NIM : 1708435968
Perbedaan Vitiligo dan Albino
Vitiligo Albino
Definisi Penyakit akibat proses Hipopigmentasi pada kulit,
depigmentasi pada kulit, yang rambut, dan mata.
disebabkan faktor genetik dan non
genetik yang berinteraksi dengan
kehilangan atau ketahanan fungsi
melanosit pada kenyataannya
merupakan peristiwa autoimun.
Insidensi Dapat terjadi pada semua bangsa, Dapat terjadi pada semua ras
namun lebih diperhatikan pada ras dengan prevalensi berbeda
berkulit gelap. Vitiiligo juga dapat
terjadi pada semua umur dan
awitan rata-rata 20 tahun.
Gejala Klinis Makula berwarna putih susu, Pengurangan pigmen yang
homogen dan berbatas tegas. nyata dikulit, rambut, mata
Jika mengenai folikel rambut Fotofobia
dapat menyebabkan rambut Paparan sinar matahari
menjadi putih menyebabkan keratosis
aktinika, karsinima sel
skuamosa, melanoma
Patogenesis Vitiligo
1. Hipotesis autoimun
Ditemukan adanya aktivitas imun humoral berupa antinodi anti melanosit
yang mampu membunuh melanosit secara in vitro maupun in vivo. Aktivitas
humoral diduga sebagai respon sekunder terhadap melanosit yang rusak
dibandingkan dengan respon imun primer penyebab vitiligo generalisata.
2. Genetik pada vitiligo
Dari hasil studi yang terfokus pada vitiligo generalisata telah diidentifikasi
sedikitnya 10 lokus yang berbeda. Tujuh diantaranya terkait dengan
penyakit autoimun lainnya.
3. Hipotesis neural
Hipotesisi ini menunjukkan adanya mediator neurokimia yang bersifat
sitotoksik terhadap sel pigmen dan dikeluarkan oleh ujung saraf di dekatnya.
Teori ini didukung dengan pertama vitiligo lokalisata yang terbatas secara
segmental tidak dermatomal melainkan menyerang beberapa dermatom.
Kedua vitiligo segmental tidak berefek dengan obat-obat vitiligo
konvensional tetapi membaik dengan obat yang memodulasi fungsi saraf.
Ketiga kejadian vitiligo muncul setelah mengalami tekanan emosional berat
atau setelah kejadian neurologikal misalnya ensefalitis, multipel sklerosis,
dan jejas saraf perifer.
4. Hipotesis biokimiawi
Kerusakan mitokondria mempegaruhi terbentuknya melanocyte growth
factor dan sitokin peregulasi ketahanan melanosit. Kadar antioksidan
biologik pada vitilogo: katalase, glutation peroksidase berkurang
disebabkan kadar H2O2 epidermis yang meningkat. Bukti histopatologis
menunjukkan pengaruh dari stres oksidatif juga menyebabkan terjadinya
degenerasi vakuol. Akumulasid dari H2O2 di epidermis dan ekspresi
abnormal tyrosin related protein (TRP-1) juga mendukung munculnya teori
biokimiawi ini.
Patogenesis Albino