Anda di halaman 1dari 26

Kasus 1

Pada pukul 15.10 datang seorang pasien yang bernama Tn.D usia 23 tahun tiba di IGD
diantar masyarakat menggunakan angkot karena KLL sedang mengendarai motor
menyalip mobil tapi tertabrak mobil yang disalip dari arah kiri motor. Kejadian KLL pkl
14.30. Pasien terpental kearah kanan jalan, beruntung tidak ada kendaraan dari arah
kanan. Saat akan dipindahkan ke brandcar, petugas security meminta pasien
menyebutkan namanya kemudian pasien menjawab dengan lemah menyebutkan nama
dan tempat tinggal. Pasien dalam keadaan sadar, tampak sangat kesakitan, wajahnya
pucat, perdarahan banyak pada paha kanan ditutup kain kerudung yang diikat melingkar
di paha utk hentikan perdarahan, pasien mengeluh nyeri pada kaki kanan dan tidak bisa
digerakkan. Pada saat dievakuasi ke brandcar pasien berteriak teriak kesakitan, kemudian
petugas memasang terlebih dahulu emergency stretcher scoop untuk memudahkan
evekuasi pasien.

Hasil penilaian petugas triase, pasien masuk kategori 2

Pkl 15.20 Tiba di ruang triase dilakukan pembebatan perdarahan sementara menggunakan
kassa tebal kemudian diukur tanda-tanda vital TD 90/70 mmHg, frekuensi nadi 105
x/menit, frekuensi napas 26x/menit, suhu 36,5⁰C, skala nyeri 7 (0 – 10) tampak
berkeringat banyak.

Triase ESI skor 2, segera dipindahkan ke ruang resusitasi

Pkl 15.30 Masuk ruang resusitasi kemudian dipindahkan ke tempat tidur tindakan. Pasien
berteriak kesakitan saat dipindahkan terutama saat kaki kanan dipegang.

Perawat mengatur posisi supine, memasang oksigen 3 liter /menit binasal canule.
Seluruh pakaian luar pasien dilepaskan dengan cara digunting untuk melihat area fraktur
dan jelas di bagian tubuh lainnya.
Tampak deformitas tungkai kanan dan tidak bisa digerakkan, tungkai kanan lebih pendek
dari tungkai kiri, luka robekan terbuka diameter 10 x 7 cm, tampak tulang runcing
menonjol keluar 5 cm dari permukaan kulit, perdarahan masih aktif pada kassa dari triase,
bengkak, kebiruan di sekitar luka, teraba krepitasi pada area fraktur.
Bantalan kassa tebal diganti untuk hentikan perdarahan kemudian dipasang bidai 3
batang dibalut elastic verband kemudian tungkai diatur posisi elevasi 15º.

Perawat mengambil sampel darah vena untuk pemeriksaan lab kemudian memasang IV
cath no. 16 pada vena brachialis kiri transfusi set 2 line menggunakan threeway stop
cock,
Line 1 ; cairan NaCl 0,9% 1500 ml pada jam ke-1 selanjutnya 1500 ml/6 jam
Line 2 ; ketorolac drip 30 mg/jam via infusion pump

16.00 Monitoring TTV:


TD 100/80 mmHg, frekuensi nadi 80 x/menit, frekuensi napas 20 x/menit, suhu 36⁰C,
saturasi O2 100%
Cek PMS: Ujung jari kaki masih bisa digerakkan sedikit, CRT < 3 detik, akral hangat,
tidak tampak pucat, tidak terasa kebas, rangsang sentuh pada telapak kaki dan area distal
bidai masih terasa.
Hasil lab darah : Hb 11 mg/dl, leukosit 11.000, PCV 45%, trombosit 460.000, GDS 112
gr/dl,

Pkl 16.30 Pasien dibawa ke ruang ronsen : Hasil : Compund Fraktur terbuka 1/3 femur
dextra

Pkl 17.30 Rencana pasien akan dilakukan pemasangan traksi di OK, tapi menunggu
keluarga sedang diperjalanan dari luar kota dan OK sedang penuh tindakan.

Pkl 18.30 Monitoring TTV:


Kesadaran CM, nyeri masih terasa skala 5 (0 – 10), TD 100/80 mmHg, frekuensi nadi 90
x/menit, frekuensi napas 24 x/menit, saturasi O2 98%
Cek PMS: Ujung jari kaki masih bisa digerakkan sedikit, CRT < 3 detik, akral hangat,
tidak tampak pucat, tidak terasa kebas, rangsang sentuh pada telapak kaki dan area distal
bidai masih terasa.
Monitor perdarahan :
Perdarahan sudah berkurang tidak terlalu aktif.
Pkl 21.20 Keluarga pasien datang kemudian mengurus administrasi informed consent
untuk dilakukan tindakan.

Pkl 21.30 Pasien dibawa ke OK emergency untuk dilakukan pemasangan skeletal traksi
dan debridement luka terbuka.

Pkl 23.00 Pasien kembali ke ruang observasi IGD menunggu ruang perawatan yang
masih penuh.

Pkl 04.20 Tiba-tiba pasien mengeluh sesak, gelisah, mengeluh nyeri dada kiri, keringat
banyak sekali, tahcipneu, napas cepat dan pendek, tachikardi, saturasi turun 95%, TD
90/70 mmHg, frekuensi nadi 120 x/menit, frekuensi napas 30 x/menit, JVP meningkat,
batuk berdarah. Perawat segera mengganti oksigen menggunakan sungkup sederhana 8
liter/menit dan menyiapkan bag valve, mengatur posisi semi fowler, memasang elektroda
disambungkan ke layar bedside monitoring. Tampak gambaran EKG ST elevasi leads II

Pkl 04.30 Pengambilan darah AGD dan d Dimer Foto ronsen cyto

Hasil; Ph 7,35, PaO2 60 PaCO2 25,

Hasil ronsen: tampak kedua paru berwarna putih, tampak emboli pada arteri pulmonalis

Pkl 05.00 Dokter memberikan streptokinase 1,5 juta unit dan menyiapkan pemasangan
ETT

Pkl 05.10 Kesadaran menurun, pasien apneu, TD 80/60 mmHg, saturasi 88%, nadi teraba
kecil, frekuensi nadi 130 x/menit.
Perawat segera melakukan support napas melalui bagvalve 12 x/menit

Pkl 05.20 Dipasang ETT dan dipasang ventilator

Rencana masuk ICU tapi masih penuh

FORMAT MONITORING DAN CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN DI


UNIT GAWAT DARURAT
IMPLEMENTASI DAN CATATAN PERKE
JAM EVALUASI TINDAKAN
MBANGAN
TRIASE : Pkl 15.30 Datang seorang pasien Tn,D tiba ke SCORE ESI :
IGD diantar masyarakat karena KLL. Dengan Kategori 2
15.30 kondisi pasien dalam keadaan sadar, tampak
sangat kesakitan, wajahnya pucat, perdarahan
banyak pada paha kanan ditutup kain kerudung
yang diikat melingkar di paha utk hentikan
perdarahan, pasien mengeluh nyeri pada kaki
kanan dan tidak bisa digerakkan.

Kronologis timbulnya keluhan :


Kejadian KLL pada pkl 14.30 Pasien terpental
kearah kanan jalan, beruntung tidak ada
kendaraan dari arah kanan.
Saat akan dipindahkan ke brandcar, petugas
security meminta pasien menyebutkan
namanya kemudian pasien menjawab dengan
lemah menyebutkan nama dan tempat tinggal.

RUANG Masuk ruang resusitasi kemudian dipindahkan


RESUSITAS ke tempat tidur tindakan. Pasien berteriak
I: kesakitan saat dipindahkan terutama saat kaki
kanan dipegang.

