Anda di halaman 1dari 43

LogoType

MORBUS HANSEN
FREE PPT
TEMPLATES (KUSTA)
INSERT THE TITLE
OF YOUR PRESENTATION HERE

dr. GALUH DYAH PUSPITASARI, Sp. DV

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN

Jawa timur
kasus kusta baru
terbanyak di Indonesia :
2017 4.013 jiwa
Indonesia Angka
Penyebaran kusta
Terbanyak no 3 setelah
india dan Brazil
Kerusakan
saraf
Lesi dan PSIKOLOGIS
kecacatan

MEDIS EKONOMI
SOSIAL
STIGMA SOSIAL
sikap dan keyakinan yang negatif terhadap pasien kusta

Tetangga Keluarga Ling. Pekerjaan/ Masyarakat


sekolah umum

Sebuah penelitian di Bangladesh :


dari 140 klien kusta 87,9% dikucilkan oleh KELUARGA,
67,9% dari teman, 68,5% dari masyarakat.
perilaku yang menyakitkan dari KELUARGA (85%)
PEMBAHASAN
Organ lain
Penyakit infeksi Kulit, mata, tulang,
kronik testis, dll kec. SSP

M. leprae Afinitas pertama Berbagai


Intraselular obligat Sel Schwann manifestasi à
deformitas à
STIGMA
Penyakit tertua Identik dengan penderitaan
manusia dan isolasi sosial
Sejak 4000 SM à
peninggalan sejarah di Pasien dipaksa tinggal di
Mesir, India 1400 SM, di leprosaria/koloni/perkampungan
Tiongkok 600 SM, khusus kusta,
Mesopotamia 400 SM Pertama kali di Brazil

Pengasingan ada sejak


STIGMA berkembang
jaman purbakala
Pasien merasa rendah Dampak terhadap pasien,
diri dan malu, disisi lain keluarga, masyarakat segi fisik,
masyarakat merasa jijik is mental, ekonomi, sosial
ansenias
dan takut H
Prof. Abraão Rotberg th 1967
Cardinal sign Kusta

Ggn. Fungsi saraf sensorik


, motorik, autonom
Tanda Kardinal Kusta :

q hilangnya sensasi pada lesi hipopigmentasi


/eritematosa
q penebalan saraf perifer dengan hilangnya
sensasi atau kekuatan motoris pada otot
yang dipersarafi oleh nervus tersebut
q ditemukannya basil tahan asam pada
pemeriksaan slit skin smear
Pemeriksaan Fisik pada MH
• Merupakan pemeriksaan yang penting pada
penegakan diagnosis MH
• Test konfirmasi dari TANDA KARDINAL MH :
▫ Gangguan sensibilitas pada lesi (patch hipopigmentasi/.
eritematosa)
▫ Gangguan fungsi saraf perifer (sensoris dan motoris)
Prosedur pemeriksaan
Pengamatan klinis :
1.Lakukan inspeksi secara sistematis
2.Perhatikan kecacatan :
• Tangan & kaki atropi
• Jari kiting
• Pemendekan jari
• Ulkus
3.Perhatikan bercak/makula, nodul, kulit kering/ke
riput, penebalan kulit
Pemeriksaan Sensibilitas Lesi
• Merupakan pemeriksaan konfirmasi gangguan
sensoris pada lesi yang dicurigai
• Prinsip :
1. Jelaskan tujuan pemeriksaan
2. Tunjukkan/demonstrasikan prosedur pemeriksaan pada pasien
3. Jelaskan apa yang harus dilakukan oleh pasien
4. Lakukan prosedur dalam keadaan mata pasien terpejam
5. Prosedur dilakukan pada lesi DAN kulit normal secara
bergantian.
Pemeriksaan Sensibilitas Suhu:

Menggunakan tabung
reaksi berisi air :
üAir panas (40°C)
üAir dingin (20°C)
Pemeriksaan Sensibilitas Nyeri

Menggunakan jarum / spuit:


ü Nyeri atau tidak
Sensibilitas Raba:

