Pada pukul 15.10 datang seorang pasien yang bernama Tn.D usia 23 tahun tiba di IGD
diantar masyarakat menggunakan angkot karena KLL sedang mengendarai motor
menyalip mobil tapi tertabrak mobil yang disalip dari arah kiri motor. Kejadian KLL pkl
14.30. Pasien terpental kearah kanan jalan, beruntung tidak ada kendaraan dari arah
kanan. Saat akan dipindahkan ke brandcar, petugas security meminta pasien
menyebutkan namanya kemudian pasien menjawab dengan lemah menyebutkan nama
dan tempat tinggal. Pasien dalam keadaan sadar, tampak sangat kesakitan, wajahnya
pucat, perdarahan banyak pada paha kanan ditutup kain kerudung yang diikat melingkar
di paha utk hentikan perdarahan, pasien mengeluh nyeri pada kaki kanan dan tidak bisa
digerakkan. Pada saat dievakuasi ke brandcar pasien berteriak teriak kesakitan, kemudian
petugas memasang terlebih dahulu emergency stretcher scoop untuk memudahkan
evekuasi pasien.
Pkl 15.20 Tiba di ruang triase dilakukan pembebatan perdarahan sementara menggunakan
kassa tebal kemudian diukur tanda-tanda vital TD 90/70 mmHg, frekuensi nadi 105
x/menit, frekuensi napas 26x/menit, suhu 36,5⁰C, skala nyeri 7 (0 – 10) tampak
berkeringat banyak.
Pkl 15.30 Masuk ruang resusitasi kemudian dipindahkan ke tempat tidur tindakan. Pasien
berteriak kesakitan saat dipindahkan terutama saat kaki kanan dipegang.
Perawat mengatur posisi supine, memasang oksigen 3 liter /menit binasal canule.
Seluruh pakaian luar pasien dilepaskan dengan cara digunting untuk melihat area fraktur
dan jelas di bagian tubuh lainnya.
Tampak deformitas tungkai kanan dan tidak bisa digerakkan, tungkai kanan lebih pendek
dari tungkai kiri, luka robekan terbuka diameter 10 x 7 cm, tampak tulang runcing
menonjol keluar 5 cm dari permukaan kulit, perdarahan masih aktif pada kassa dari triase,
bengkak, kebiruan di sekitar luka, teraba krepitasi pada area fraktur.
Bantalan kassa tebal diganti untuk hentikan perdarahan kemudian dipasang bidai 3
batang dibalut elastic verband kemudian tungkai diatur posisi elevasi 15º.
Perawat mengambil sampel darah vena untuk pemeriksaan lab kemudian memasang IV
cath no. 16 pada vena brachialis kiri transfusi set 2 line menggunakan threeway stop
cock,
Line 1 ; cairan NaCl 0,9% 1500 ml pada jam ke-1 selanjutnya 1500 ml/6 jam
Line 2 ; ketorolac drip 30 mg/jam via infusion pump
Pkl 16.30 Pasien dibawa ke ruang ronsen : Hasil : Compund Fraktur terbuka 1/3 femur
dextra
Pkl 17.30 Rencana pasien akan dilakukan pemasangan traksi di OK, tapi menunggu
keluarga sedang diperjalanan dari luar kota dan OK sedang penuh tindakan.
Pkl 21.30 Pasien dibawa ke OK emergency untuk dilakukan pemasangan skeletal traksi
dan debridement luka terbuka.
Pkl 23.00 Pasien kembali ke ruang observasi IGD menunggu ruang perawatan yang
masih penuh.
Pkl 04.20 Tiba-tiba pasien mengeluh sesak, gelisah, mengeluh nyeri dada kiri, keringat
banyak sekali, tahcipneu, napas cepat dan pendek, tachikardi, saturasi turun 95%, TD
90/70 mmHg, frekuensi nadi 120 x/menit, frekuensi napas 30 x/menit, JVP meningkat,
batuk berdarah. Perawat segera mengganti oksigen menggunakan sungkup sederhana 8
liter/menit dan menyiapkan bag valve, mengatur posisi semi fowler, memasang elektroda
disambungkan ke layar bedside monitoring. Tampak gambaran EKG ST elevasi leads II
Pkl 04.30 Pengambilan darah AGD dan d Dimer Foto ronsen cyto
Hasil ronsen: tampak kedua paru berwarna putih, tampak emboli pada arteri pulmonalis
Pkl 05.00 Dokter memberikan streptokinase 1,5 juta unit dan menyiapkan pemasangan
ETT
Pkl 05.10 Kesadaran menurun, pasien apneu, TD 80/60 mmHg, saturasi 88%, nadi teraba
kecil, frekuensi nadi 130 x/menit.
Perawat segera melakukan support napas melalui bagvalve 12 x/menit
Monitor perdarahan
21.20 Keluarga pasien datang kemudian mengurus
administrasi informed consent untuk dilakukan
tindakan.
21.30 Pasien dibawa ke OK emergency untuk
dilakukan pemasangan skeletal traksi dan
debridement luka terbuka.
23.30 Pasien kembali ke ruang observasi IGD
menunggu ruang perawatan yang masih penuh.
04.20 Tiba-tiba pasien mengeluh sesak, gelisah, Tampak gambaran EKG ST elevasi
mengeluh nyeri dada kiri, keringat banyak leads II
sekali, tahcipneu, napas cepat dan pendek,
tachikardi, saturasi turun 95%, TD 90/70
mmHg, frekuensi nadi 120 x/menit, frekuensi
napas 30 x/menit, JVP meningkat, batuk
berdarah.
Perawat segera mengganti oksigen
menggunakan sungkup sederhana 8 liter/menit
dan menyiapkan bag valve, mengatur posisi
semi fowler, memasang elektroda
disambungkan ke layar bedside monitoring.
04.30 Pengambilan darah AGD dan d Dimer Hasil ; Ph 7,35, PaO2 60 PaCO2
Foto ronsen cyto 25,
Hasil ronsen : tampak kedua paru
berwarna putih, tampak emboli
pada arteri pulmonalis
05.00 Dokter memberikan streptokinase 1,5 juta unit
dan menyiapkan pemasangan ETT
05.10 Kesadaran menurun, pasien apneu, TD 80/60
mmHg, saturasi 88%, nadi teraba kecil,
frekuensi nadi 130 x/menit.
Perawat segera melakukan support napas
melalui bagvalve 12 x/menit
05.20 Dipasang ETT dan dipasang ventilator
Rencana masuk ICU tapi masih penuh
Diagnosa Diagnosa Keperawatan saat masuk ;
Keperawatan 1. Risiko syok hipovolemik berhubungan
dengan luka terbuka area fraktur femur
Diagnosa Keperawatan tambahan ;
2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan
emboli paru
DATA PEMBAHASAN REFERENSI
Triase merupakan struktur dasar pasien yang datang dan dikategorikan kedalam kategori
kelompok tertentu dengan menggunaan skala penilaian urgensi atau terstruktur. Triase juga
didefinisikan sebagai suatu prosedur penting didalam unit gawat darurat yang meliputi pemilihan
pasien sesuai prioritas, sehingga dapat mengurangi waktu tunggu pasien dan meningkatkan
kualitas dalam perawatan pasien. Alokasi penempatan pasien yang kurang tepat diruang triase
dapat menimbulkan kerugian bagi pasien, termasuk perawatan pasien menjadi terganggu dan
dapat meningkatkan angka kematian di UGD. Bagaimanapun hasilnya dipengaruhi oleh berbagai
DATA PEMBAHASAN REFERENSI
faktor, seperti jenis sistem triase, efektivitas sistem dan pengetahuan serta keterampilan staff
darurat di UGD.
Urgensi ditentukan berdasarkan kondisi pasien dan digunakan untuk menentukan
kecepatan intervensi yang diperlukan untuk mencapai hasil optimal. Tingkat urgensi adalah 2. Australian College For
tingkat keparahan atau kompleksitas suatu penyakit atau cedera. Warna Triase : Unit Gawat Emergency Medicine Last
Darurat di Australia dan New Zealand menggunakan berbagai Sistem Informasi UGD untuk Revised July Version No.06
menyediakan fungsi-fungsi utama, seperti manajemen triase dan penilaian. Dengan menggunakan
sistem ini, UGD dapat memilih untuk mengidentifikasi setiap Kategori ATS menggunakan warna
tertentu.
Merah (Kategori 1), Oranye (Kategori 2), Hijau (Kategori 3), Biru (Kategori 4) dan Putih (Kategori
5), umumnya digunakan oleh para UGD untuk mengidentifikasi setiap Kategori ATS, dan
direkomendasikan untuk menjadi standar warna yang digunakan di Australia dan New Zealand.
Namun, penunjukan warna hanya boleh digunakan sebagai tambahan untuk penunjukan numerik
yang mengidentifikasi setiap kategori triase.
akut,
hemipherese/dysphasia
mendadak)
− Fever with signs of
lethargy (any age)
(demam dengan tanda-
tanda kejang)
− Acid or alkali splash to
eye – requiring
irrigation (asam atau
basa yang mengenai
mata)
− Suspected
endophthalmitis post-
eye procedure (post-
cataract, post-
intravitreal injection),
sudden onset pain,
blurred vision and red
eye. (Prosedur pasca-
mata endophthalmitis
yang dicurigai (pasca
katarak, injeksi pasca-
intravitreal), nyeri onset
mendadak, penglihatan
kabur dan mata merah.)
− Major multi trauma
DATA PEMBAHASAN REFERENSI
(requiring rapid
organised team
response)
− Severe localised trauma
– major fracture,
amputation (multiple
trauma, trauma local
berat (fraktur berat,
amputasi))
− Suspected testicular
torsion (dicurigai terjadi
torsio testis)
− High-risk history:
Significant sedative
or other toxic
ingestion (keracuan)
Significant/dangero
us envenomation
(bahaya gigitan ular)
Severe pain or other
feature suggesting
PE, aortic
dissection/AAA or
ectopic pregnancy
(Nyeri hebat atau
gambaran lain yang
menunjukkan PE,
DATA PEMBAHASAN REFERENSI
sendiri)
acutely psychotic or
thought disordered
(psikotik akut)
situational crisis,
deliberate self-harm
(kecanduan/potensi
menyerang)
agitated / withdrawn
−potentially aggressive
Assessment Potentially serious
Category 4 and treatment The patient's condition may −Mild haemorrhage
start within deteriorate, or adverse (perdarahan sedang)
60 mins outcome may result, if −Foreign body aspiration,
(pemeriksaan assessment and treatment is no respiratory distress
dan not commenced within one Chest injury without rib
pengobatan hour of arrival in ED. pain or respiratory
Symptoms moderate or distress (aspirasi benda
dimulai
prolonged (Berpotensi asing, tidak ada distress
dalam waktu
serius : pernapasan)
60 menit)
Kondisi pasien dapat −Difficulty swallowing,
memburuk, atau hasil yang no respiratory distress
merugikan dapat terjadi, (Kesulitan menelan,
jika penilaian dan tidak ada gangguan
pengobatan tidak dimulai pernapasan)
dalam satu jam setelah −Minor head injury, no
DATA PEMBAHASAN REFERENSI
neurovascular
impairment
−Swollen “hot” joint
(Gips ketat, tidak ada
gangguan neurovaskular
Bengkak "panas" sendi)
−Non-specific abdominal
pain (nyeri abdomen
tidak spesifik)
−Behavioural/Psychiatric
(kasus- kasus pskiatri) :
Tingkat Permasalahan : Semi-urgent mental
yang signifikan health problem
Kemungkinan (masalah kesehatan
membutuhkan pemeriksaan mental)
dan konsultasi yang rumit Under observation
dan / atau rawat inap and/or no immediate
Pengelolaan) risk to self or others
(dalam pengawasan
or dan tisak ada risiko
langsung terhadap
Humane practice mandates diri sendiri atau
the relief of discomfort or orang lain)
distress within one hour
Assessment Less Urgent
Category 5 and treatment The patient's condition is −Minimal pain with no
DATA PEMBAHASAN REFERENSI
ATS adalah Australian Triage Scale, suatu penilaian triase melibatkan masalah yang muncul
dan penampilan umum pasien, dan dapat dikombinasikan dengan pengamatan fisiologi yang
bersangkutan. Tanda vital hanya diukur pada triase bila diperlukan untuk memperkirakan urgensi
atau jika waktu cukup. Setiap pasien yang diidentifikasi sebagai ATS kategori 1 dan 2 harus segera
dibawa ke tempat penilaian dan perawatan yang tepat. Di Australia triase dilakukan oleh staff
yang terlatih dan berpengalaman secara khusus.
Teknik pemindahan pasien dengan kondisi trauma berperan penting untuk mencegah cedera
tambahan pada pasien. Scoop stretcher bukan merupakan alat untuk membawa atau
transportasi,
DATA PEMBAHASAN REFERENSI
melainkan alat untuk mengangkat dan memindahkan. Proses pengangkatan sebaiknya dilakukan
oleh empat petugas dengan berada pada masing-masing sisi tandu.