Presentasi Kasus
Ilustrasi Kasus (1)
Nama : Tn. R
Usia : 25 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : STM
Perkawinan : Belum kawin
Pekerjaan : Tukang las (saat ini sudah tidak bekerja)
Alamat : Koja
demam sejak 3 hari SMRS, mendadak tinggi, turun dengan paracetamol kemudian naik
kembali.
Batuk dan pilek disangkal, nyeri telinga/keluar cairan dari telinga disangkal, BAB
encer/diare disangkal, keluhan BAK disangkal. Sakit tenggorokan dan kelenjar di leher
membesar disangkal.
Leher nyeri di bagian kiri terutama jika digerakkan untuk menengok.
RPS
sejak 2 hari SMRS muncul bentol-bentol berwarna merah di tubuh yang menonojol, nyeri +
gatal
Mengoleskan cairan/zat ke tubuh -, menggunakan sabun/deterjen baru -. digigit
serangga
alergi makanan laut + tapi tidak mengkonsumsi makanan tersebut dalam 1 minggu
terakhir
Alergi obat
Obat-obatan yang diminum hanya obat dokter kulit
RPS
bercak-bercak kemerahan atau pucat di kulit yang mati rasa atau baal disangkal
alis dan bulumatanya rontok
area di kaki yang mati rasa, terdapat bagian tubuh yang tidak ditumbuhi bulu
Gangguan gerakan tangan & kaki -, mata sulit membuka/menutup atau terasa kering-,
buah zakar mengecil/dada membesar -
Riwayat penyakit dahulu
pernah dioperasi di bagian lambung, oleh pasien dikatakan akibat terlalu banyak
konsumsi alkohol.
Riwayat batuk lama, berat badan turun, keringat malam, dan berobat paru lama
disangkal.
Penyakit ginjal, jantung, disangkal.
Penyakit darah tinggi, gula darah tinggi, disangkal.
Riwayat sosial
Tanda Vital
Tekanan darah : 107/68
Nadi : 126x/menit
Suhu : 36.8 C
Pernapasan : 20x/menit
Pada region tangan dan kaki terdapat lesi macula hipopigmentasi dan hiperpigmentasi multipel, ukuran nummular
hingga plakat, bentuk ireguler, sebagian berbatas tegas, permukaan kering, tidak berambut, dan mengkilat, hipestesi
tidak jelas, tersebar diskret bilateral simetris.
Pada tungkai bawah terdapat luka ekskoriasi multipel dengan krusta, ukuran nummular, batas tegas, tersebar diskret
bilateral asimetris.
Pemeriksaan fisik khusus
Hb : 11.1 g/dL
Leukosit : 34.86 x 103 /L
Hematokrit : 32.1 %
Trombosit : 273 x 103/ L
Mycobacterium leprae; intraseluler obligat, berbentuk basil, tahan asam dan alkohol,
serta positif-Gram
Suhu ideal bagi bakteri untuk bertahan hidup dan berproliferasi adalah 27-30oC
menyerang saraf tepi, kemudian menyerang jaringan kulit, mukosa mulut, saluran napas
bagian atas, sistem retikuloendotelial, mata, otot, tulang, dan testis
Tidak pernah mengenai saraf pusat
pembelahan bakteri selama 12-15 hari, masa tunas berkisar antara 2-5 tahun
inkubasi sampai 20 tahun
Patogenesis
Indonesia menududuki tempat ketiga setelah India dan Brazil untuk jumlah kasus baru
terbanyak pada tahun 2014, dengan presentase 8% dari beban global.
Faktor risiko utama: kontak erat dan lama
Faktor risiko penularan lain: faktor genetik terkait imunitas seluler, konsumsi armadillo,
kontak dg kulit yang luka
Risiko penularan dapat diabaikan jika sudah inisiasi MDT
Diagnosis
Berdasarkan WHO, diagnosis kusta ditegakkan jika terdaat lebih dari satu temuan berikut:
Lesi kulit hipopigmentasi atau eritematosa dengan hipestesi yang jelas.
Saraf tepi yang menebal atau membesar, dengan defisit sensoris atau motoric yang jelas.
Terdapat bakteri tahan asam pada pemeriksaan pulasan sayatan kulit atau biopsi.
Klasifikasi Ridley Jopling
Sifat Lepromatosa (LL) Borderline Mid-Borderline (BB) Sifat Borderline Tuberculoid (TT) Indeterminate (I)
Lepromatosa (BL) Tuberculoid (BT)
Lesi:
Lesi:
Bentuk Makula, infiltrate Makula, plakat, Plakat, dome-
Bentuk Makula dibatasi Makula dibatasi Hanya macula
difus, papul, papul shaped, punched
infiltrate, infiltrat infiltrate, macula
nodus out
saja
Jumlah Tidak terhitung Sukar dihitung, Dapat dihitung, kulit
masih ada kulit sehat masih ada Jumlah Beberapa atau Satu, dapat Satu atau
Distribusi Simetris Hampir simetris Asimetris Distribusi Masih asimetris Asimetris Variasi
Permukaan Halus berkilat Halus berkilat Agak kasar Permukaan Kering bersisik Kering bersisik Halus, agak
Batas Tidak jelas Agak jelas Agak jelas berkilat
Anestesi Tidak ada sampai Agak jelas Agak jelas
Batas Jelas Jelas jelas/tidak jelas
tidak jelas
Anestesi Jelas Jelas jelas/tidak jelas
BTA
Lesi kulit Banyak (ada Banyak Agak banyak BTA
Pausibasiler (PB): jika hasil pulasan BTA negatif, jika jumlah lesi 1-5 (pada daerah dengan
keterbatsan pemeriksaan penunjang), klasifikasi Ridley-Jopling TT dan BT.
Multibasiler (MB): setiap pasien dengan BTA positif, jika jumlah lesi > 6 (pada daerah
dengan keterbatasan pemeriksaan penunjang), klasifikasi Ridley Jopling BB, BL, LL, dan
sebagian penderita tipe BT
Terapi
Berdasarkan WHO, diberikan lebih dari satu jenis obat (multidrug therapy/MDT), dan jenis
terapi dibedakan berdasarkan jenis PB dan MB.
PB: rifampin 600 mg per bulan dan dapsone 100 mg oral per hari, selama 6 bulan.
MB: rifampin 600 mg per bulan, klofazimin 300 mg oral per bulan lanjut 50 mg per hari, dan
dapsone 100 mg oral per hari.2
Reaksi Kusta
Tipe 1, reaksi hipersensitivitas tipe lambat (DTH reaction), upgrading, atau reversal.
konversi mendadak dari lesi yang sudah ada menjadi lebih aktif, dan muncul lesi baru di
lokasi yang awalnya bebas lesi
Dapat disertai neuritis akut
muncul akibat intensifikasi dari reaksi sel T, biasanya muncul pada tipe borderline (BL, BB,
BT) sebanyak 15-30%
Muncul setelah inisisasi MDT hingga 7 tahun sesudahnya
Eritema Nodosum Leprosum
Ringan: analgetik, imobilisasi, dan aspirin 600-1200 mg per hari dibagi dalam 6 dosis per
hari.
Berat: disertai steroid dimulai dengan 30-80 mg prednisone per hari dan dilakukan
tapering off 5-10 mg tiap 2 minggu, rawat inap
Pembahasan
Eritema Nodosum Leprosum
Atas dasar:
demam, anorexia, malaise, arthralgia yang muncul mendadak disertai bentol di seluruh tubuh
Riwayat pengobatan kusta selama 5 bulan, MB-MDT (obat diminum tiap hari 2 pil, ada satu
obat yang diminum tiap bulan yang menyebabkan kencing berwarna merah). ENL dapat
muncul hingga 1 tahun setelah inisiasi pengobatan.
terdapat nodus eritematosa multipel yang nyeri pada penekanan, tersebar diskret dan simetris
pada batang tubuh serta ekstremitas atas dan bawah
Manifestasi klinis kusta mengarah ke tipe lepromatosa (akan dijelaskan berikutnya), yang
merupakan faktor risiko untuk munculnya reaksi kusta tipe ENL.
N auricularis magnus sinistra nyeri dan membesar salah satu kriteria untuk reaksi tipe 2 berat.
Pada pemeriksaan lab terdapat penurunan Hb dan Ht, serta leukositosis.
ENL: Terapi
Riwayat berobat kulit di RSUD Koja dengan obat-obatan MB-MDT. Awal: keluhan yang sama namun bentol berupa
lenting yang kemudian pecah varicella?, namun karena manifestasi klinis yang khas diduga dilakukan
apusan sayatan kulit di dua daun telinga, alis, dan lengan menunjukkan hasil yang positif (tidak ditemukan hasil
Di kulit masih terdapat bagian yang secara klinis sehat. Hal ini biasanya teradapat pada pasien dengan tipe BL, di
Fasies leonina, madarosis, pembesaran nervus aurikularis magnus, dan tidak terdapat defisit sensorik yang jelas
maupun tanda-tanda defisit motorik sifat kusta lepromatosa kurangnya imunitas seluler, sehingga reaksi
inflamasi yang bersifat merusak saraf baru akan muncul jika penyakit sudah bersifat lanjut.
Wisnu IM, Sjamsoe-Djalil ES, Menaldi SL. Kusta. Dalam: Menaldi SL, Bramono K, Indriatmi W, dkk, editor. Ilmu Penyakit
Kulit dan Kelamin. Edisi ke-7. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2015. h. 87-102.
DynaMed Plus [Internet]. Ipswich (MA): EBSCO Information Services. 1995 - . Record No. 116507, Leprosy (Hansen
disease); [diperbarui 2016 Jan 06, dikutip 2017 Jun 01]; [22 halaman]. Diperoleh dari
http://www.dynamed.com/login.aspx?direct=true&site=DynaMed&id=116507.
Sjamsoe-Djalil ES, Menaldi SL, Asmiarto SP, Nilasari H, editor. Kusta. Edisi ke-2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2003. 145
h.
Sharma R, Singh P, Loughry WJ, Lockhart JM, Inman WB, Duthie MS, dkk. Zoonotic leprosy in the Southeastern United
States. Emerg Infec Dis [internet]. 2015 Des [dikutpi 2017 Jun]; 21 (12):2127-2134. Diperoleh dari:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4672434/
Clark BM, Murray CK, Horvath L, Deye GA, Rasnake MS, Longfield RN. Case-control study of armadillo contact and
Hansens disease. Am J Trop Med Hyg [internet]. 2008 Jun [dikutip 2017 Jun];78(6):962-7. Diperoleh dari:
http://www.ajtmh.org/docserver/fulltext/14761645/78/6/0780962.pdf?expires=1496212985&id=id&accname=guest&
checksum=4E29FF67993E07B6C5E7F9C73E8A5EDE
Rea TH, Modlin RL. Leprosy. Dalam: Wolff K, Goldsmith L, Katz S, Gilchrest B, Paller A, Leffell D, editor. Fitzpatricks
Dermatology in General Medicine. Edisi ke-7. Philadelphia: McGraw-Hill; 2008. h. 1784-96.