Anda di halaman 1dari 41

KUSTA

Presentan :
Athifa Syofiza Putri 1610070100049
Ariska Megasari 1610070100061
Maulidal Makmum Almahdi 1610070100053
Mega Utari 1610070100001

Preseptor :
dr. Yola Fadillah, Sp.DV
Identitas Pasien

1. Nama : Tn. Z
2. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. Umur : 20 tahun
4. Alamat : Pasaman Barat
5. Status : Belum Menikah
6. Tanggal masuk RS : 29 Oktober 2021
ANAMNESIS

1. Keluhan Utama:
Pasien laki-laki datang ke poliklinik kulit dan kelamin di RSAM dengan
keluhan timbul bercak putih tidak biasa dipunggung sejak 1 bulan yang lalu.
Riwayat penyakit sekarang

• Pasien mengatakan terdapat bercak putih pada punggung dan bercak tersebut tidak
terasa gatal atau pun nyeri sejak 2 bulan yang lalu
• Kemudian 1 bulan yang lalu pasien menyadari bercak tersebut menjadi meluas pada
punggung. Lama-kelamaan, bercak putih tersebut dan disertai terasa baal.
• Pasien mengatakan tidak terdapat kelemahan pada lengan, tangan, tungkai, maupun
kakinya.
Riwayat Penyakit Sekarang

• Pasien belum pernah berobat sebelumnya


• Pasien dalam sehari mandi 2 kali, menggunakan sabun, dan setiap kali selesai mandi
menggunakan baju bersih.
• Riwayat penggunaan alat mandi atau handuk bersama dengan anggota keluarga lainnya
tidak ada.
• Sehari-hari pasien tidak memelihara binatang atau pun berkontak dengan binatang.
• Riwayat berkebun, atau bermain di tempat tanah dikatakan pasien tidak ada.
Riwayat Penyakit Dahulu

Tidak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya .

Riwayat Penyakit Keluarga

Nenek pasien miliki kelainan kulit yang sama dengan pasien dan mengkonsumsi
obat paket 1 tahun dari puskesmas.
STATUS GENERALIS

1. Kesadaran : compos mentis


2. Keadaan umum : tampak sakit ringan
3. Jantung : tidak diperiksa
4. Paru : tidak diperiksa
5. Abdomen : tidak diperiksa
6. Ekstremitas : tidak ada edema, tidak ada deformitas, akral
hangat
7. KGB : tidak ada pembesaran KGB
STATUS NEUROLOGIS
1.  
•GCS : 15 (E4M6V5)
•Pemeriksaan nervus kranialis : dalam batas normal, paresis (-)
•Kekuatan motorik :
•Refleks fisiologis : +2/+2
•Pemeriksaan saraf perifer :
-Nervus aurikularis magnus : tidak ada pembesaran, tidak ada nyeri
-Nervus ulnaris : tidak ada pembesaran, tidak ada nyeri
-Nervus poplitea lateralis : tidak ada pembesaran, tidak ada nyeri
-Nervus tibialis posterior : tidak ada pembesaran, tidak ada nyeri
•Pemeriksaan sensorik : terdapat hipestesia pada lesi di punggung.
STATUS DERMATOLOGIKUS

1. Lokasi : Tersebar di regio punggung kanan dan kiri


2. Distribusi : Localis
3. Bentuk : Tidak khas
4. Susunan : Tidak khas
5. Batas : Tegas
6. Ukuran : Numular - plakat
7. Eflerosensi : Macula hipopigmentasi yang multiple
berbatas tegas
Diagnosa Banding

1. Ptiriasis versicolor
2. Pitiriasis rosea
3. vitiligo
Diagnosis
Morbus Hensen tipe Multibasiler
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan bakteriologis :
BI : +2
Lepromin : -

Pemeriksaan anjuran

•KOH
•Lampu wood
PENGOBATAN/TATALAKSANA:

- Non-medikamentosa

o Edukasi mengenai penyakit dan rencana pengobatan berkepanjangan

o Teratur meminum obat dan kontrol setiap bulan

o Menjaga hygiene sepeti mengganti baju dan mandi setiap kali berkeringat

o Menjaga kontak dengan orang lingkungan sekitar untuk mencegah penularan

o Menjaga kebersihan lesi dari luka atau kotoran, dengan melakukan pengecekan
setiap hari

o Tanggap akan efek samping obat dan reaksi obat dan segera berobat ke dokter.
Medikamentosa

Hari 1 Hari ke-2 sampai 28 hari

 Rifampisin 1x 600 mg/bulan  DDS 1x100 mg/hari


 DDS 1x100mg/bulan  Klofazimin 1x50mg/hari
 Klofazimin 1x300mg/bulan
RESEP
RSUD. ACHMAD MOCHTAR
Ruangan Poliklinik : Kulit dan Kelamin
Dokter : dr. x
SIP No. 123/sip/2021

Bukittinggi, 29 Agustus 2021


 

R/ MDT MB Blister No.1

S1dd cap1

Pro : Tn.Z

Umur : 20 tahun

Alamat : Pasaman Barat


Prognosa

1. Quo ad vitam : Bonam


2. Quo ad Fungtionam : Dubia ad Bonam
3. Quo ad Sanationam : Dubia ad bonam
4. Quo ad Kosmetikum : Bonam
Diskusi Kasus
KUSTA

Lepra / Morbus Hansen

Penyakit infeksi kronik yang mempengaruhi kulit dan


sistem saraf perifer disebabkan oleh Mycobacterium
Leprae.
Epidemiologi

• Penularan dapat melalui kontak kulit dan inhalasi

• Menyerang semua umur, anak >>

Indonesia
merupakan negara ke
3 terbanyak setelah
Brazil dan India
Etiologi

Mycobacterium
Intraseluler obligat Leprae Basil gram (+)

Ukuran 3-8 mcm x 0,5 mcm Tahan asam dan alkohol


Patogenesis
DIAGNOSIS

KELUHAN
UTAMA Keluhan bercak kulit putih pada punggung.

Terdapat bercak putih pada punggung, bercak tidak


terasa gatal ataupun nyeri.
RPS
Lama-kelamaan bercak putih tersebut disertai rasa baal.
tidak terdapat kelemahan pada lengan, tangan, tungkai,
maupun kakinya.

Nenek pasien miliki kelainan kulit yang sama dengan


RPK pasien dan mengkonsumsi obat paket 1 tahun dari
puskesmas.
PEMERIKSAAN FISIK :

Status Neurologis:
- Didapatkan hipestesia pada lesi punggung

Status Dermatologis :
- Didapatkan effloresensinya makula hipopigmentasi >5 lesi yang simetris dan berbatas tegas berbentuk numular-plakat
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemerisaan BTA : +
2. Lepromin tes : -

Pada kasus ini sesuai dengan 3 tanda kardinal yaitu


1. Didapatkan gejala pasien berupa makula hipopigmentasi di punggung >5 berbatas
tegas dan simetris
2. Pada pemeriksaan neurologis didapatkan hipestesia pada lesi punggung
3. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan hasil BTA (+)

 Didapatkan diagnosis berdasarkan klasifikasi WHO pada pasien ini adalah :


MORBUS HANSEN TIPE MULTIBASILER
Klasifikasi
ZONA SPEKTRUM KUSTA

Ridley & Jopling TT BT BB BL LL

Madrid Tuberkuloid Borderline Lepramatosa

WHO
Pausibasilar (PB) Multibasilar (MB)
Puskesmas
Gambaran klinis Pausibassiler (PB)
Gambaran klinis Multi basiller (MB)
WHO

