Anda di halaman 1dari 38

Laporan Kasus

Tinea Corporis
DISUSUN OLEH:

PEMBIMBING:
ILUSTRASI
KASUS 01
IDENTITAS PASIEN
● Inisial : Y.M

● Jenis Kelamin : Laki-Laki

● Tanggal Lahir : 23 Mei 1988

● Usia : 34 tahun

● Pekerjaan : Karyawan Swasta

● Status Pernikahan : Sudah Menikah

● Tanggal Masuk RS : 19 Agustus 2022


RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG
awalnya
timbul bercak sering
Gatal pada ukuran Bercak menggunakan
Pasien
daerah diameter 1cm, dirasakan jam tangan
sehari-hari
belakang lalu semakin sangat gatal dengan
juga selalu
pergelangan membesar terutama bila bahan kulit,
menggunakan
tangan sejak dan berkeringat dan pasien
jaket dalam
2 minggu bertambah dan udara mengatakan
beraktivitas.
yang lalu pada sisi panas. mudah
belakang berkeringat.
tangannya.
RIWAYAT

• riwayat HT (+) rutin minum candesartan


RPD • riwayat dislipidemia (+) rutin atorvastatin

RPK • Tidak ada

R.Pengobatan • Tidak ada keluhan serupa.


dan Alergi
• Pasien berasal dari kalangan menengah
R. Sosial ke atas.
PEMERIKSAAN FISIK
KEADAAN UMUM

• Keadaan Umum : Tampak sakit ringan


• Kesadaran : Compos Mentis
• GCS : E4 M6 V5

TANDA VITAL

• Tekanan darah : 120/80mmhG


• Frekuensi Nafas : 18x/menit
• Nadi : 80x/menit
• Suhu : 36,8°C
STATUS GENERALIS
TELINGA
KEPALA
Telingan kanan kiri
Bentuk kepala
normal, tidak ada
normocephaly, tidak
bekas luka dan
ada bekas luka
deformitas

MULUT
Bibir kering, simetris,
HIDUNG
merah, tidak ada
Tidak ada bekas luka,
sianosis
dan deformitas

LEHER
Leher tampak normal,
tidak ada bekas luka,
deviasi, pembesaran
tiroid.
PEMERIKSAAN FISIK
PARU PARU
Inspeksi : Dada simetris kanan kiri, ABDOMEN
dinamis, bentuk normochest Inspeksi : Abdomen normal, tidal
Palpasi : Taktil fremitus simetris ada distensi
Perkusi : Sonor pada seluruh Auskultasi : Bising usus 12x/menit
lapang paru Perkusi : Timpani diseluruh bagian
Auskultasi : Vesikuler +/+ abdomen
Palpasi : Tidak ada teraba massa

JANTUNG
Inspeksi : Ictus kordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus kordis teraba
Perkusi : Batas jantung normal EKSTREMITAS
Auskultasi : Bunyi jantung S1 dan Akral Hangat, Edema (-), CRT <2
S2 reguler detik, Atrofi (-), Lesi kulit dapat
dilihat pada status dermatilgis
STATUS
DERMATOLOGIS

Ad regio posterior dan medial


ante brachii sinistra
ditemukan multiple eritema
berbatas tegas, bentuk bulat,
ukuran ± Ø 1-3cm, dengan
skuama putih halus
diatasnya. Bagian tepi lesi
tampak meninggi terdiri dari
papul milier eritema
RESUME

● Pasien laki-laki, usia 34 tahun, gatal pada daerah belakang pergelangan tangan
sejak 2 minggu yang lalu.
● Awalnya timbul ukuran kuranglebiih diameter 1cm, lalu semakin membesar
dan bertambah pada sisi belakang tangannya
● Pada pemeriksaan status dermatologis: Ad regio posterior dan medial ante
brachii sinistra ditemukan multiple eritema berbatas tegas, bentuk bulat,
ukuran ± Ø 1-3cm, dengan skuama putih halus diatasnya. Bagian tepi lesi
tampak meninggi terdiri dari papul milier eritema
DIAGNOSIS KERJA DIAGNOSIS BANDING
Tinea Corporis ● Numular eksema
● psoriasis
TATALAKSANA

Medikamentosa

R/Loratadine tab 5 mg No.VIII


∫ 1 dd 1 PRN bila gatal

R/Ketoconazol krim 2% tube No.I


∫ 1 dd 1 u.e.
TATALAKSANA
Non-medikamentosa
Edukasi mengenai:
• Jangan meminjam atau meminjamkan handuk, pakaian, alat olahraga dengan orang
lain
• Gunakan sabun dan shampoo setelah melakukan olahraga dengan kontak fisik
• Hindari penggunaan pakaian yang terlalu ketat
• Tubuh harus kering sempurna setelah mandi
• Bila keluhan belum membaik setelah penggunaan topikal 2 minggu , dapat
berkonsultasi kembali dengan dokter
PROGNOSIS
Ad vitam Ad functionam
BONAM BONAM

