Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN KASUS:

HERPES ZOSTER THORAKALIS VERTEBRALIS


DISUSUN OLEH: BELLYANA OCTAVIA CHANDRA [07120110082]
PEMBIMBING: DR. MICHAEL WAROUW, SPKK

IDENTITAS PASIEN
Nama

: Nn. K

Jenis kelamin : Perempuan


Tanggal Lahir : 29 September 1990
Usia

: 25 tahun

Alamat

: Karawaci

Pekerjaan : Perawat
No. RM: SHLV52-24-**

ANAMNESA

DILAKUKAN SECARA AUTOANAMNESA DI POLI KULIT SILOAM HOSPITAL LIPPO VILLAGE PADA HARI
SABTU, 16 JULI 2016 PUKUL 17.30 WIB.

Keluhan Utama Nyeri pada daerah punggung atas sejak 3 hari yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang
Nyeri daerah punggung atas sejak 3 hari yang lalu, awalnya dirasakan ketika tidur miring ke kanan.
Rasa nyeri dirasakan perih, seperti rasa terbakar, dan terkadang juga terasa seperti ditusuk-tusuk.
Nyeri menjalar ke daerah bawah ketiak kanan dan derajat nyeri 5/10, mengganggu aktivitas tetapi
masih dapat tidur.
Otot-otot sekitar terasa pegal
2 hari berikutnya muncul lenting-lenting pada daerah punggung kanan atas dan bawah ketiak
menggunakan salep asiklovir dari 1 hari sebelum datang ke poli kulit.
Badan terasa lesu dan lemas.
Menurut pasien, stamina tubuhnya menurun oleh karena puasa pola makan yang tidak teratur dan
pola tidur terganggu karena jaga malam.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien tidak memiliki keluhan serupa sebelumnya. Tidak ada riwayat penyakit yang
signifikan. Menurut pasien, ketika usia 14 tahun, pasien pernah menderita infeksi
varisela atau cacar air.

Riwayat Keluarga
Pasien menyangkal ada keluarga yang mengalami keluhan serupa.

Riwayat Alergi
Pasien mengaku tidak memiliki alergi obat, makanan ataupun bahan alergen lainnya.

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum

: tampak sakit sedang

Kesadaran : compos mentis

Tanda Vital
Suhu tubuh

: 36,5 0C

Tekanan darah
Denyut nadi

: 110/70 mmHg

: 76x/min

Laju pernafasan : 16x/min

Status Generalis

: dalam batas normal

STATUS LOKALIS DERMATOLOGIS


Et regio thorakalis hingga vertebralis tampak vesikel-vesikel
bergerombol dengan dasar eritematus, di antara gerombolan terdapat
kulit normal, umur gerombolan satu dengan gerombolan lain berbeda,
jumlah miltipel, berjalan sesuai dermatom dengan distribusi regional

RESUME
Perempuan, 25 tahun datang ke poli kulit dengan keluhan utama nyeri pada daerah punggung
atas sejak 3 hari yang lalu. Awalnya nyeri dirasakan ketika pasien tidur miring ke kanan. Rasa
nyeri dirasakan perih seperti rasa terbakar, menjalar ke daerah bawah ketiak kanan dengan
derajat nyeri 5/10, mengganggu aktivitas, dan tidak membaik dengan istirahat ataupun salep
asiklovir. 2 hari mulai muncul lenting-lenting pada daerah punggung kanan atas dan bawah
ketiak dengan intensitas nyeri yang dirasakan bertambah dan otot-otot sekitar terasa pegal.
Pasien bekerja sebagai perawat dimana pola tidur terganggu akibat jaga malam dan bulant
terakhir pasien menjalani puasa.

Pada pemeriksaan fisik ditemukan Et regio thorakalis hingga vertebralis tampak vesikelvesikel bergerombol dengan dasar eritematus, di antara gerombolan terdapat kulit normal,
umur gerombolan satu dengan gerombolan lain berbeda, jumlah miltipel, berjalan sesuai d
dermatom dengan distribusi regional

Diagnosa Kerja
Herpes Zoster Thorakalis - Vertebralis
Diagnosis banding
Dermatitis Venenata
Dermatitis Kontak
Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya.

TATALAKSANA
Non-medikamentosa
Menjelaskan kepada pasien bahwa kondisi yang dialami merupakan infeksi herpes zoster yang
terjadi sebagai reaktivasi kembali virus varisela zoster tetapi pada saraf dan menimbulkan
manifestasi klinis berupa erupsi kulit. Menjelaskan juga bahwa penyakit virus akan sembuh
dengan sendirinya, dengan atau tanpa obat. Akan tetapi gejala dikurangi dengan diberi antivirus
dan rasa nyeri.
Jelaskan kepada pasien bahwa infeksi ini dapat terjadi akibat menurunnya fungsi kekebalan
tubuh, oleh karena itu pasien harus istirahat selama dan menghindari faktor resiko yang
membuat tubuh pasien menjadi dalam keadaan yang tidak fit, seperti contoh bekerja, kurang
tidur, dan asupan makan yang kurang bergizi.
Pasien dianjurkan untuk beristirahat selama 7 hari dan tidak masuk kerja. Disamping
memulihkan stamina, infeksi ini juga bersifat menular. Oleh karena pasien bekerja sebagai
perawat, pasien akan sering melakukan kontak dengan orang yang tubuhnya sedang lemah dan
ditakutkan akan menularkan virus tersebut sehingga dapat menjadi kendala dalam pekerjaan.
Pasien dilarang untuk menggaruk luka pada kulitnya jika terasa gatal.

Medikamentosa
Obat Oral
Zoter

400mg diberikan 5 x 2 tablet sehari selama 7 hari.

Sumagesic

2 x 600 mg sehari hentikan bila nyeri sudah menghilang

Ranitidine 2 x 150 mg sebagai proteksi lambung


Cefadroxyl 3 x 500 mg diberikan selama 5 hari.
Obat Topikal
Ikageno 0,1% 10 gram krim dioleskan pada lenting-lenting di kulit

Prognosis
Quo ad vitam

: bonam

Quo ad fungsionam : bonam


Quo ad sanationam

: bonam

Quo ad kosmetikam : bonam

DEFINISI
Herpes Zoster = suatu infeksi viral yang menyerang ganglion saraf dan
menifestasi klinis pada kulit mengikuti dermatom tunggal atau
berdekatan.
Disebut juga dengan Shingles, yang merupakan manifestasi reaktivasi
infeksi laten endogen virus varisela zoster yang memasuki saraf
kutaneus selama masa infeksi chichken pox berlangsung.
Virus mengalami masa dorman ketika berada di dalam neuron ganglion
saraf dan menunggu untuk tereaktivasi ketika imunitas tubuh sedang
melemah.

EPIDEMIOLOGI
Herpes Zoster terjadi secara sporadic sepanjang tahun tanpa mengenal musim.
Insidensi 2-3 kasus per-1000 orang per tahun.
Insiden dan tingkat keparahan manifestasi penyakitnya meningkat dengan bertambahnya usia. Lebih
dari setengah jumlah keseluruhan kasus dilaporkan terjadi pada usia lebih dari 60 tahun dan komplikasi
terjadi hamper 50% pada usia tua.
Infeksi herpes zoster jarang dijumpai pada usia dini (anak dan dewasa muda) dan bilamana terjadi
sering kali dihubungkan dengan varisela meternal saat kehamilan.
Resiko infeksi meningkat dengan adanya penyakit penyerta inkompeten imunitas tubuh, seperti pada
kasus dengan keganasan, infeksi HIV atau pada pasien dengan tranplantasi sumsum tulang/ginjal.
Infeksi herpes zoster bersifat menular, akan tetapi daya tularnya lebih kecil dibandingkan dengan
infeksi varisela.

PATOFISIOLOGI
Virus Varicella Zoster menyebar melalui droplet respiratori.
VVZ berreplikasi dan menyebar ke seluruh tubuh selama kurang lebih 2
minggu sebelum muncul erupsi pada kulit. Selama erupsi VVZ
menyebar dan menyerang saraf secara retrograde untuk melibatkan
ganglion akar dorsalis dimana menjadi laten.
Pasien infeksius sampai semua lesi menjadi krusta.
Zoster terjadi dari reaktivasi dan replikasi VVZ pada ganglion akar
dorsal saraf sensorik.

MANIFETASI KLINIS
Biasanya diawali dengan gejala prodromal yang dapat berlangsung beberapa
hari yaitu 1-10 hari. Akan tetapi rata-rata setelah 2 hari terasa gejala
prodromal, mulai muncul manifestasi klinis yang tampak pada kulit.
Gejala-gejala prodromal yang sering dikeluhkan, antara lain:
Nyeri otot lokal
Rasa terbakar ringan sampai berat
Rasa gatal
Nyeri pada tulang
Paraestesia di sepanjang dermatom

Disamping gejala prodromal, terdapat pula gejala konstitusi, yaitu:


Sakit kepala
Demam
Malaise
Tidak nafsu makan

Setelah awitan gejalan prodromal dan gejala konstitusi timbul erupsi pada kulit yang berupa makula
eritema atau kemerahan, erupsi kulit biasanya disertai dengan rasa gatal atau nyeri yang terlokalisir pada
satu dermatom yang terkena.
Makula eritem berkembang menjadi papul-papul dan vesikel jernih yang berkelompok selama 3-5 hari
kemudian isi vesikel akan menjadi keruh dan akhirnya pecah. Vesikel yang pecah, menjadi krusta-krusta
dimana proses ini berlangsung selama 7 - 10 hari.
Erupsi kulit akan mengalami involusi sekitar 2 - 4 minggu setelah terjadinya awitan.
Pada sebagian kasus, erupsi kulit akan sembuh secara spontan tanpa meninggalkan bekas atau gejala sisa.

DIAGNOSIS
Diagnosis infeksi herpes zoster sangat mudah dilakukan manifestasi klinisnya yang jelas dan memiliki karakteristik
sendiri.
Pada anamnesis dapat ditanyakan gejala-gejala prodromal dan konstitusi.
Pemeriksaan fisik inspeksi akan tampak lesi kulit berupa vesikel-vesikel yang berkelompok dan tampakan seperti anggur
(grape-like), sering kali pasien datang ketika sudah mulai tampak erupsi pada kulit.
Pada kasus-kasus yang kurang jelas, dapat dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya yaitu: deteksi antigen atau nucleic
acid varicella zoster virus dimana dilakukan isolasi virus dari sediaan hapus lesi atau pemeriksaan antibody IgM sepesifik.
Pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) juga dapat dilakukan paling sensitive dan spesifik karena dapat mendeteksi
DNA virus varisela zoster dari cairan vesikel.
Pemeriksaan kultur virus juga dapat dilakukan sensitivitas rendah dan specimen sulit untuk didapatkan dari cairan
vesikel.
Pemeriksaan direct immunofluorecent antigen-staining dapat dilakukan jika tidak tersedia pemeriksaan PCR serta memiliki
sensitivitas lebih tinggi dengan proses yang lebih cepat.

DIAGNOSIS BANDING
Dermatitis venenata atau dermatitis kontak.
Bila herpes zoster timbul pada daerah genitalis, maka dapat diagnosis
banding yang dapat dipikirkan adalah infeksi herpes simpleks yang
merupakan penyakit seksual menular.
Pada infeksi herpes zoster diseminata, gejala akan tampak menyerupai
varisela.

TERAPI
Obat Sistemik
Obat Antivirus
Analgetik

Pemberian obat antivirus bertujuan untuk menurunkan durasi lesi dari virus tersebut dan
menurunkan derajat keparahan nyeri pada herpes zoster akut. 3 antivirus oral yang dapat
diberikan dan disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) sebagai terapi herpes
zoster, antara lain:
Asiklovir (Zovirax) 5 x 800 mg
Famsiklovir (Famvir) 3 x 500 mg
Valasiklovir hidrokhlorida (Valtrex) 3 x 1000 mg
*Terapi antivirus diberikan sebelum 72 jam awitan lesi dan selama 7 hari.

Obat Topikal
Analgetik Topikal

Kompres
Dapat dilakukan kompres terbuka dengan solusio Burowi dan solusio Calamin (Caladryl) pada
lesi akut untuk mengurangi rasa nyeri dan pruritus. Kompres dengan solusio Burowi
(alumunium asetat 5%) dilakukan 4-6 kali/hari selama 30 menit.
Antiinflamasi nonsteroid
NSAID secara topikal dapat digunakan untuk mengurangi rasa nyeri, seperti bubuk aspirin
dalam kloroform atau etil eter, krim indometasin dan diklofenak.

PENCEGAHAN
Mengingat faktor resiko yang meningkat dengan bertambahnya usia,
pemberian vaksin booster bagi orang tua sangat dianjurkan untuk
meningkatkan kekebalan spesifik terhadap VVZ sehingga dapat
memodifikasi perjalanan penyakit herpes zoster.
Vaksin Zostavax berisikan strain hidup yang dilemahkan dari VVZ.
Pemberian vaksin ini telah disetujui oleh FDA untuk pasien > 60 tahun
tanpa riwayat penyakit herpes zoster sebelumnya. Zostavax telah
diketahui untuk mengurangi penyakit herpes zoster dan neuralgia
paska herpes.

KOMPLIKASI
Neuralgia pasca herpes (NPH) dimana rasa nyeri masih menetap pada area yang
terkena walaupun kelainan kulit yang terjadi sudah tidak tampak atau sudah mengalami
resolusi.
Komplikasi lain berupa kelainan mata bilamana menyerang di daerah mata, infeksi
sekunder, dan neuropati motoric. Pada komplikasi yang berat dapat terjadi meningitis,
ensefalitis atau myelitis.
Pada pasien dengan immunocompromised, perjalanan infeksi herpes zoster sering rekuren
dan cenderung kronik persisten. Lesi pada kulit akan tampak lebih berat, seperti tampak
bula hemoragik atau nekrotik dan dapat saja ditemui keterlibatan organ dalam. Nyeri
yang dirasakan pun lebih hebat. Oleh karena imun sistem yang tidak baik, proses
penyembuhannya pun akan berlangsung lebih lama.

PEMBAHASAN KASUS
Anamnesis:
Nyeri daerah punggung atas sejak 3 hari
yang lalu, dirasakan perih, seperti rasa
terbakar, dan ditusuk-tusuk, menjalar ke
daerah bawah ketiak kanan dengan
derajat nyeri 5/10, mengganggu
aktivitas tetapi masih dapat tidur.
Gejala prodromal: otot-otot sekitar
terasa pegal, badan terasa lesu dan
lemas
2 hari berikutnya muncul lentinglenting menggunakan salep asiklovir
tetapi tidak ada perbaikan
Menurut pasien, stamina tubuhnya
menurun oleh karena pola makan
yang tidak teratur dan pola tidur
terganggu sebulan terakhir

Status Dermatologis:
Et regio thorakalis hingga vertebralis tampak
vesikel-vesikel bergerombol dengan dasar
eritematus, di antara gerombolan terdapat
kulit normal, umur gerombolan satu dengan
gerombolan lain berbeda, jumlah miltipel,
berjalan sesuai dermatom dengan distribusi
regional

Diagnosis
banding
Dermatitis
Venenata
Dermatitis Kontak

Diagnosa Kerja
Herpes Zoster Thorakalis Vertebralis

Diagnosa Kerja
Herpes Zoster Thorakalis Vertebralis

Non-medikamentosa
Menjelaskan kepada pasien mengenai
sakit yang dideritanya, termasuk
penyebab, faktor resiko, dan
pemnyembuhannya.
Pasien dianjurkan untuk beristirahat
selama 7 hari dan tidak masuk kerja.
Disamping memulihkan stamina, infeksi
ini juga bersifat menular.
Pasien dilarang untuk menggaruk luka
pada kulitnya jika terasa gatal.
Prognosis
Quo ad vitam
: bonam
Quo ad fungsionam :
bonam
Quo ad sanationam :
bonam
Quo ad kosmetikam :
bonam

Medikamentosa
Obat Oral
Zoter 400mg diberikan 5 x 2 tablet sehari selama 7
hari.
Sumagesic 2 x 600 mg sehari hentikan bila nyeri
sudah menghilang
Ranitidine 2 x 150 mg sebagai proteksi lambung
Cefadroxyl 3 x 500 mg diberikan selama 5 hari.
Obat Topikal
Ikageno 0,1% 10 gram krim dioleskan pada lentinglenting di kulit

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai