berdarah dilaporkan di
Amerika saja, 37 di antaranya, 687 kasus adalah DHF. Setelah epidemi DHF
pertama yang diketahui pada tahun 1953 hingga 1954 di Filipina, penyakit ini terus
menyebar ke seluruh Asia Tenggara.2
Di Indonesia sendiri, lebih dari lima dekade, puncak kejadian dari DHF
terjadi antara November 1997 dan Mei 1998, 10 tahun kemudian wabah DHF terjadi
di 11 provinsi. Peningkatan kejadian wabah ini dihubungkan dengan kerusuhan besar
yang terjadi di Indoneisa. Sejak tahun 2000, insiden DHF meningkat sevara
signifikan dan memuncak pada tahun 2009 dan 2016. Hal ini disebabkan adanya
perubahan seritipe di Indnesia pada tahun 2000-an dari DENV-3 ke DENV-1 dan
DENV-2 dan ada aktivitas tinggi beberapa serotipe di sebagian besar wilayah
Gambar 2.1 Pesebaran Dengue Fever (merah) dan Nyamuk Aedes Aegypti
(hijau) di dunia11
Saat ini DHF secara internasional dianggap sebagai penyakit virus yang
paling signifikan disebabkan oleh gigitan nyamuk. Penyakit ini bersifat endemik
lebih dari 100 negara di dunia, terutama negara tropis dan subtropics. Berdasarkan
data WHO, diperkirakan 50 sampai 100 juta infeksi DF terjadi setiap tahunnya. Dari
kasus tersebut, 500.000 kasus akan berkembang menjadi DHF dan menyebabkan
22.000 kematian terutama pada anak-anak. Berdasarkan data resmi yang
disampaikan kepada WHO, kasus-kasus demam berdarah di seluruh Amerika, Asia
Tenggara dan Pasifik Barat melampaui 1,2 juta pada tahun 2008 dan lebih dari 3 juta
pada tahun 2013. Pada tahun 2013, 2,35 juta kasus demam berdarah dilaporkan di
Amerika saja, 37 di antaranya, 687 kasus adalah DHF. Setelah epidemi DHF
pertama yang diketahui pada tahun 1953 hingga 1954 di Filipina, penyakit ini terus
menyebar ke seluruh Asia Tenggara.2 Studi lain tentang prevalensi demam berdarah
2. Antibodi non neutralisasi baik yang bebas dalam sirkulasi maupun yang
melekat pada sel, bertindak sebagai reseptor spesifik untuk melekatnya virus
dengue pada permukaan sel fagosit mononuklear. Mekanisme pertama ini
disebut mekanisme aferen.
3. Virus dengue kemudian akan bereplikasi dalam sel fagosit mononuklear yang
telah terinfeksi
5. Sel monosit yang telah teraktivasi akan mengadakan interaksi dengan sistem
humoral dan sistem komplemen dengan akibat dilepaskannya mediator yang
mempengaruhi permeabilitas kapiler dan mengaktivasi sistem koagulasi.
Mekanisme ini disebut mekanisme efektor.
2.9 Komplikasi
Komplikasi dari DHF banyak , dikarenakan risiko dari perdarahan dan penurunan
jumlah trombosit dan juga pengaruh infeksi virus dengue. Komplikasi yang dapat muncul
adalah sebagai berikut9
Perdarahan
• Perdarahan ringan sering terjadi misalnya, petekie di kulit, mudah memar,
epistaksis, gingiva, perdarahan GI Tract atau kelamin tetapi jarang
• Pada anak-anak, perdarahan mayor (biasanya GI) hanya terlihat pada asosiasi
dengan kejang yang mendalam atau berkepanjangan.
• Pendarahan mukosa lebih sering terjadi dan lebih parah pada orang dewasa dan
dapat menyebabkan syok hemoragik (berbeda dari DSS).
• Menoragia parah dapat terjadi pada wanita, dan mengancam jiwa akibat
perdarahan uterus yang telah dilaporkan selama kehamilan.
• Perdarahan intrakranial sangat jarang tetapi sering berakibat fatal.
• Orang dewasa lebih cenderung memiliki penyakit dasar penyebab perdarahan
daripada anak-anak kelainan misalnya, penyakit hati kronis, tukak lambung, dan
gastritis yang memengaruhi risiko pendarahan. Terkait dengue keterlibatan organ
(terutama hati) juga lebih sering terjadi pada orang dewasa, berpotensi
mempengaruhi hemostasis.
Kerusakan hati
• Disfungsi hepatomegali dan hati sangat umum tetapi jarang penting secara klinis.
Titer AST biasanya melebihi titer ALT.
• Penyakit hati kronis (misalnya HBV) dapat memperburuk disfungsi hati.
• Gagal hati akut yang terisolasi (tanpa DSS) jarang terjadi dan memiliki prognosis
yang buruk.
Penurunan SSP
• Kejang, ensefalitis, ensefalopati, neuropati, sindrom Guillain-Barré, dan mielitis
Diagnosis dan pengelolaan demam berdarah adalah suatu hal yang kompleks
dan paling baik jika dikelola oleh tim multidisiplin yang mencakup ahli penyakit
infeksi menular, konsultan CDC, dokter gawat darurat dan dokter penyakit dalam.
Perawatan suportif dengan cairan, asetaminofen untuk demam, dan transfusi darah
untuk perdarahan. Diagnosis yang dikonfirmasi ditegakkan melalui kultur, deteksi
antigen, reaksi berantai polimerase, atau pengujian serologis. Tidak ada tes
laboratorium yang dapat memprediksi perkembangan penyakit parah. Peran
penyedia perawatan primer dan praktisi perawat adalah untuk mendidik masyarakat
tentang pencegahan gigitan nyamuk. Dengan cara menutupi kulit yang terpapar, dan
menggunakan kelambu, terutama selama tidur siang hari, menggunakan obat
nyamuk dan insektisida dalam ruangan. Masyarakat juga harus memberantas tempat
berkembang biak nyamuk seperti genangan air. Prognosis untuk demam berdarah
yang tidak diobati adalah buruk tetapi dengan perawatan suportif, sebagian besar
pasien dapat bertahan hidup, walaupun dengan kerusakan organ multisistem residual.
1. Sudoyo A W, Setyohadi B, Alwi I dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III
Edisi V. Jakarta: Interna Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam. 2009
; 2773-2779.
2. Sanyaolu A, Okorie C, Badaru O, Adetona K, Ahmed Miriam, et al. Global
Epidemiology of dengue hemorraghiv fever: An Update. Journal of Human
Virology and retrovirolgy. 2017;5(6):1-7.
3. Harapan H, Michie A, Sasmono RT, Imrie A. Epidemiology of dengue
hemorrhagic fever in Indonesia: analysis of five decades data from the National
Disease Surveillance. BMC Res Notes. 2019;12:350-355.
4. Center for disease control and prevention. Dengue and Dengue Hemorraghic
Fever. Diakses tanggal 2 Desember 2019.
https://www.cdc.gov/dengue/resources/denguedhf-information-for-health-care-
practitioners_2009.pdf
5. World Health Organization. Dengue and severe dengue. Diakses tanggal 2
Desember 2019. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/dengue-and-
severe-dengue
6. Suhendro dkk. Demam Berdarah Dengue. Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid I. Edisi VI. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
Dalam FKUI : 2014:539-48.
7. Soegijanto, Soegeng. 2006. Patogenesa dan Perubahan Patofisologi Infeki Virus
Dengue. Surabaya : Tropical Disease Center (TDC) Universitas Airlangga
Surabaya
8. Soedarmo, Sumarmo S. Poorwo, dkk. 2012. Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis
Edisi Kedua. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia, hal 182. – 191
9. Wilder-smith A, Ooi E, Horstick O, Wills B. Seminar Dengue.Springer
2019;393:20
10. Schaefer TJ, Panda PK, Wolford RW. Dengue Fever. [Updated 2019 Nov 3]. In:
StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2019 Jan-.
Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430732/
11. Longo DL, Fauci AS, Kasper DL, Hauser SL, Jameson J, Loscalzo J. eds.
Harrison's Principles of Internal Medicine, 20e. New York, NY: McGraw-Hill;
2018.