Ad sanationam Ad Kosmetikum
BONAM BONAM
TINJAUAN
PUSTAKA 02
TINEA
KORPORIS
Tinea korporis adalah infeksi dermatofita superfisial yang ditandai lesi inflamasi
maupun non inflamasi pada kulit yang tidak berambut (glabrous skin) yaitu
seperti pada bagian muka, leher, badan, lengan, tungkai dan gluteal. 1
Epidemiologi

• Tinea korporis didapatkan lebih banyak pada Laki-laki pasca


pubertas dibanding wanita
• biasanya mengenai usia 18-25 tahun serta 40-50 tahun.

• Di Indonesia : tinea corporis merupakan dermatofitosis terbanyak kedua setelah tinea


kruris.
ETIOLOGI

Trichophyton rubrum,
Microsporum canis, dan
Trichophyton mentagrophytes
adalah penyebab yang paling
sering ditemukan.
PATOGENESIS
MANIFESTASI KLINIS

● Masa Inkubasi infeksi dermatfita ini adalah 1-3 minggu

● Presentasi klasik dari infeksi ini adalah lesi annular yang bersisik di seluruh perbatasan

yang eritem. Perbatasan ini sering bersifat vesikular dan sentrifugal. Pusat lesi biasanya

bersisik dengan tepi kemerahan (central healing) Lesi bisa serpiginous dan annular

(seperti 'lingkaran-cacing").
MANIFESTASI KLINIS

Lesi Khas Tinea Korporis. Tampak lesi


Anular, eritematosa, plak bersisik dengan tepi
lebih menonjol4

Tinea incognito akibat pengobatan


topikal kortikosteroid tinea corporis 4 Tinea Imbricata
PENEGAKAN DIAGNOSIS

ANAMNESIS

● keluhan utama biasanya adalah adanya lesi annular di badan yang


berwarna merah, bersisik, dan gatal.
● Tanyakan juga faktor risiko pada pasien, seperti riwayat paparan dengan
orang yang dicurigai menderita dermatofitosis maupun benda
kepemilikan mereka, tinggal di daerah yang hangat dan lembab, serta
riwayat gangguan imun seperti diabetes mellitus, HIV, dan keganasan. 
PENEGAKAN DIAGNOSIS

PEMERIKSAAN FISIK
karakteristik lesi:
● berbentuk annula
● satu atau multipel dengan ukuran 1-5cm
● memiliki central healing dan eritema difus di sekitar lesi.
● dapat ditemukan tanda ekskoriasi karena pasien menggaruk lesi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
● Pemeriksaan Miskrskopis Dengan KOH: tampak hifa yang panjang dan bercabang

● Kultur kerokan kulit


● Bipsi kulit: menunjukkan pembentukan kerak dangkal, hiperkeratosis, parakeratosis, dan acantosis
spongiosis di epidermis, dengan mononuklear sel dan neutrofil jarang infiltrasi di dermis
DIAGNOSA BANDING
Dermatitis seboroik
Eksema nummular

Lesi yang eritema dan kuning-oranye


pruritus, bulat, nummular (koin berbentuk) plak dengan bersisik benbentuk annular dari dahi, pipi,
eritema, sisik, dan kerak pada lengan bawah lipatan nasolabial, dan dagu. Daerah kulit
kepala dan retroauricular juga terlibat.
DIAGNOSA BANDING
Psoriasis
Ptiriasis rosea

Gambaran umum eksantema dari pitiriasis


rosea dengan Herald patch.
Lesi primer kemerahan atau warna salmon pink,
papula, droplike, dengan sisik pipih putih keperakan
TATALAKSANA

Antifungal topikal yang bisa digunakan untuk tinea corporis antara lain :
• Terbinafin 1% : krim 1-2x1 hari selama ≥1 minggu
• Butenafin 1% krim : 1x1 hari, selama 2 minggu
• Ketoconazole 2% krim : 1x1 hari, selama 2 minggu
• Econazol 1% krim : 1x1 hari, selama 2 minggu
• Sulconazol 1% krim : 1x1 hari, selama 3 minggu
• Klotrimazol 1% krim : 2x1 hari selama 4 minggu, bisa untuk anak <12 tahun
• Mikonazol 0,25% (salep) atau 2%: 2x1 hari selama 2 minggu, bisa untuk anak <12 tahun
dilakukan pada lesi dan 2 cm pada jaringan normal sekitar lesi dan
dilanjutkan 1 minggu setelah lesi sembuh.
TATALAKSANA
Pemberian antifungal oral dapat dilakukan jika ditemukan Dermatofitosis di >1 daerah pada tubuh dan Tinea corporis
yang ekstensif atau yang tidak respon dengan antifungal topical.

Antifungal oral yang bisa digunakan


untuk tinea corporis adalah: 4
• Griseofulvin 500mg/hari selama 2-4 minggu
• Terbinafin 250 mg sekali sehari
• Itrakonazole 100-200 mg sekali sehari selama
1 minggu
KOMPLIKASI

Infeksi
Mojocchi’s
Bakteri
Granuloma
Sekunder

Tinea Reaksi
Incognito Dermatofitid
PROGNOSIS
Tinea corporis memiliki angka kesembuhan yang
tinggi, mencapai 70-100% setelah pemberian
antifungal topikal atau pemberian oral jangka
pendek. Infeksi dermatofita juga tidak
menimbulkan mortalitas.
PENCEGAHAN

Edukasi dan promosi kesehatan harus dilakukan pada pasien


dengan tinea corporis untuk menghindari infeksi berulang dan
penyebaran ke orang lain. Edukasi berfokus pada penggunaan
alat dan kebersihan secara personal.
ANALISA
KASUS 03
• Pasien laki-laki, gatal pada daerah belakang
pergelangan tangan sejak 2 minggu yang lalu.
• status dermatologis: Ad regio posterior dan
medial ante brachii sinistra ditemukan multiple TINEA
eritema berbatas tegas, bentuk bulat, ukuran ± Ø CORPORIS
1-3cm, dengan skuama putih halus diatasnya.
Bagian tepi lesi tampak meninggi terdiri dari
papul milier eritema.
•infeksi dermatofita superfisial
Anamnesa •lesi berbentuk annular, satu
yang ditandai lesi inflamasi ataupun multipel,
maupun non inflamasi pada •keluhan kemerahan pada berukuran 1-5cm,
kulit yang tidak berambut memiliki central healing,
lengan pasien yang sesuai
(glabrous skin) yaitu seperti dan eritema difus di sekitar
dengan predileksi tinea
pada bagian muka, leher, lesi.
corporis.
badan, lengan, tungkai dan •Lesi juga dapat tunggal dan
gluteal multiple.

Tinea Temuan
Corporis khas
Diagnosis banding pada pasien ini yaitu eksantema numular dan psoriasis.

Eksantema numular karena psoriasis karena adanya


pada pasien terdapat keluhan keluhan berupa rasa gatal dan
gatal serta kemerahan. bersisik pada kulit.

disingkirkan karena tidak ada riwayat kejadian


disingkirkan dikarenakan pada pasien tidak berulang seperti pada psoriasis diketahui
ditemukan adanya central healing yang merupakan merupakaan penyakit kronis yang berulang, dan
gambaran khas dari tinea predileksinya cenderung pada bagian tubuh yang
mendapat tekanan yang sering.
Tatalaksana yang diberikan pada pasien yaitu medikamentosa
dan non- medikamentosa.

keluhan gatal untuk menangani


• Pemberian infeksi jamur.
antihistamin: • krim ketokonazol 2%
loratadine tablet 5 mg
1 kali sehari

Cukup pemberian topikal karena pada pasien ini lesi didapatkan di satu
tempat dan kemungkinan dapat sembuh dengan topikal saja
DAFTAR PUSTAKA
1. Putri MN. Penatalaksanaan dan Pencegahan Tinea Korporis pada Pasien Wanita dan Anggota Keluarga. J
AgromedUnila. 2017;4(1): 103-108
2. Yee G, Al Aboud AM. Tinea Corporis. PubMed. Published 2020.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK544360/
3. Hutahaean GR. Gambaran Dermatofitosis di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2013.Novianto A, Agusni I.
Paederus Dermatitis. Surabaya; 2010 Apr.
4. Leung AKC, Lam JM, Leong KF, Hon KL. Tinea corporis: an updated review. Drugs in Context 2020; 9:
2020-5-6. DOI: 10.7573/dic.2020-5-6
5. Wolff K, Goldsmith L, Katz S, Gilchrest B, Paller AS, Leffell D. Fitzpatrick's Dermatology in General
Medicine, 8th Edition. New York: McGraw-Hill, 2011
6. Lesher, JL. Tinea Corporis. Medscape, 2018.
https://emedicine.medscape.com/article/1091473-overview#a6
7. Sahoo AK, Mahajan R. Management of tinea corporis, tinea cruris, and tinea pedis: A comprehensive
review. Indian dermatology online journal. 2016 Mar;7(2):77.
8. Elewski BE, Hughey LC, Sobera JO, Hay R. Fungal diseases. Dermatology. Editors: Bolognia JL, Jorizzo JL,
Schaffer JW. 2012:1251-84.
TERIMA
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by

KASIH
Flaticon, infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai