Pembimbing
dr. Sasi Purwanti, Sp.KK
Disusun Oleh
Wahyu Rhomadon, S.Ked
K E PA N I T E R A A N K L I N I K M A D YA
L A B O R AT O R I U M I L M U K U L I T K E L A M I N
R S U D M A R D I W A L U Y O B L I TA R
FA K U LTA S K E D O K T E R A N U N I V E R S I TA S I S L A M M A L A N G
2020
Kusta atau morbus Hansen merupakan penyakit infeksi yang kronik,
dan penyebabnya ialah Mycobacterium leprae yang bersifat intraselular
obligat. Saraf perifer sebagai afinitas pertama, lalu kulit dan mukosa
traktus respiratorius bagian atas, kemudian dapat ke organ lain kecuali
susunan saraf pusat
- DEFINISI
Tabel 1. Diagnosis Klinis Menurut WHO ( 1995 )
PB MB
1. Lesi kulit - 1-5 lesi - > 5 lesi
(makula datar, papul yang meninggi, - Hipopigmentasi/eritema - Distribusi lebih simetris
nodus) - Distribusi tidak simetris - Hilangnya sensasi kurang jelas
- Hilangnya sensasi jelas
2. Kerusakan saraf (menyebabkan - Hanya satu cabang saraf - Banyak cabang saraf
hilangnya sensasi/kelemahan otot yang
dipersarafi oleh saraf yang terkena)
Pemeriksaan Fisik
Pasien duduk dengan kedua kaki Meraba maleolus medialis kaki kanan
menggantung, diraba di sebelah dan kiri dengan kedua tangan,
lateral dari capitulum fibulae, dan meraba bagian posterior dan
merasakan ada penebalana atau mengurutkan ke bawah ke arah
tidak. Bandingkan kanan dan kiri tumit. Bandingkan kanan dan kiri
dalam hal besar, bentuk, serat, dalam hal besar, bentuk, serat,
lunak, dan nyeri atau tidaknya lunak, dan nyeri atau tidaknya
Rasa raba
Suhu
•Tes Pilokarpin
•Pertama – tama harus ditentukan lesi di kulit yang diharapkan paling padat oleh
basil yaitu cuping telinga tanpa menghiraukan ada atau tidaknya lesi di tempat
tersebut karena pada cuping telinga biasanya didapati banyak M. leprae
indeks bakteri ( I.B) dengan nilai 0 sampai 6+ menurut Ridley