Tampak deformitas tungkai kanan


Perawat mengatur posisi supine, memasang
dan tidak bisa digerakkan, tungkai
oksigen 3 liter /menit binasal canule.
kanan lebih pendek dari tungkai
Seluruh pakaian luar pasien dilepaskan dengan
kiri, luka robekan terbuka diameter
cara digunting untuk melihat area fraktur dan
10 x 7 cm, tampak tulang runcing
jejas di bagian tubuh lainnya.
menonjol keluar 5 cm dari
permukaan kulit, perdarahan masih
aktif pada kassa dari triase,
bengkak, kebiruan di sekitar luka,
teraba krepitasi pada area fraktur.
Memasang IV cath No.16 pada
vena brachialis kiri transfuse 2 set
Perawat mengambil sampel darah vena untuk line menggunakan threeway stop
pemeriksaan lab dan memasang IV cock
Line 1 ; cairan NaCl 0,9% 1500 ml
pada jam ke-1 selanjutnya 1500
ml/6 jam
Line 2 ; ketorolac drip 30 mg/jam
via infusion pump

16.00 Monitoring TTV Hasil:

TD 100/80 mmHg, frekuensi nadi


80 x/menit, frekuensi napas 20
x/menit, suhu 36⁰C, saturasi O2
100%
Cek PMS
Ujung jari kaki masih bisa
digerakkan sedikit, CRT < 3 detik,
akral hangat, tidak tampak pucat,
tidak terasa kebas, rangsang sentuh
pada telapak kaki dan area distal
bidai masih terasa.
16.30 Pasien dibawa ke ruang ronsen Hasil:
Compund Fraktur terbuka 1/3
femur dextra
17.30 Rencana pasien akan dilakukan pemasangan
traksi di OK, tapi menunggu keluarga sedang
diperjalanan dari luar kota dan OK sedang
penuh tindakan.
18.30 Monitoring TTV Hasil:

Kesadaran CM, nyeri masih terasa


skala 5 (0 – 10), TD 100/80 mmHg,
frekuensi nadi 90 x/menit, frekuensi
napas 24 x/menit, saturasi O2 98%

Ujung jari kaki masih bisa


digerakkan sedikit, CRT < 3 detik,
Cek PMS akral hangat, tidak tampak pucat,
tidak terasa kebas, rangsang sentuh
pada telapak kaki dan area distal
bidai masih terasa.

Perdarahan sudah berkurang tidak


terlalu aktif.

Monitor perdarahan
21.20 Keluarga pasien datang kemudian mengurus
administrasi informed consent untuk dilakukan
tindakan.
21.30 Pasien dibawa ke OK emergency untuk
dilakukan pemasangan skeletal traksi dan
debridement luka terbuka.
23.30 Pasien kembali ke ruang observasi IGD
menunggu ruang perawatan yang masih penuh.
04.20 Tiba-tiba pasien mengeluh sesak, gelisah, Tampak gambaran EKG ST elevasi
mengeluh nyeri dada kiri, keringat banyak leads II
sekali, tahcipneu, napas cepat dan pendek,
tachikardi, saturasi turun 95%, TD 90/70
mmHg, frekuensi nadi 120 x/menit, frekuensi
napas 30 x/menit, JVP meningkat, batuk
berdarah.
Perawat segera mengganti oksigen
menggunakan sungkup sederhana 8 liter/menit
dan menyiapkan bag valve, mengatur posisi
semi fowler, memasang elektroda
disambungkan ke layar bedside monitoring.
04.30 Pengambilan darah AGD dan d Dimer Hasil ; Ph 7,35, PaO2 60 PaCO2
Foto ronsen cyto 25,
Hasil ronsen : tampak kedua paru
berwarna putih, tampak emboli
pada arteri pulmonalis
05.00 Dokter memberikan streptokinase 1,5 juta unit
dan menyiapkan pemasangan ETT
05.10 Kesadaran menurun, pasien apneu, TD 80/60
mmHg, saturasi 88%, nadi teraba kecil,
frekuensi nadi 130 x/menit.
Perawat segera melakukan support napas
melalui bagvalve 12 x/menit
05.20 Dipasang ETT dan dipasang ventilator
Rencana masuk ICU tapi masih penuh
Diagnosa Diagnosa Keperawatan saat masuk ;
Keperawatan 1. Risiko syok hipovolemik berhubungan
dengan luka terbuka area fraktur femur
Diagnosa Keperawatan tambahan ;
2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan
emboli paru
DATA PEMBAHASAN REFERENSI

