Anda di halaman 1dari 12

Refleksi Kasus Januari 2020

PRURITUS SENILIS

Disusun Oleh:

Annisa Istiqamah Ahmad


N 111 19 023

Pembimbing Klink
dr. Diany Nurdin, Sp. KK, M. Kes

KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA PALU
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2020
STATUS PASIEN

BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

RSUD UNDATA PALU

I. IDENTITAS PASIEN
1) Nama Pasien : Tn. H
2) Umur : 70 Tahun
3) Jenis Kelamin : Laki-laki
4) Alamat : Jl. I Gusti Ngurah Rai
5) Agama : Islam
6) Pekerjaan : Pensiunan PNS
7) Tanggal Pemeriksaan : 27 Januari 2020

II. ANAMNESIS
1) Keluhan utama : Rasa gatal di seluruh tubuh
2) Riwayat penyakit sekarang :
Seorang pasien laki-laki berusia 70 tahun dikonsul ke bagian
kulit dan kelamin RSUD Undata dengan keluhan rasa gatal pada
seluruh tubuh yang sudah dirasakan sejak 1 bulan sebelum masuk
Rumah Sakit. Rasa gatal yang dirasakan terjadi secara terus-
menerus. Rasa gatal juga memberat terutama apabila pasien
berkeringat. Pasien tidak merasakan adanya nyeri namun
mengeluhkan rasa panas yang kadang-kadang terjadi. Pasien
pernah beberapa kali mencoba mengoleskan minyak tawon pada
daerah yang gatal dan setelah dioleskan, biasanya pasien
merasakan gatal berkurang namun tidak menghilang.
3) Riwayat penyakit dahulu:
Pasien pernah mengalami hal yang sama sebelumnya 3 tahun
yang lalu. Riwayat alergi makanan (-), riwayat penyakit gula darah
(-), riwayat hipertensi (+)
4) Riwayat penyakit keluarga:
Pasien menyangkal di keluarga ada yang menderita
penyakit yang sama.

III. PEMERIKSAAN FISIK


Status Generalis
1) Keadaan umum : Sakit Sedang
2) Status Gizi : Baik
3) Kesadaran : Komposmentis

Tanda-tanda Vital
TD : 140/80 mmHg
Nadi : 86 kali/menit
Respirasi : 16 kali/menit
Suhu : 36,50 C

Status Dermatologis/Venereologis
Ujud Kelainan Kulit :
Kepala : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
Wajah :Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
Leher : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
Ketiak : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
Dada : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
Punggung : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
Perut : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
Bokong :Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
Inguinal :Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
Genitalia : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
Ekstremitas atas : Terdapat makula hiperpigmentasi berukuran plakat
yang berbatas tegas dan berbentuk irregular pada region antebrachialis
dextra
Ekstremitas bawah : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit

IV. GAMBAR

Gambar 1. Pada regio antebrachialis dextra tampak makula hiperpigmentasi berukuran


plakat yang berbatas tegas dan berbentuk irreguler
Gambar 2. Pada regio antebrachialis dextra tampak makula hiperpigmentasi berukuran
plakat yang berbatas tegas dan berbentuk irreguler

V. RESUME
Seorang pasien laki-laki berusia 70 tahun dikonsul ke bagian
kulit dan kelamin RSUD Undata dengan keluhan rasa gatal pada seluruh
tubuh yang sudah dirasakan sejak 1 bulan sebelum masuk Rumah Sakit.
Rasa gatal yang dirasakan terjadi secara terus-menerus namun memberat
pada bagian selangkangan, disusul bagian tangan lalu ketiak. Rasa gatal
juga memberat terutama apabila pasien berkeringat. Pasien tidak
merasakan adanya nyeri namun mengeluhkan rasa panas yang kadang-
kadang terjadi. Pasien pernah mencoba mengoleskan minyak tawon pada
daerah yang gatal dan setelah dioleskan, pasien merasakan gatal
berkurang. Pasien pernah mengalami hal yang sama sebelumnya 3 tahun
yang lalu. Riwayat alergi makanan tidak ada namun terdapat riwayat
hipertensi.
Pasien datang dengan keadaan umum sakit sedang, status gizi baik,
kesadaran komposmentis. Hasil pemeriksaan dermatologis di dapatkan
pada regio antebrachialis dextra tampak makula hiperpigmentasi
berukuran plakat yang berbatas tegas dan berbentuk irregular.

VI. DIAGNOSIS KERJA


Pruritus Senilis
VII. DIAGNOSIS BANDING
1. Dermatitis kontak alergi
2. Dermatitis kontak iritan
3. Pruritus akibat penyakit sistemik
VIII. ANJURAN PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan darah lengkap
IX. PENATALAKSANAAN
Non-medikamentosa
1. Kebersihan diri
2. Menggunakan pakaian yang tidak ketat dan menyerap keringat.
3. Memakai sabun yang tidak mengandung anti septik
Medikamentosa
1. Sistemik:
 Cetirizine tab 10 mg/hari (1x1)
2. Topikal :
 Handbody Vaseline Intensive Care Aloe Soothie, dioleskan 2 kali
sehari

X. PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad fungtionam : ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Quo ad comesticam : ad bonam
PEMBAHASAN
Seorang pasien laki-laki berusia 70 tahun dikonsul ke bagian kulit dan
kelamin RSUD Undata dengan keluhan rasa gatal pada seluruh tubuh yang sudah
dirasakan sejak 1 bulan sebelum masuk Rumah Sakit. Rasa gatal yang dirasakan
terjadi secara terus-menerus namun memberat pada bagian selangkangan, disusul
bagian tangan lalu ketiak. Rasa gatal juga memberat terutama apabila pasien
berkeringat. Pasien tidak merasakan adanya nyeri namun mengeluhkan rasa panas
yang kadang-kadang terjadi. Pasien pernah mencoba mengoleskan minyak tawon
pada daerah yang gatal dan setelah dioleskan, pasien merasakan gatal berkurang.
Pasien pernah mengalami hal yang sama sebelumnya 3 tahun yang lalu. Riwayat
alergi makanan tidak ada namun terdapat riwayat hipertensi.
Pasien datang dengan keadaan umum sakit sedang, status gizi baik,
kesadaran komposmentis. Hasil pemeriksaan dermatologis di dapatkan pada regio
antebrachialis dextra tampak makula hiperpigmentasi berukuran plakat yang
berbatas tegas dan berbentuk irregular. Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan
fisik maka pasien dapat didiagnosis dengan Pruritus senilis. Pruritus/gatal adalah
sensasi yang menimbulkan keinginan untuk menggaruk dan merupakan keluhan
kulit tersering diatas usia 60 tahun.1 Rasa gatal disalurkan melalui ujung saraf
bebas serabut-C yang terletak di taut dermo-epidermal atau epidermis. Aktivator
saraf termasuk histamin, neuropeptide substansi-P, serotonin, bradikinin, protease
(mis. Triptase sel mas) dan endotelin (merangsang pengeluaran nitrit oksida).
Impuls disalurkan lewat ganglion dorsalis ke traktus spinotalamikus.3
Faktor yang menyebabkan pruritus pada lansia antara lain kulit kering
(xerosis cutis), penyakit kulit lain seperti dermatitis dan scabies, penyakit
sistemik, serta penggunaan obat tertentu, tetapi seringkali penyebab pruritus tidak
diketahui. Pruritus senilis didefinisikan sebagai pruritus idiopatik pada lansia.1
Dalam kasus ini, pasien merupakan seorang laki-laki berusia 70 tahun
sehingga dapat dikategorikan lansia. Kulit pasien juga cenderung kering. Jika
dikaitkan dengan teori diatas, hal ini kemungkinan menjadi salah satu faktor
pencetus rasa gatal yang dialami pasien.
Prevalensi kasus pruritus senilis belum diketahui secara pasti. Untuk
penyebabnya juga belum diketahui, namun terdapat beberapa hipotesis terkait hal
tersebut. Yaitu :
1. Teori penuaan kulit.
Proses penuaan menyebabkan berkurangnya fungsi fisiologis
seluruh organ tubuh, termasuk kulit. Proses penuaan adalah sebuah proses
kompleks yang membuat sistem imun, kemampuan penyembuhan diri dan
kapasitas perbaikan DNA berkurang. Perubahan kulit dapat berkontribusi
terhadap penurunan komposisi lipid permukaan kulit. Produksi sebum dan
keringat akan berkurang. Xerosis cutis pada lansia muncul karena adanya
perubahan kemampuan kulit mempertahankan kelembaban.
2. Perubahan stratum korneum
Stratum korneum terdiri atas sel-sel kulit dan lemak antar sel yang
berfungsi membentuk konfigurasi kedap air dan bertanggung jawab atas
perlindungan kulit. Lipid pada area stratum korneum memainkan peran
utama sebagai penghalang air. Pasien lanjut usia secara klinis memiliki
kulit yang lebih kering dikarenakan masalah hidrasi kulit kronis.
Aquaphorin-3 (AQP3) merupakan gen yang berfungsi mengatur hal
tersebut. Kurangnya ekspresi gen AQP3 secara signifikan pada orang
berusia 60 tahun keatas menyebabkan kelembaban kulit berkurang. Selain
itu, proses penuaan juga meningkatkan pH permukaan epidermis yang
menyebabkan berkurangnya aktivitas enzim pembentuk lipid.
3. Teori saraf
Pruritus pada lansia dapat dikaitkan dengan pengurangan ambang
gatal. Kekurangan kelembaban kulit mungkin bertanggung jawab untuk
pengurangan ambang ini dikarenakan emolien dapat memungkinkan
akurasi persepsi sensorik yang lebih baik pada lansia.
4. Mekanisme imunologis
Orang lanjut usia memiliki peningkatan resiko terkena penyakit
autoimun karena perubahan sistem kekebalan tubuh. Cacat imun humoral
dan seluler, termasuk sel T, sel B dan eosinofil dapat diidentifikasi pada
orang tua. Cacat ini dapat dikategorikan sebagai imunodefisiensi tetapi
hanya terjadi pengurangan IgG, tidak terjadi pengurangan IgA ataupun
IgM. Selain itu, menurunnya produksi sel T akan berkontribusi pada
disfungsi sel B. Kemampuan fagosit dari makrofag juga akan menurun.
Pruritus dikaitkan dengan kejadian autoimun yang diprakarsai oleh
hilangnya toleransi diri terhadap autoantigen kulit yang difasilitasi oleh
proses penuaan kekebalan tubuh.
5. Peran Histamin
Anti-histamin seringkali menjadi obat pertama bagi pruritus,
termasuk pruritus senilis. Berdasarkan hasil tes kulit kodein dan histamine,
ditemukan persistensi yang signifikan dari kulit orang tua. Sehingga, pada
beberapa penelitian lain didapatkan hasil bahwa anti histamine tidak
memiliki efek untuk pruritus senilis.2
Kulit senile (usia lanjut) yang kering dan retak (chapped skin) mudah
menjadi pruritik. Pruritus dapat terjadi dengan atau tanpa reaksi inflamatorik.
Rasa gatal terjadi karena stimulasi yang amat ringan, seperti gosokan dengan
pakaian atau perubahan suhu di sekitar penderita. Lokalisasi tersering ialah daerah
genital eksterna, perineal dan perianal.3
Pada pasien ini, rasa gatal dirasakan menyebar ke seluruh tubuh
(generalisata). Sesuai dengan teori diatas, perubahan suhu seperti panas yang
menyebabkan keringat berlebih juga memicu gatal pada pasien dan tidak terdapat
reaksi inflamatorik.
Penurunan kemampuan proliferasi dari sel-sel kulit dapat berkontribusi
pada penipisan lapisan kulit dan penurunan fungsi fisiologisnya, sehingga terjadi
penurunan kemampuan mempertahankan kelembaban kulit, peningkatan
transepidermal water loss (TEWL), penurunan produksi keringat dan sebum,
serta penurunan faktor-faktor yang mempertahankan kelembaban kulit. Hal
tersebut akan menyebabkan terjadinya xerosis cutis dan pruritus senilis.4
Xerosis cutis dapat menjadi penyebab pruritus tanpa dermatosis primer
pada pasien geriatric, namun kadangkala xerosis ditemukan secara kebetulan dan
bukan merupakan penyebab utama pruritus. Oleh karena itu, penyebab lain perlu
ditelusuri lebih lanjut. Apabila penyebab tetap tidak jelas, maka dapat didiagnosis
sebagai pruritus idiopatik atau sering juga disebut sebagai pruritus senilis, dengan
gambaran klinis pruritus generalisata pada usia lanjut, tanpa dermatosis primer,
xerosis, maupun penyebab lainnya.5
Terdapat beberapa obat yang dapat dipilih sesuai dengan indikasi sebagai
berikut :

1. Topikal
 Emolien untuk memperbaiki sawar kulit
 Keratolitik topikal, contoh : asam salisilat, untuk meningkakan
hidrasi dan melembutkan startum korneum dengan menurunkan pH
kulit
 Immunomodulator : takrolimus, pimekrolimus yang terbukti secara
langsung mempengaruhi serabut saraf C yang berperan pada
patofisiologi pruritus
 Bahan pendingin : mentol
 Capsaicin
2. Sistemik
 Antihistamin
3. Tindakan
 Bila penyakit luas : fototerapi narrow band UVB1

Pada kasus ini, pasien diberikan antihistamin berupa cetirizine tab 10 mg


untuk meredakan rasa gatal. Selain itu, pasien juga dianjurkan memakai handbody
Vaseline intensive care aloe vera untuk melembabkan kulit. Pemberian terapi
sudah cukup tepat sesuai dengan teori diatas.
DAFTAR PUSTAKA

1. Clerc, C, Misery, L. A Literature Review of Senile Pruritus : From


Diagnosis to Treatment. Journal Compilation Acta Dermato-Venereologica.
2017. 433p

2. Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin. Panduan Praktik Klinis:


Bagi Dokter Spesialis Kulit Dan Kelamin Di Indonesia. PERDOSKI; Jakarta.
2017.

3. Menaldi, S, Bramono, K, Indriatni, W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin


Edisi Ketujuh. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; Jakarta. 2019.

4. Ahmad, Z, Damayanti. Penuaan Kulit : Patofisiologi dan Manifestasi


Klinis. Periodical of Dermatology and Venereology. 2018. 208p

5. Yusharyahya, S, Legiawati, L, Sularsito, S, Setyorini, N. Profil Pasien


Pruritus di Poliklinik Kulit dan Kelamin Divisi Dermatologi Geriatri RSCM
Jakarta Tahun 2008-2013. Media Dermato-Venereologica Indonesiana. 2017.
103p

Anda mungkin juga menyukai