Disusun oleh:
Teresa Nadia Marpaung (07120110050)
Dibimbing oleh:
dr. Michael Warouw, SpKK
LAPORAN KASUS
I.
IDENTITAS PASIEN
-
II.
Inisial Pasien
Jenis Kelamin
Usia
Agama
Alamat
: An. AA
: Laki-laki
: 6 tahun
: Islam
: Tangerang
ANAMNESIS
Anamnesis (Alloanamnesis)
a. Tanggal pemeriksaan : 15 Juli 2016
b. Jam pemeriksaan
: 13.00
III.
PEMERIKSAAN FISIK
-
Keadaan Umum
Kesadaran
Nadi
Pernapasan
Suhu
Data Antropometri
= 115 cm
= 33 kg
1. Status Lokalis
Mata
Mulut :
Dada
Bentuk
normal,
tidak
terdapat
deformitas,
: Tidak dilakukan
: Tidak dilakukan
Genitalia
: Tidak dilakukan
Status Dermatologis
Lokasi
Eflourosensi
Regio plantar
Gambar
medial
Regio
Makula
eritema
postaurikular
multipel,
berbatas
sinistra
eritema
berbatas
lipat
Regio
Plak
multipel
eritema
konfluens
berbatas
IV.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
V.
RESUME
Pasien laki-laki berusia 20 tahun datang dengan keluhan utama bercak
kemerahan yang terasa gatal di daerah dada dan punggung sejak 3 tahun. Ruam
terlihat semakin melebar dan semakin gatal sehingga menggangu aktifitas. Rasa
gatal dan kemerahan biasanya muncul lebih jelas jika pasien sedang mengalami
ujian atau sedang dalam tekanan. Pasien mengaku sering menggaruk lukanya.
Pasien adalah mahasiswa yang sering berada didalam ruangan ber AC dan
mengaku memiliki muka yang berminyak.
Pasieng mengaku berketombe sejak 5 tahun yang lalu dan tidak terlalu
gatal. Pasien sering mengalami bengkak pada mata yang hilang dengan
sendirinya. Ketombe hilang timbul dan semakin lama semakin gatal. Pasien
pernah mencoba menggunakan shampoo anti ketombe tetapi tidak membaik.
Pasien pernah mencoba memberi minyak pada daerah dada dan punggung tetapi
tidak ada perbaikan. Pasien menyangkal penggunaan sabun, shampoo baru. Pasien
sering menggunakan gel / pomade pada rambut.
Berdasarkan status dermatologi, pada regio oksiput dekstra terdapat lesi plak
eritema berbatas tegas, ukuran plakat dengan squama tebal. Pada regio posterior
aurikular sinistra terdapat makula eritema multipel, berbatas tidak tegas dengan
skuama tebal. Pada regio fasialis (alis, glabella, lipat nasolabial dan pipi) terdapat
makula eritema multipel, berbatas tidak tegas dengan skuama halus . Pada regio
vertebralis dan thorakalis terdapat plak eritema polisiklik konfluens multipel,
berbatas tegas dengan skuama dan berminyak. Pada lampu Wood tidak didapatkan
floresensi.
VI.
DIAGNOSIS KERJA
-
Dermatitis seboroik
Pro:
o Karena sesuai dengan gejala kulit yaitu plak eritema dengan
skuama pada daerah predileksi yaitu dikulit kepala, di posterior
auricula, alis, glabella, lipat nasolabial dan pipi.
o Lesi pada daerah badan, lesinya bisa berbentuk seperti lingkaran
dengan penyembuhan sentral sesuai dengan lesi pada pasien.
o Kemerahan pada wajah yang muncul jika dalam keadaan tekanan
atau stress.
o Pasien memiliki muka yang berminyak (produksi sebum yang
cukup tinggi) yang merupakan salah satu faktor penting pencetus
dermatitis seboroik.
o Pasien sering mengalami blepharitis, hal ini berhubungan dengan
dari meibomian gland yang menghasilkan sebum
VII.
-
DIAGNOSIS Banding
Tinea korporis
Pro
o Gatal serita lesi eritema dengan squama halus pada daerah thorax
dan vertebrae yang polisiklik.
Kontra
o Pada pemeriksaan woodlamp eflorosensi negatif.
o Tepi tidak aktif dan bagian tengah tidak lebih tenang (central
healing)
Tinea kapitis
Pro
o Lesi berbentuk plak berbatas tegas dengan skuama.
Kontra
o Pada tinea kapitis terjadi alopecia atau kerontokan dan terasa
sangat gatal, tetapi pasien tidak terlalu mengenluhkan rasa gatal
dikepala.
o Pada pemeriksaan lampu Wood, tinea kapis dengan pola ectothrix
akan berwarna hijau kekuning-kuningan, yang tidak ada terdapat
VIII. TATALAKSANA
Edukasi:
Penderita harus diberi tahu bahwa penyakit ini berlangsung kronik dan
sering kambuh.
Menghentikan penggunaan dari pomade atau gel di rambut
Mandi dan keramas yang rutin karena akan membantu hilangnya lipid /
lemak juga akan menghilangkan substrat dari jamur.
Terapi Farmakologis:
kepala
Ketokonazole 2% krim selama 2 minggu untuk muka dan badan
Cetirizine oral 1x10mg tablet jika gatal
IX.
PROGNOSIS
-
Ad vitam
: ad bonam
Ad functionam : ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad kosmetikam: ad bonam
Tinjauan Pustaka
I.
Definisi
Dermatitis seboroik (D.S) adalah penyakit kulit eritoskuamosa
kronis yang didasari oleh faktor konstitusi dan memiliki predileksi di
daerah yang seboroik atau daerah dengan konsentrasi folikel sebaseus
yang tinggi seperti wajah, kulit kepala, telinga, dada, daerah lipatan
(inguinal, inframmae, dan aksila). Penyakit ini sering dihubungkan
dengan peningkatan produksi sebum. 1, 2
II.
Epidemiologi
Dermatitis seboroik menyerang 2% - 5% populasi dunia.
Dermatitis seboroik dapat menyerang bayi pada tiga bulan pertama
kehidupan dan pada dewasa pada umur 30 hingga 60 tahun. Insiden
memuncak pada umur 1840 tahun. DS lebih sering terjadi pada pria
daripada wanita. Berdasarkan pada suatu survey pada 1.116 anak
anak, dari perbandingan usia dan jenis kelamin, didapatkan prevalensi
dermatitis seboroik menyerang 10% anak lakilaki dan 9,5% pada
anak perempuan.
Prevalensi semakin berkurang pada setahun berikutnya dan
sedikit menurun apabila umur lebih dari 4 tahun. Kebanyakan pasien
(72%) terserang minimal atau dermatitis seboroik ringan. Pada
penderita AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome), dapat
terlihat pada hampir 35% pasien Terdapat peningkatan insiden pada
penyakit Parkinson, paralisis fasial, pityriasis versicolor, cedera spinal,
depresi dan yang menerima terapi psoralen ditambah ultraviolet A
(PUVA). Juga beberapa obatobatan neuroleptik mungkin merupakan
faktor, kejadian ini sering terjadi tetapi masih belum dibuktikan.
Kondisi kronik lebih sering terjadi dan sering lebih parah pada musim
dingin yang lembab dibandingkan pada musim panas.3
III.
menciptakan
lingkungan
yang
menguntungkan
bagi
telah
dilaporkan,
terdapat
mutasi
(ZNF750)
yang
IV.
Gejala Klinis
Menurut usia dibagi 2 yaitu pada orang remaja dan dewasa
kelainan kulit terdiri atas eritema dan skuama yang berminyak dan
agak kekuningan, batas agak kurang tegas. D.S. yang ringan hanya
mengenai kulit kepala berupa skuama-skuama yang halus, mulai
sebagai bercak kecil yang kemudian mengenai seluruh kulit kepala
dengan skuama-skuama yang halus dan kasar. Pitiriasis sika (ketombe,
dandruff). Bentuk yang berminyak, pitiriasis steatoides yang dapat
disertai eritema dan krusta-krusta yang tebal.2
Wajah
Pada daerah wajah biasanya berupa eritema dengan skuamaskuama halus yang bisa disertai gatal dan terletak pada bagian medial
dari alis, glabella, lipat nasolabial, pipi dan bisa membuat bentuk
seperti kupu-kupu. Dapat juga terjadi blefaritis yakni pinggir kelopak
mata merah disertai skuama halus. Stres, kelelahan, dan paparan
sinarmatahari bisa memicu gejala-gejala diatas.2
V.
Dignosis banding
VI.
VII.
Tatalaksana
Tindakan Umum
Penderita harus diberi tahu bahwa penyakit ini berlangsung
kronik dan sering kambuh. Terapi yang efektif untuk dermatitis
seboroik yaitu obat anti inflamasi, dan anti jamur.
Lesi di kulit kepala / rambut
Untuk dermatitis seboroik yang ringan pada kulit kepala bisa
digunakan
shampoo
anti
kentombe
over-the-counter
yang
topical
kortikosteroid
tergantung
daripada
Daftar Pustaka
1. Djuanda A. Ilmu Penyakit Kulit & Kelamin. Jakarta: Badan Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2015.
2. Goldsmith; LA, Katz; SI, Glichrest; BA, Paller; AS, Leffell; DJ, Wolff K.
Fitzpatricks Dermatology in General Medicine: McGraw-Hill; 2012. 25966 p.
3. Burns; T, Breathnach; S, Cox; N, Griffits C. Rook's Textbook of
Dermatology. Oxford: Willey-Blackwell; 2010.
4. Peyri J, Lleonart M. Clinical and therapeutic profile and quality of life of
patients with seborrheic dermatitis. Actas dermo-sifiliograficas.
2007;98(7):476-82.
5. Misery L, Touboul S, Vincot C, Dutray S, Rolland-Jacob G, Consoli SG, et
al. Stress and seborrheic dermatitis. Annales de dermatologie et de
venereologie. 2007;134(11):833-7.
6. Sasseville D. Seborrheic dermatitis in adolescents and adults 2015
[updated Dec 30, 2015; cited 2016 March 07]. Available from:
http://www.uptodate.com/contents/seborrheic-dermatitis-in-adolescentsand-adults.
7. Kim GK. Seborrheic Dermatitis and Malassezia species: How Are They
Related? The Journal of Clinical and Aesthetic Dermatology.
2009;2(11):148. Schwartz JR, Messenger AG, Tosti A, Todd G, Hordinsky M, Hay RJ, et
al. A comprehensive pathophysiology of dandruff and seborrheic
dermatitis - towards a more precise definition of scalp health. Acta
dermato-venereologica. 2013;93(2):131-7.
9. Clark GW, Pope SM, Jaboori KA. Diagnosis and treatment of seborrheic
dermatitis. American family physician. 2015;91(3):185-90.
10. Del Rosso JQ. Adult Seborrheic Dermatitis: A Status Report on Practical
Topical Management. The Journal of Clinical and Aesthetic Dermatology.
2011;4(5):32-8.
11. Gary G. Optimizing Treatment Approaches in Seborrheic Dermatitis. The