Anda di halaman 1dari 47

KUSTA

Presentan :

Anisa Mozra 1310070100143


Gilang Aji Pranata Sp 1710070100083
Maissy Yunara 1710070100176

Preseptor :

dr. Yosse rizal , Sp. KK FINSDV


dr. Yola Fadillah, Sp.DV
Laporan kasus
Nama : Tn. X
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 30 tahun
Identitas Pasien Alamat : Pariaman
Suku Bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Nelayan
Tanggal masuk RS : 13 Juni 2022
Anamnesis
Keluhan Utama:
Pasien laki-laki datang ke poliklinik kulit dan kelamin di RSAM dengan
keluhan bercak kulit kemerahan disertai mati rasa pada kedua telapak tangan
dan pada paha kanan yang semakin meluas sejak 2 bulan sebelum datang
Rumah Sakit.
Riwayat penyakit sekarang
1. Pasien mengatakan sejak bulan April 2022, Awal nya bercak timbul
kemerahan pada tangan kanan, tangan kiri, dan paha kanan pasien, bercak
tersebut dikatakan pasien tidak terasa gatal atau pun nyeri.
2. Kemudian, sekitar bulan Juni 2022 pasien menyadari bercak tersebut menjadi
meluas dan menebal pada pergelangan tangan kanan dan kiri serta paha kanan.
Lama-kelamaan, bercak kemerahan tersebut disertai rasa baal.
3. Pasien mengatakan tidak terdapat kelemahan pada lengan, tangan, tungkai,
maupun kakinya.
Riwayat penyakit sekarang

4. Pasien belum pernah berobat sebelumnya


5. Pasien dalam sehari mandi hanya 1 kali saat sore hari saja setelah bekerja.
6. Tidak ada kontak dengan bahan iritan dan bahan kimia.
7. Sehari-hari pasien tidak memelihara binatang atau pun berkontak dengan
binatang.
8. Riwayat bercocok tanam, berkebun, atau bermain di tempat tanah dikatakan
pasien tidak ada.
Riwayat Penyakit Dahulu

Tidak pernah menderita


penyakit seperti ini
sebelumnya .
Riwayat Penyakit Keluarga

Ibu pasien miliki kelainan


kulit yang sama dengan pasien
dan mengkonsumsi obat paket
1 tahun dari puskesmas.
STATUS GENERALIS

1. Kesadaran : compos mentis


2. Keadaan umum : tampak sakit ringan
3. Jantung : tidak diperiksa
4. Paru : tidak diperiksa
5. Abdomen : tidak diperiksa
6. Ekstremitas : tidak ada edema, tidak ada deformitas, akral
hangat
7. KGB : tidak ada pembesaran KGB
STATUS NEUROLOGIS
•GCS : 15 (E4M6V5)
•Pemeriksaan nervus kranialis : dalam batas normal, paresis (-)
•Kekuatan motorik :
•Refleks fisiologis : +2/+2
•Pemeriksaan saraf perifer :
-Nervus aurikularis magnus : tidak ada pembesaran, tidak ada nyeri
-Nervus ulnaris : tidak ada pembesaran, tidak ada nyeri
-Nervus poplitea lateralis : tidak ada pembesaran, tidak ada nyeri
-Nervus tibialis posterior : tidak ada pembesaran, tidak ada nyeri
•Pemeriksaan sensorik : terdapat hipestesi pada lesi di tangan dan paha.
STATUS DERMATOLOGIKUS

Lokasi : Tersebar di tangan kanan


dan kiri, dan paha kanan
Distribusi : Localis
Bentuk : irreguler
Susunan : tidak khas
Batas : tegas
Ukuran : Numular - plakat
Eflerosensi : Plak eritematosa, Skuama
Kasar, krusta
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan bakteriologis :
BI : +2
Lepromin : -

Diagnosis
Morbus Hensen tipe Multibasiler
Diagnosa Banding

1. Psoriasis
2. Tinea cruris
3. Dematitis kontak Iritan
PENGOBATAN/TATALAKSANA:

- Non-medikamentosa

o Edukasi mengenai penyakit dan rencana pengobatan berkepanjangan

o Teratur meminum obat dan kontrol setiap bulan

o Menjaga hygiene sepeti mengganti baju dan mandi setiap kali berkeringat

o Menjaga kontak dengan orang lingkungan sekitar untuk mencegah penularan

o Menjaga kebersihan lesi dari luka atau kotoran, dengan melakukan pengecekan
setiap hari

o Tanggap akan efek samping obat dan reaksi obat dan segera berobat ke dokter.
Medikamentosa

