Anda di halaman 1dari 11

RESIKO KEJANG

DEMAM SETELAH
VAKSINASI PADA
ANAK USIA 6
SAMPAI 23 BULAN
JURNAL READING
TERESA NADIA
07120110050

KEJANG DEMAM
Kejang demam adalah kejang yang muncul
pada anak yang demam yang berusia 6 sampai
60 bulan.
Tidak disertai dengan infeksi intrakranial,
gangguan metabolik, dan riwayat kejang tanpa
demam sebelumnya.
Resiko terjadi kejang demam meningkat untuk
beberapa hari setelah beberapa jenis vaksinasi
(diphtheria, tetanus toxoids, wholecell
pertussis vaccine, measles, MMR, MMRV)

METODE
Dipilih sampel anak berusia antara 6-23 bulan.
Tidak memiliki infeksi intrakranial, gangguan
metabolik, dan riwayat kejang sebelumnya.
Hari dimana mereka mendapatkan vaksinasi
dihitung hari ke 0
Berdasarkan dari International Classification of
Diseases, Ninth Revision (ICD-9) diagnoses
780.3 through 780.39 (convulsions) kejadian
kejang demam postvaksinasi tertinggi adalah
pada hari ke 0-1 dan 14-20

HASIL
Hasil yang angka kejadian kejang demam yang
sesuai dengan kriteria inklusi adalah sejumlah
333 kasus dari 1 915 108 vaksinasi

HASIL
Hanya PCV 7-valent memiliki risiko FS independen (rasio
tingkat kejadian [IRR], 1,98; 95% confidence interval [CI],
1,00-3,91).
IIV3 tidak punya risiko independen (IRR, 0,46; 95% CI,
0,21-1,02)
Risiko itu meningkat ketika IIV3 diberikan baik dengan PCV
(IRR, 3,50; 95% CI, 1,13-10,85) atau vaksin yang
mengandung difteri-tetanus-aselular-pertussis (DTaP) (IRR,
3,50; 95% CI, 1,52-8,07).
Estimasi maksimum risiko mutlak karena administrasi
bersamaan IIV3, PCV, dan vaksin DTaP dibandingkan
dengan administrasi di hari yang berbeda adalah 30 FS
per 100 000 orang divaksinasi.

KESIMPULAN
Pemberian vaksinasi IIV3 pada hari yang sama
baik dengan PCV atau DTaP dikaitkan dengan
risiko yang lebih besar dari kejang demam
daripada ketika IIV3 diberikan pada terpisah.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai