Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN KASUS

Morbus Hansen Tipe Multibasilar

PENGUJI :
dr. Rani, Sp.KK, Mkes, FINSDV

Oleh :
Brent M. Heumasse
0110840150
Definisi
infeksi yang kronik dan bersifat intraselular
penyebabnya ialah obligat.
Mycobacterium leprae

KUSTA
dapat ke organ lain,
Saraf perifer sebagai kecuali sistem saraf
afinitas pertama, lalu pusat.
kulit dan mukosa traktus Sinonim: Lepra, Morbus
respiratorius bagian Hansen
atas,
Epidemiologi

Indonesia urutan ke -3 dalam jumlah kasus


WHO, 2014
baru setelah India dan Brazil.
prevalensinya berkisar antara 0,79 hingga
0,96 per 10.000 penduduk.
Etiologi
G. A Hansen, 1874
di Norwegia

Mycobacterium leprae,
ukuran 3-8 µm- 0,5 µm, tahan
asam dan alkohol, merupakan
bakteri Gram-positif.
Patogenesis

penderita yang mengandung kuman lebih


banyak belum tentu memberikan gejala yang
lebih berat.

Ketidakseimbangan antara derajat infeksi


dengan derajat penyakit tidak lain disebabkan
oleh respons imun yang berbeda

Oleh karena itu penyakit kusta dapat


disebut sebagai penyakit imunologik.
Gambar 1. Patogenesis Kusta
Dasar Diagnosa

1. Gambaran klinis
2. Bakterioskopis
3. Histopatologis
4. Serologis.

diagnosis secara klinislah yang


terpenting dan paling sederhana.
Cardinal Sign
01 Kelainan/lesi kulit hipo/hiperpigmentasi atau eritem yang mati rasa

02 Penebalan saraf tepi disertai gangguan fungsi saraf

02 Ditemukannya Basil Tahan Asam (BTA)


Kusta Pausibasilar (PB)
terdapat 1-5 lesi, hipopigmentasi/ eritema, distribusi tidak
merata, hilangnya sensasi yang jelas. Kerusakan 1
cabang saraf

WHO, 1995

Kusta Multibasilar (MB)


terdapat >5 lesi, simetris, hilangnya sensasi kurang jelas.
Kerusakan cabang saraf banyak
Diagnosis Banding

Vitiligo
Pigmen kulit hilang total
makula putih Susu
berbatas tegas

Pitriasis versikolor
Punggung tampak lesi
berupa area
hipopigmentasi dengan
skuama halus dan
berbatas tegas.
Diagnosis Banding

Psoriasis Vulgaris
Makula/plak eritematosa
dengan Skuama berlapis
berwarna putih 70%
disertai rasa gatal, nyeri
dan terbakar.
Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan Bakterioskopik
(Kerokan jaringan kulit)
 Pemeriksaan histopatologik
 Pemeriksaan serologik
 Polymerase Chain Reaction (PCR)
 Kultur
Tata Laksana Kusta
MDT – Kusta Pausibasilar (PB)
1. Rifampisin 600 mg/ bulan dalam pengawasan,
2. DDS 100 mg/ hari

REKOMENDASI Multi Drug


WHO Treatment (MDT) MDT – Kusta multibasilar (MB)
1. Rifampisin 600 mg/ bulan dalam pengawasan,
2. DDS 100 mg/ hari
3. klofazimin 300 mg/ bulan dalam pengawasan,
diteruskan 50 mg/ hari
Pencegahan Cacat
diagnosis dini kusta, pengobatan MDT yang cepat dan tepat,
mengenali gejala dan tanda reaksi kusta yang disertai gangguan saraf

gangguan sensibilitas, diberi pentunjuk sederhana :


1. memakai sepatu untuk melindungi kaki yang telah terkena
2. memakai sarung tangan bila bekerja dengan benda yang tajam atau panas
3. memakai kacamata.
4. memeriksa ada tidaknya memar, luka.
5. tangan dan kaki direndam, disikat dan diminyaki agar tidak kering dan pecah
WHO
WHOExpert
Expert
Committee
CommitteeOnOn
Leprosy
Leprosy(1977)
(1977)
Identitas Pasien

Nama : Tn. B.L


Umur : 73 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Entrop
Pekerjaan : Swasta (Buruh Bangunan)
Agama : Kristen Protestan
No.RM : 44 24 33
Tanggal pemeriksaan : 10 April 2018
Anamnesis
 Keluhan utama
Timbul bercak kemerahan di kaki kanan.

Riwayat penyakit sekarang


Pasien datang ke poliklinik kulit dan kelamin RSUD Jayapura dengan membawa surat rujukkan dari
Puskesmas Kotaraja. keluhannya timbul bercak kemerahan pada kaki kanan sejak ± 3 tahun yang
lalu. Bercak tersebut mulai menyebar di daerah lengan kanan, lutut kanan kiri, daerah wajah,
tulang belakang. Pasien mengaku, awal timbulnya secara tiba-tiba. Pasien tidak merasa gatal dan
nyeri di daerah lesi. Pasien juga mengaku hilangnya sensasi rasa raba yang tidak terlalu jelas pada
bagian bercak tersebut. Awalnya bercak kemerahan muncul dengan ukuran sebesar biji jagung,
namun lama kelamaan bercak tersebut semakin membesar. Pasien mengaku tidak pernah berobat
ke puskesmas manapun. Pasien mengaku bahwa seorang kerabat pasien memiliki keluhan sakit
yang sama dengan pasien dan pernah melakukan kontak kulit dengan pasien.
Riwayat penyakit keluarga
Dalam keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit seperti pasien.

 Riwayat penyakit dahulu


Hipertensi (-), DM (-), Alergi makanan dan obat (-), Asma (-), Penyakit Paru (-),
Penyakit Jantung (-)

 Riwayat sosial
Pasien adalah seorang kepala rumah tangga. Pasien bekerja sebagai seorang
buruh bangunan. Pasien tidak di daerah padat penduduk.
Pemeriksaan Fisik

Tanda vital
Keadaan umum : Tampak Sakit Ringan
Kesadaran : Compos Mentis, GCS: E4V5M6
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 90 x/m
Respirasi : 22 x/m
Suhu : 36,5°C
Status Generalis
Kepala Bentuk : Bulat, Simetris
Rambut : Hitam, Distribusi Merata
Muka : Bulat, Simetris
Mata : Conjungtiva Anemis (-/-); Sklera Ikterik (-);
Sekret : (-/-)
Telinga : Deformitas (-), Sekret (-)
Hidung : Deviasi (-)
Mulut : Oral Candidiasis (-); Tonsil (T1-T1); Lidah Kotor (-)
Leher : Trakea Letak Normal, Pembesaran KGB (-/-), JVP Tidak Meningkat

Thoraks Paru : Tidak Dilakukan Pemeriksaan


Jantung : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
Abdomen : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
Ektremitas : Akral Hangat, Capillary Refill Time < 2 detik, Edema (-), Ulkus (-),
Clubbing Finger (-)
Genitalia : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
Status Dermatologis

Distribusi : Regional, sirkumskrip, bilateral


Lokasi : Regiofacei, auricula,regio bracialisposterior
dextra, regio fossa cubiti posterior dextra, regio lumbalis, regio
femoralis anterior dextraet sinistra.
Efloresensi : Plak eritematous, batas jelas, dasar kasar dan
permukaan agak mengkilat
Ukuran : Numular
Bentuk : Teratur (Bulat)
Jumlah : 9 lesi
Susunan : Annular
Gambar 5 Auricula dextra Gambar 6 Regio Facialis
Gambar 7 Fossa Cubiti Gambar 8 Regio Brachialis Posterior
Gambar 9 dan 10 Regio Femoralia anterior dextra et
sinistra
Gambar 11 Regio
lumbalis
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Sensibiltas

Rasa Raba
untuk membedakan antara rasa raba pada daerah lesi dan kulit normal,
didapatkan hasil sebagai berikut :

Pasien merasakan kurang rasa pada daerah lesi


dibandingkan dengan kulit normal saat
pemeriksaan rasa raba dilakukan.
Pemeriksaan Penebalan saraf tepi
Untuk mengetahui penebalan, konsistensi, serta ada tidaknya nyeri tekan dan
membandingkan antara sisi kiri dan kanan pasien yang akan mengarah pada
tanda-tanda mulai terjadinya kerusakan saraf tepi. Saraf yang diperiksa adalah
nervus ulnaris, didapatkan hasil sebagai berikut :

nervus terasa menebal pada kedua tangan dengan konsistensi keras


saat dibandingkan nervus kiri lebih menebal dibandingkan yang
kanan, nyeri tekan ditemukan pada nervus ulnaris sebelah kiri,
yang kanan ada tapi kurang terasa nyeri.
BTA skin test (10 April 2018)

Cuping telinga kanan Negatif


Cuping telinga kiri Negatif
Dagu Negatif
Lesi di siku tangan +1
Lesi di lengan +1
Diagnosis Kerja
Morbus Hansen Tipe Multibasilar

Diagnosis Banding
◦ Psoriasis vulgaris
◦ Pitriasis versikolor
◦ Vitiligo
Penatalaksanaan

Medikamentosa
MDT-MB :

Rifampisin 600 mg / bulan


Dapson 100 mg / hari
Klofazimin 300 mg / bulan
(minum di depan petugas),
50 mg / hari (di rumah) (12-
18 Bulan)
Non medikamentosa

Edukasi pasien dan keluarga mengenai penyakitnya, terutama


cara penularan

Edukasi pasien dan keluarga kondisi pasien dan pentingnya


keteraturan meminum obat sampai tuntas

Edukasi keluarga bila terdapat tanda dan gejala serupa pada


anggota keluarga lainnya, perlu dibawa dan diperiksakan ke
pelayanan kesehatan.
Pembahasan
TEORI KASUS
Anamnesis: Anamnesis:

• Kelainan/lesi kulit hipo/hiperpigmentasi • Bercak kemerahan yang mati rasa.


atau eritem yang mati rasa • Riwayat kontak dengan penderita kusta
• Riwayat kontak dengan penderita kusta

Pemeriksaan fisik, lesi kulit yang didapatkan: Pemeriksaan fisik, lesi kulit yang didapatkan:

• Terdapat >5 lesi untuk diagnosa kusta tipe MB • Terdapat 9 lesi


• Hilangnya sensasi kurang jelas • Hilangnya sensasi kurang jelas
• Distribusi lebih simetris • Distribusi lebih simetris
• Penebalan saraf tepi & gangguan fungsi saraf • Penebalan Saraf Ulnaris lengan kiri
Penunjang Diagnosa

Pemeriksaan Sensibiltas (Rasa BTA (10 April 2018)


Raba)
•Cuping telinga kanan negatif
menggunakan kapas dan pasien tidak •Cuping telinga kiri negatif
terlalu merasakan adanya sentuhan •Dagu negatif
pada lesi-lesi, di paha kiri dan kanan, •Lesi di siku tangan +1
lengan atas kanan dan daerah wajah
pasien. Ini menandakan adanya •Lesi di lengan +1
penurunan fungsi saraf
Tata Laksana
MDT – Kusta multibasilar (MB)

1. Rifampisin 600 mg/ bulan dalam pengawasan,


2. DDS 100 mg/ hari
3. klofazimin 300 mg/ bulan dalam pengawasan, diteruskan 50 mg/ hari
Selama 12-18 bulan

Pemeriksaan klinis dilakukan setiap bulan, bakterioskopik setiap 3 bulan. Setelah 24 dosis, pasien
dinyatakan Release From Treatment (RFT)
Kesimpulan
◦ Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
◦ Pada anamnesa ditemukan bercak kemerahan pada kaki kanan sejak ± 3tahun yang lalu. Bercak
menyebar di daerah lengan kanan, lutut kanan kiri, daerah wajah, tulang belakang.
◦ Pemeriksaan penunjang sederhana, sensibilitas pada lesi kurang rasa dibanding kulit normal dan pada
pemeriksaan penunjang laboratorium ditemukan BTA (+)
◦ Pasien didiagnosis sebagai MH tipe MB, Pasien diberi rujukkan untuk pengobatan MDT-MB sesuai
anjuran WHO selama 12-18 bulan, di Puskesmas kotaraja.
◦ Prognosis kasus ini ialah quo advitamquo ad sanationam et fungsionam bonam.
THANKS

Anda mungkin juga menyukai