Menggunakan kapas pilin


Pemeriksaan Pembesaran Saraf Perifer

• Dilakukan pada :
n. auricularis magnus, n. ulnaris, n. peroneus
communis, n. tibialis posterior
• Prinsip :
1. Jelaskan tujuan pemeriksaan
2. Lakukan prosedur dalam keadaan mata
pasien terpejam
3. Prosedur dilakukan pada kedua sisi
(kanan dan kiri)
4. Evaluasi : pembesaran dan nyeri
A.N. Auricularis Magnus:
B.N. Ulnaris
C.N. Peroneus Communis
D.N. Tibialis Posterior
Pemeriksaan Fungsi Saraf Tepi
• Dilakukan untuk konfirmasi gangguan fungsi sensoris dan
motoris pada :
n. facialis, n. ulnaris, n. medianus, n. radialis, n. peroneus communis,
n. tibialis posterior
• Prinsip :
1. Jelaskan tujuan pemeriksaan
2. Lakukan prosedur dalam keadaan mata pasien terpejam (untuk
pemeriksaan sensoris)
3. Prosedur dilakukan pada kedua sisi (kanan dan kiri)
4. Evaluasi :
1. Fungsi sensoris (normal, anestesi, hipoestesi)
2. Fungsi motoris (lumpuh, lemah, sedang, kuat)
A.Fungsi Motorik N. Facialis:

Ukur lagophthlamus
pada okuli dekstra dan
sinistra
B.Fungsi Motorik N. Ulnaris:
C.Fungsi Sensoris N. Ulnaris & Medianus:
D.Fungsi Motorik N. Medianus:
E.Fungsi Motorik N. Radialis:
F.Fungsi Sensoris N. Tibialis Posterior:
G.Fungsi Motorik N. Peroneus Communis:
Pemeriksaan Saraf
Perifer
D MOTORIK S
N. Facialis
N. Ulnaris
N. Medianus
N. Radialis
N. Peroneus Communis
N. Tibialis Posterior
1. Kelemahan otot dalam waktu < 5 bulan? Ya/Tidak
2. Penurunan sensasi pada minimal 2 titik dalam 6 bulan? Ya/Tidak
3. Nyeri pada saraf tepi? Ya/Tidak
4. Nodul yang berkembang menjadi ulkus? Ya/Tidak
5. Apakah terdapat lesi aktif di sekitar lokasi saraf? Ya/Tidak

D Palpasi Saraf S
N. Auricularis magnus
N. Ulnaris
N. Medianus
N. Radialis
N. Peroneus Communis
N. Tibialis Posterior
PEMERIKSAAN SENSIBILITAS

Palmar Palmar Plantar Plantar


manus D manus S pedis D pedis S
Suhu
Raba halus
Tajam
Pemeriksaan Ziehl-Nielsen
• Merupakan tes konfirmasi pada penyakit
yang disebabkan bakteri tahan asam :
▫ Mycobacterium leprae.
• Bahan pemeriksaan :
▫ Kerokan jaringan pada lesi yang karakteristik.
▫ Kerokan jaringan pada daerah predileksi kuman, yaitu cuping
telinga dan mukosa hidung.
• Prosedur pemeriksaan :
Hasil Pemeriksaan Zielh-Nielsen

Bakteri M.leprae solid Bakteri M.leprae globus


Indeks Bakterial
• Penghitungan jumlah BTA dalam lapang
pandang secara keseluruhan, tanpa melihat
basil hidup (solid) atau mati
(fragmented/granular) :
v 6+ = >1000 basil rata-rata/lp
v 5+ = 100-1000 basil rata-rata/lp
v 4+ = 10-100 basil rata-rata/lp
v 3+ = 1-10 basil rata-rata/lp
v 2+ = 1-10 basil rata-rata/10 lp
v 1+ = 1-10 basil rata-rata/100 lp
Indeks Bakterial
Indeks Morfologi

• Penghitungan jumlah BTA yang masih hidup


(solid)
• Berguna untuk evaluasi pengobatan
• Dinyatakan dalam bentuk prosentase (%)

Jumlah basil solid


x 100%
Jumlah basil solid + non solid
Pemeriksaan Histopatologis (HE staining)
epitheloid
Granuloma Kesimpulan :
reaksi radang
granulomatosa dengan
histiosit vaskulitis à
Foamy
makrofag Fenomena Lucio
40x 400x

nekrosis Beberapa pembuluh darah


dikelilingi oleh sel radang,
netrofil dan limfosit, serta
debris-debris sel radang,
tampak juga banyak ekstra
vasasi eritrosit

100x 100x
Pemeriksaan Histopatologis (Ziehl Nelseen)
• Tampak banyak bakteri
tahan asam-berwarna
merah muda, tersebar
dermis.
• Tampak bakteri tahan
asam mencapai
endotel pembuluh
darah

100x 1000x

Anda mungkin juga menyukai