DERMATITIS SEBOROIK
Oleh :
dr. Amabel Karamina
Pembimbing :
dr. Amari Aqmar
DOKTER INTERNSIP
PUSKESMAS KECAMATAN PESANGGRAHAN
DKI JAKARTA
2019
Kasus
Topik : Dermatitis Seboroik
Tanggal Kasus : 26 Juni 2019 Presenter : dr. Amabel Karamina
Tanggal Presentasi : Pendamping : dr. Amari Aqmar
Tempat Presentasi : Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan
Obyektif Presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
3. Riwayat Pengobatan
Pasien belum pernah berobat sebelumnya, tetapi sudah pakai shampoo selsun dan tidak
sembuh.
4. Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga memiliki keluhan serupa, disangkal.
5. Riwayat Lingkungan
Di lingkungan pasien, teman-teman pasien ada yang mengeluhkan seperti ini sebelumnya.
6. Riwayat Kebiasaan
Pasien mahasiswa semester 1 jurusan keperawatan dan sedang menjalani kuliahnya serta
menginap di dormitory. Dikatakan oleh pasien bahwa 3 orang temannya menderita keluhan
serupa.
Daftar Pustaka
1. Collins CD, Hivnor C. Seborrheic Dermatitis. Dalam: Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest
BA, Paller AS, Leffel DJ, Wolff K, penyunting. Dermatology in General Medicine. Edisi
ke-7. New York: McGraw- Hill Book, Co;2012.p. 259-66.
2. Gupta A, Bluhm R, Cooper EA, Summerbell RC, Batra R. Seborrheic dermatitis. Dermatol
Clin. 2003;21:401-12.
3. Schwartz J, DeAngelis YM, Dawson Jr TL. Dandruff and seborrheic dermatitis: a head
scratcher. Dalam: Evans T, Wickett R, penyunting. Practical Modern Hair Science. Edisi
ke-1. Illinois: Allured Pub; 2012. p.389–413.
4. Golderberg G. Optimizing treatment approaches in seborrheic dermatitis. J ClinAesthet
Dermatol. 2013;(6):44–9.
5. Schwartz J, Cardin CW, De Angelis YM, Dawson Jr T. Dandruff and seborrheic
dermatitis. Dalam: Baran R, Maibach H, penyunting. Textbook of Cosmetic Dermatology.
Edisi ke-4. London: Informa; 2010. p.230–9.
6. Cheong WK, Yeung CK, Torsekar RG, Suh DH, Ungpakorn R, Widaty S, dkk. Treatment
of seborrhoeic dermatitis in Asia: A consensus guide. Skin Appendage Disord.
2015;1:187-96.
Hasil Pembelajaran
1. Gejala dan tanda Dermatitis Seboroik
2. Identifikasi dan diagnosis Dermatitis Seboroik
3. Diagnosis banding Dermatitis Seboroik
4. Manejemen Dermatitis Seboroik
5. Mengetahui komplikasi yang dapat terjadi akibat Dermatitis Seboroik
Rangkuman Pembelajaran Portfolio
Subjective
Pasien datang ke Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan dengan keluhan utama kulit rambut
kepala terkelupas dan gatal. Keluhan ini sudah dirasakan hampir 6 bulan. Pasien mengaku
awalnya timbul bercak kemerahan dibagian belakang kepala dan terasa semakin gatal apabila
berkeringat, disertai rambut yang rontok. Rasa gatal berkurang apabila pasien menggaruk-
garuk rambut kepalanya dan setelah itu mengeluarkan sisik berwarna putih serta berminyak.
Pasien belum pernah berobat sebelumnya, tetapi sudah pakai shampoo selsun dan tidak
sembuh. Dikatakan oleh pasien bahwa 3 orang temannya menderita keluhan serupa.
Objective
Keadaan Umum
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
Tinggi, berat badan : 159 cm, 55 kg IMT = 21,82 kg/m2
Status Gizi
Menurut WHO (Asia Pasific) Indeks Massa Tubuh (IMT) pasien ini adalah normoweight.
Tanda Vital
Nadi : 80 x / menit, kuat, isi cukup, regular
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nafas : 20 x / menit
Suhu : 36,4 OC (diukur dengan termometer digital)
Status Generalis
Kepala : Normocephali, rambut hitam, distribusi merata dan tidak mudah dicabut,
cukup tebal
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Telinga : Normotia, liang telinga lapang, tidak hiperemis, tidak ada serumen,
membran timpani intak
Hidung : Bentuk simetris, mukosa tidak hiperemis, sekret tidak ada
Mulut : Mukosa berwarna merah muda, tidak sianosis, Oral hygiene baik,
Normoglossia, tidak ada lidah kotor
Tenggorokan : Faring simetris, tidak hiperemis, ukuran tonsil T1-T1
Leher : Bentuk tidak tampak kelainan, tidak tampak pembesaran tiroid maupun
KGB, tidak tampak deviasi trakea
Jantung : BJ I-II regular, murmur dan gallop tidak ada
Paru : Suara napas vesikuler, reguler, ronkhi -/-, wheezing -/-
Abdomen : Perut datar, supel, tidak ada nyeri tekan, hepar/lien tidak membesar,
timpani pada seluruh kuadran, bising usus (+) normal
Ekstremitas : Akral hangat pada keempat ekstremitas, edema (-)
Status Lokalis
Lokasi : Kepala, auricle.
Efloresensi : Skuama tebal pada regio frontalis berdasar eritema berbentuk bulat-bulat
dengan diameter 0,5cm dan luas seluruhnya 3cmx6cm, skuama halus
pada regio auricle eksterna dengan luas 0,2x0,4cm, dan post auricle
dengan luas 1x5 cm serta eritema pada regio occipitalis dengan luas 3x5
cm.
Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang, usulan pemeriksaan penunjang adalah pemeriksaan
kerokan kulit KOH 10-20% atau dengan histopatologi.
Assessment
Dermatitis Seboroik
Dermatitis seboroik (DS) merupakan penyakit eritroskuamosa kronis, biasa ditemukan
pada usia anak dan dewasa. Keadaan ini ditandai oleh kelainan kulit di area tubuh dengan
banyak folikel sebasea dan kelenjar sebasea aktif, yaitu daerah wajah, kepala, telinga, badan
bagian atas dan lipatan tubuh (inguinal, inframamae dan aksila). Kadang-kadang dapat juga
mengenai daerah interskapular, umbilikus, perineum, dan anogenital.1
Patogenesis DS masih belum diketahui dengan pasti, namun berhubungan erat dengan
jamur Malassezia, kelainan imunologis, aktivitas kelenjar sebasea dan kerentanan pasien. 1,2
Jumlah sebum yang diproduksi bukan faktor utama pada kejadian DS. Permukaan kulit pasien
DS kaya akan lipid trigliserida dan kolesterol, namun rendah asam lemak dan skualen. Flora
normal kulit, yaitu Malassezia sp dan Propionibacterium acnes, memiliki enzim lipase yang
aktif yang dapat mentransformasi trigliserida menjadi asam lemak bebas. Asam lemak bebas
bersama dengan reactive oxygen species (ROS) bersifat antibakteri yang akan mengubah flora
normal kulit. Perubahan flora normal, aktivasi lipase dan ROS akan menyebabkan dermatitis
seboroik. Koloni jamur mempunyai kemampuan untuk berproliferasi di permukaan kulit
hingga menimbulkan reaksi inflamasi dan secara klinis nampak berupa skuama.1
Secara klinis dapat ditemukan kondisi seboroik (seborrhoic state) berupa perubahan
warna kulit menjadi eritema atau hipopigmentasi atau keabuan dengan folikel yang terbuka,
serta skuama pitiriasiformis ringan hingga berat. Pada orang dewasa kelainan ditemukan area
wajah dan kelopak mata serta di daerah kepala berupa pitiriasis kapitis atau ketombe.
Sedangkan di area badan tampak lesi pitiriasiformis berbentuk petaloid atau folikular.
Kelainan dapat khusus di daerah lipatan disertai eksematisasi, atau dapat juga generalisata
hingga eritrodermik.1
Diagnosis dermatitis seboroik umumnya cukup ditegakkan dengan pemeriksaan klinis,
namun perlu dipikirkan diagnosis banding, misalnya psoriasis, dermatitis atopik, dermatitis
kontak iritan, dermatofitosis, dermatitis demodex, pitiriasis versikolor, lupus erimatosus
sebagai terapi ajuvan ataupun terapi pencegahan.4 Prinsip utama tatalaksana DS di skalp
adalah untuk mengontrol kondisi kulit kepala agar nyaman dengan biaya seminimal mungkin.5
Pilihan pengobatan medikamentosa untuk DS umumnya berupa obat antijamur, anti
Plan
Rencana Pengobatan
- Loratadin 10mg 2x1 tablet (pc)
- Ketokonazol 200mg 1x1 tablet (pc)
- Hidrokortison krip 2,5% (pemakaian luar)
- Disarankan kontrol jika obat oral sudah habis
Rencana Edukasi
- Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit dan cara penularannya,
- Minum obat dan menggunakan krim secara teratur dan sesuai anjuran dokter,
- Memberi penjelasan bahwa pengobatan dengan penggunaan krim yang dioleskan pada
seluruh tubuh tidak boleh terkena air, jika terkena air harus diulang kembali. Krim
dioleskan ke bagian yang gatal dan bersisik,
- Pakaian, handuk, sprai, selimut dan barang-barang lainnya yang pernah digunakan oleh
pasien harus diisolasi dan direndam dengan air panas terlebih dahulu sebelum dicuci,
dikeringkan/dijemur dibawah sinar matahari yang terik dan disetrika dalam keadaan benar-
benar kering
- Bila gatal sebaiknya jangan menggaruk terlalu keras karena dapat menyebabkan luka dan
risiko infeksi
- Menjelaskan pentingnya mengobati anggota keluarga/lingkungan (teman) yang menderita
keluhan yang sama