Tinea Corporis
DISUSUN OLEH:
PEMBIMBING:
ILUSTRASI
KASUS 01
IDENTITAS PASIEN
● Inisial : Y.M
● Usia : 34 tahun
TANDA VITAL
MULUT
Bibir kering, simetris,
HIDUNG
merah, tidak ada
Tidak ada bekas luka,
sianosis
dan deformitas
LEHER
Leher tampak normal,
tidak ada bekas luka,
deviasi, pembesaran
tiroid.
PEMERIKSAAN FISIK
PARU PARU
Inspeksi : Dada simetris kanan kiri, ABDOMEN
dinamis, bentuk normochest Inspeksi : Abdomen normal, tidal
Palpasi : Taktil fremitus simetris ada distensi
Perkusi : Sonor pada seluruh Auskultasi : Bising usus 12x/menit
lapang paru Perkusi : Timpani diseluruh bagian
Auskultasi : Vesikuler +/+ abdomen
Palpasi : Tidak ada teraba massa
JANTUNG
Inspeksi : Ictus kordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus kordis teraba
Perkusi : Batas jantung normal EKSTREMITAS
Auskultasi : Bunyi jantung S1 dan Akral Hangat, Edema (-), CRT <2
S2 reguler detik, Atrofi (-), Lesi kulit dapat
dilihat pada status dermatilgis
STATUS
DERMATOLOGIS
● Pasien laki-laki, usia 34 tahun, gatal pada daerah belakang pergelangan tangan
sejak 2 minggu yang lalu.
● Awalnya timbul ukuran kuranglebiih diameter 1cm, lalu semakin membesar
dan bertambah pada sisi belakang tangannya
● Pada pemeriksaan status dermatologis: Ad regio posterior dan medial ante
brachii sinistra ditemukan multiple eritema berbatas tegas, bentuk bulat,
ukuran ± Ø 1-3cm, dengan skuama putih halus diatasnya. Bagian tepi lesi
tampak meninggi terdiri dari papul milier eritema
DIAGNOSIS KERJA DIAGNOSIS BANDING
Tinea Corporis ● Numular eksema
● psoriasis
TATALAKSANA
Medikamentosa
Ad sanationam Ad Kosmetikum
BONAM BONAM
TINJAUAN
PUSTAKA 02
TINEA
KORPORIS
Tinea korporis adalah infeksi dermatofita superfisial yang ditandai lesi inflamasi
maupun non inflamasi pada kulit yang tidak berambut (glabrous skin) yaitu
seperti pada bagian muka, leher, badan, lengan, tungkai dan gluteal. 1
Epidemiologi
Trichophyton rubrum,
Microsporum canis, dan
Trichophyton mentagrophytes
adalah penyebab yang paling
sering ditemukan.
PATOGENESIS
MANIFESTASI KLINIS
● Presentasi klasik dari infeksi ini adalah lesi annular yang bersisik di seluruh perbatasan
yang eritem. Perbatasan ini sering bersifat vesikular dan sentrifugal. Pusat lesi biasanya
bersisik dengan tepi kemerahan (central healing) Lesi bisa serpiginous dan annular
(seperti 'lingkaran-cacing").
MANIFESTASI KLINIS
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
karakteristik lesi:
● berbentuk annula
● satu atau multipel dengan ukuran 1-5cm
● memiliki central healing dan eritema difus di sekitar lesi.
● dapat ditemukan tanda ekskoriasi karena pasien menggaruk lesi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
● Pemeriksaan Miskrskopis Dengan KOH: tampak hifa yang panjang dan bercabang
Antifungal topikal yang bisa digunakan untuk tinea corporis antara lain :
• Terbinafin 1% : krim 1-2x1 hari selama ≥1 minggu
• Butenafin 1% krim : 1x1 hari, selama 2 minggu
• Ketoconazole 2% krim : 1x1 hari, selama 2 minggu
• Econazol 1% krim : 1x1 hari, selama 2 minggu
• Sulconazol 1% krim : 1x1 hari, selama 3 minggu
• Klotrimazol 1% krim : 2x1 hari selama 4 minggu, bisa untuk anak <12 tahun
• Mikonazol 0,25% (salep) atau 2%: 2x1 hari selama 2 minggu, bisa untuk anak <12 tahun
dilakukan pada lesi dan 2 cm pada jaringan normal sekitar lesi dan
dilanjutkan 1 minggu setelah lesi sembuh.
TATALAKSANA
Pemberian antifungal oral dapat dilakukan jika ditemukan Dermatofitosis di >1 daerah pada tubuh dan Tinea corporis
yang ekstensif atau yang tidak respon dengan antifungal topical.
Infeksi
Mojocchi’s
Bakteri
Granuloma
Sekunder
Tinea Reaksi
Incognito Dermatofitid
PROGNOSIS
Tinea corporis memiliki angka kesembuhan yang
tinggi, mencapai 70-100% setelah pemberian
antifungal topikal atau pemberian oral jangka
pendek. Infeksi dermatofita juga tidak
menimbulkan mortalitas.
PENCEGAHAN
Tinea Temuan
Corporis khas
Diagnosis banding pada pasien ini yaitu eksantema numular dan psoriasis.
Cukup pemberian topikal karena pada pasien ini lesi didapatkan di satu
tempat dan kemungkinan dapat sembuh dengan topikal saja
DAFTAR PUSTAKA
1. Putri MN. Penatalaksanaan dan Pencegahan Tinea Korporis pada Pasien Wanita dan Anggota Keluarga. J
AgromedUnila. 2017;4(1): 103-108
2. Yee G, Al Aboud AM. Tinea Corporis. PubMed. Published 2020.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK544360/
3. Hutahaean GR. Gambaran Dermatofitosis di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2013.Novianto A, Agusni I.
Paederus Dermatitis. Surabaya; 2010 Apr.
4. Leung AKC, Lam JM, Leong KF, Hon KL. Tinea corporis: an updated review. Drugs in Context 2020; 9:
2020-5-6. DOI: 10.7573/dic.2020-5-6
5. Wolff K, Goldsmith L, Katz S, Gilchrest B, Paller AS, Leffell D. Fitzpatrick's Dermatology in General
Medicine, 8th Edition. New York: McGraw-Hill, 2011
6. Lesher, JL. Tinea Corporis. Medscape, 2018.
https://emedicine.medscape.com/article/1091473-overview#a6
7. Sahoo AK, Mahajan R. Management of tinea corporis, tinea cruris, and tinea pedis: A comprehensive
review. Indian dermatology online journal. 2016 Mar;7(2):77.
8. Elewski BE, Hughey LC, Sobera JO, Hay R. Fungal diseases. Dermatology. Editors: Bolognia JL, Jorizzo JL,
Schaffer JW. 2012:1251-84.
TERIMA
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by
KASIH
Flaticon, infographics & images by Freepik