Hari 1 Hari ke-2 sampai 28 hari

 Rifampisin 1x 600 mg/bulan


 DDS 1x100 mg/hari
 DDS 1x100mg/bulan
 Klofazimin 1x50mg/hari
 Klofazimin 1x300mg/bulan
RESEP
RSUD. ACHMAD MOCHTAR
Ruangan Poliklinik : Kulit dan Kelamin
Dokter : dr. A
SIP No. 123/sip/2021

Bukittinggi, 13 juni 2022


 

R/ MDT MB Blister No.1

S1dd cap1

Pro : Tn.X

Umur : 30 tahun

Alamat : Pariaman
Prognosa

1. Quo ad vitam : Bonam


2. Quo ad Fungtionam : Dubia ad Bonam
3. Quo ad Sanationam : Dubia ad Bonam
4. Quo ad Kosmetikum : Dubia ad Bonam
Diskusi Kasus
Morbus Hansen

Kusta / Lepra

Penyakit infeksi kronik yang mempengaruhi kulit


dan sistem saraf perifer disebabkan oleh
Mycobacterium Leprae.
Epidemiologi

• Penularan dapat melalui kontak kulit dan inhalasi

• Menyerang semua umur, anak >>

Indonesia merupakan
negara ke 3 terbanyak
setelah Brazil dan India
Etiologi

Mycobacterium
Intraseluler obligat Leprae Basil gram (+)

Ukuran 3-8 mcm x 0,5 mcm Tahan asam dan alkohol


Patogenesis
DIAGNOSIS

KELUHAN UTAMA Keluhan bercak kulit merah disertai mati rasa pada
tangan dan paha

 Terdapat bercak kemerahan pada tangan dan paha,


bercak tidak terasa gatal ataupun nyeri.
RPS
 Lama-kelamaan bercak merah tersebut disertai rasa baal.
 tidak terdapat kelemahan pada lengan, tangan, tungkai,
maupun kakinya.

Ibu pasien miliki kelainan kulit yang sama dengan


RPK pasien dan mengkonsumsi obat paket 1 tahun dari
puskesmas.
PEMERIKSAAN FISIK :

Status Neurologis:
- didapatkan hipestesia pada lesi tangan dan paha

Status Dermatologis :
- didapatkan effloresensinya plak eritematosa >5 lesi,
skuama kasar, krusta, berbatas tegas berukuran
numular-plakat
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemerisaan BTA : +
2. Lepromin tes :-

Pada kasus ini sesuai dengan 3 tanda kardinal yaitu


1. didapatkan gejala pasien berupa plak eritematosa >5 lesi, skuama kasar, krusta,
berbatas tegas berukuran numular-plakat
2. Pada pemeriksaan neurologis didapatkan hipestesia pada lesi tangan dan paha
3. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan hasil BTA (+)

 Didapatkan diagnosis berdasarkan klasifikasi WHO pada pasien ini adalah :


MORBUS HANSEN TIPE MULTIBASILER
Klasifikasi
ZONA SPEKTRUM KUSTA

Ridley &
TT BT BB BL LL
Jopling

Madrid Tuberkuloid Borderline Lepramatosa

WHO
Pausibasilar (PB) Multibasilar (MB)
Puskesmas
Gambaran klinis Pausibassiler (PB)
Gambaran klinis Multi basiller (MB)
WHO

PB MB

Lesi Kulit  1-5 lesi  >5 lesi


 Hipopigmentasi/  Distribusi simetris
eritama  Hilang sensasi
 Distribusi tidak kurang jelas
simetri
 Hilangnya sensasi
yang jelas