PB MB
Lesi Kulit  1-5 lesi  >5 lesi
 Hipopigmentasi/  Distribusi
eritama simetris
 Distribusi tidak  Hilang sensasi
simetri kurang jelas
 Hilangnya
sensasi yang
jelas
Kerusakan Saraf Hanya 1 cabang Banyak cabang
saraf saraf
Gejala Saraf
N. Ulnaris: N. Medianus: N. Radialis:
• Anestesia pada ujung jari • Anestesia pada ujung jari • Anestesia dorsum manus,
anterior kelingking dan jari bagian anterior ibu jari, serta ujung proksimal jari
manis telunjuk, dan jari tengah telunjuk
• Clawing kelingking dan jari • Tidak mampu aduksi ibu jari • Tangan gantung (wrist
manis • Clawing ibu jari, telunjuk, dan drop)
• Atrofi hipotenar dan otot jari tengah • Tak mampu ekstensi jari-
interoseus serta kedua otot • Ibu jari kontraktur jari atau
lumbrikalis medial • Atrofi otot tenar dan kedua otot pergelangantangan.
lumbrikalis lateral
N. Fasialis: N. Trigeminus N. Poplitea N. Poplitea Posterior
Lateralis:
-cabang temporal dan - anestesia kulit - anestesia tungkai -Gangguan saraf
zigomatik wajah, kornea dan bawah, bagian sensorik dapat
menyebabkan konjungtiva mata lateral dan dorsum menyebabkab anestesi
lagoftalmus - atrofi otot tenar dan pedis telapak kaki.
- cabang bukal, kedua otot - kaki gantung - Sedangkan gangguan
mandibular dan lumbrikalis lateral (foot drop) motorik berupa claw
servikal menyebabkan - kelemahan otot toes, paralisis otot
kehilangan ekspresi peroneus intrinsik kaki dan
wajah dan kegagalan kolaps arkus pedis.
mengatupkan bibir
Diagnosis
satu dari tiga tanda kardinal

Lesi kulit kemerahan atau hipopigmentasi Adanya BTA pada kerokan


yang hipoestesi - anestesi jaringan kulit (slit skin smear).

Penebalan saraf perifer disertai gangguan


fungsi saraf berupa gangguan fungsi sensoris,
motoris, dan otonom
Pemeriksaan Sensorik

Kapas : pasien diminta untuk menunjukan arah gerakan kapas tersebut

Jarum : Tusukan ringan jarum menentukan rasa sakit pada pasien

Tabung reaksi panas dan dingin : menentukan respon terhadap suhu


Diagnosis Banding
1. Pitiriasis vesikolor
2. Pitiriasis rosea
3. vitiligo
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Pemeriksaan
Bakterioskopik serologik
Digunakan untuk membantu menegakkan  Uji MLPA
diagnosa dan pengamatan pengobatan.  Uji ELISA
Sediaan dibuat dari kerokan jaringan kulit  ML dipstick test
atau usapan dan kerokan mukosa hidung
 ML flow test
yang diwarnai dengan pewarnaan terhadap
basil tahan asam (BTA).
Pemeriksaan histopatologi

Makrofag dalam jaringan berasal dari monosit di dalam


darah yang mempunyai nama khusus. Salah satu fungsi
makrofag adalah memfagositosis. Kalau kuman yang
masuk (M. Leprae), akibatnya akan bergantung pada
sistem imunitas seluler orang tersebut. Apabila SIS nya
tinggi, makrofag akan mampu memfagosit M. Leprae.
Penatalaksanaan

Tatalaksana Umum
Edukasi

1. Menjaga kebersihan
2. Istirahat
3. Mengontrol pengobatan 1 bulan
1 kali
4. Minum obat teratur
Tatalaksana Khusus
MDT (Multi Drug Therapy)

Pausibasiler (PB)  Tipe I, TT dan BT


1. Rifampisin 600 mg/bulan
2. DDS 100 mg/hari
Selama 6 bulan

Multibasiler (MB)  Tipe BB,BL, dan LL


3. Rifampisin 600 mg/bulan
4. DDS 100 mg/hari
5. Klofazimin 300 mg/bln diteruskan 50 mg/hari
Selama 12 bulan
Pilihan obat antijamur sistemik
CONCLUSION
Mercury is the closest planet to
the Sun and the smallest one in
the Solar System—it’s only a bit
larger than the Moon
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai