Anda di halaman 1dari 15

REFLEKSI KASUS Mei 2021

SCALP PSORIASIS

Disusun Oleh:
TRI UTAMI WAHYUNINGSIH
N 111 19 048

Pembimbing Klinik:

dr. ASRAWATI SOFYAN, Sp.KK, M.Kes

BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2021
STATUS PASIEN
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
RSUD UNDATA PALU
I. IDENTITAS PASIEN
1) Nama Pasien : An. A
2) Umur : 14 Tahun
3) Jenis Kelamin : Laki-laki
4) Agama : Islam
5) Pekerjaan : Pelajar
6) Tanggal Pemeriksaan : 03 Mei 2021

II. ANAMNESIS
1) Keluhan utama : Gatal pada daerah kepala
2) Riwayat penyakit sekarang : Seorang anak laki-laki datang ke Klinik
Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Undata Palu di antar oleh
ibunyan dengan keluhan gatal yang dirasakan hilang timbul pada
daerah kepala sejak ± 4 tahun. Awalnya muncul berupa luka kecil
kemerahan dan disertai rasa gatal, kemudian pasien menggaruk dan
akhirnya melebar. Keluhan gatal dirasakan terutama saat pagi hari dan
saat pasien berkeringat. Keluhan nyeri juga dirasakan pasien selesai
menggaruk kepalanya karena gatal. Terdapat riwayat pengobatan di
puskesmas tetapi tidak ada perbaikan.
3) Riwayat penyakit dahulu: Pasien mempunyai riwayat keluhan yang
sama sejak ± 4 tahun yang lalu. Tidak ada riwayat atopi (Asma,
Rhinitis Alergi)
4) Riwayat penyakit keluarga: tidak ada keluhan yang sama dalam
keluarga.

III. PEMERIKSAAN FISIK


Status Generalis
1) Keadaan umum : Sakit Ringan
2) Status Gizi : Baik
3) Kesadaran : Kompos Mentis

Tanda-tanda Vital
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Respirasi : 20 kali/menit
Suhu : 36,60 C

Status Dermatologis/Venereologis
Ujud Kelainan Kulit :
Kepala : Tampak Plak eritematosa sirkumskripta
berbentuk plakat disertai dengan skuama pada
daerah occipital.
Wajah : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
Leher : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
Dada : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
Punggung : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
Perut : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
Bokong : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
Inguinal : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
Genitalia : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
Ekstremitas atas : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
Ekstremitas bawah : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
IV. GAMBAR

Gambar 1. Tampak Plak eritematosa sirkumskripta berbentuk plakat disertai


dengan skuama pada daerah occipital.

V. RESUME
Seorang anak laki-laki umur 14 tahun datang ke Klinik Kesehatan
Kulit dan Kelamin RSUD Undata Palu di antar oleh ibunyan dengan
keluhan pruritus yang dirasakan hilang timbul pada daerah scalp sejak ± 4
tahun. Awalnya muncul berupa plak eritematosa dan disertai pruritus,
kemudian pasien menggaruk dan akhirnya melebar. Keluhan pruritus
dirasakan terutama saat pagi hari dan saat pasien berkeringat. Keluhan nyeri
juga dirasakan pasien selesai menggaruk kepalanya karena pruritus.
Terdapat riwayat pengobatan di puskesmas tetapi tidak ada perbaikan.
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum
sakit ringan, status gizi baik, kesadaran compos mentis. Hasil pemeriksaan
dermatologis didapatkan tampak plak eritematosa sirkumskripta berbentuk
plakat disertai dengan skuama pada daerah occipital.

VI. DIAGNOSIS KERJA


Scalp Psoriasis

VII. DIAGNOSIS BANDING


Tinea Kapitis
Dermatitis Seboroik
Pitriasis Rubela Pilaris

VIII. ANJURAN PEMERIKSAAN PENUNJANG


Fenomena Tetesan Lilin
Fenomena Auspitz
Fenomena Kobner
Histopatologi

IX. PENATALAKSANAAN
Non-medikamentosa
1. Menyarankan pasien untuk tidak menggaruk area yang gatal karena
dapat memperburuk kondisi kulit kepala yang mengalami lesi.
2. Menghindari faktor pencetus seperti berada di tempat yang terpapar
terik matahari terlalu lama.
3. Tetap menjaga higiene kulit.
Medikamentosa
1. Pengobatan Topikal
Asam Salisilat 4%
Kloderma 0,05% Cream (Clobetasol Propional 0,05%) 10 gr
Sagestam 0,1% (Gentamicin) 10 gr
2. Pengobatan Sistemik
Cetirizine tab 10 mg 1x1

X. PROGNOSIS
Quo ad vitam : Dubia ad Bonam
Quo ad functionam : Dubia ad Bonam
Quo ad cosmetican : Dubia ad Malam
Quo ad sanactionam : Dubia ad Malam
PEMBAHASAN

Diagnosis pada kasus ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan


fisik. Dari anamnesis didapatkan seorang anak laki-laki umur 14 tahun datang ke
Klinik Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Undata Palu di antar oleh ibunyan
dengan keluhan pruritus yang dirasakan hilang timbul pada daerah scalp sejak ± 4
tahun. Awalnya muncul berupa plak eritematosa dan disertai pruritus, kemudian
pasien menggaruk dan akhirnya melebar. Keluhan pruritus dirasakan terutama
saat pagi hari dan saat pasien berkeringat. Keluhan nyeri juga dirasakan pasien
selesai menggaruk kepalanya karena prurituus. Ada riwayat pengobatan di
puskesmas tetapi tidak ada perbaikan.
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum sakit
ringan, status gizi baik, kesadaran compos mentis. Hasil pemeriksaan
dermatologis didapatkan tampak plak eritematosa sirkumskripta berbentuk plakat
disertai dengan skuama pada daerah occipital.
Dari anamnesis serta pemeriksaan fisik didapatkan beberapa diagnosis
baning seperti psoriasis, dermatitis seboroik, tinea kapitis dan pitriasis rubela
pilaris. Kemudian ditentukan diagnosis kerja pada pasien ini adalah Scalp
Psoriasis.
Tabel 1. Diagnosis Banding
Scalp Psoriasis Dermatitis Seboroik Tinea Capitis Pitriasis Rubela Pilaris
Anamnesis : Anamnesis : Anamnesis : Anamnesis :
- Gatal ringan - Pada anak relatif tifak gatal, Bercak pada kepala, sering Lesi-lesi berbentuk herediter
- Kelainan kulit  bercak-bercak pada dewasa relatif gatal. disertai rontoknya rambut timbul perlahan-lahan,
eritema yang meniggi (plak) - Eritema dan squama yang ditempat lesi tersebut.2 sedangkan lesi jenis didapat
dengan skuama di atasnya. berminyak dan agak -Grey patch ringworm  bersifat mendadak dan cepat
Skuama berlapis-lapis, kasar kekuningan. Batasnya agak papul merah kecil disekitar meluas. Lesi pertama PRP
dan berwarna putih seperti kurang tegas. Dermatitis folikel rambut. Papula ini tampak pada muka dan kulit
mika, serta transparan. seboroik yang ringan hanya kemudian melebar dan kepala berupa eritem dan
Besar kelainan bervariasi : mengenai kulit kepala berupa membentuk bercak pucat skuama, selanjutnya diikuti
lentikular, numular, atau plakat, skuama-skuama yang halus, karena adanya sisik. eritem dan penebalan
dapat berkonfluens. mulai sebagai bercak kecil Penderita mengeluh gatal, stratum korneum di telapak
Biasanya pada anak-anak dan yang kemudian mengenai warna rambut menjadi abu- kaki dan tangan. Lesi-lesi
dewasa muda terjadi setelah seluruh kulit kepala dengan abu, tiidak berkilat lagi.2 yang luas mempunyai batas
infeksi akut oleh skuama-skuama yang halus -kerion  disertai reaksi yang jelas dan beberapa
streptococcus.2,3 dan kasar. Kelainan tersebut peradangan yang hebat. Lesi bagan kulit mungkin tampak
disebut pitiriasis steatoides berupa pembengkakan masih normal, sehingga
yang dapat disertai eritema.2 menyerupai sarang lebah, menyerupai kulit normal.2
Tempat predileksi pada tempat dengan serbukan sel radang Tempat predileksi pada
- Tempat predileksi : Scalp, yang cenderung pada lokasi kulit disekitarnya. Kelianan ini muka, kulit kepala, telappak
Perbatasan daerah tersebut yang mengandung kelenjar menimbulkan jaringn parut kaki dan tangan, punggung
dengan muka, Ekstremitas sebasea seperti kulit kepala, alis, yang menetap.2 jari tangan, sku, dan
bagian ekstensor terutama siku lipatan nasolabial, belakang -black dot ringworm  pergelangan tangan, kedua
serta lutut, Daerah telinga, cuping hidung, ketiak, terbentuknya titik-titik hitam tungkai dan daerah tubuh
lumbosacral.1 dada, antara skapula.2 pada kulit kepala akibat yang lain.1
patahnya rambut yang
Dermatitis seboroik dapat terjadi terinfeksi tepat di muara
pada semua umur dan meningkat folikel.2
pada usia 40 tahun. Biasanya
lebih berat apabila terjadi pada
laki laki
Pemeriksaan Lainnya Pemeriksaan Lainnya Pemeriksaan Lainnya Pemeriksaan Lainnya
Fenomena tetesan lilin ialah Pemeriksaan KOH 10-20%  Pemeriksaan KOH 
skuama yang berubah warnanya tampak spora/blastokonidia, Pseudohifa, hifa pendek +
menjadi putih pada goresan, tidak ada hifa.2 blastospora/yeast/budding
seperti lilin yang digores, cell.2
diseabkan oleh berubahnya
indeks biascara menggores dapat Pemeriksaan Lampu wood  Pemeriksaan Lampu Wood
dengan pinggir gelas alas.2 flouresen negatif (warna violet)  (-)
Fenomena auspitz tampak serum pada eritrasma flouresen merah
atau darah berbintik-bintik yang bata atau merah tembaga.2
disebabkan oleh papilomatosis.
Cara mengerjakannya demikian :
skuama yang berlapis-lapis itu
dikerok, misalnya dengan pinggir
gelas alas. Setelah squamanya
habis, maka pengerokan harus
dilakukan perlahan-lahan, jika
telalu dalam tidak akan tampak
perdarahan yang berbintik-bintik.
Melainkan perdarahan yang
merata.trauma pada kulit
penderita psoriasis, misalnya
garukan dapat menyebabkan
kelainan yang sama dengan
kelainan psoriasis dan disebut
fenomena kobner yang timbul
kira—kira setelah 3 minggu.2

Histopatologi Khas  Histopatologi  didapatkan Hiatopatologi  terlihat Histopatologi 


parakeratosis dan akantosis pada gambaran dermatitis kronis dan spora di luar rambut hiperkeratosis, parakeratosis
stratum spinosum terdapat spongiosis yang lebih jelas.2 (ectotrics) atau didalam disekeliling muara folikel,
kelompok leukosit yang disebut rambut (endotrics).2 akatosis yang tidak teratur,
abses munro. Selain itu terdapat dan akantolisis serta
pula papilomatosis dan degenerasi mencair
vasodilatasi di subepidermis.1,2 membran basalis. Terdapat
pula sebukan sel radang
menahun pada lapisan
dermis bagian atas, terutama
disekitar folikel rambut dan
ujung-ujung pembuh darah.2
Gambar Gambar Gambar Gambar
Gambar 1.3.1 Grey Patch
Gambar 1.1 Scalp Psoriasis Gambar 1.2 Dermatitis Gambar 1.4 Ptiriasis
Seboroik Rubela Pilaris

Gambar 1.3.2 Black Dot

Gambar 1.3.3 Kerion


Tatalaksana pada kasus ini sudah tepat yaitu terapi sistemik diberi
Cetirizin 1 x 10 mg perhari sebagai antihistamin untuk mengurangi gatal. Pasien
juga mengeluhkan sensasi gatal sehingga diberikan terapi antihistamin H1
generasi dua yaitu cetirizine yang dapat menghambat efek histamin akibat reaksi
antigen-antibodi. Pemberian antihistamin H1 generasi dua memiliki efek sedatif
yang minimal. Pada kasus diberikan cetirizine dengan dosis 10 mg.4,5
Topikal diberikan Asam salisilat 4%, Clobetasol Propional 0,05%, dan
gentamicin 10 gram. Clobetasol propional merupakan golongan kortikosterois
topikal yang memberikan hasil yang baik pada psoriasis. Kortikosteroid topikal
biasanya dipakai yang mempunyai potensi sedang sampai kuat, untuk pengobatan
lesi psoriasis yang soliter. Mempunyai efek anti inflamasi dan anti
mitosis.Mekanisme kerja obat kortikosteroid adalah sebagai antimitosis,
antiradang dan sebagai vasokonstriktor. Obat ini membantu mengatasi gejala
psoriasis dengan mengendalikan respons peradangan dalam tubuh yang
memengaruhi kulit, mengurangi pembengkakan dan kemerahan yang disebabkan
oleh plak, serta menghaluskan tekstur kulit yang terdampak psoriasis. Krim ini
juga tidak dianjurkan untuk pemakaian berulang dalam jangka panjang karena
nantinya malah akan menimbulkan efek samping yang berbahaya. Gentamicin
merupakan antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder. Terapi
kombinasi bertujuan untuk mempercepat pembersihan lesi. Efek pengobatan akan
meningkat bila dikombinasikan dengan asam salisilat 2-5%.4,5
Pengobatan sempurana yang dapat memberikan kepuasan kepada
penderita maupun doter belum ada, karena penyebab pasti ennyakit ini belum
diketahui dengan jelas. Sementara pengobatan diberikan, kemungkinan-
kemungkinan faktor predisposisi dan pencetus, seperti iritasi dan trauma mekanik,
harus dihindari. 1
Pengobatan psoriasis bertujuan menghambat proses peradangan dan
proliferasi epidermis, karena keterkaitannya dengan sindrom metabolik maka
diperlukan pula penanganan kegemukan, diabetes melitus , ganguan pola lipid dan
hipertensi. Beragam jenis pengobatan tersedia saat ini mulai dari topikal , sistemik
sampai dengan terapi spesifik bersasaran alur patogenesis psoriasis atau yang
dikenal dengan agen biologik. Penanganan holistik harus diterapkan dalam
penatalaksanaan psoriasis meliputi gangguan kulit, internal dan psikologis. 4
Jenis pengobatan psoriasis yang tersedia bekerja menekan gejala dan
memperbaiki penyakit. Tujuan pengobatan adalah menurunkan keparahan
penyakit sehingga pasien dapat beraktivitas dalam pekerjaan , kehidupan sosial
dan sejahtera untuk tetap dalam kondisi kualitas hidup yang baik, tidak
memperpendek masa hidupnya karena efek samping obat. Kebanyakan pasien
tidak dapat lepas dari terapi untuk mempertahankan keadaan remisi. 4
Prinsip pengobatan yang harus dipegang adalah 4 :
1. Sebelum memilih pengobatan harus dipikirkan evaluasi dampak penyakit
terhadap kulitas hidup pasien. Dikategorikan penatalaksanaan yang
berhasil bila ada perbaikan penyakit, mengurangi ketidaknyamanan dan
efek samping.
2. Mengajari pasien agar lebih kritis menilai pengobatan sehingga ia
mendapat informasi sesuai dengan perkembangan penyakit terakhir.
Diharapkan pasien tidak tergantung dokter, dapat mengerti dan mengenal
obat dengan baik termasuk efek sampingnya. Menjelaskan bahwa
pengobatan lebih berbahaya dari penyakitnya sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

1. Harahap, M. 2013. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta : Hipokrates.


2. Djuanda, A. 2008. Dermatitis Eritroskuamosa Dalam Ilmu Penyakit Kulit
dan Kelamin Edisi ke-Lima. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia
3. Wozel, G., et al. 2010. Scalp Psoriasis. Deutdche Dermatologische
Gesellschaft. Journal Compilation. Viewed on 15 April 2021 From
<http://researchgate.net>
4. Menaldi, S.L., Bramono, K., Indriatmi, W. 2016. Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
5. Apriliana, K.F., Mutiara, H. 2017. Psoriasis Vulgaris Pada Laki-laki 46
Tahun. J AgromedUnila. 4(1). Viewed onn 20 April 2021
From<http://repository.lppm.unila.ac.id>

Anda mungkin juga menyukai