Anda di halaman 1dari 35

Hipotiroid

kongenital

Tjiang Kelvin Candiago


07120110030
Pembimbing : dr. Azis Masduki , Sp. A

ANATOMI

Tiroid adalah suatu


kelenjar endokrin yang
sangat vaskular, berwarna
merah kecoklatan .
Terdiri dari dua buah lobus
yang simetris.
Berbentuk konus dengan
ujung cranial yang kecil
dan ujung caudal yang
besar serta dihubungkan
oleh isthmus.
Pada tepi superiornya
terdapat lobus piramidalis
yang bertumbuh ke

EMBRIOLOGI

Kelenjar tiroid janin berasal dari endoderm


foregut
Pada usia janin 7 mgg, kelenjar tiroid sudah terdiri
dari 2 lobus
Thyrotropin Releasing Hormon (TRH) sebagai
pengatur sekresi kelenjar tiroid mulai terdapat
dalam neuron neonatus saat usia 4 minggu
Tiroid Stimulating Hormon (TSH) mulai dihasilkan
oleh hipofisis pada usia 9 mgg, dan dapat dideteksi
dalam sirkulasi pada usia 11 - 12 mgg.
Kadar TSH dalam darah mulai meningkat pada usia
12 mgg sampai aterm

EMBRIOLOGI

Pada usia kehamilan 8 -10 mgg, janin dapat


melakukan trapping iodium dan usia 12 mgg
dapat memproduksi T4 yang secara bertahap
sampai usia 36 mgg
Sebelum trimester kedua kehamilan, janin sangat
bergantung pada hormon tiroid ibu. Kira-kira
sepertiga kadar T4 ibu dapat melewati plasenta
dan masuk ke janin
Setelah bayi lahir terjadi TSH mendadak yang
menyebabkan peningkatan kadar T3 dan T4 yang
kemudian secara perlahan-lahan menurun dalam
4 minggu pertama kehidupan bayi.

FISIOLOGI

TSH dihasilkan oleh lobus anterior kelenjar


hipofisis. Proses yang dikenal sebagai
negative feedback sangat penting dalam
proses pengeluaran hormon tiroid ke sirkulasi.

FISIOLOGI

Hormon tiroid juga memiliki efek yang kuat


pada pertumbuhan dan perkembangan otak
selama kehidupan janin dan beberapa tahun
pertama kehidupan.

Bagian yang paling dipengaruhi adalah


korteks serebri dan ganglia basalis,
sehingga defisiensi hormon tiroid yang terjadi
selama masa perkembangan akan
menyebabkan otak lebih kecil dari normal,
retardasi mental, kekakuan motorik dan

DEFINISI

Hipotiroid kongenital adalah suatu keadaan


hormon tiroid yang tidak adekuat pada bayi
baru lahir sehingga tidak mampu memenuhi
kebutuhan tubuh yang dapat disebabkan oleh
kelainan anatomi kelenjar tiroid, kelainan
genetik, kesalahan biosintesis tiroksin
serta pengaruh lingkungan.

Hipotiroid kongenital diklasifikasikan menjadi


hipotiroid kongenital permanen dan transien.

EPIDEMIOLOGI

Hipotiroid
kongenital telah di
temukan di
berbagai daerah
dan ras, dengan
prevalensi
terbanyak di Asia
Penyebab tersering
adalah disgenesis
tiroid yang
mencakup 80%
kasus.

Insiden pada
kelahiran hidup
1:3000 sampai
1:4000 di berbagai
belahan dunia

Hal ini dipengaruhi


oleh lingkungan,
genetik, dan faktor
autoimun

Perempuan : Lakilaki= 2:1

Anak dengan down


sindrom memiliki
resiko 35 kali lebih
tinggi

ETIOLOGI

1. Hipotiroid kongenital primer permanen, yaitu


disebabkan oleh
defek pada perkembangan kelenjar tiroid (disgenesis
tiroid) 80% kasus mutasi pada TSH subunit beta,
reseptor TSH, dan faktor transkripsi PAX8 .
defek ikatan atau transduksi sinyal TSH
(dishormogenesis), 10 % kasus defisiensi enzim
yang diperlukan dalam sintesis tiroid
Kelainan ini terjadi karena:
a.
b.
c.
d.

Kelainan reseptor TSH.


Kegagalan menangkap yodium.
Kelainan organifikasi.
Ibu yang mendapatkan pengobatan yodium radioaktif

ETIOLOGI

2. Hipotiroid kongenital primer transien

Ibu dengan penyakit Graves atau mengkonsumsi bahan


goitrogenik
Pada ibu yang mengonsumsi PTU propiltiourasil 200-400
mg/hari) dapat mengakibatkan penurunan sintesis
hormon tiroid hingga dua minggu setelah lahir.
Defisiensi yodium pada ibu atau paparan yodium pada
janin atau bayi baru lahir
Transfer antibodi antitiroid dari ibu
Bayi prematur dan bayi berat badan lahir rendah yang
sakit
Idiopatik

ETIOLOGI

3. Hipotiroid kongenital sekunder menetap (5%


kasus)
Kelainan kongenital perkembangan otak tengah.
Aplasia hipofisis kongenital
Idiopatik, yaitu riwayat trauma lahir, hipoksia,
dan hipotensi sehingga mengakibatkan infark
hipofisis

4. Hipotiroid kongenital sekunder transien


Keadaan ini sering terjadi pada bayi prematur
karena imaturitas aksis hipotalamus-hipofisis.

PATOGENESIS

Jalur 1
Agenesis tiroid dan keadaan lain
yang sejenis menyebabkan
penurunan sintesis dan sekresi
hormon tiroid sehingga terjadi
hipotiroid primer. TSH tanpa
adanya struma
Jalur 2
Defisiensi yodium yang berat
menyebabkan sintesis dan sekresi
hormon tiroid menurun sehingga
hipofisis meningkatkan sekresi TSH
untuk memacu kelenjar tiroid
mensekresi hormon tiroid. TSH
tanpa adanya struma

Jalur 3

PATOGENESIS

Semua hal yang mengganggu sintesis hormon


tiroid, seperti obat goitrogenik, tiroiditis, pasca
tiroidektomi, pasca terapi yodium radioaktif,
dan kelainan enzim pada jalur sintesis hormon
tiroid (dishormonogenesis). mengakibatkan
hipotiroid TSH, dengan atau tanpa struma.
Jalur 4a
Semua keadaan yang menyebabkan penurunan
kadar TSH akibat kelainan hipofisis akan
mengakibatkan hipotiroid dengan TSH tanpa
struma
Jalur 4b
Semua kelainan hipotalamus yang
mengakibatkan penurunan sekresi TSH akan
mengakibatkan hipotiroid TSH tanpa struma

DIAGNOSIS

Anamnesis

apakah ibu berasal dari daerah gondok endemik


riwayat struma pada ibu
riwayat pengobatan anti tiroid waktu hamil
riwayat struma pada keluarga
riwayat perkembangan anak

DIAGNOSIS

Tanda dan gejala klinis

DIAGNOSIS

Pemeriksaan penunjang

Lab : penilaian kadar serum T4 bebas ( FT4 ), T4 total, T3 , dan


TSH.
Interpretasi :
Jika kadar T4 bebas ,TSH mengarahkan diagnosis pada
hipotiroid primer, sedangkan T4 bebas dan TSH
mengarahkan diagnosis pada hipotiroid sekunder atau tersier.
Pada hipotiroid kompensata, TSH ,kadar T4 normal, kompesasinya
terdapat struma difusa.
Pada hipotiroid dekompensata, terdapat struma difusa, kadar TSH
tetapi kadar T4 .
Pada hipotiroid transien, awalnya kadar T4 dan TSH tetapi
pada pemeriksaan selanjutnya kadar T4 dan TSH normal.
Pada defisiensi TBG, kadar T4 bebas normal dan kadar TBG .

DIAGNOSIS

Pemeriksaan Iodin urine


dilakukan jika bayi baru lahir tinggal di daerah yang endemik
goiter atau terdapat riwayat paparan yodium yang
berlebihan. Bermanfaat untuk menegakkan diagnosis etiologi
hipotiroid kongenital transien.

Pemeriksaan antibodi antitiroid


Penyakit tiroid autoimun pada ibu yang berhubungan dengan
produksi thyrotropin receptor blocking antibody (TRB-Ab).
Antibodi tersebut akan masuk ke janin dan menghambat
pengikatan TSH, menghambat fungsi dan perkembangan
kelenjar tiroid.
Direkomendasikan pada kasus ibu yang telah dikenal
menderita penyakit tiroid autoimun dan memiliki anak
dengan HK transien sebelumnya dan sekarang hamil lagi

DIAGNOSIS

Pemeriksaan radiologis
Retardasi perkembangan tulang dapat ditunjukkan
dengan pemeriksaan rontgen saat lahir dan
sekitar 60% bayi hipotiroid kongenital
menunjukkan kekurangan hormon tiroid selama
kehidupan intrauterine.

Pelebaran fontanel anterior


permanen

Ketiadaan distal femoris


dan proksimal tibia
epifisis

USG tiroid

DIAGNOSIS

Pemeriksaan USG tiroid dapat secara akurat menentukan


adanya aplasia tiroid pada pasien HK.
ECG
menunjukkan gelombang P dan T voltase rendah dengan
amplitudo kompleks QRS yang berkurang dan menunjukkan
fungsi ventrikel kiri yang buruk dan efusi perikardial.
Tiroglobulin serum
Aplasia tiroid memiliki kadar globulin sangat rendah (nilai
tengah 12 ng/mL dengan rentang 2 54 ng/mL)
Tiroid ektopik (nilai tengah 92 ng/mL dengan rentang 11 231
ng/mL)
Struma (nilai tengah 226 ng/mL dengan rentang 3 425 ng/mL).

DIAGNOSIS

Skintigrafi Kelanjar Tiroid

Cara terbaik untuk menentukan etiologi hipotiroid


kongenital. Pada pemeriksaan neonatus digunakan sodium
pertechnetate (Tc99m) atau I. Radioaktifitas I (kurang baik
untuk neonatus).
Pada aplasia kelenjar tiroid, kelainan reseptor TSH, atau
defek ambilan (trapping) tidak terlihat ambilan zat
radioaktif sehingga tidak terlihat bayangan kelenjar pada
hasil skintigrafi.
Bila terlihat kelenjar tiroid besar dengan ambilan zat
radioaktif tinggi, maka in mungkin merupakan
thiouracilinduced goiter atau kelainan bawaan lainnya.

DIAGNOSTIK

Pemeriksaan Genetik
Pemeriksaan spesifik mutasi genetik hanya
dilakukan atas dasar indikasi yang jelas, seperti:
mutasi genetik tiroid peroksidase pada
neonatus dengan goiter, dan peningkatan
ambilan zat radioaktif.
Catatan terakhir mutasi pada TTF-1, NKX2.1
atau gen PAX-8 ditemukan pada disgenesis
tiroid dengan angka kejadian sekitar 2 %.

TATALAKSANA

Tujuan pengobatan :
Mengembalikan fungsi metabolisme
Mengoptimalkan pertumbuhan dan
perkembangan anak.
Mengembalikan tingkat maturitas biologis yang
normal, khususnya otak.
Dalam penatalaksanaan hipotiroid kongenital
diberikan terapi hormon pengganti. Levothyroxine
(L-thyroxin) merupakan pilihan utama . IDAI
menganjurkan pemberian dosis permulaan 1015g/kg pada bayi cukup bulan diberikan rata-rata
37,5 g-50 g per hari.

TATALAKASANA

Tiroksin sebaiknya tidak diberikan bersama-

sama dengan makanan yang mengandung


goitrogen seperti protein kedele, zat besi,
kalsium atau makanan tinggi serat karena
makanan ini akan mengikat T4 dan atau
menghambat penyerapannya.
Dosis bervariasi tergantung dari berat badan
dan disesuaikan dengan respons masingmasing anak dalam menormalkan kadar T4.

TATALAKSANA

Neonatus yang terdeteksi minggu awal diberikan dosis


inisial sebesar 10-15 g/kg/hari
Pada bayi cukup bulan diberikan rata-rata 37,5 50 g
per hari.
Bayi-bayi dengan hipotiroidisme berat (kadar T4
sangat rendah, TSH sangat tinggi, dan hilangnya
epifise femoral distal dan tibia proksimal pada
gambaran radiologi lutut) harus dimulai dengan dosis
15 g/kgBB/hari.
Bayi dengan hipotiroid kongenital berat, yaitu dengan
kadar T4 kurang dari 5 g, sebaiknya diberikan 50 g.
Besarnya dosis hormon tergantung berat ringannya
kelainan.

TATALAKSANA

Target terapi berdasarkan American


Academy of Pediatris (AAP) :
Serum T4 bebas atau total T4 harus berada di
garis normal pada tahun pertama kehidupan.
Nilai target pada tahun pertama kehidupan
adalah 130-206 nmol/L (10-16 g/dl) untuk
serum T4 dan 18-30 pmol/L (1.4-2.3 ng/dl)
untuk T4 bebas.
Serum TSH harus berada di atas 5 mU/L.

SCREENING

Ada 4 metode skrining yang bisa digunakan untuk


medeteksi hipotiroid kongenital :
1. Pemeriksaan awal T4, diikuti pemeriksaan TSH
bila T4 rendah.
Biasa dilakukan di amerika semua bayi dengan kadar T4
rendah dan kadar TSH lebih dari 40 U/L harus
dipertimbangkan sebagai hipotiroid kongenital dan harus
segera dilakukan tes konfirmasi.

2. Pemeriksaan awal TSH, diikuti pemeriksaan


kadar T4 bila kadar TSH tinggi
Biasa dilakukan di jepang Bayi yang memiliki kadar TSH
awal > 50 U/mL memiliki kemungkinan sangat besar
untuk menderita hipotiroid kongenital permanen,
sedangkan kadar TSH 20-49 U/mL dapat menunjukkan
hipotiroid transien atau positif palsu.

SCREENING

3. Kombinasi pemeriksaan TSH dan T4


Dalam beberapa tahun ke depan, media pemeriksaan
T4 dan TSH secara simultan dapat dilakukan. Metode
ini merupakan programskrining yang paling ideal.
4. Kombinasi T4- TSH- TBG
Metode ini sangat efisien untuk medeteksi hipotiroid
kongenital dengan berbagai etiologi baik primer
maupun sentral dan berbagai derajat beratnya
penyakit.

PROGNOSIS

Diagnosis seawal mungkin dan terapi yang adekuat


akan memberikan hasil yang lebih baik.
Dengan adanya program skrining neonatus untuk
mendeteksi hipotiroid kongenital, prognosis bayi
hipotiroid kongenital lebih baik dari sebelumnya.
Diagnosis awal dan pengobatan yang cukup sejak
umur minggu pertama kehidupan memungkinkan
pertumbuhan linier yang normal dan intelegensinya
setingkat dengan saudara kandung yang tidak
terkena

KESIMPULAN

Hipotiroid kongeital adalah suatu keadaan kurang atau tidak


adanya produksi hormon tiroid sehingga dapat
menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan,
baik fisik maupun mental pada anak.
Secara epidemiologi kejadian HK bervariasi di seluruh dunia,
perbedaan ini dipengaruhi oleh berbagai ras dan etnis
dengan insiden seluruh dunia diperkirakan sekitar 1 : 3000
kelahiran hidup.
Disgenesis kelenjar tiroid merupakan penyebab tersering
hipotiroid kongenital sekitar 80 %. Hal ini dapat terjadi akibat
aplasia, hipoplasia, dan kelenjar tiroid ektopik. HK dibedakan
menjadi HK primer dan HK sekunder (sentral). HK primer
disebabkan oleh kelainan pada kelenjar tiroid. HK sekuder
terjadi akibat kelainan pada hipofisis atau hipotalamus.

KESIMPULAN

Penegakan diagnosis secara dini merupakan suatu hal


yang sangat penting untuk mencegah keterlambatan
terapi pada pasien hipotiroid kongenital. Skrining BBL
merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk
pencegahan keadaan tersebut.
Skrining dilakukan pada terutama pada bayi yang
dilahirkan oleh ibu yang berisiko tinggi, seperti barasal
dari daerah endemik gondok, mempunyai riwayat
struma, mendapatkan pengobatan anti tiroid selama
kehamilan, riwayat struma pada keluarga, dan pada
bayi dengan gejala dan tanda klinis hipotiroid.

KESIMPULAN

Pemeriksaan penunjang juga dapat digunakan untuk


mendeteksi dini hipotiroid kongenital pada bayi baru
lahir. Apabila dicurigai menderita hipotiroid
kongenital, maka dilakukan pemeriksaan darah untuk
pemeriksaan kadar T4 dan TSH.
Pengobatan segera dilakukan pada bayi yang
menunjukkan hasil skrining positif menderita
hipotiroid kongenital
Tujuan pengobatan yaitu menjamin agar anak mampu
mencapai pertumbuhan dan perkembangan mental
mendekati potensi genetiknya. Keadaan ini bisa
dicapai dengan mengembalikan FT4 dan TSH dalam
rentang normal dan mempertahankan status klinis
dan biokimiawi dalam keadaan eutiroid.

KESIMPULAN

Pada bayi yang terlambat didiagnosis menderita


hipotiroid kongenital, Keterlambatan pertumbuhan dan
perkembangan merupakan manifestasi klinis yang paling
mencolok. Umumnya keterlambatan perkembangan dan
pertumbuhan akan tampak pada usia 36 bulan. Retardasi
mental yang terjadi akibat terlambat pengobatan sering
disertai dengan gangguan neurologis, gangguan
koordinasi, dan gangguan pendengaran.
Deteksi dini yang dilakukan pada bayi baru lahir berisiko
menderita hipotiroid kongenital dapat mencegah
terjadinya keterlambatan terapi yang dapat menimbulkan
efek yang sangat besar terhadap kesehatan masyarakat
di masa mendatang.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai