Anda di halaman 1dari 13

TINJAUAN PUSTAKA

ULKUS MOLE

Perseptor : Lina Damayanti, dr., SpKK.

Disusun oleh:
Kelompok XLIX-F

Presentan :
Ghiffari Al A 4151151431
Dinan Fatimah 4151151408
Suci Mutia N 4151151461

Partisipan:
Amelinda N.A 4151151401
Fajar Nugraha 4151151407
Made Fitrika 4151151419

PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER


ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2018
ULKUS MOLE

A. Definisi
Ulkus mole atau sering disebut Chancroid atau soft chancre adalah penyakit
infeksi genitalia akut, setempat, dapat inokulasi sendiri (autoinoculable),
disebabkan oleh Haemophilus ducreyi , dengan gejala klinis khas berupa ulkus pada
tempat masuk dan sering kali disertai limfadenitis yang bersifat regioner.1,2

B. Epidemiologi
Penyakit ini bersifat endemik dan tersebar di daerah tropik dan subtropik,
terutama di kota dan pelabuhan. Perbaikan tingkat ekonomi mempengaruhi
berkurangnya frekuensi penyakit ini di negara-negara yang lebih maju. Selain
penularan melalui hubungan seksual.1,2
Frekuensi pada wanita dilaporkan lebih rendah dibandingkan pada laki-laki.
Di beberapa negara perbandingan kejadian pada laki-laki dan perempuan berkisar
3:1 sampai 25:1 Perempuan dapat menjadi pembawa penyakit yang asimptomati,
karena ulkus berlokasi di vagina atau serviks dan tidak nyeri. Kelompok populasi
yang lebih sering terkena ulkus mole ialah para penjaja seks, dan orang dengan
kebersihan pribadi yang kurang. Beberapa studi menunjukan bahwa laki-laki yang
disirkumsisi berisiko lebih rendah terkena ulkus mole. 1,2

C. Faktor Risiko
Faktor risiko pada ulkus mole adalah :1,2
1. Pria yang belum disirkumsisi (sunat/khitan)
2. Berganti-ganti pasangan seks
3. Kulit berwarna lebih sering terkena penyakit ini.
4. Banyak terdapat di daerah tropis dan subtropis.
5. Kebersihan dan hygiene berperan penting dalam penyebaran penyakit.
D. Etiologi
Etiologi ulkus mole adalah Haemophilus ducreyi dengan gram (-), yang
ditemukan oleh Ducrey pada tahun 1889, merupakan bakteri Gram negatif,
anaerobik fakultatif, perlu hemin (faktor X) untuk pertumbuhannya, berbentuk
batang kecil atau pendek dengan ujung bulat (coccobacillus) tidak bergerak dan
tidak membentuk spora. Pada bahan apusan dari ulkus dengan pengecatan Gram,
menunjukkan susunan sejajar, sehingga memberikan gambaran seperti rel kereta
api atau sekawanan ikan. Sifat lainnya yang khas adalah dapat mereduksi nitrat
menjadi nitrit, memberikan hasil positif pada tes oksidase, negatif katalase, dan
menghasilkan fosfatase alkali. Pertumbuhan terbaik pada 30 ° C hingga 33 ° C (86
° F ke 91,4 ° F) dalam suasana jenuh air.1,2,3,4
Klasifikasi Haemophilus ducreyi adalah sebagai berikut :
Kingdom : bacteria
Pylum : protoebacteria
Class : gamma proteobacteria
Order : pateurellales
Family : pasteurellaceae
Genus : haemophilus
Species : h. ducreyi
Binomial name: haemophilusducreyi

Gambar 1. Haemophilus Ducrey


Cara bakteri menginfeksi :Masuk dalam tubuh melalui kulit yang lecet dan
menimbulkan ulkus pada alat kelamin, yang pinggirnya tidak rata dan terasa sakit
bila dipijit dan biasanya terdapat beberapa ulkus. Penyebaran bakteri pada pria
umunya melalui sulkus koronarius meatus atau gland penis sedangkan pada wanita,
adalah vulva, labia, uretra, paha, vagina atau serviks.1,2,4
Penularan penyakit ini melalui hubungan seksual yang kalangan ekonomi
rendah terutama yang sering berganti-ganti pasangan, dengan insiden pada pria
lebih tinggi dari pada wanita.1,2,4

E. Patogenesis
Haemophillus Ducreyi menular melalui hubungan seksual baik vaginal, oral
dan anal. Haemophillus Ducreyi masuk kedalam tubuh melalui epitel yang rusak
pada saat berhubungan seksual. Selanjutnya H. Ducreyi memenginfeksi epitel
mukosa, epitel gepeng berkeratin dan nodus limfatikus dekstra sehingga
merangsang inflamasi. Haemophillus Ducreyi mempunyai struktur LOS
(Lipooligosakarida) dan faktor virulensi lain yang menghasilkan toxin cyto-lethal
distending toxin (Hcdtd). Toxin ini menghambat proliferasi sel dan menyebabkan
kematian sel. Proses inflamasi dan toxin yang dihasil kan H.Ducreyi menyebabkan
manifestasi klinis pada Ulkus mole yang dimulai dengan munculnya papula eritema
beberapa jam hingga beberapa hari setelah berhubungan seksual. Lalu berubah
menjadi pustula dalam waktu 2-3 hari. Setelah dua minggu pustul tersebut berubah
menjadi ulkus.1,4,6
Berhubungan sex dengan H. ducreyimasuk melalui epitel
kelompok resiko tinggi yang rusak pada saat
berhubungan sex

H. ducreyi menginfeksi epitel mukosa,


Antibodi (+) epitel squamosa berkeratin dan nodus
limfatikus regional

Struktur LOS dan faktor


Inflamasi virulensi lain

Toxin

Muncul Papula eritema Berubah menjadi pustula Berubahmenjadiulkusdalam


beberapa jam- beberapa dalam waktu 2-3 hari waktuduaminggu
hari setelah berhubungan
seksual

Gambar 1. Tabel Patogenesis Ulkus Mole

F. Manifestasi Klinis
Karakteristik :
• Masa inkubasi 3 sampai 7 hari
• Diawali dengan papul inflamasi yang cepat berkembang menjadi ulkus
dalam 1-2 hari.
• Jenis lesi:
• Ulkus multipel, dangkal, tidak terdapat indurasi, dan sangat nyeri.
• Bagian tepi bergaung, rapuh, tidak rata, kulit atau mukosa sekeliling
ulkus eritematosa.
• Dasar ulkus dilapisi oleh eksudat nekrotik kuning keabu-abuan mudah
berdarah jika lapisan tersebut diangkat.
• Tidak terdapat stadium vesikel.
• Keluhan pada wanita tidak berhubungan dengan ulkus, seperti: disuria,
nyeri saat defekasi
• Predileksi pria : preputium, meatus uretra eksternum
• Predileksi wanita: sekitar meatus uretra, bagian dalam labia minora, serviks,
perineum, anorektum, orofaring.
• Ulkus dapat menyebar ke perineum, anus, skrotum, tungkai atas, atau
abdomen bagian bawah.
• Lesi menjadi ulkus dalam waktu 48 jam
• Dasar ulkus kotor, mudah berdarah dan nekrotik
• Limfadenopati inguinal unilateral/bilateral

Gambar 3. Ulkus mole


Gambar 4. Ulkus mole multipel di sulkus koronarius & bulbo ulkus mole

Jenis- jenis bentuk klinis


 Dwarf chancroid : lesi kecil, dangkal, dapat menyerupai herpes
genitalis, relatif tidak nyeri
 Transient chancroid : ulkus sangat dangkal yang segera sembuh, diikuti
oleh bubo inguinal yang khas
 Follicular chancroid : terutama dijumpai pada perempuan berkaitan
dengan folikel rambut didaerah labia mayor dan pubis, berawal sebagai
pustul folikularis kemudian membentuk ulkus klasik di tempat tersebut
 Papular chancroid : papul berulserasi granulomatosa dapat menyerupai
kondilomalatum
 Giant chancroid : ulkus soliter dan besar, granulomatosa dilokasi bubo
inguinal yang pecah dan meluas
 Phagedenic chancroid : ulkus nekrotik akibat infeksi sekunder oleh
fusopirocheta
 Tipe serpiginosa : beberapa ulkus bergabung menyebar akibat perluasan
ulkus dan inokulasi sendiri

G. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan langsung bahan ulkus yang diambil dengan mengorek tepi ulkus
yang diberi pewarnaan gram. Pada sediaan yang positif ditemukan kelompok basil
yang tersusun seperti barisan ikan (School of fish) seperti rantai (railroad track).1,2,4
Kultur pada media agar coklat, agar Muller Hinton atau media yang
mengandung serum dengan vancomysin. Positif bila kuman tumbuh dalam waktu
2-4 hari (dapat sampai 7 hari).Tes serologi ito-Reenstierna, caranya 0,1 ml antigen
disuntikkan intradermal pada kulit lengan bawah. Positif bila setelah 24 jam atau
lebih timbul indurasi yang berdiameter 5 mm. Hasil positif setelah infeksi
berlangsung 2 minggu akan terus positif seumur hidup. Tes ELISA dengan
menggunakan whole lysed H. ducreyi. Tes lain yang dapat digunakan adalah tes
fiksasi komplemen, presipitin, dan agglutinin.
Polymerase chain reaction (PCR) memberikan hasil yang cepat, spesifik dan
sensitivitas yang lebih baik dibandingkan kultur.

Gambar 4. School of fish & railroad track H. ducreyi

H. Diagnosis
Diagnosis ulkus mole ditegakkan berdasarkan riwayat pasien, keluhan dan
gejala klinis, serta pemeriksaan laboratorium untuk menemukan agen
penyebabnya.1,2,4
Pemeriksaan langsung bahan ulkus dengan pengecatan gram memperlihatkan
basil kecil gram negatif yang berderet berpasangan seperti rantai atau kumpulan
ikan intrasel maupun ekstra sel. Bahan pemeriksaan diambil dari dasar ulkus yang
bergaung. Terlebih dahulu lesi dibersihkan dengan kain kasa yang dibasahi larutan
salin normal.kemudian serum diambil dengan lidi kapas streril, lalu diapuskan pada
kaca objek dalam 1 arah agar didapatkan morfologi organisme yang berbentuk
rantai. Dapat juga digunakan pewarnaan wright, unna-papan-heim/giemsa.
Sensitifitas dan spesifisitas cara ini kurang dari 50%.1,2,4
Diagnosis yang lebih akurat dapat dilihat dari kultur h.ducreyi bahan diambil
dari dasar ulkus yang purulen atau pus bubo, setelah eksudat yang nekrotik diangkat
dengan salin steril nonbakteriostatik. Kultur harus segera diinokulasi karena belum
ada sistem media transport yang memuaskan. Organisme dapat bertahan selama 2-
4 jam pada swab. Pemakaian 2 jenis media perlu untuk mendapatkan hasil yang
optimal. Media baku berupa agar Gonokokus dan agar Mueller Hinton. Kedua
media mengandung haemoglobin, 5% serum embrio sapi, koenzim, dan asam
amino. Dapat ditambahkan 1 % isovitalex yang mengandung 3 ugr/ml vankomisin
untuk mengurangi kontaminasi titik. Biakan ini harus diinkubasi pada lingkungan
yang mengandung 5% karbon dioksida, suhu 330C-350C, dan kelembaban tinggi.
Koloni akan tumbuh dalam waktu 2-4 hari, tetapi dapat sampai 7 hari. Koloni yang
khas tampak kecil, nonmukoid, kuning abu-abu dan tetap utuh bila diangkat
kepermukaan agar. Pada agar yang mengandung darah kelinci, dapat terlihat zona
hemolisis.1,2,4
Tes serologi untuk ulkus mole telah dicoba. Tes fiksasi komplemen, presipitin,
dan aglutinin menunjukkan hasil positif pada pasien dengan ulkus genital karena
infeksi H. Ducreyi. Tes ELISA (Enzyme Linked Imunosorbent Assay ) memakai
whole lysed H. Ducreyi sebagai antigen memiliki spesifisitas dan sentitivitas
tinggi.1,2,4
Cara-cara lain untuk menyokong diagnois ulkus mole, misalnya reaksi
hipersensitivitas tipe lambat terhadap antigen h. Ducreyi pada tes kulit ito-
Reenstiema, atau tes inokulasi sendiri untuk menghasilkan ulkus baru, tidak lagi
dipergunakan.1,2,4
Penemuan patogen ulkus lainnya tidak menyingkirkan diagnosis ulkus mole,
patogen lainnya sendiri maupun dalam kombinasi, dapat mirip ulkus mole.
Sehingga semua ulkus genital harus secara rutin dilakukan pemeriksaan untuk
kuman penyebab IMS lainnya yang dapat menyertai infeksi H.Ducreyi.1,2,4

I. Diagnosis banding
1. Herpes genitalis; kelainan kulitnya berupa vesikel berkelompok dan jika
memecah menjadi erosi.
2. Sifilis stadium I; ulkusnya bersih, indolen, terdapat indurasi, dan tanda-
tanda radang akut tidak ada.

J. Penatalaksanaan
1. Pengobatan Sistemik
Obat pilihan tergatung atas beberapa faktor, misalnya tersedianya fasilitas
kultur H.ducreyi, hasil tes resistensi antimicrobial terhadap isolasi H.ducreyi
setempat, ketersediaan obat, dan harga relative obat anti mikroba, rejimen yang
optimal untuk pengobatan ulkus mole harus dapat menyembuhkan semua pasien
dengan ulkus genital dan bubo disertai eradikasi cepat, H.ducreyi pada umumnya,
obat dapat menyembuhkan ulkus mole pada penderita normal bila kadar antibakteri
dalam serum melebihi konsentrasi hambat minimal H.ducreyi selama waktu
minimal 48 jam.1,2,4,5
Pada evaluasi ulkus mole dibanyak daerah diseluruh dunia, menunjukan
beberapa rejimen yang masih efektif, yaitu:
1. Seftriakson 250 mg dosis tunggal, injeksi intramuscular
2. Siprofloksasin 2x 500 mgdinerikan secara per oral selama 3 hari, obat ini
dikontraindikasikan untuk wanita hamil, menyusui, anak-anak yang berusia
kurang dari 18 tahun.
3. Eritromisin 4x500 mg per oral, selama 7hari
4. Amoksisilin 500 mg + asam klavulanat 125mg 3x/hariselama 7 hari
5. Azitromisin, 1 gr per oral, dosis tunggal

Pengobatan dengan trimethopin 80 mgd + sulfamethoxazole 400 mg ternyata


kini kurang efektif dibeberapa Negara asia dan afrika. Sehingga obat ini dipakai
hanya bila didapatkan hasil resistensi in vitro yang rendah dan harus terus dimonitor
secara berkala bila terapi berhasil, keluhan akan menghilang dalam waktu 3-7 hari,
bila tidak ada perbaikan klinis harus dipertimbangkan tentang berbagai
kemungkinan, apakah diagnosisnya benar , apakah terjadi koinfeksi dengan
penyebab IMS lainya, penderita terinfeksi HIV, re-infeksi. Lamanya pengobatan
tergantung kepada ukuran ulkus, semakin besar semakin lama dan pada pria yang
tidak disikumsisi pengobatan lebih lambat.1,2,4,5

2. Pengobatan Lokal
Cara pengobatan lain yang dilakukan serentak, misalkan kompres, irigasi, atau
rendam dengan larutan salin akan membantu menghilangkan debris nekrotik dan
mempercepat menyembuhkan ulkus. Antiseptik local merupakan kontraindikasi,
karena dapat mengganggu pemeriksaan untuk diagnosis dini sifilis dengan
mikroskop lapangan gelap. Aspirasi jarum dianjurkan untuk bubo yang berukuran
5cm atau lebih, dengan fluktuasi di bagian tengahnya, untuk mencegah pecahnya
bubo.1,2,4,5

K. Pencegahan
Gunakan kondom dengan cara yang benar dan jika ada kulit yang menutupi
kepala penis maka sebaiknya dihilangkan (disunat/khitan) untuk mengurangi resiko
terjangkit. Lebih baik lagi untuk pencegahan, jangan berganti-ganti pasangan seks
karena penyakit ini banyak terjadi pada praktek-praktek prostitusi. Pasien dengan
ulkus mole harus di tes untuk sifilis dan HIV1,5

L. Komplikasi
Adenitis inguinal (bubo inflamatorik). Komplikasi ini terjadi paling sering,
didapatkan pada separuh kasus. Timbul beberapa hari sampai 3 minggu setelah lesi
primer, biasanya unilateral. Kelenjar membesar, nyeri, kemudian bergabung. Pada
50% kasus, dapat terjadi supurasi dengan pembentukan abses unilateral. Kulit di
atasnya eritematosa, dan dapat teraba fluktuasi. Bila tidak diobati, abses akan
memecah ke kulit, sehingga membentuk sinus tunggal yang kemudian berkembang
menjadi ulkus chancroid. 1,5
Fimosis atau parafimosis. Dapat terjadi akibat sikatrisasi pada lesi yang
mengenai preputium, perlu sirkumsisi untuk penanganannya.1,2,5
Fisura uretra. Sebagai akibat ulkus pada glans penis yang bersifat destruktif.
Bila mengenai uretra akan menimbulkan nyeri hebat pada waktu miksi. Dapat
diikuti oleh striktura uretra.1,2,5
Fistel rektovagina. Merupakan komplikasi yang dapat terjadi pada wanita.
Infeksi campuran dengan organisme Vincent, sehingga ulkus semakin parah dan
destruktif. Keadaan ini dapat menyebabkan ulkus mole yang sukar diobati. Infeksi
campuran dengan Treponema pallidum, disebut ulkus mikstum, pada mulanya
menunjukkan gambaran ulkus mole tetapi semakin berkurang nyerinya dan lebih
berindurasi. Kombinasi dengan infeksi virus Herpes simplex sering dijumpai di
Eropa. Limfogranuloma venereum dan granuloma inguinal dapat terjadi bersamaan
dengan ulkus mole.1,2,5
H. ducreyi belum pernah menimbulkan infeksi oportunistik atau bersifat lebih
invasif pada pasien imunokompromise. Belum pernah dilaporkan bahwa penyakit
ini dapat langsung menular ke bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan chancroid aktif
pada waktu in partu.1,2,4

M. Prognosis
Umumnya baik jika ulkus mole tanpa koinfeksi dengan pms lainnya dan HIV,
karena bersifat lokal, tidak meluas secara sistemik. Dengan pengobatan yang tepat,
penyakit akan sembuh sempurna dalam waktu 2 minggu.1,4
DAFTAR PUSTAKA
1. Indriatmi, W. Ulkus Mole. In: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 7th ed.
Jakarta: Balai Pustaka FKUI;2016.p.475-7.
2. Lautenschlaer S, Kemp M, Christensen JJ, Mayans MV, Moi H. European
guideline for the management of chancroid. International journal of
STD&AIDS. 2017. 1-6
3. James, WD et al. Chancroid. In Andrew’s Disease of The Skin : Clinical
Dermatology. 11th Ed. Saunders Elsevier : 2016, p. 265-6
4. Holmes K.K, Sparling P.F, Sexually Transmitted Diseases. 4th. Ed. McGraw
Hill Professional.Washington: 2007. p691-6
5. Kementrian Kesehatan RI.( 2011). Pedoman Nasional Penangan Infeksi
Menular Seksual., Jakarta: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan.
6. James WD, Berger TG, Elston DM. Chancroid. Andrew’s Disease of The
Skin: Clinical Dermatology. 10thEd. Saunders Elsevier: 2016. p. 268-9.

Anda mungkin juga menyukai