BRONKIOLITIS
Oleh :
Zollananda Kurnia Putri, S. Ked
K1A1 14052
Pembimbing :
Dr. Yeni Haryani, M.Kes, Sp. A
A. PENDAHULUAN
merupakan infeksi respiratorik akut bagian bawah (IRA-B) yang sering pada
bayi. Sekitar 20% anak pernah mengalami satu episode IRA-B dengan mengi
kurang dari 2 tahun dengan puncak kejadian pada usia 6 bulan pertama, serta
lebih sering pada laki-laki biasanya dialami lebih berat pada bayi dan ditandai
Influenzae virus.7
B. DEFINISI
infeksi tersebut disebabkan oleh virus. Secara klinis ditandai dengan episode
C. EPIDEMIOLOGI
pernapasan pada bronkiolitis jarang dan kisaran untuk bronkiolitis RSV dari
2,9 (Inggris) ke 5,3 (AS) kematian per 100.000 anak di bawah 12 bulan.
sosial ekonomi. Sebuah studi dari Inggris menggaris bawahi bahwa angka
kematian untuk bronkiolitis pada anak di bawah 12 bulan rendah dan jatuh,
dari 21,5 hingga 1,8 per 100.000 anak (usia 1 hingga 12 bulan) dari tahun
intensif.11
karena masih tingginya angka kejadian pada anak anak balita. Bronkiolitis
30% kunjungan berobat di bagian rawat jalan dan rawat inap rumah sakit
mikoplasma, tetapi belum ada bukti kuat bahwa bronkiolitis disebabkan oleh
bakteri. 7
E. FAKTOR RISIKO
RSV adalah virus yang paling sering didapatkan, dan beberapa penyebab
virus pernapasan lainnya. Bayi yang ibunya adalah perokok aktif akan lebih
merokok..
Faktor lingkungan lain adalah kondisi rumah yang padat dan terdapat
hama seperti rayap, tikus ataupun kecoa juga akan lebih mungkin
F. PATOMEKANISME
mukus, timbunan debris seluler/ atau sel-sel mati yang terkelupas kemudian
memberikan hambatan aliran udara yang besar, terutama pada bayi yang
meningkat selama fase inspirasi dan ekspirasi, tetapi karena radius saluran
respiratori lebih kecil selama ekspirasi, maka akan menyebabkan air trapping
dan hiperinflasi.8
Gambar 2. Patofisiologi bronkiolitis.1
Pemulihan sel epitel paru tampak setelah 3-4 hari, tetapi silia akan diganti
setelah dua minggu. Jaringan mati (debris) akan dibersihkan oleh makrofag. 8
G. MANIFESTASI KLINIK
Pada anak kecil, diagnosis berdasarkan pada pola klinis mengi dan
hiperinflasi. Gejala dan tanda klinis biasanya dimulai dengan rinore, demam
ringan, batuk dan nafsu makan menurun, diikuti 1 - 2 hari kemudian oleh
oksigenasi.9
1.
Tabel Respiratory Distress Assays Instrument (RDAI). Bila skor >
2. Heart Rate (HR) diambil dari pulse oxymetri yang dibaca lima
menangis).
1. Anamnesis
- Sering terjadi pada anak berusia <2 tahun. Sembilan puluh persen
2. Pemeriksaan Fisik
dan faringitis.
Obstruksi salurang respiratori bawah akibat respons inflamai akut
dapat terjadi pneu, terutama pada bayi prematur, atau berat badan lahir
rendah. 7,8
3. Pemeriksaan Penunjang
- Saturasi Oksigen
dipulangkan.
tetapi gambaran ini tidak spesifik dan dapat ditemukan pada asma,
dan pengukuran titer antibodi pada fase akut dan konvalesense. 7,8
I. DIAGNOSIS BANDING
J. PENATALAKSANAAN
1. TERAPI SUPORTIF
1. Terapi Oksigen
mekanik yaitu pada kasus gagal napas, serta apnea berulang. CPAP
2. Terapi Cairan
Pemberian cairan sangat penting untuk mencegah terjadinya
diafragma ke paru-paru.
dan status hidrasi. Cairan intravena diberikan bila pasien tidak dapat
2. MEDIKAMENTOSA
1. Anti Virus
7 hari. 5
2. Bronkodilator
edema
4. Antibiotik
terhadap infeksi bakteri yang tidak terdeteksi, padahal hal ini justru
K. KOMPLIKASI
agar udara bisa keluar (perlu diikuti dengan insersi kateter dada dengan
mengembang). 10
L. PENCEGAHAN
asap rokok dan polusi udara, membatasi penularan terutama dirumah sakit
pemberian dari luar dan imunisasi dari ibu. Pada manusia, efek
Bila pada bayi prematur atau bayi dengan penyakit paru kronis
host. 5,8
2. Vaksinasi
adalah pada anak usia 2-3 bulan sistem imun belum sempurna, sehingga
bahwa pemberian vaksin pada anak yang belum pernah terinfeksi RSV
RSV hingga anak berusia 5-6 bulan, di mana respon imun anak telah
lebih matur. Pendekatan lain yang dapat dicoba di masa depan adalah
depan vaksin).
M. PROGNOSIS