Triase: PERFORMANCE 1. The Open Public Health


AUSTRALASIAN
INDICATOR
TRIAGE SCALE TREATMENT ACUITY Journal: Knowledge and
THRESHOLD
CATEGORY (Waktu Tunggu Maksimum)
(Indikator Ambang Practices of Triage Amongst
(Kategori)
Kerja)
Nurse Working in The
ATS 1 Segera 100%
Emergency Departements of
ATS 2 10 menit 80% Rural Hospitals in Limpopo
ATS 3 30 menit 75% Province, 2019.
ATS 4 60 menit 70%
ATS 5 120 menit 70%

Triase merupakan struktur dasar pasien yang datang dan dikategorikan kedalam kategori
kelompok tertentu dengan menggunaan skala penilaian urgensi atau terstruktur. Triase juga
didefinisikan sebagai suatu prosedur penting didalam unit gawat darurat yang meliputi pemilihan
pasien sesuai prioritas, sehingga dapat mengurangi waktu tunggu pasien dan meningkatkan
kualitas dalam perawatan pasien. Alokasi penempatan pasien yang kurang tepat diruang triase
dapat menimbulkan kerugian bagi pasien, termasuk perawatan pasien menjadi terganggu dan
dapat meningkatkan angka kematian di UGD. Bagaimanapun hasilnya dipengaruhi oleh berbagai
DATA PEMBAHASAN REFERENSI

faktor, seperti jenis sistem triase, efektivitas sistem dan pengetahuan serta keterampilan staff
darurat di UGD.
Urgensi ditentukan berdasarkan kondisi pasien dan digunakan untuk menentukan
kecepatan intervensi yang diperlukan untuk mencapai hasil optimal. Tingkat urgensi adalah 2. Australian College For
tingkat keparahan atau kompleksitas suatu penyakit atau cedera. Warna Triase : Unit Gawat Emergency Medicine Last
Darurat di Australia dan New Zealand menggunakan berbagai Sistem Informasi UGD untuk Revised July Version No.06
menyediakan fungsi-fungsi utama, seperti manajemen triase dan penilaian. Dengan menggunakan
sistem ini, UGD dapat memilih untuk mengidentifikasi setiap Kategori ATS menggunakan warna
tertentu.
Merah (Kategori 1), Oranye (Kategori 2), Hijau (Kategori 3), Biru (Kategori 4) dan Putih (Kategori
5), umumnya digunakan oleh para UGD untuk mengidentifikasi setiap Kategori ATS, dan
direkomendasikan untuk menjadi standar warna yang digunakan di Australia dan New Zealand.
Namun, penunjukan warna hanya boleh digunakan sebagai tambahan untuk penunjukan numerik
yang mengidentifikasi setiap kategori triase.

ATS Response Description of Category Clinical Descriptors


Category (indicative only)

Category 1 Immediate Immediately Life- − Cardiac arrest (Henti


DATA PEMBAHASAN REFERENSI

simultaneous Threatening Jantung)


assessment Conditions that are threats − Respiratory arrest
and treatment to life (or imminent risk of (Henti Nafas)
deterioration) and require − Immediate risk to
immediate aggressive airway – impending
intervention. arrest (Distress
(keadaan mengancam jiwa, Pernafasan)
harus segera dilakukan − Respiratory rate
tindakan) <10/min (Frekuensi
Nafas <10/mnt)
− Extreme respiratory
distress (Sesak Nafas
Berat)
− BP< 80 (adult) or
severely shocked
child/infant (Tekanan
Darah <80mmHg atau
syok pada anak dan
bayi)
−Unresponsive or
responds to pain only
(GCS < 9) (Tidak ada
respon/respon hanya
dengan rangsang nyeri
(GCS < 9)
−Ongoing/pro onged
DATA PEMBAHASAN REFERENSI

(kejang yang sedang


berlangsung)
−seizure IV overdose
and unresponsive or
hypoventilation
(overdosis obat
intravena atau
hipoventilasi)
−Severe behavioural
disorder with immediate
threat of dangerous
violence (Gg. Jiwa
dengan ancaman
kekerasan yang segera)
Category 2 Assessment Imminently life-
and treatment threatening − Airway risk – severe
within 10 stridor or drooling with
minutes The patient's condition is distress (Gg. Jalan
serious enough or napas, ngorok berat)
(assessment deteriorating so rapidly − Severe respiratory
and treatment that there is the potential distress (sesak napas)
often of threat to life, or organ − Circulatory compromise
simultaneous) (sirkulasi terganggu)
system failure, if not
treated within ten minutes  Clammy or mottled
of arrival or skin, poor perfusion
(kulit dingin, perfusi
buruk)
DATA PEMBAHASAN REFERENSI

Important time-  HR<50 or >150


critical treatment (adult) (HR < 50
The potential for x/mnt atau >
timecritical treatment (e.g. 150x/mnt)
thrombolysis, antidote) to  Hypotension with
make a significant effect haemodynamic
on clinical outcome effects (hipotensi)
depends on treatment  Severe blood loss
commencing within a few (kehilangan banyak
minutes of the patient's darah)
arrival in the ED or − Chest pain of likely
cardiac nature
Very severe pain − Very severe pain - any
Humane practice cause (nyeri dada hebat
mandates the relief of dengan penyebab lain)
very severe pain or − Suspected sepsis
distress within 10 minutes
(physiologically
(Ancaman terhadap unstable)
jiwa/organ tubuh akan − Febrile neutropenia
rusak atau gagal jika tidak − BSL < 3 mmol/l
dilakukan tindakan dalam − Drowsy, decreased
10 menit) responsiveness any
cause (GCS< 13)
(mengantuk, respon
menurun (GCS<13)
− Acute stroke (stroke
DATA PEMBAHASAN REFERENSI

akut,
hemipherese/dysphasia
mendadak)
− Fever with signs of
lethargy (any age)
(demam dengan tanda-
tanda kejang)
− Acid or alkali splash to
eye – requiring
irrigation (asam atau
basa yang mengenai
mata)
− Suspected
endophthalmitis post-
eye procedure (post-
cataract, post-
intravitreal injection),
sudden onset pain,
blurred vision and red
eye. (Prosedur pasca-
mata endophthalmitis
yang dicurigai (pasca
katarak, injeksi pasca-
intravitreal), nyeri onset
mendadak, penglihatan
kabur dan mata merah.)
− Major multi trauma
DATA PEMBAHASAN REFERENSI

(requiring rapid
organised team
response)
− Severe localised trauma
– major fracture,
amputation (multiple
trauma, trauma local
berat (fraktur berat,
amputasi))
− Suspected testicular
torsion (dicurigai terjadi
torsio testis)
− High-risk history:
 Significant sedative
or other toxic
ingestion (keracuan)
 Significant/dangero
us envenomation
(bahaya gigitan ular)
 Severe pain or other
feature suggesting
PE, aortic
dissection/AAA or
ectopic pregnancy
(Nyeri hebat atau
gambaran lain yang
menunjukkan PE,
DATA PEMBAHASAN REFERENSI

diseksi aorta / AAA


atau kehamilan
ektopik)
− Behavioural/Psychiatric:
 violent or aggressive
(kekerasan)
 immediate threat to
self or others
(ancaman terhadap
diri sendiri)
 requires or has
required restraint
(kecanduan)
− severe agitation or
aggression (agitasi atau
agresi yang parah)

Assessment Potentially Life- −Severe hypertension


Category 3 and treatment Threatening The (hipertensi berat)
start within 30 patient's condition may −Moderately severe blood
mins progress to life or limb loss – any cause
threatening, or may lead (kehilangan banyak
(pemeriksaan to significant morbidity, if darah)
assessment and treatment
dan −Moderate shortness of
are not commenced
pengobatan breath (napas pendek)
within thirty minutes of
dimulai dalam arrival −Seizure (now alert)
DATA PEMBAHASAN REFERENSI

waktu 30 (Berpotensi Mengancam (kejang)


menit dan Jiwa :Kondisi pasien −Persistent vomiting
berpotensi dapat berkembang (muntah)
mengancam menjadi nyawa atau −Dehydration (Dehidrasi)
jiwa) mengancam anggota −Head injury with short
tubuh, atau dapat LOC- now alert
menyebabkan morbiditas
−(cedera kepala)
yang signifikan, jika
−Suspected sepsis
penilaian dan pengobatan
tidak dimulai dalam (physiologically stable)
waktu tiga puluh menit −Moderately severe pain
setelah kedatangan) – any cause – requiring
analgesia (nyeri hebat
or karena sebab lain
sehingga memerlukan
Situational Urgency
obat analgetik)
There is potential for
−Chest pain likely non-
adverse outcome if
cardiac and mod
timecritical treatment is
severity (nyer dada
not commenced within
bukan karena penyakit
thirty
jantung)
minutes (Situasi
−Abdominal pain without
Urgensi : high risk features – mod
Ada potensi untuk hasil severe or patient age
yang merugikan dari >65 years (nyeri perut
waktu perawatan kritis pada pasien > 65 tahun)
tidak dimulai dalam tiga −Moderate limb injury –
puluh menit) deformity, severe
DATA PEMBAHASAN REFERENSI

or laceration, crush (cedera


Humane practice ekstermitas sedang
mandates the relief of (deformitas, laserasi
severe discomfort or berat)
distress within thirty −Limb – altered
sensation, acutely absent
minutes (menghilangkan
pulse (terganggungnya
ketidaknyamanan yang
sensasi raba pada
parah atau kesulitan ekstermitas (denyut nadi
dalam waktu tiga puluh tidak teraba))
menit) −Trauma - high-risk
history with no other
highrisk features
(trauma dengan riwayat
risiko tinggi)
−Stable neonate (neonates
stabil)
−Child at risk of
abuse/suspected non-
accidental injury (anak-
anak beresiko)
−Behavioural/Psychiatric
(kasus-kasus psikiatri) :
 very distressed, risk
of self-harm (stress
berat sehingga
berisiko melukai diri
DATA PEMBAHASAN REFERENSI

sendiri)
 acutely psychotic or
thought disordered
(psikotik akut)
 situational crisis,
deliberate self-harm
(kecanduan/potensi
menyerang)
 agitated / withdrawn
−potentially aggressive
Assessment Potentially serious
Category 4 and treatment The patient's condition may −Mild haemorrhage
start within deteriorate, or adverse (perdarahan sedang)
60 mins outcome may result, if −Foreign body aspiration,
(pemeriksaan assessment and treatment is no respiratory distress
dan not commenced within one Chest injury without rib
pengobatan hour of arrival in ED. pain or respiratory
Symptoms moderate or distress (aspirasi benda
dimulai
prolonged (Berpotensi asing, tidak ada distress
dalam waktu
serius : pernapasan)
60 menit)
Kondisi pasien dapat −Difficulty swallowing,
memburuk, atau hasil yang no respiratory distress
merugikan dapat terjadi, (Kesulitan menelan,
jika penilaian dan tidak ada gangguan
pengobatan tidak dimulai pernapasan)
dalam satu jam setelah −Minor head injury, no
DATA PEMBAHASAN REFERENSI

kedatangan di UGD. loss of consciousness


Gejalanya sedang atau (cedera kepala)
Berkepanjangan) −Moderate pain, some
risk features (nyeri
or sedang)
−Vomiting or diarrhoea
Situational Urgency without dehydration
There is potential for (muntah atau diare tanpa
adverse outcome if dehidrasi)
timecritical treatment is not −Eye inflammation or
commenced within hour foreign body – normal
(Situasi Urgensi : vision (visus normal,
Ada potensi untuk hasil adanya inflamasi atau
yang merugikan dari waktu benda asing pada mata)
perawatan kritis tidak
dimulai dalam beberapa −Minor limb trauma –
jam) sprained ankle, possible
fracture, uncomplicated
or laceration requiring
investigation or
Significant complexity or intervention – Normal
Severity vital signs,
Likely to require complex low/moderate pain
work-up and consultation (trauma ekstermitas
and/or inpatient ringan, cedera
management pergelangan kaki)
(Kompleksitas atau −Tight cast, no
DATA PEMBAHASAN REFERENSI

