Anda di halaman 1dari 3

OSTEOKLASTOMA Giant cell tumor secara khas mengenai ujung dari tulang-

tulang panjang, khususnya femur distal, tibia proksimal radius distal

Giant Cell Tumor yang juga dikenal sebagai osteoklastoma dan humerus proksimal. Sekitar 5% mengenai tulang-tulang pipih,

merupakan tumor tulang yang besifat jinak, mempunyai sifat dan khususnya tulang pelvis. Pada tulang saccrum lebih sering dijumpai,

kecenderungan untuk agresif lokal,giant cell tumor tersusun atas sedangkan pada tulang-tulang vertebra jarang dijumpai. Kurang dari

lapisan sel neoplastik berupa sel mononuclear yang tersebar, 5% kasus muncul pada tulang-tulang tubular pada tangan dan kaki.

sebagian tersusun dalam kelompokan kecil dan diselingi oleh sel-sel Giant cell tumor multisentris sangat jarang dijumpai dan cendrung

besar dengan inti banyak yang dikenal sebagai osteoclast like giant muncul pada tulang-tulang kecil pada daerah distal ekstremitas.

cell. 1 Giant cell tumor primer juga jarang dijumpai pada jaringan lunak.
1,4,6,10

Epidemiologi
Giant cell tumor terjadi dalam 4-5% kasus dari keseluruhan Gambaran Radiologis

tumor tulang primer, dan sekitar 20% tumor tulang primer jinak. Pada pemeriksaan foto sinar-X, lesi pada tulang panjang

Puncak insidensi dari tumor ini adalah pada umur 20-45 tahun, biasanya menunjukkan perluasan dan daerah eksentrik yang

sekitar 95% kasus terjadi pada umur diatas 25 tahun. Tumor ini mengalami lisis. Lesi biasanya muncul pada daerah epiphyisis dapat

jarang tumbuh pada tulang immature dan sangat jarang terjadi pada juga metaphysis, sering kali meluas hingga sampai ke subchondral

anak-anak umur kurang dari 10 tahun atau pada orang dewasa umur plate, kadang-kadang dapat sampai ke sendi. 1,4,8-11

lebih 65 tahun. Ada sedikit perbedaan prevalensi antara pria dan Pinggir lesi bervariasi, yang merupakan dasar ditetapkan
wanita, dimana wanita sedikit lebih sering dibandingkan pria. Tidak sistem grading /staging dalam radiologi, yaitu:
ada predileksi ras, namun ada sedikit variasi geografis. 1,7,8
Tipe 1: ‘Quescent’ lession, memiliki batas yang jelas dengan daerah sekitar yang
mengalami sedikit sklerosis, jika banyak dapat mengenai cortex.

Etiologi Tipe 2. ‘Active’tumors’, tipe ini memiliki batas yang jelas tetapi tanpa skerosis,

Penyebab dari tumor ini belum diketahui dengan pasti, cortex menipis dan melebar.

namun dari studi ultra struktur diketahui bahwa sel neoplastik tumorTipe 3. ‘Agresive tumors”, memiliki batas yang tidak jelas dengan
ini merupakan sel-sel stroma yang berbentuk bulat, oval atau spindel destruksi cortex dan perluasan jaringan lunak 1
merupakan sel mononuclear. Osteoclast-like giant cell yang
terbentuk dianggap akibat reaktivitas dari sel-sel mononuclear. 4,8 Sistem grading secara radiologis ini tidak berhubungan
Studi sitogenetik menunjukkan adanya asosiasi telomer dengan gambaran hisitologis. Gambaran radiologi lainnya yang dapat
akibat abrasi kromosom. dilihat adalah adanya gambaran ‘soap-bubble. Pada tulang tubular
Terjadi pemendekan panjang telomer (kehilangan sekitar 500 pasang tangan dan kaki, gambaran radiologi yang dijumpai sama dengan
basa) yang ditunjukkan oleh sel-sel tumor pada pasien giant cell yang dijumpai pada tulang-tulang panjang.
tumor dibandingkan dengan sel lekosit pada pasien yang sama. Tumor yang tumbuh di tulang saccrum dan pelvis juga mengalami
Telomer yang sering terlibat adalah kromosom 11p, 13p, 14p, 15p, lisis, umumnya tumbuh berdekatan dengan jaringan lunak, mungkin
19q, 20q dan 21p. 1,4,8 pada saccro-iliac dan hip joints. Jarang dijumpai gambaran reaktif
pada periosteal formasi tulang baru. 1,9

Gambaran Klinis
Kebanyakan pasien datang dengan keluhan nyeri progresif Pemeriksaan MRI juga diindikasikan untuk menilai apakah
lambat, dengan atau tanpa pembengkakan, sering pula disertai terjadi kerusakan pada struktur neurovaskular. Giant cell tumor
keterbatasan gerak. Gejala muncul ketika lesi mulai merusak korteks secara khas menunjukkan intensitas yang rendah hingga intermediate
dan mengiritasi periosteum atau ketika melemahnya tulang hingga pada T1 weighted images dan intermediate sampai intensitas tinggi
menimbulkan fraktur patologis. Fraktur patologis ini dijumpai 5-10% pada T2 images. Banyaknya hemosiderin juga terlihat dengan
kasus. Gejala nyeri dapat dijumpai pada otot, lengan, kaki dan perut. memberikan gambaran daerah dengan signal lemah. 1
Pasien mungkin juga menderita nyeri saraf yang terasa seperti
sengatan listrik. 1,4,6 Gambaran Sitologi
Gambaran sitologi yang khas dari Giant cell tumor adalah giant cell rich sarcoma, selain dijumpainya sel-sel berinti dua atau
adanya dua populasi sel, yaitu adanya sel-sel mononuclear yang berinti tiga. 1
banyak dan multinucleated giant cell yang jumlahnya lebih sedikit. Sel-sel mononuclear yang terdapat pada komponen
Sel-sel mononuclear memiliki gambaran sel-sel histiocytoid, yang neoplasma dipercaya berasal dari sel stroma mesenkim primitif.
tersebar dan kadang-kadang membentuk kelompokan kecil 3 dimensi. Belum ada standarisasi dalam bentuk sel-sel mononuclear. Pada
Multinucleated giant cells serupa dengan osteoclast tetapi biasanya beberapa kasus sel-sel mononuclear berbentuk spindel dengan
lebih banyak mengandung inti sel, pada kasus yang sangat jarang susunan storiform. Pada umumnya dijumpai sedikit foamy cells pada
5
dapat dijumpai 100 inti di dalam sitoplasmanya. beberapa kasus, kadang gambaran ini sangat menonjol sehingga sulit
Gambaran khas sitologi giant cell tumor adalah inti sel dibedakan dengan benign fibrous histiocytoma (non ossifyng
pada sel-sel mononuclear identik dengan inti yang terdapat pada fibroma). 1,12
giant cells. Inilah yang membedakan gambaran sitologi giant cell mengalami fibrosis dan degenerasi kistik. Aneurymal bone cyst dapat
tumor pada tulang dengan tumor-tumor lainnya. terjadi pada sekitar 10% kasus, khususnya pada pasien yang
Gambaran ini sering kabur oleh perubahan sekunder tumor ini, mengalami fraktur patologis maupun setelah biopsi. Apabila sel-sel
seperti adanya proliferasi jaringan ikat fibrous yang dibarengi dengan tumor mengalami metastasis ke paru-paru, maka gambaran histologi
adanya sel-sel foamy histiocyte yang sulit dibedakan dengan non yang ditemukan identik dengan lesi primernya. Daerah nekrosis
ossifying fibroma. Pada kondisi seperti ini, hubungan gambaran mungkin juga ditemukan, khususnya pada lesi yang besar. Bila
sitologi dengan gambaran klinis dan radilogis sangat membantu keadaan ini ditemukan, perlu diperhatikan apakah ditemukan juga inti
dalam membuat diagnosa yang tepat. 5 sel yang atifik yang akan mengarahkan kita kepada keganasan. 1,6
Studi immunohistokimia pada tumor ini pada umumnya
Gambaran Histopatologi terfokus pada asal usul sel-sel mononuclear stromal dan
multinucleated giant cells. Osteoclast-like giant cells biasanya positif

Makroskopis kuat dengan pewarnaan CD68, namun elemen mononuclear lebih


lemah dengan marker ini. Sel-sel stroma juga berpotensi positif
Gambaran makroskopis tumor berupa massa gembur yang
dengan alpha-smooth muscle actin, tetapi tidak mengandung CD45,
lembut dan mengkilat, dengan batas yang jelas dengan tulang
S-100 protein, desmin dan lysozyme. 4,13
maupun jaringan lunak di sekitarnya, berwarna merah kecoklatan
Terjadinya invasi vaskular pada giant cell tumor berkaitan
tetapi dapat bula berwarna kekuningan akibat perubahan
dengan sintesa matrix metalloproteinases (MMPs) dan tissue
xanthomatous. Adanya daerah nekrosis, perdarahan dan pembentukan
kista merupakan gambaran makroskopis yang sering ditemukan. inhibitors of metalloproteinases (TIMPs). Molekul-molekul ini
dipercaya berpengaruh terhadap invasi sel-sel tumor. MMP-9
Lapisan jaringan ikat fibrous yang tipis dan berwarna lebih putih
serta jaringan tulang yang reaktif juga biasa ditemukan pada tumor. (gelatinase B) terekpresi pada multinucleated cells pada giant cell

Adanya kista yang mengandung banyak darah kadang mirip dengan tumors, tetapi bersifat fokal pada komponen mononuclear.

aneurysmal bone cyst. 1,3-6 Peningkatan relatif ekpresi TIMP dibandingkan dengan MMPs
terlihat pada kasus kekambuhan dan metastasis pada giant cell
tumors pada beberapa studi. 13
Mikroskopis
Penatalaksanaan
Karakteristik gambaran histopatologi adalah adanya
Bila tidak segera ditangani dengan benar, tumor ini akan
gambaran sel-sel mononuclear dengan inti bentuk bulat sampai oval
terus tumbuh dan akan menghancurkan tulang. Pembedahan
poligonal atau elongated yang sering bercampur dengan banyak sel
merupakan penanganan yang sudah terbukti paling efektif untuk
osteoclast-like giant cells yang berisi banyak inti, dapat berisi 50-100
giant cell tumor. Kuretase merupakan teknik yang paling sering
inti sel. Inti sel pada stroma sangat mirip dengan inti yang ada di
dilakukan dan teknik ini menyebabkan terbentuknya lubang pada
dalam osteoclast dengan gambaran open chromatin dengan satu atau
tulang. Untuk mengatasi ini dibutuhkan pencangkokan tulang dengan
dua anak inti. Sitoplasma tidak jelas yang mengandung sedikit
mengisi lubang tersebut dengan tulang yang diambil dari tulang
kolagen intraselular. 1,3-6
bagian lain pasien (autograft) atau dari orang lain (allograft). 4,9
Gambaran mitosis bervariasi, bisa dijumpai 2 sampai 20
Terapi radiasi telah terbukti efektif untuk penanganan non
per sepuluh lapangan pandang besar. Mitosis atifik tidak dijumpai,
bedah. Namun, hal ini dapat mengakibatkan terjadinya malignansi
namun apabila dijumpai merupakan hal penting untuk mendiagnosa
pada sekitar 15% kasus. Oleh karena itu terapi radiasi digunakan
hanya pada kasus yang sangat sulit dimana operasi tidak mungkin
dilakukan pada pasien. 4,9

Prognosa
Giant cell tumor mempunyai kemampuan untuk agresif
lokal dan kadang-kadang dapat pula bermetastasis jauh. Gambaran
histologi tidak dapat memprediksi perluasan agresi tumor. Follow up
pasien setelah penanganan dengan kuretase, pemesangan bone graft,
cementation, cryotherapy atau instilasi dengan fenol, penting untuk
mengetahui adanya kekambuhan yang terjadi pada hampir 25% kasus.
Kekambuhan biasanya terjadi dalam dua tahun setelah operasi. Block
excision pada tulang kecil terbukti menurunkan rekurensi lokal. 1
Metastasis ke paru-paru terjadi pada sekitar 2% kasus giant
cell tumor dengan rentang waktu 2-3 tahun setelah
terdiagnosa.Tumor yang mengalami metastasis ini tumbuh sangat
lambat di dalam paru-paru (benign pulmonary implant) dan dapat
regresi spontan. Sangat sedikit yang progresif dan menyebabkan
kematian. 1
Kekambuhan lokal, manipulasi bedah dan lokasi pada
tulang radius distal pada beberapa studi terbukti meningkatkan resiko
metastasis. Grading histologi pada giant cell tumor tidak
mencerminkan prediksi terjadinya metastasis. Transformasi
keganasan jarang terjadi dan bila terjadi sering dijumpai pada pasien
yang mendapat radioterapi

Anda mungkin juga menyukai