Anda di halaman 1dari 14

Case Report

NEURODERMATITIS SIRKUMSKRIPTA

Disusun Oleh :

Essy Nadya Putri 21360288

Preseptor :

dr. Arief Effendi, Sp.KK,FINSDV, FAADV

KEPANITRAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN

RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG

TAHUN 2023

1
BAB I

STATUS PASIEN

I. IDENTIFIKASI PASIEN

Nama : Tn. H. HN

Umur : 81 Tahun

Jenis kelamin : Laki-Laki

Alamat : Perumahan Rajabasa Indah, Rajabasa, Bandar Lampung

Pekerjaan : Wiraswasta

Suku bangsa : Lampung

Agama : Islam

Status : Menikah

II. ANAMNESIS

Anamsesis dilakukan secara autoanamnesis pada pasien :

Hari, Tanggal : Selasa, 03 Juli 2023

Pukul : 11.40 wib

Tempat : Poliklinik Kulit dan Kelamin RSPBA

Keluhan Utama :

Gatal pada kedua kaki bagin bawah

Keluhan Tambahan :

Kulit berisisik, tebal, dan warna kulitnya berbeda dengan sekitar

Riwayat Penyakit :

Os datang ke RSPBA dengan keluhan gatal pada kedua kaki bagian bawah

yang bertambah berat sejak 3 hari yang lalu, awal muncul sejak 1 tahun

2
yang lalu. Gatal sering tidak tertahankan hingga pasien ingin terus

menggaruk, gatal sering muncul pada malam hari dan juga pada saat

pasien sedang tidak sibuk. Pasien juga merasakan kulitnya yang lama

kelamaan bersisik dan ada penebalan serta perubahan warna yang berbeda

dengan kulit sekitar. Os mengatakan pernah berobat di puskesmas tetapi

tidak ada perubahan.

Pengobatan yang di dapat :

CTM dan betason salep

Penyakit lain yang pernah di derita:

Benigna prostat hiperplasia

III. STATUS GENERALIS

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Status Gizi : Baik

Tanda Vital

Takanan Darah :110/70 mmHg

Nadi :84 x/menit

Respiratori Rate :22 x/menit

Suhu :36.5°C

Berat Badan :79 Kg

Tinggi Badan :170 cm

Bentuk Badan :-

Thorax : Dalam Batas Normal

3
Abdomen : Dalam Batas Normal

KGB : Dalam Batas Normal

IV. STATUS DERMATOLOGIS/VENEROLOGIS

Lokasi : Regio dorsum pedis dextra et sinistra

Inspeksi : Tampak plak eritema berbatas tegas

dan likenfikasi

UKURAN LESI KONFIGURASI E.F.PRIMER E.F.SKUNDER

Pungtata Solite/multiple Linier Makula Krusta

Miler Diskret/konfluen Anuler Papula Erosi

Guttata Gyrata Vasikel Ekskonasi

Lentikuler Kribformis Pustul Ulkus

Numularis Arsiner Bula Skuama

Plakat E.F. Khusus Nodulus Likenifikasi

Komedo Nodus Vegetasi

Terowongan Plak Sikatriks

Purpura Urtika Abses

Eksanterna Kista

Milia Tumor

Tes Manipulasi : Tidak dilakukan (-)

4
V. LABORATORIUM

Tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium

VI. RESUME

Os datang ke RSPBA dengan keluhan gatal pada kedua kaki bagian bawah

yang bertambah berat sejak 3 hari yang lalu, awal muncul sejak 1 tahun

yang lalu. Gatal sering tidak tertahankan hingga pasien ingin terus

menggaruk, gatal sering muncul pada malam hari dan juga pada saat

pasien sedang tidak sibuk. Pasien juga merasakan kulitnya yang lama

kelamaan bersisik dan ada penebalan serta perubahan warna yang berbeda

dengan kulit sekitar. Os mengatakan pernah berobat di puskesmas tetapi

tidak ada perubahan. Keadaan umum tampak baik, kesadaran

Composmentis, Status gizi baik, tanda vital Tekanan darah 110/70 mmHg,

Nadi 84 x/menit, respirasi rate 22 x/menit, berat badan 79 kg, tinggi

badan

170 cm. Letak lesi di dorsum pedis dextra et sinistra dengan plak eritema,

irreguler, batas tegas, skuama dengan likenifikasi.

VII. DIAGNOSIS BANDING

 Neurodermatitis sirkumskripta

 Dermatitis nunmularis

 Psoriasis vulgaris

 Dermatitis atopik

VIII. DIAGNOSIS KERJA

 Neurodermatitis sirkumskripta

IX. PENATALAKSANAAN

5
 Non Farmakologi

Jangan menggruk area yang

gatal Pakai pelembab jika

kulit terasa kering

 Farmakologis

Loratadin 1x1 (bila

gatal/malam) Kloderma

krim 20g

Carmed 10% 20g 2x1 (pagi

dan sore) Mf krim

Vitamin B complex 3x1

X. PEMERIKASAAN ANJURAN
Histopatologi

XI. PROGNOSIS

a. Quo ad vitam : Dubia ad bonam

b. Quo ad functional : Dubia ad bonam

c. Quo ad sanationam : Dubia ad bonam

d. Quo ad cosmetica : Dubia ad bonam

6
BAB II

TINJAUAAN PUSTAKA

2.1. Definisi

Neurodermatitis sirkumskripta atau juga dikenal dengan liken simpleks

kronis adalah penyakit peradangan kronis pada kulit, gatal, sirkumskripta,

dan khas ditandai dengan likenifikasi. Likenifikasi timbul sebagai respon

dari kulit akibat gosokan dan garukan yang berulang-ulang dalam waktu

yang cukup lama, sehingga garis kulit tampak lebih menonjol menyerupai

kulit batang kayu

2.2. Etiologi

Penyebab neurodermatitis sirkumskripta belum diketahui secara pasti.

Namun ada berbagai faktor yang mendorong terjadinya rasa gatal pada

penyakit ini, faktor penyebab dari neurodermatitissirkumskripta dapat

dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Faktor eksterna

 Lingkungan faktor lingkungan seperti panas dan udara yang kering

dapat berimplikasi dalam menyebabkan iritasi yang menginduksi

gatal. Suhu yang tinggi memudahkan seseorang berkeringat

sehingga dapat mencetuskan gatal, hal ini biasanya menyebabkan

neurodermatitis sirkumskripta pada daerah anogenital.

 Gigitan serangga dapat menyebabkan reaksi radang dalam tubuh

yang mengakibatkanrasa gatal.

7
2. Faktor Interna

 Dermatitis Atopik berasosiasi antara neurodermatitis sirkumskripta

dan gangguan atopik telah banyak dilaporkan, sekitar 26% sampai

75% pasien dengan dermatitis atopik terkena neurodermatitis

sirkumskripta.

 Psikologis, berupa stress dan cemas telah dilaporkan memiliki

prevalensi tertinggi yang mengakibatkan neurodermatitis

sirkumsripta. Cemas sebagai bagian dari proses patologis dari lesi

yang berkembang. Telah dirumuskan bahwa neurotransmitter yang

mempengaruhi perasaan, seperti dopamine, serotonin, atau peptide.

opioid yang memodulasikan persepsi gatal melalui penurunan jalur

spinal.

2.3 Epidemiologi

Dikatakan bahwa 12% dari populasi orang dewasa dengan keluhan kulit

gatal menderita liken simplek kronik. Tidak ada kematian akibat liken

simplek kronik. Liken simplek kronik tidak memandang ras dalam

penyebarannya. Diketahui bahwa insiden terjadi lebih sering pada wanita

daripada pria. Penyakit ini sering muncul pada usia dewasa, terutama usia

30 hingga 50 tahun. Pasien dengan koeksistensi dermatitis atopi

cenderung memiliki onset umur yang lebih muda (rata-rata 19 tahun)

dibandingkan dengan pasien tanpa atopi (rata-rata 4 tahun)

2.4 Histopatologi

Gambaran berupa ortokeratosis, hipergranulosis, akantosis dengan rete

ridges memanjang teratur. Berserebukan sel radang limfosit dan histiosit

8
di sekitar pembuluh darah dermis bagian atas, fibroblas bertambah,

kolagen menebal. Pada prurigo nodularis akantosis pada bagian tengah

lebih tebal, menonjol lebih tinggi dari permukaan, sel schwan

berproliferasi, dan terlihat hiperplasia neural. Kadang terlihat krusta yang

menutup sebagian epidermis

2.5 Manifestasi Klinis

Penderita penyakit ini akan mengeluh rasa gatal sekali yang mengganggu

aktifitas, dan dirasakan terutama ketika penderita tidak sedang beraktifitas.

Bila timbul malam hari, dapat menganggu tidur. Rasa gatal biasanya

muncul pada saat tidak sibuk, dan bila muncul sulit ditahan. Gatal akan

berkurang bila digaruk, dan penderita akan berhenti menggaruk bila sudah

timbul luka, akibat tergantikannya rasa gatal dengan rasa nyeri.

2.6 Patofisiologi

Neurodermatitis srikumskripta terletak di area kulit yang mudah digaruk,

area kulit yang terlokalisir tersa gatal secara spontan sehingga

menyebabkan silkus gatal dan garukan. Gatal dapat memprovokasi

gesekan yang menghasilkan lesi, tetapi patofisiologi yang dasar tidak

diketahui. Kulit dengan dermatitis atopik atau diatesis atopik

kemungkinan besar akan mengalami likenfikasi. Hubungan potensial

mungkin ada pada jaringan saraf pusat dan perifer, mediator inflamasi

dalam persepsi gatal. Kecemasan, depresi, gangguan obsesif-kompulsif,

atau pemicu stres emosional lainnya dapat menyebabkan garukan.

9
2.7 Kriteria Diagnosis

1. Anamnesis

Didapatkan keluhan sangat gatal, hingga dapat mengganggu tidur. Gatal

dapat timbul paroksismal/terus-menerus/sporadik dan menghebat bila ada

stres psikis.

2. Pemeriksaan fisik

Lesi likenifikasi umumnya tunggal tetapi dapat lebih dari satu.dengan

ukuran lentikular hingga plakat. Stadium awal berupa eritema dan

edema atau papul berkelompok. Akibat garukan terus meneur timpul

plak likenifikasi dengan skuama dan eskoriasi, serta hiperpigmentasi

atau hipopigmentasi. Bagian tengah lesi menebal, kering dan

berskuama, sedangkan bagian tepi hiperpigmentasi.

Predileksi utama yaitu daerah yang mudah dijangkau oleh tangan seperti

kulit kepala, tengkuk, ekstremitas ekstensor, pergelangan tangan dan

area anogenital, meskipun dapat timbul di area tubuh manapun.

3. Pemeriksaan Penunjang

Untuk penegakan diagnosis tidak perlu pemeriksaan penunjang khusus.

Apabila diperlukan, dapat dilakukan pemeriksaan penunjang sesuai

diagnosis banding.

10
2.8 Penatalaksanaan

1. Non farmakologi

 Edukasi mengenai penyakit, pengobatan, dan efek samping obat.

 Menghindari stres psikis

 Edukasi agar tidak menggaruk bercak tersebut.

 Memberi pelembab setiap habis mandi atau jika merasa lesi kering

 Edukasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan.

2. Farmakologi

Prinsip: memutuskan siklus gatal-garuk.

Terdapat beberapa obat/tindakan yang dapat dipilih sesuai dengan

indikasi sebagai berikut:

1) Topikal

 Emolien dapat diberikan sebagai kombinasi dengan

kortikosteroid topikal atau pada lesi di vulva dapat diberikan

terapi tunggal krim emolien.

 Kortikosteroid topikal: dapat diberikan kortikosteroid potensi

kuat seperti salepklobetasol propionat 0,05%, satu sampai dua

kali sehari.

 Calcineurin inhibitor topikal seperti salep takrolimus 0,1%,

atau krimpimekrolimus 0,1% dua kali sehari selama 12

minggu.

 Preparat antipruritus nonsteroid yaitu: mentol, pramoxine

11
2) Sistemik

 Antihistamin sedatif

 Antidepresan trisiklik

3) Tindakan kortikosteroid intralesi (triamsinolon asetonid)

2.9 Edukasi

1. Siklus gatal-garuk harus diputus

2. Identifikasi riwayat psikologis yang ada sehingga pasien dapat

mengurangi stress yang dialaminya

3. Kuku sebaiknya pendek

4. Edukasi mengenai penyakit, pengobatan, dan efek samping obat.

5. Menghindari stres psikis

6. Edukasi agar tidak menggaruk bercak tersebut.

7. Memberi pelembab setiap habis mandi atau jika merasa lesi kering

8. Edukasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan.

2.10 Komplikasi

1. Hiperpigmentasi atau hipopigmentasi

2. Jaringan parut dan fibrosis

3. Kecemasan dan komorbiditas terkait kejiwaan

4. Efek samping obat yang digunakan

2.11 Prognosis

Penyakit ini bersifat kronik dengan persistensi dan rekurensi lesi.

Eksaserbasi dapat terjadi sebagai respon stress emosional. Prognosis

bergantung pada penyebab pruritus (penyakit yang mendasar) dan status

psikologi penderita.

12
BAB III

DAFTAR PUSTAKA

Sularsito SA, Suria D. Dermatitis.In: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S.2017.


Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 7th ed. Jakarta: Badan Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;. p. 183;185.

Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI).


2017. Panduan Praktik Klinis bagi Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin di
Indonesia.Jakarta: PERDOSKI.

Saraswati A, Tjiptaningrum A, Karyus A. 2016. Penatalaksanaan Holistik


Penyakit Kulit Neurodermatitis Sirkumskripta pada Seorang Pria
Lanjut Usia di Desa Sukaraja V Gedong Tataan. JPM Ruwa Jurai. 2 (1):
115-53.

Ireland Patrick. 2022. Liken Simplex. Collage of Health, Medicine, and


Wellbing University of Newcaste: Ausralia. [cited 05 Juli 2023 22:16
WIB].

Adyani DMN, Karyus A. 2016. Penatalaksanaan dan Edukasi Pada Pasien


dengan Neurodermatitis J Medula Unila. 4 (3): 115-160.

Charifa A, Badri T, Harris WB. 2022. Liken Simplex Chronicus. StatPearls.


StatPearls Publishing.

13
14

Anda mungkin juga menyukai