Deskripsi : An. R, laki-laki berusia 1 tahun, datang dengan keluhan kulit kepala bersisik
dan berbau sejak 1 minggu yang lalu.
IDENTITAS PASIEN
Kelamin : Laki-laki
Usia : 1 tahun
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesa pada tanggal 06 Februari 2017
KELUHAN UTAMA : Kulit kepala bersisik dan berbau sejak 1 minggu yang lalu.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Gizi
Berat Badan : 12 kg
Panjang Badan : 69 cm
STATUS GENERALIS
Kepala : Normosefali
Mata : Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-, Pupil isokor
3mm/3mm, Reflek cahaya +/+
Mulut : Faring tenang, T1/T1, oral hygiene baik
Thoraks
Pergerakan dada simetris, tidak ditemukan retraksi
Cor : iktus kordis tidak terlihat, teraba di ICS 5 mid klavikula. Suara jantung S1
S2 reguler, Murmur (-), Gallop (-)
Pulmo : Taktil fremitus simetris, sonor pada seluruh lapang paru, suara nafas vesikuler +/+,
ronki -/-, wheezing -/-
Abdomen
Inspeksi : Rata
Auskultasi : BU (+) N
Perkusi : Timpani
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-)
Ekstremitas :
Akral hangat
CRT < 2
Status Dermatologis :
Distribusi : regioner
Diagnosis Banding
Psoriasis
Tatalaksana Awal :
1. Edukasi orangtua pasien untuk menjaga kebersihan kulit kepala pasien
2. Farmakologis : ketokonazole shampo, ketokonazole krim 2%, puyer (ctm, pct, vit c)
TINJAUAN PUSTAKA
I. DEFINISI
Istilah dermatitis seboroik (D.S) dipakai untuk segolongan kelainan kulit yang
didasari oleh faktor konstitusi dan bertempat predileksi di tempat-tempat seboroik. 1
II. EPIDEMIOLOGI
Tidak ada data yang tepat mengenai insiden dan prevalensi, tetapi penyakit ini
diyakini lebih umum dari psoriasis, misalnya mempengaruhi setidaknya 2 sampai 5
persen dari populasi. Penyakit ini dapat menyerang bayi ataupun pada orang dewasa.
Dermatitis seboroik pada bayi terjadi pada umur bulan-bulan pertama, kemudian jarang
pada usia sebelum akil balik dan insidensnya mencapai puncaknya pada umur 18-40
tahun, kadang-kadang pada umur tua. Dermatitis seboroik lebih sering terjadi pada pria
daripada wanita. Terjadinya dermatitis seboroik pada pasien AIDS (Acquired
Immunodeficiency Syndrome) mempunyai prevalensi yang tinggi sampai 85 %. Laporan
pertama pada tahun 1984 dengan mengikuti observasi dari seluruh dunia. Pasien
dengan gangguan sistem saraf pusat seperti epilepsi dan penyakit Parkinson juga
tampak rentan terhadap pengembangan dermatitis seboroik.1, 4, 5
III. ETIOPATOGENESIS
Kelainan kulit terdiri atas eritema dan skuama yang berminyak dan agak
kekuningan batasnya agak kurang tegas. Kelainan kulit dapat disertai rasa gatal
walupun jarang. D.S. yang ringan hanya mengenai kulit kepala berupa skuama-skuama
yang halus, mulai sebagai bercak kecil yang kemudian mengenai seluruh kulit kepala
dengan skuama-skuama yang halus dan kasar. Kelainan tersebut disebut pitiriasis sika
(ketombe, dandruff). Bentuk yang berminyak disebut pitiriasis steatoides yang dapat
disertai eritema dan krusta-krusta yang tebal. 1, 9
Gambar 1 : Pitiriasis sika (ketombe/dandruff)
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
VI. DIAGNOSIS
A. Kelainan kulit yang terdiri dari eritema dan skuama yang berminyak dan agak
kekuningan batasnya agak kurang tegas (skuama dapat halus atau kasar)1
B. Predileksi dermatitis seboroik terdapat pada bagian tubuh yang banyak terdapat
kelenjar sebasea (kelenjar minyak) yaitu daerah kepala (kulit kepala, telinga bagian
luar, saluran telinga, kulit di belakang telinga), wajah (alis mata, kelopak mata,
glabellla, lipatan nasolabial, dagu), badan bagian atas (daerah presternum, daerah
interskapula, areolla mammae, umbilikus, lipatan paha, daerah anogenital) .6
C.
VII. DIAGNOSIS BANDING
Gambaran klinis yang khas pada D.S. ialah skuama yang berminyak dan
kekuningan dan berlokasi ditempat-tempat seboroik. 1
A. Psoriasis
Kelainan kulit pada psoriasis berupa eritema sirkumskrip dan merata dengan
skuama berlapis, kasar , berwarna putih seperti mika dan disertai dengan Auspitz
sedangkan pada dermatitis seboroik eritema dan skuama yang berminyak dan agak
kekuningan, batasnya agak kurang jelas. Skuama pada psoriasis jika dicoba dilepas
akan mungkin berdarah tetapi skuama pada dermatitis seboroik dengan sangat mudah
dilepas. Tempat predileksinya pun berbeda , predileksi psoriasis antara lain skalp,
perbatasan skalp dengan muka, ekstremitas bagian ekstensor terutama siku dan lutut,
dan daerah lumbosakral, sedangkan predileksi dermatitis seboroik di : skalp, dahi, pipi,
hidung. Tempat lain yang mungkin : liang telingan luar, lipatan nasolabial, daerah
sternum, areola mame, lipatan dibawah mame pada wanita, interskapular, umbilicus,
lipat paha, dan daerah anogenital. Psoriasis biasanya melibatkan kuku, disamping
menimbulkan kelainan pada kulit, psoriasis dapat pula menyebabkan kelainan pada
sendi walaupun jarang. Pada dermatitis seboroik rasa gatal akan muncul jika sudah
berat sedangkan pada psoriasis gatal sudah dirasakan dari awal penyakit.1, 10, 12
VIII. PENATALAKSANAAN
A. Pengobatan Sistemik
B. Pengobatan Topikal
1. Anti-Inflamasi (imunomodulator)
2. Keratolitik
3. Antijamur Topikal
Antijamur topikal merupakan andalan pengobatan dermatitis seboroik. Dipelajari
dengan baik agen termasuk ketokonazol, bifonazole, dan ciclopiroxolamine (juga
disebut ciclopirox), yang tersedia dalam formulasi yang berbeda seperti krim, gel, busa,
dan shampoo. Krim ketokonazol 2% dapat diaplikasikan, bila pada sediaan langsung
terdapat banyak pityrosporum ovale. Penggunaan intermiten ketokonazol dapat
mempertahankan remisi. Tidak ada efek samping dalam penggunan antijamur topikal.
1, 10, 12
4. Kortikosteroid Topikal
IX. PROGNOSIS
Seperti telah dijelaskan pada sebagian kasus yang mempunyai faktor konstitusi
penyakit ini sukar disembuhkan, meskipun terkontrol
DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda A, Hamzah M. Dermatitis Seboroik. In: Djuanda A, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. 5th ed. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta;
2007.200-203
2. Gibson EL, Perry HO. Eczematous Rashes. In: Dermatology. Moschella SL, Hurley HJ, Eds,
3rd Ed. Harcourt Brace Jovanovich, Inc, New York. p : 214
3. Plewig G. Seborrheic Dermatitis. In : Dermatology In General Medicine. Fitzpatrick TB, Eisen
AZ, Wolff K, Freedberg IM, Austen KF, Eds. 4th Ed. McGraw Hill, Inc, New York. p. 1596-73
4. No name. Seborrheic Dermatitis (SD). Available at http://www.clinuvel.com/en/skin-
science/skin-conditions/common-skin-conditions/seborrheic-dermatitis-sd. Accesed on 19 may
2012.
5. Gupta AK, Nicol KA. Seborrheic dermatitis of the scalp : etiology and treatment. Journal of
Drugs in Dermatology. 2004.
6. Selden T. Seborrheic Dermatitis Clinical presentation. Available at :
http://emedicine.medscape.com/article/1108312-overview#a0101. Accesed on 15 may 2012.
7. Orkin M, Maibach HI, Dahl VD. Dermatologic manifestations of AIDS. In:Dermatology. 1 st Ed.
Prentice-Hall International Inc. p. 144-145
8. Bag/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK Unair / RSU Dr. Soetomo Surabaya.
Dermatitis Seboroik. Atlas Penyakit kulit & kelamin. 4 th Ed. Surabaya : Penerbit Airlangga
University Press; 2008. P. 113-115
9. No name. Seborrheic Dermatitis. Available at
http://en.wikipedia.org/wiki/Seborrhoeic_dermatitis. Accesed on 19 may 2012.
10. Schwartz RA, Janusz CA, Janniger CK. Seborrheic dermatitis : An Overview. Am Fam
Physician. 2006 Jul 1;74 (1): 125-132
11. Ngan V. Leiners disease. Available at :http://dermnetnz.org/dermatitis/leiner.html. Accesed on
3 june 2012.