Anda di halaman 1dari 13

REAKSI KUSTA

Oleh :
Abid Abdurrahman
Pembimbing :
dr. Hj. Vita Noor’aini AH, SpKK
Definisi
Kusta (MH)  inf. bakteri kronik & penyebabnya
Mycobacterium leprae Bersifar intraseluler obligat

Reaksi kusta  suatu episode akut dalam perjalanan


klinik penyakit kusta yg merupakan suatu reaksi kekebalan
(cellular response) atau reaksi antigen antibody (humoral
response), ditandai dengan terjadinya reaksi radang akut
(neuritis) yang kadang-kadang disertai dengan gejala
sistemik
Epidemiologi
• Menyerang mana saja
• Masyarakat sosial ekonomi rendah  Terbanyak
• Data kusta nasional 2000  5% penderita kusta mengalami
reaksi kusta.
• Pieter A.M Schreuder (1998)  12 % penderita kusta
mengalami reaksi tipe I selama masa pengobatan & 1,6 %
terjadi setelah penderita RFT (Realease From Treatment)
• R. Bwire dan H.J.S Kawuma (1993)  reaksi kusta yg terjadi
sebelum pengobatan 14,8%, selama pengobatan 80,5 % &
setelah pengobatan 4,7 %
• Studi dari ScollardD.M, et.al (1994)  reaksi tipe I adalah 32%
& tipe II 37 %.
Klasifikasi
• Reaksi tipe 1 : Eritema nodosum leprosum (ENL)
• Reaksi tipe 2: Reaksi reversal/ reaksi upgrading
Reaksi Reversal
• Terjadi pada penderita tipe borderline (Li, BL, BB, BT, Ti)

• Muncul dalam 6 bulan pertama pengobatan

• Diperkirakan ada hub. delayed hypersensitivity reaction (reaksi hipersensitivitas


tipe IV)
• Gejala : umumnya sebagian atau seluruh lesi yang telah ada bertambah aktif dan
atau timbul lesi bru dalam waktu yang relatif singkat

A. Reaksi kusta bentuk reversibel; B. Lesi-lesi kusta menjadi lebih aktif.


Gejala Klinis Reaksi reversal
Gejala Reaksi Ringan Reaksi Berat
Lesi kulit Tambah aktif, menebal, Lesi bengkak sampai
merah panas, nyeri, pecah, merah,
makula membentuk plak panas,nyeri kaki dan
tangan bengkak, ada
kelainan kulit lain, sendi
sakit
Saraf tepi Tidak ada nyeri tekan Nyeri tekan dan atau
dan gangguan fungsi gangguan fungsi
PLKN (2002) dan W.H Van Brakel, et al 1994
Reaksi ENL
• Merupakan respon imun humoral, berup fenomena komplek imun akibat
reaksi antara antigen M.leprae + antibodi (IgM, IgG) + kompletemen 
kompleks imun
• Sering terjadi pada penderita tipe MB.

• 50% penderita yang mendapat pengobatan.

• Lokasi peradangan utama; klasikal (subkutis), kulit dalam, dan permukaan

• Gejala : nodus eritema dan nyeri dengan tempat predileksi di lengan dan
tungkai

A & B. Reaksi kusta bentuk ENL. Tampak nodus-nodus tanpa ulkus dan nyeri.
Gejala Klinis ENL
Gejala Reaksi Ringan Reaksi Berat
Keadaan Umum Tidak demam atau demam Demam ringan sampai berat
ringan
Saraf tepi Tidak ada nyeri tekan dan Nyeri tekan atau gangguan
gangguan fungsi fungsi
Lesi kulit Nodul nyeri tekan, jumlah Nodul nyeri tekan, pecah,
sedikit, hilang sendiri 2-3 jumlah banyak, berlangsung
hari lama
Organ tubuh Tidak ada gangguan Peradangan pada mata,
testis, limfa, gangguan pada
tulang hidung dan tenggorok

Gambar 1. Beberapa plak dengan ulserasi di perut, lengan atas dan bawah
Gambar 2. Ulserasi di bokong
Tatalaksana
Prinsip pengobatan reaksi kusta :

• Istirahat atau imobilisasi


• Meneruskan obat antikusta
• Pemberian analgesik untuk mengatasi rasa
nyeri
• Pemberian obat antireaksi
Tatalaksana Reaksi Ringan
Nonmedikamentosa
 istirahat, imobilisasi, berobat jalan
Medikamentosa
 Analgesik/ antipiretik seperti aspirin atau acetaminofen
Tatalaksana Reaksi Berat
Prinsip umum:
• Manajemen ENL berat yang terbaik dilakukan oleh dokter di
pusat rujukan.
• Imobilisasi lokal bila perlu dirawat dirumah sakit
• Dosis dan durasi obat anti reaksi yang digunakan dapat
disesuaikan oleh dokter sesuai dengan kebutuhan pasien
individu.
• Pemberian prednisone dengan cara bertahap atau ”tappering
off ” selama 12 minggu. Setiap 2 minggu pemberian
prednison harus dilakukan pemeriksaan untuk pencegahan
cacat.
• Pemberian analgetik, bila perlu sedative
• Reaksi tipe II berulang diberikan prednison dan clofazimin
WHO
Managemen Kortikosteroid
• Jika masih dalam pengobatan kusta, lanjutkan pemberian
MDT.
• Gunakan analgesik dengan dosis adekuat untuk
mengatasi demam dan nyeri.
• Gunakan prednisolon dengan dosis per hari tidak
melebihi 1 mg/Kg BB dengan total durasi pemberian
12 minggu. Minggu Dosis Harian
(mg)
1-2 40
3-4 30
5-6 20
7-8 15
9-10 10
11-12 5

Anda mungkin juga menyukai