Anda di halaman 1dari 34

Case Report

Session Scabies dengan


Impetiginisasi
Preceptor :
Deis Hikmawati, dr., Sp.KK., M.Kes., FINSDV

Achmad Firar Khairi 12100121610


Annisa Humairra
12100121668
Ika Monita
12100121557
Muhamad Yusup Hambali 12100121521
Syifa Yusrina
Identitas Pasien
Nama : Tn. S
Usia : 18 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Cisaranten
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Pekerjaan : Mahasiswa
Tanggal Pemeriksaan : 26 Juni 2023
Anamnesis
Keluhan Utama:
Keropeng berwarna kuning kecoklatan dan bercak kemerahan yang terasa
gatal dan perih pada pergelangan tangan kanan dan kiri, siku kanan dan kiri
bagian luar, dan kaki kiri. Serta bruntus berisi cairan berwarna putih
kekuningan dengan kemerahan yang terasa nyeri pada lengan kanan atas.
Anamnesis Khusus
Tn. S, 18 tahun, datang dengan ibunya ke Poliklinik Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Al-Islam Bandung
dengan keluhan adanya keropeng berwarna kuning kecoklatan dan bercak kemerahan yang terasa gatal dan perih
pada pergelangan dan punggung tangan kanan dan kiri, siku kanan dan kiri bagian luar, dan kaki kiri. Pasien juga
mengeluhkan bruntus berisi cairan berwarna putih kekuningan dengan kemerahan yang terasa nyeri pada lengan
kanan atas. Keluhan muncul sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan pertama kali muncul di area pergelangan tangan
berupa bruntus berisi cairan berwarna bening lalu semakin banyak dan menyebar hingga ke area siku kanan dan kiri,
lengan atas kanan dan kaki kiri. Keluhan disertai dengan adanya rasa gatal yang dirasakan terus menerus sepanjang
hari tetapi terasa lebih gatal di malam hari yang menyebabkan pasien mengalami sulit tidur. Disertai dengan nanah
dan darah pada area yang sering digaruk oleh pasien. Keluhan tersebut semakin hari terasa semakin bertambah
sehingga pasien memutuskan untuk pergi ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RS Al-Islam Bandung.
Pasien mengatakan sering menginap bersama teman-teman pasien. Teman-teman pasien mengeluhkan hal
yang sama lebih dulu dibandingkan pasien. Pasien tidak menggunakan pakaian, handuk, atau alas mandi yang
bersamaan dengan orang lain. Pasien memiliki kebiasaan mandi 2 kali sehari, dan mengganti pakaiannya setelah
mandi dan setelah beraktifitas di luar rumah. Ibu pasien mengatakan sprei dan selimut pasien tidak terlihat adanya
kutu kasur. Ibu pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengeluhkan hal yang sama.
Anamnesis Khusus
Pasien pernah mengalami keluhan yang serupa 2 bulan yang lalu, serta sudah melakukan
pengobatan ke Kimia Farma kemudian diberikan salep scabimite dan keluhan pasien membaik, namun
keluhan muncul kembali setelah pasien kembali menginap bersama teman-temannya, keluhan belum
diobati sebelumnya dan terasa semakin memburuk.
Pasien memiliki hewan peliharaan di rumah yaitu kucing. Pasien menyangkal terkena gigitan
serangga sebelum gejala muncul. Keluhan tidak didahului dengan bentol kemerahan yang terdapat titik
di bagian tengah bentol. Pasien tidak mengalami gatal pada bagian tubuh lain seperti punggung dan
dada. Pasien tidak mengalami adanya benjolan di sekitar ketiak, lipat paha, sekitar belakang telinga
ataupun leher. Tidak ditemukan kutu pada kulit, lipatan pakaian dan seprai.
Pasien mengatakan gatal yang dirasakan terkadang tidak tertahankan sehingga pasien sering
menggaruknya, dan di area garukan tersebut terbentuklah luka yang disertai nanah dan darah. Bruntus
putih kekuningan juga ditemukan pada siku kiri dan lengan atas kanan. Pasien menyangkal adanya
benjolan di daerah ketiak atau daerah kelaminnya.
Pemeriksaan Fisik
STATUS GENERALIS
● Keadaan Umum : Tampak Sakit Ringan
● Kesadaran : Compos Mentis
● Tanda Vital : Dalam batas normal
● Kepala : Konjungtiva Anemis (-/-), Sklera Ikterik
(-/-)
● Leher : Pembesaran KGB (-)
● Thorax : VBS kanan=kiri, ronkhi (-/-), wheezing (-/-), gallop
(-), murmur (-)
● Abdomen : Hepar dan lien tidak teraba membesar
Status Dermatologis
● Distribusi : Regional
● Lokasi : Bilateral, Extensor → area pergelangan tangan kanan dan kiri, siku
kanan dan kiri bagian luar, lengan kanan atas, kaki kiri
● Karakteristik
- Jumlah : Multiple
- Ukuran : 0,2 x 0,2 x 0,2 cm - 0,3 x 0,4 x 0,5 cm ; 2 x 2 cm - 3 x 2
cm
- Penyebaran : Discrete
- Bentuk dan Susunan : Regular, Round
- Batas : Tegas
-
Efloresens
i
● Primer :
Makula Eritematosa, Pustul
● Sekunder : Krusta Purulent
dan Sanguinolenta
● Khusus :
Kanalikuli (-)
Resume
Pasien Tn. S, 18 tahun datang dengan keluhan adanya krusta purulen dan
sanguinolenta disertai dengan makula eritematosa yang terasa gatal dan perih a/r
antebrachii anterior dextra dan sinistra, dorsum manus sinistra, dan di retro-
malleolaris medialis. Disertai juga dengan pustul yang terasa nyeri a/r cubiti
posterior. Keluhan dirasakan pasien sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan pertama
kali muncul pada area antebrachii anterior berupa vesikel yang semakin banyak
dan menyebar.
Pasien mengatakan sering menginap bersama teman-teman pasien. Teman-
teman pasien mengeluhkan hal yang sama lebih dulu dibandingkan pasien.
Pasien belum mengobati keluhan pasien sebelumnya.
Resume
Pada pemeriksaan fisik didapatkan hasil dalam batas normal. Pada status
dermatologis didapatkan hasil sebagai berikut:
● Distribusi : Regional
● Lokasi : a/r antebrachii anterior dextra dan sinistra,
dorsum manus sinistra, retro-malleolaris medialis dan cubiti posterior
● Karakteristik Lesi : Jumlah multiple, Penyebaran discrete, Bentuk Regular,
Ukuran terkecil 0,2 x 0,2 x 0,2 cm dan Ukuran terbesar 2 x 2 cm, Batas tegas, Sifat
lesi kering
● Tipe Lesi :
- Primer : Makula Eritematosa dan Pustul
- Sekunder : Krusta Purulent dan Sanguinolenta
- Spesifik : Kanalikuli (-)
Diagnosis Banding
● Scabies dengan Impetiginisasi
● Insect Bite Reaction
● Pedikulosis Korporis
Usulan Pemeriksaan
1) Skin Scrapping → untuk melihat telur/parasit
2) Burrow Ink Test (tinta diteteskan pada kulit → membentuk burrow)
3) Dermoskopi → delta-wing jet sign
4) Pengambilan tungau dengan jarum
5) Swab (Usap) kulit
6) Biopsi
Diagnosis Kerja
Scabies dengan Impetiginisasi / Infeksi Sekunder
Terapi
Non - Medikamentosa (Edukasi)
1. Edukasi mengenai penyakit skabies
2. Edukasi mengenai higienitas → tidak menggunakan peralatan secara
bersamaan, menghindari kontak dengan penderita
3. Dekontaminasi pakaian dan alas tidur → direndam air panas, cuci bersih,
keringkan dan digosok atau disimpan dalam wadah tertutup selama
beberapa hari
4. Pengobatan secara tepat dan benar → seluruh orang yang kontak erat
dengan pasien
Terapi
Medikamentosa
R/ Permetrin 5% cream tube no. I
∫ u.e malam seluruh badan (selama 8 jam lalu bilas)

