Anda di halaman 1dari 10

REFLEKSI KASUS MARET 2019

PRURITUS SENILIS

Disusun Oleh:

NAMA : ENGELIN KEZIA SELVI SURENTU


NIM : N 111 18 057

PEMBIMBING KLINIK
dr. Diany Nurdin, Sp.KK, M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA PALU
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2019

1
STATUS PASIEN

BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

RSUD UNDATA PALU

I. IDENTITAS PASIEN

1) Nama Pasien : Tn. T

2) Umur : 64 tahun

3) Jenis Kelamin : Laki - laki

4) Alamat : Pasangkayu

5) Agama : Islam

6) Pekerjaan : Pensiun

7) Tanggal Pemeriksaan : 25 Maret 2019

II. ANAMNESIS
1) Keluhan Utama : gatal pada kedua tangan.
2) Riwayat penyakit sekarang :
Seorang pasien laki - laki berumur 64 tahun, datang ke poliklinik
kesehatan kulit dan kelamin RSUD Undata dengan keluhan gatal di
kedua tangan. Keluhan ini sudah berlangsung sejak 1 minggu yang
lalu. Gatal dirasakan baik saat beraktivitas maupun pada saat tidak
beraktivitas. Pasien juga mengeluh bahwa kulitnya sangat kering dan
ia selalu menggaruk di bagian kulit yang kering tersebut karena dari
situlah sumber gatal yang dirasakannya. Adapun keluhan ini sampai
mengganggu aktivitas sehari-hari karena pasien selalu menggaruk
kedua tangannya.

2
3) Riwayat penyakit dahulu:
Pasien sudah pernah merasakan hal yang serupa satu terakhir ini,
pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan. Pasien memiliki
riwayat hipertensi.
4) Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada yang
mengalami seperti yang pasien alami.

III. PEMERIKSAAN FISIK


Status Generalis
1. Keadaan umum : Sakit ringan
2. Status Gizi : Baik
3. Kesadaran : Compos mentis
Tanda-tanda Vital
TD : 180/100 mmHg
Nadi : 90 kali/menit
Respirasi : 20 kali/menit
Suhu : 37oC
Status Dermatologis
1. Kepala : tidak terdapat ujud kelainan kulit
2. Leher : tidak terdapat ujud kelainan kulit
3. Wajah : tidak terdapat ujud kelainan kulit
4. Ketiak : tidak terdapat ujud kelainan kulit
5. Dada : tidak terdapat ujud kelainan kulit
6. Punggung : tidak terdapat ujud kelainan kulit
7. Perut : tidak terdapat ujud kelainan kulit.
8. Selangkangan : tidak terdapat ujud kelainan kulit.
9. Ekstremitas Atas : terdapat ujud kelainan kulit berupa
ekskoriasi, bentuk bulat, dan penyebarannya bilateral pada regio
brachi anterior sinistra et dextra dan regio antebrachi anterior sinistra
et dextra.

3
10. Ekstremitas bawah : tidak terdapat ujud kelainan kulit.
11. Genitalia : tidak terdapat ujud kelainan kulit
12. Bokong : tidak terdapat ujud kelainan kulit.

IV. GAMBAR

Gambar 1. terdapat ujud kelainan kulit berupa ekskoriasi, bentuk bulat,


dan penyebarannya bilateral pada regio brachi anterior sinistra

4
Gambar 2. terdapat ujud kelainan kulit berupa ekskoriasi, bentuk bulat,
dan penyebarannya bilateral pada regio brachi anterior dextra

Gambar 3. terdapat ujud kelainan kulit berupa ekskoriasi, bentuk bulat,


dan penyebarannya bilateral pada regio antebrachi anterior sinistra et
dextra.

V. RESUME
Seorang pasien laki - laki berumur 64 tahun, datang ke poliklinik
kesehatan kulit dan kelamin RSUD Undata dengan keluhan gatal di kedua
tangan sejak 1 minggu yang lalu. Pasien juga mengeluh bahwa kulitnya
sangat kering. Pasien sudah pernah merasakan hal yang serupa satu
terakhir ini. Ada riwayat hipertensi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD
180/100 mmHg, Nadi 90 kali/menit, Respirasi 20 kali/menit, dan Suhu
37oC. Pada pemeriksaan status dermatologi didapatkan ujud kelainan kulit
berupa ekskoriasi, bentuk bulat, dan penyebarannya bilateral pada regio
brachi anterior sinistra et dextra dan regio antebrachi anterior sinistra et
dextra.

5
VI. DIAGNOSIS KERJA
Pruritus Senilis

VII. DIAGNOSIS BANDING


Dermatitis atopik
Urtikaria

VIII. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Tidak ditemukan pemeriksaan penunjang

IX. ANJURAN PEMERIKSAAN


Tidak ditemukan pemeriksaan penunjang

X. PENATALAKSANAAN
Topikal :
Emollient (Vaseline) dioleskan pada daerah yang kulit yang gatal dan
kering
Sistemik :
Cetirizine Tablets 10 mg 1x sehari

XI. PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad fungtionam : bonam
Quo ad cosmetikam : bonam
Quo ad sanationam : bonam

XII. PEMBAHASAN
Seorang pasien laki - laki berumur 64 tahun, datang ke poliklinik
kesehatan kulit dan kelamin RSUD Undata dengan keluhan gatal di kedua
tangan. Keluhan ini sudah berlangsung sejak 1 minggu yang lalu. Gatal
dirasakan baik saat beraktivitas maupun pada saat tidak beraktivitas.

6
Adapun keluhan ini sampai mengganggu aktivitas sehari-hari karena
pasien selalu menggaruk kedua tangannya. Pasien sudah pernah
merasakan hal yang serupa satu terakhir ini, pasien tidak memiliki riwayat
alergi makanan. Pasien memiliki riwayat hipertensi. Pasien mengatakan
bahwa dalam keluarganya tidak ada yang mengalami seperti yang pasien
alami. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 180/100 mmHg, Nadi 90
kali/menit, Respirasi 20 kali/menit, dan Suhu 37oC. Pada pemeriksaan
status dermatologi didapatkan ujud kelainan kulit berupa ekskoriasi,
bentuk bulat, dan penyebarannya bilateral pada regio brachi anterior
sinistra et dextra dan regio antebrachi anterior sinistra et dextra.
Pruritus merupakan sensasi kulit yang tidak nyaman, bersifat
iritatif, dan menimbulkan rangsangan untuk menggaruk. Pruritus
merupakan gejala dari pelbagai penyakit kulit. Bila tidak disertai dengan
kelainan kulit maka disebut pruritus esensial atau pruritus sine materia
atau pruritus simptomatik. Pruritus dapat disebabkan oleh faktor eksogen
dan endogen. Faktor eksogen seperti dermatitits kontak (pakaian, logam,
benda asing), rangsangan oleh ektoparasit (serangga tungau scabies,
pedikulus, larva migrans) atau faktor lingkungan yang membuat kulit
kering. Faktor endogen Seperti reaksi obat atau penyakit (contoh diskriasia
darah, limfoma keganasan alat dalam, dan kelainan hepar dan ginjal).
Manifestasi Klinis dapat berupa ; (1) garukan, sering lebih hebat pada
malam hari, (2) Ekskoriasi, kemerahan, area penonjolan pada kulit (kutil)
(3), Infeksi, peruhahan pigmentasi kulit, (4) Gatal yang amat sangat
sehingga menyebabkan ketidakmampuan pada individu.
Pruritogen menyebabkan ujung serabut saraf C pruritoseptif
teraktivasi. Serabut saraf C tersebut kemudian menghantarkan impuls
sepanjang serabut saraf sensoris. Terjadi input eksitasi di Lamina-1 kornu
dorsalis susunan saraf tulang belakang. Hasil dari impuls tersebut adalah
akson refleks yang mengeluarkan transmiter yang menghasilkan inflamasi
neurogenik (substansi P, CGRP, NKA, dll). Setelah impuls melalui
pemrosesan di korteks serebri, maka akan timbul suatu perasaan gatal dan

7
tidak enak yang menyebabkan hasrat untuk menggaruk bagian tertentu
tubuh.
Kulit senile yang kering dan mudah menderita fisur (chapped skin)
mudah menjadi pruritik. Pruritus senilis sering terjadi pada orang tua
dengan usia 60 tahun atau lebih. Pruritus dapat terjadi dengan atau tanpa
reaksi inflamatorik. Rasa gatal terjadi karena stimulasi ringan, seperti
gosokan dengan pakaian atau perubahan suhu di sekitar penderita. Pruritus
senilis biasanya merupakan gejala dari penyakit lain. Oleh karena itu
penting untuk mengetahui penyebab dari gejala tersebut. Daerah yang
tersering ialah daerah genital eksterna, perineal dan perianal. Selain
pruritus senilis sine material pada orang tua, ada pula pruritus yang
merupakan permulaan dermatitis eksfoliativa generalisata (eritroderma).
Kadang-kadang terdapat genesis dermatitis seboroik atau psoriasis.
Penyakit-penyakit yang biasanya mendasari dari pruritus senilis
yaitu Ekzema, Neurodermatitis, Urtikaria, Infeksi jamur, Penyakit kulit
oleh parasit, seperti skabies. Penyebab yang paling sering pada pruritus
senilis adalah kulit yang sangat kering (xerosis kutis atau xerodermia).
Kejadian ini tidak hanya akibat dari natural skin aging, pengaruh
lingkungan, dapat juga oleh kulit yang sangat kering. Penyakit internal
yang menjadi penyebab dari gejala pruritus adalah gangguan ginjal,
gangguan fungsi hati dan di abetes mellitus. General pruritus juga dapat
terjadi akibat interoleransi obat.
Terdapat beberapa obat yang dapat dipilih sesuai dengan indikasi
sebagai berikut:
1. Topikal
- Emolien untuk memperbaiki sawar kulit (B,1)
- Keratolitik topikal, contoh: asam salisilat (B,1), meningkatkan hidrasi
dan melembutkan stratum korneum dengan menurunkan pH kulit.
- Imunomodulator: takrolimus, pimekrolimus terbukti secara langsung
mempengaruhi serabut saraf C yang berperan pada patofisiologi pruritus
(B,1)

8
- Bahan pendingin: mentol (B,2)
- Capsaicin (B,2)
2. Sistemik
Antihistamin
3. Tindakan
Bila penyakit luas: fototerapi narrow band UV

9
DAFTAR PUSTAKA

1. Suria Djuanda, editors. Hubungan Kelainan Kulit dan Penyakit Sistemik. In:
Djuanda A, Mochtar H, Aisah S, editors. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2008.
2. Wolff K, Lowel AG, Stephen IK, Barbara AG, Amy SP, David JL, editors.
Fitzpatrick’s Dermatology in general medicine. 7th ed. New York: McGraw –
Hill; 2008.
3. Norman RA. Xerosis and pruritus in the elderly: recognition and management.
Dermatol Ther 2003; 16: 254–259.
4. Wilkinson SM, and Beck MH. Rook’s Textbook Of Dermatology 7th ed.
Australia: Blackwell Publishing. 2004.
5. Young AW. The diagnosis of pruritus in the elderly. J Am Geriatr Soc. 1967;
15: 750– 758.

10

Anda mungkin juga menyukai