neurovascular
impairment
−Swollen “hot” joint
(Gips ketat, tidak ada
gangguan neurovaskular
Bengkak "panas" sendi)
−Non-specific abdominal
pain (nyeri abdomen
tidak spesifik)
−Behavioural/Psychiatric
(kasus- kasus pskiatri) :
Tingkat Permasalahan :  Semi-urgent mental
yang signifikan health problem
Kemungkinan (masalah kesehatan
membutuhkan pemeriksaan mental)
dan konsultasi yang rumit  Under observation
dan / atau rawat inap and/or no immediate
Pengelolaan) risk to self or others
(dalam pengawasan
or dan tisak ada risiko
langsung terhadap
Humane practice mandates diri sendiri atau
the relief of discomfort or orang lain)
distress within one hour
Assessment Less Urgent
Category 5 and treatment The patient's condition is −Minimal pain with no
DATA PEMBAHASAN REFERENSI

start within chronic or minor enough high risk features (nyeri


120 minutes that symptoms or clinical ringan)
(penilaian dan outcome will not be
pengobatan significantly affected if −Low-risk history and
dimulai dalam assessment and treatment now asymptomatic
waktu 120 are delayed up to two hours (risiko ringan dan tidak
from arrival (Kurang
menit) ada gejala klinis)
Darurat :
−Minor symptoms of
Kondisi pasien cukup
existing stable illness
kronis atau minor sehingga
(gejala ringan dari sakit
gejala atau hasil klinis tidak
yang stabil)
akan terpengaruh secara
−Minor symptoms of
signifikan jika penilaian
low-risk conditions
dan pengobatan ditunda
(gejala ringan dari
hingga dua jam dari
kondisi risiko rendah)
kedatangan)
−Minor wounds
−small abrasions, minor
or
−lacerations (not
requiring sutures) (luka
lecet yang ringan (tidak
memerlukan jahitan))
−Scheduled revisit e.g.
Clinico-administrative
wound review, complex
problems
dressings (Kunjungan
Results review, medical
kembali terjadwal mis.
certificates, prescriptions
ulasan luka, perban
DATA PEMBAHASAN REFERENSI

only (Masalah klinis- kompleks)


administratif : −Immunisation only
Ulasan hasil, sertifikat (imunisasi)
medis, hanya resep) −Behavioural/Psychiatric
(kasus-kasus psikiatri):
 Known patient with
chronic symptoms
(gejala kronik)
 Social crisis,
clinically well patient
(Krisis sosial, tenang
secara klinis)

RINGKASAN PREDIKTOR FISIOLOGIS DEWASA

TRIAGE LEVEL LEVEL LEVEL LEVEL LEVEL


5 LEVEL 1 2 3 4 5
Airways Obstruksi/obst Bebas Bebas Bebas Bebas
ruksi partial
Breathing Respiratory Respiratory Respiratory Tidak terjadi Tidak terjadi
distress berat / distress sedang distress respiratory respiratory
tidak ada ringan distress distress
respirasi /
hipoventilasi
Circulatio Gangguan Gangguan Gangguan Tidak terjadi Tidak terjadi
n hemodinamik hemodinamik hemodinami gangguan gangguan
DATA PEMBAHASAN REFERENSI

berat / tidak sedang k ringan hemodinami hemodinami


ada sirkulasi k k
Disability GCS < 9 GCS 9-12 GCS > 12 GCS normal GCS 15

ATS adalah Australian Triage Scale, suatu penilaian triase melibatkan masalah yang muncul
dan penampilan umum pasien, dan dapat dikombinasikan dengan pengamatan fisiologi yang
bersangkutan. Tanda vital hanya diukur pada triase bila diperlukan untuk memperkirakan urgensi
atau jika waktu cukup. Setiap pasien yang diidentifikasi sebagai ATS kategori 1 dan 2 harus segera
dibawa ke tempat penilaian dan perawatan yang tepat. Di Australia triase dilakukan oleh staff
yang terlatih dan berpengalaman secara khusus.

Metode triase yang direkomendasikan :


1. pasien datang ke Triage (keamanan dari bahaya diatas segalanya)
2. Evaluasi cepat ( apakah pasien stabil)
3. kaji hal berikut : - keluhan utama, penampilan umum, airways, breathing, circulation, disability
(menggunakan skala AVPU)
4. membedakan prediktor dari hasil yang buruk dari data lain yang dikumpulkan
5. mengidentifikasi pasien yang memiliki bukti atau resiko tiggi
6. mengalokasikan staf untuk pasien, termasuk serah terima singkat (menetapkan kategori ATS
DATA PEMBAHASAN REFERENSI

yang sesuai dalam menanggapi hasil penilaian data klinis)


7. lanjutkan alur perawatan pasien UGD

Pasien termasuk kategori 2 karena ditemukan data:


Pulmonary embolism, dengan data yang ditemukan kondisi pasien saat datang tampak sangat
kesakitan, wajahnya pucat dan perdarahan banyak pada paha kanan akibat kecelakaan lalu lintas.
Tanda-tanda vital TD 90/70mmHg, frekuensi nadi 105x/menit, frekuensi napas 26x/menit, suhu
36,5⁰C, skala nyeri 7 (0-10), tampak berkeringat dingin. Tindakan pada kategori 2 diberikan kurang
lebih dalam 10 menit untuk mengurangi perdarahan.
Evakuasi pasien Komunikasi yang dapat dilakukan pada pasien:
“Maaf bapak sebelum saya melakukan tindakan, saya izin menanyakan terlebih dahulu kronologis
1. Ni Kadek Ayu Suarningsih 2017.
terjadinya KLL pada pukul berapa? Bapak merasakan sakit pada bagian tubuh mana saja?” Pelaksanaan Teknik Memindahkan
Pasien Trauma.

Teknik pemindahan pasien dengan kondisi trauma berperan penting untuk mencegah cedera
tambahan pada pasien. Scoop stretcher bukan merupakan alat untuk membawa atau
transportasi,
DATA PEMBAHASAN REFERENSI

melainkan alat untuk mengangkat dan memindahkan. Proses pengangkatan sebaiknya dilakukan
oleh empat petugas dengan berada pada masing-masing sisi tandu.

1. Menjelaskan prosedur pemindahan


2. Atur brankar / Tempat Tidur dalam kondisi terkunci
3. Berdiri di sisi kanan atau kiri pasien
4. Kemudian masukkan tangan ke bawah tubuh pasien
5. Silangkan tangan pasien di atas dada
6. Pasien diangkat oleh sekurang-kurangnya 2 - 3 orang perawat (sesuai kebutuhan)
7. Ketiga perawat berdiri disisi sebelah kanan pasien :
 Perawat I (paling tinggi) dan berdiri di bagian kepala sebagai pemberi istruksi).
 Perawat II berdiri di bagian pinggang
DATA PEMBAHASAN REFERENSI

 Perawat III berdiri di bagian kaki


8. Lengan kiri perawat I berada di bawah kepala/leher dan pangkal lengan pasien,dan lengan
kanan dibawah punggung pasien
9. Lengan kiri perawat II dibawah pinggang pasien, lengan kanan dibawah bokong pasien.
10. Kedua lengan perawat III mengangkat seluruh tungkai pasien.
11. Setelah siap, salah seorang perawat memberi aba-aba untuk bersama-sama mengangkat
pasien.
12. Dengan langkah bersamaan, berjalan menuju ke tempat tidur / brankar yang telah
disiapkan.
13. Setelah pasien berada di atas TT/brankar, posisi pasien diatur, selimut dipasang atau
dirapikan.

Anda mungkin juga menyukai