Antibiotik Sistemik
R/ Amoxicillin 500 mg tab no. I
∫ 3 dd tab no. 1 p.c

Antihistamin —> untuk mengurangi gatal


R/ Cetirizine 10 mg tab no. I
∫ 1 dd tab no. 1 p.c (malam hari)
Prognosis

Quo Ad Quo Ad
Quo Ad Vitam Functionam Sanationam
Ad Bonam Ad Bonam Ad Bonam
SCABIES
scabiei
Termasuk filum Arthropoda, kelas Arachnida, ordo
Ackarima, super famili Sarcoptes.

Tungau kecil, berbentuk oval, punggung cembung,


bagian perut rata dan mempunyai 8 kaki. Tungau ini
translucent, berwarna putih kotor (pearl-like), dan tidak
bermata.

Ukuran betina → 330 - 450 mikron x 250 - 350 mikron


Ukuran jantan → 200 - 240 mikron x 150 - 200 mikron
DEFINISI
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiei
var, hominis, dan produknya. Ditandai gatal malam hari, mengenai sekelompok orang, dengan tempat predileksi
di lipatan kulit yang tipis, hangat, dan lembab.
EPIDEMIOLOGI
● Di negara berkembang populasi yang terkena dampak termasuk anak-anak, orang tua, dan individu dengan
imunosupresi.
● Ada dugaan bahwa setiap siklus 30 tahun terjadi epidemi skabies. Banyak faktor yang menunjang
perkembangan penyakit ini, antara lain sosial ekonomi yang rendah, higiene yang buruk, hubungan seksual
yang bersifat promiskuitas, kesalahan diagnosis, dan perkembangan dermografik serta ekologi.
ETIOLOGI
E : Sarcoptes scabiei

Cara Penularan (Transmisi)

1) Kontak Langsung (kontak kulit dengan kulit) → berjabat


tangan, tidur bersama dan hubungan seksual.

2) Kontak Tidak Langsung (melalui benda) → pakaian, handuk,


sprei, bantal, dan lain-lain.
Varian Skabies
1. Skabies Norwegia (skabies berkrusta)

❏ Bentuk skabies ini ditandai dengan


dermatosis berkrusta pada tangan dan kaki,
kuku yang distrofik, serta skuama yang
generalisata.
❏ Bentuk ini sangat menular, tetapi rasa
gatalnya sangat sedikit.
❏ Tungau dapat ditemukan dalam jumlah
yang sangat banyak.
❏ Terdapat pada pasien dengan retardasi
mental, kelemahan fisis, gangguan
imunologik dan psikosis.
2. Skabies nodular

❏ Skabies dapat berbentuk nodular bila lama tidak


mendapat terapi
❏ Sering terjadi pada bayi dan anak, atau pada pasien
dengan imunokompremais.
Manifestasi Klinis
Diagnosis dapat dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda kardinal sebagai berikut:

● Pruritus Nokturna : gatal pada malam hari karena aktivitas tungau lebih tinggi pada suhu yang lebih
lembab.
● Menyerang sekelompok manusia, ex : keluarga, asrama, atau perkampungan padat penduduk.
● Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat predileksi yang berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk
garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1 cm, pada ujung terowongan ditemukan papul atau vesikel.
● Ditemukan satu atau lebih stadium tungau hidup. Dapat juga ditemukan telur dan kotoran tungau (skibala)
Predileksi (Circle of Hebra)
Daerah dengan stratum korneum tipis:
1. Sela jari
2. Pergelangan tangan
3. Tangan bagian volar (telapak tangan)
4. Lipat ketiak
5. Areola mammae
6. Umbilikus
7. Bokong
8. Genitalia eksterna
9. Pada bayi : telapak tangan dan telapak kaki
Pemeriksaan Scabies
1. Skin Scrapping : Pengerokan kulit pada terowongan atau papul lalu
diletakan di objek glass dan diberikan KOH untuk diperiksa
menggunakan mikroskop.
2. Pengambilan tungau dengan jarum : pengambilan tungau
menggunakan jarum dengan menusukan jarum pada terowongan dan
tungau akan menempel pada ujung jarum.
3. Swab (Usap) Kulit : menggunakan selotip yang dibentuk seukuran
objek glass lalu ditempelkan pada papul atau terowongan lalu ditarik
dengan cepat dan dilekatkan ke objek glass lalu diberikan KOH
untuk pemeriksaan mikroskopik.
4. Burrow Ink Test : Papul Scabies diolesi tinta dan dibiarkan 20-30
menit lalu dihapus menggunakan alkohol, burrow ink test
dinyatakan positif apabila tinta masuk ke dalam terowongan dan
membentuk gambaran khas berupa garis zig zag.
5. Pemeriksaan Histopatologi : Biopsi superficial untuk melihat terowongan
pada lapisan stratum korneum pemeriksaan histopatologis tidak mempunyai
nilai diagnostik kecuali ditemukan tungau atau telur pada pemeriksaan
tersebut.
6. Pemeriksaan dermoscopy : disebut juga dermatoskopi atau epiluminescence
microscopy. Dermoskopi adalah teknik pengamatan lapisan kulit dermis
superfisial secara in vivo.
Tatalaksana
Scabicides topikal dioleskan semalaman ke seluruh permukaan kulit dengan perhatian khusus pada
lipatan jari tangan dan kaki, celah bokong, pusar, dan di bawah kuku tangan dan kaki.

Pada orang dewasa, perawatan kulit kepala dan wajah dapat dikecualikan. Sebagian besar individu yang
dirawat mengalami kelegaan dari gejala dalam 3 hari, tetapi pasien harus diberitahu bahwa bahkan
setelah terapi skabisid yang memadai,

ruam dan pruritus dapat bertahan hingga 4 minggu. Gatal yang dialami selama periode ini biasanya
disebut sebagai “gatal postscabetic.”
Prevention
Beberapa langkah harus dipertimbangkan untuk mengurangi potensi reinfestasi oleh transmisi fomite.
Karena pembawa tungau asimtomatik sering terjadi di rumah, semua anggota keluarga dan kontak dekat
harus diobati secara bersamaan.

Setelah perawatan, individu yang dirawat harus mengenakan pakaian bersih, dan semua pakaian, sarung
bantal, handuk, dan seprai yang digunakan selama seminggu sebelumnya harus dicuci dengan air panas
dan dikeringkan dengan suhu tinggi. Barang yang tidak bisa dicuci harus dicuci kering, disetrika,
dimasukkan ke dalam pengering pakaian tanpa dicuci, atau disimpan dalam kantong plastik tertutup di
tempat yang hangat selama 2 minggu.

Lantai, karpet, area pelapis (di rumah dan mobil), dan furnitur harus disedot dengan hati-hati.

Hewan peliharaan tidak perlu dirawat karena tidak menjadi sarang tungau scabies manusia.
Komplikasi
Impetiginisasi sekunder & glomerulonefritis poststreptococcal disebabkan oleh streptococcus
pyogenes.

Scabies berkrusta → Limfangitis dan septikemia

Pemfigoid Bulosa
Prognosis
Dengan memerhatikan pemilihan dan cara pemakaian obat, serta syarat pengobatan dan
menghilangkan faktor predisposisi, antara lain higiene, serta semua orang yang berkontak erat
dengan pasien harus diobati, maka penyakit ini dapat diberantas dan prognosis baik.

Anda mungkin juga menyukai