Kerusakan Saraf Hanya 1 cabang saraf Banyak cabang saraf


Gejala Saraf
N. Ulnaris: N. Medianus: N. Radialis:
• Anestesia pada ujung jari • Anestesia pada ujung jari • Anestesia dorsum
anterior kelingking dan jari bagian anterior ibu jari, manus, serta ujung
manis telunjuk, dan jari tengah proksimal jari telunjuk
• Clawing kelingking dan jari • Tidak mampu aduksi ibu jari • Tangan gantung (wrist
manis • Clawing ibu jari, telunjuk, drop)
• Atrofi hipotenar dan otot dan jari tengah • Tak mampu ekstensi
interoseus serta kedua otot • Ibu jari kontraktur jari-jari atau
lumbrikalis medial • Atrofi otot tenar dan kedua pergelangantangan.
otot lumbrikalis lateral
N. Fasialis: N. Trigeminus N. Poplitea N. Tibialis
Lateralis: Posterior
- gangguan cabang - anestesia kulit - anestesia - Gangguan saraf
temporal dan wajah, kornea dan tungkai bawah, sensorik dapat
zigomatik konjungtiva mata bagian lateral menyebabkab
menyebabkan - atrofi otot tenar dan dorsum anestesi telapak
lagoftalmus dan kedua otot pedis kaki.
- cabang bukal, lumbrikalis lateral - kaki gantung - Sedangkan
mandibular dan (foot drop) gangguan motorik
servikal - kelemahan otot berupa claw toes,
menyebabkan peroneus paralisis otot
kehilangan ekspresi intrinsik kaki dan
wajah dan kegagalan kolaps arkus
mengatupkan bibir pedis.
Reaksi krusta
Reaksi kusta merupakan episode akut yang timbul di
tengah proses perjalanan penyakit kusta yang kronis.
Patofisiologi reaksi kusta ini belum dapat dijelaskan secara
pasti, proses reaksi krusta digambarkan dengan teori
imunologi. Reaksi kusta dibagi menjadi reaksi tipe 1 dan
reaksi tipe 2.
Perbedaan reaksi
tipe1 dan tipe 2
Disabilitas pada Kusta

Dapat terjadi pada beberapa organ seperti kaki,


tangan, dan mata. Keadaan tersebut diawali
dengan adanya kerusakan saraf yang
berbentuk nyeri saraf, sensibilitas yang hilang,
dan kekuatan otot motorik yang berkurang.
Terdapat 2 jenis abnormalitas fungsi yaitu
primer dan sekunder.
Klasifikasi Disabilitas Kusta
Disabilitas kusta menurut WHO

a. Disabilitas tingkat 0: tidak ditemukan disabilitas


b. Disabilitas tingkat 1: disabilitas yang disebabkan oleh
kerusakan saraf sensorik yang tidak terlihat
c. Disabilitas tingkat 2 berarti kerusakan yang terlihat.
Diagnosis
satu dari tiga tanda kardinal

Lesi kulit kemerahan atau Adanya BTA pada


hipopigmentasi yang hipoestesi - kerokan jaringan kulit
anestesi (slit skin smear).

Penebalan saraf perifer disertai


gangguan fungsi saraf berupa
gangguan fungsi sensoris, motoris,
dan otonom
Pemeriksaan Sensorik

Kapas : pasien diminta untuk


menunjukan arah gerakan kapas
tersebut
Jarum : Tusukan ringan jarum
menentukan rasa sakit pada pasien

Tabung reaksi panas dan dingin :


menentukan respon terhadap suhu
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Pemeriksaan
Bakterioskopik serologik
Digunakan untuk membantu  Uji MLPA
menegakkan diagnosa dan pemilihan
pengobatan. Sediaan ambil dari
 Uji ELISA
kerokan jaringan kulit atau usapan  ML dipstick test
dan kerokan mukosa hidung yang  ML flow test
diwarnai dengan pewarnaan
terhadap basil tahan asam (BTA).
Pemeriksaan
histopatologi
Makrofag dalam jaringan berasal dari monosit di dalam
darah yang mempunyai nama khusus. Salah satu fungsi
makrofag adalah memfagositosis. Bergantung pada sistem
imunitas seluler orang tersebut. Apabila SIS nya tinggi,
makrofag akan mampu memfagosit M. Leprae. Sisa
magrofag yg berlebih saat kuman sudah difagosit berubah
jdi sel epiteloid jumlah banyak dikelilingi limfosit tuberkel
merusak jaringan = temuan gambaran histologik tipe
tuberkuloid berupa tuberkel diikuti kerusakan saraf tanpa
kuman atau kuman hanya dalam jumlah sedikit.
Diagnosis Banding
1. Psoriasis
2. Tinea cruris
3. Dematitis kontak Iritan
Penatalaksanaan
Tatalaksana Umum
Edukasi
1. Menjaga kebersihan
2. Istirahat
3. Mengontrol pengobatan 1 bulan 1 kali
4. Minum obat teratur
Tatalaksana Khusus
MDT (Multi Drug Therapy)

Pausibasiler (PB)  Tipe I, TT dan BT


1. Rifampisin 600 mg/bulan
2. DDS 100 mg/hari
Selama 6 bulan

Multibasiler (MB)  Tipe BB,BL, dan LL


3. Rifampisin 600 mg/bulan
4. DDS 100 mg/hari
5. Klofazimin 300 mg/bln diteruskan 50 mg/hari
Selama 12 bulan
Pilihan obat antijamur sistemik
CONCLUSION
Mercury is the closest planet to
the Sun and the smallest one in
the Solar System—it’s only a bit
larger than the Moon
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai