PENDAHULUAN
gatal, dan sirkumskrip yang ditandai dangan penebalan kulit dan kulit tampak
liken vidal (Sularsito, 2015). Liken simpleks kronikus ini bukanlah suatu proses
yang primer, sebaliknya pasien merasakan gatal pada area kulit tertentu dan
Bentuk lesi dari liken simpleks kronikus pada awalnya berupa plak
eritematosa dan sedikit edematosa, yang lambat laun edema dan eritema akan
hiperpigmentasi, dan batas tidak jelas (Sularsito, 2015). Lokasi lesi paling sering
kaki, dan daerah anogenital. Namun dapat ditemukan juga pada daerah lain
kronikus jarang terjadi pada anak-anak. Puncak insidennya adalah pada umur
antara 30 dan 50 tahun. Liken simpleks kronikus dapat ditemui pada semua ras.
Namun, sejumlah ahli mengklaim bahwa liken simpleks kronikus lebih sering
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Peradangan kulit kronis, gatal, sirkumskrip, ditandai dengan kulit tebal dan
garis kulit tampak lebih menonjol (likenifikasi) menyerupai kulit batang kayu,
pruritogenik
2.2 Etiopatologi
Pruitus memainkan peran sentral dalam timbulnya pola reaksi kulit berupa
likenifikasi dan prurigo nodularis. Hipotesi mengenai pruritus dapat oleh karena
adanya penyakit penyakit yang mendasari, misalnya gagal ginjal kronis, obstruksi
atopik, dermatitis kontak alergik, gigitan serangga, dan aspek psikologik dengan
tekanan emosi.
protein X dan protein kationik yang dapat menimbulkan degranulasi sel mas.
Jumlah sel langerhans juga bertambah banyak. Saraf yang berisi CGRP
yang selanjutnya akan memicu pruitus. Ekspresi faktor pertumbuhan saraf p75
pada membran sel Schwan dan sel perineurum meningkat, mungkin ini
mengganggu tidur. Rasa gatal memang tidak terus-menerus, biasanya pada waktu
tidak sibuk, bila muncul sulit ditahan untuk tidak digaruk. Penderita maerasa enak
bila digaruk : setelah luka, baru hilang rasa gatalnya untuk sementara (karena
edematosa, lambat laun edema dan eritema menghilang, bagian tengah berskuama
kulit tidak jelas. Gambaran klinis dipengaruhi juga oleh lokasi dan lamanya lesi.
Liken simplek kronik tidak biasa terjadi pada anak, tetapi pada usia
dewasa ke atas; puncak insiden pada usia antara 30 hingga 50 tahun. Wanita lebih
sering menderita daripada pria. Letak lesi dapat timbul di mana saja, tetapi yang
biasa ditemukan ialah di skalp, tengkuk, samping leher, lengan bagian ekstensor,
pubis, vulva, skrotum, perianal, paha bagian medial, lutut, tungkai bawah lateral,
tengkuk (lichen nuchae) umumnya hanya pada wanita, berupa plak kecil ditengah
menyerupai psoriasis
Variasi klinis LSC dapat berupa prurigo nodularis, akibat garukan atau
korekan tangan penderita yang berulang-ulang pada suatu tempat. Lesi berupa
nodus berbentuk kubah, permukaan mengalami erosi tertutup kusta dan skuama,
lambat laun menjadi keras dan berwarna lebih gelap (hiperpigmentasi). Lesi
biasanya multipel; lokalisasi tersering di ekstremitas; berukuran mulai beberapa
2.4 Histopatologi
teratur. Bersebukan sel radang limfosit dan histiosit di sekitar pembuluh darah
dermis bagian atas, fibroblas bertambah, kolagen menebal. Pada prurigo nodularis
akantosis pada bagian tengah lebih tebal, menonjol lebih tinggi dari permukaan,
2.5 Diagnosis
kemungkinan penyakit kulit lain yang memberikan gejala pruitus, misalnya liken
2.6 Pengobatan
Kortikostiroid yang dipakai biasanya berpotensi kuat, bila perlu dittutup dengan
penutup impermeable ; kalau masih tidak berhasildapat diberikan secara suntikan
mempunyai efek anti-imflamasi. Ada pula yang mengobati dengan UVB dan
PUVA. Perlu dicari kemungkinan ada penyakit yang mendasarinya, bila memang
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : M.daud
Umur : 74 tahun
Agama : Islam
Suku : Aceh
Pekerjaan : Wiraswata
B. ANAMNESIS
C. STATUS DERMATOLOGIS
Ruam Primer : Eritem
D. RESUME :
Statis Dermatitis
G. PENATALAKSANAAN :
- Cetirizine 10 mg 1x1
- Desoximethason cr
- Asam salisilat 6 %
BAB IV
KESIMPULAN
dan sirkumskrip yang ditandai dangan penebalan kulit dan kulit tampak lebih
vidal (Sularsito, 2015). Liken simpleks kronikus ini bukanlah suatu proses yang
primer, sebaliknya pasien merasakan gatal pada area kulit tertentu dan
likenifikasi. Bentuk lesi dari liken simpleks kronikus pada awalnya berupa plak
eritematosa dan sedikit edematosa, yang lambat laun edema dan eritema akan
hiperpigmentasi, dan batas tidak jelas (Sularsito, 2015). Lokasi lesi paling sering
dan daerah anogenital. Namun dapat ditemukan juga pada daerah lain terutama
2. Harper J. Green A.: Scott G.: Gruendi E.: Dorobek B.: Cardno M. And Burtin
P.: First experience of topical SDZ ASM 981 in children with atopic
(2000)
5. Odom R.B James W.D and Berger T.G.: Andrews Diseases of the Skin:
6. Valencia I.C.; Falabella A.: Kirsner R.S. and Eaglstein W.H.: Chonic Venous