Anda di halaman 1dari 35

Laporan kasus

DERMATITIS NUMULARIS
Oleh :
I Gusti Ayu Eka Arirahmayanti
170261 2093

Pem bim bing :


dr. Tjokorda Istri Amrita, Sp.KK

DALAM RANGKA M ENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK M ADYA


DEPARTEM EN/KSM ILM U PENYAKIT KULIT DAN KELAM IN
FAKULTAS KEDOK TERAN UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2019
PENDAHULUAN

 Kronis dan residif


 Dengan pengobatan
yang tepat maka akan
mengurangi tingkat
kekambuhan dari
penderita dermatitis
numularis, untuk
itulah penulis tertarik
untuk membahas lebih
jauh mengenai
diagnosis dan
pengobatan pada
pasien dengan
dermatitis numularis. 3
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

Peradangan kulit sebagai respon terhadap faktor endogen dan


eksogen dengan manifestasi lesi yang berbentuk mata uang
(koin) atau agak lonjong, berbatas tegas, dengan efloresensi
berupa papulovesikel yang biasanya mudah pecah sehingga
basah.

Cenderung menjadi residif dan kronis.

4
EPIDEMIOLOGI

 Dermatitis numularis banyak terjadi pada pria dibandingkan


wanita.

 Laki-laki Onset puncaknya pada usia antara 50 hingga 65


tahun.

 Wanita  15-25 tahun

 Jarang terjadi pada bayi dan anak-anak.

5
ETIOLOGI

 Penyebabnya belum diketahui secara pasti


 Staphylococci dan micrococci penyebab langsung melalui
mekanisme hipersensitivitas

Faktor risiko
 Tekanan emosional
 Trauma lokal
 Kontak dengan bahan kimia
 Musim dingin
 Kulit kering

6
PATOFISIOLOGI

Masuknya alergen melalui fissura pada kulit yang kering

pelepasan histamin dan mediator inflamasi lainnya dari mast cell yang berinteraksi dengan
neural C-fibers sehingga menimbulkan reaksi gatal

Substansi P dan kalsitonin yang terikat rantai peptide meningkat pada daerah lesi.

Neuropeptida ini dapat menstimulasi pelepasan sitokin memicu inflamasi


GEJALA KLINIS

 Keluhan dapat berupa gatal yang kadang sangat hebat 


mengganggu.
 Lesi akut  vesikel dan papulovesikel  membesar dengan
cara berkonfluensi atau meluas ke samping, membentuk satu
lesi karakteristik seperti uang logam (coin), eritematosa,
berbatas tegas
 Tempat predileksi biasanya terdapat di tungkai bawah, badan,
lengan termasuk punggung tangan.

8
GEJALA KLINIS

 Dermatitis numularis cenderung hilang-timbul, ada pula yang


terus menerus, kecuali kekambuhan umumnya timbul pada
tempat semula. Lesi dapat pula terjadi pada tempat yang
mengalami trauma (fenomena kobner). 4
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Patch test dan  mengidentifikasi penebab.

 Pemerikaan KOH  membedakan tinea dengan dermatitis


numular yang mempunyai gambaran penyembuhan di tengah.

10
DIAGNOSIS

 Anamnesis
Gatal, berulang dan waktu malam hari, kadang-kadang
bervariasi gatalnya.
 Pemeriksaan Fisik

Lesi seukuran uang koin kira-kira 1-3 cm,


vesikel berdinding tipis pada dasar
eritematus. Fase akut lesi warna merah gelap,
bentuk polimorf, kulit sekitarnya normal tetapi
kadang-kadang kering. Penyembuhan di
tengah dapat berbentuk anular. Plak kronis
kering, berskuama dan likenifikasi.

 Pemeriksaan Penunjang
Patch test, skin prick test 11
DIAGNOSIS BANDING

1. Dermatitis Atopik
 Peradangan kulit yang kronis dan residif, disertai gatal,
umumnya terjadi pada masa bayi dan anak-anak, sering
berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan
riwayat atopi pada keluarga atau penderita

2.1 Lesi Dermatitis Atopik


12
Gambar 2.2. Bentuk lesi tinea korporis

DIAGNOSIS BANDING

2. Dermatofitosis
 Tinea dengan pinggir aktif,bagian tengah agak menyembuh.
Pada dermatitis numularis bagian tepi lebih vesikuler dengan
batas relatif kurang tegas dibandingkan tinea. Pada tinea,
dapat dicari hifa dari sediaan langsung untuk menegakkan
diagnosis. 2

Gambar 2.2. Bentuk lesi tinea korporis


DIAGNOSIS BANDING

 Pitiriasis Rosea
Gambaran klinisnya bisa menyerupai dermatitis numular.
Tetapi umumnya terdapat sebuah lesi yang besar yang
mendahului terjadinya lesi yang lain.
 Lesi tambahan cenderung mengikuti garis kulit dengan
distribusi pohon cemara dan biasanya disertai dengan rasa
gatal yang ringan. Lesi-lesi tunggal berwarna merah muda
terang dengan skuama halus.

Gambar 2.3 Lesi Pitiriasis Rosea


DIAGNOSIS BANDING

 Psoriasis
 Autoimun, bersifat kronik dan residif, ditandai dengan
adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas, dengan
skuama yang kasar, berlapis, dan transparan. Disertai
fenomena tetesan lilin, auspitz, dan koebner 6,7.

Gambar 2.4 Psoriasis


PENATALAKSANAAN

 Melindungi kulit dari trauma.


 Emolien.
 Lesi eksudatif = lar. permanganas
 Topikal (Antiinflamasi)
 Sistemik (Antihistamin, Antibiotik)

16
PROGNOSIS

 Umumnya prognosis dari penyakit ini adalah baik jika


dapat dihindari penyebabnya dan dapat sembuh dengan
pengobatan topikal.

17
LAPORAN KASUS
LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN

 Nama : KTO
 Umur : 24 Tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Alamat : Br. Uma Gunung Sempidi No. 4, Mengwi
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Suku : Bali
 Agama : Hindu
 Pendidikan : Sekolah Menengah Atas
 Status Perkawinan : Menikah
 Tanggal Pemeriksaan : 13 Mei 2019
ANAMNESIS

 Keluhan Utama : Gatal pada lengan atas kanan dan kiri.


.
 Riwayat Penyakit Sekarang :
 Gatal pada kedua lengan atas yang dirasakan semenjak 2
minggu yang lalu.
 Awalnya gatal yang dirasakan pasien setelah makan
daging. Setelah gatal muncul kemerahan kemudian bintik-
bintik kecil dan sangat gatal.
 Gatal ini biasanya dirasakan muncul setelah makan
makanan yang berdaging dan memberat pada malam hari.
Gatal pasien menghilang saat minum obat penghilang gatal
dan salep dexamethason. Pasien menyangkal memakai obat
oles lainnya. Pasien juga menyangkal adanya keluhan lain.
ANAMNESIS

 Riwayat Penyakit Terdahulu:


 Belum pernah mengalami sakit yang sama seperti yang
dialami oleh pasien sekarang.
 Riwayat alergi makanan, obat, dan asma disangkal . Riwayat
bersin di pagi hari atau saat cuaca dingin disangkal. Riwayat
tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan penyakit kronis
lainnya disangkal oleh pasien.

 Riwayat pengobatan
 Pasien sebelumnya sudah sempat berobat ke puskesmas dan
diberikan obat minum dan salep dexametason  membaik 
keluhan masih menetap
ANAMNESIS

 Riwayat keluarga, sosial dan lingkungan:


 Dikeluarga pasien tidak ada yang memiliki keluhan yang
sama dengan pasien.
 Dalam keseharian pasien merupakan ibu rumah tangga,
sehari-hari pasien melakukan aktifitasnya sendiri seperti
memasak, mencuci dan mengurus rumahnya.
 Tidak ada perubahan dalam penggunaan handbody dan
detergen untuk mencuci baju.
 Pasien mandi sehari dua kali dan pasien menyangkal sering
mengganti-ganti sabun mandinya. Pasien juga tidak memiliki
alergi terhadap makanan yang dimakan.
 Dikeluarga pasien juga tidak ada yang memiliki riwayat atopi
dan penyakit kronis lainnya.
PEMERIKSAAN FISIK

 Status Present:
 Keadaan Umum : Baik
 Kesadaran (GCS) : Compos Mentis (E4V5M6)
 Tekanan darah : 120/70 mmHg
 Nadi : 80 x/menit
 Respirasi : 18 x/menit
 Status General:
 Kepala : normochepali
 Mata : anemia -/-, ikterus -/-
 THT : Dalam batas normal
 Thoraks : Cor : S1 S2 tunggal regular murmur (-)
Pulmo : vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-
 Abdomen : Dalam batas normal, hepar dan lien tidak teraba
 Ekstremitas : akral hangat, sesuai status lokalis
Gambar 3.1. Lesi di Brachialis Dextra

PEMERIKSAAN FISIK

 Status Dermatologi:
 Lokasi : Brachialis dextra
 Ef floresensi : Makula eritema
soliter berbatas tegas berbentuk
bulat-lonjong ukuran 3 cm x 2 cm
diatasnya terdapat papul eritema
multiple berbentuk bulat dengan
diameter 0,1 – 0,2 cm,
terdistribusi lokal pada lengan
atas kanan.

Gambar 3.1. Lesi di Brachialis Dextra


RESUME

 Perempuan berumur 24 tahun bekerja sebagai ibu rumah


tangga datang dengan keluhan utama gatal pada kedua
lengan atas yang dirasakan semenjak 2 minggu yang lalu.
Awalnya gatal yang dirasakan pasien setelah makan daging.
Setelah gatal muncul kemerahan kemudian bintik-bintik kecil
dan sangat gatal. Gatal ini biasanya dirasakan muncul setelah
makan makanan yang berdaging dan memberat pada malam
hari. Gatal pasien menghilang saat minum obat penghilang
gatal dan salep dexamethason. Pasien menyangkal memakai
obat oles lainnya. Pasien juga menyangkal adanya keluhan
lain.
RESUME

 Sebelumnya pasien belum pernah merasakan gatal yang


seperti pasien rasakan sekarang. Dikeluarga juga tidak ada
yang memiliki keluhan yang sama dengan pasien. Untuk
riwayat atopi disangkal oleh pasien maupun oleh keluarga
pasien. Riwayat alergi makanan dan alergi obat-obatan
disangkal oleh pasien.

 Dari efloresensi didapatkan pada region brachialis dextra


terdapat makula eritema soliter berbatas tegas berbentuk
bulat-lonjong ukuran 3 cm x 2 cm pada diatasnya terdapat
papul eritema multiple berbentuk bulat dengan diameter 0,1
– 0,2 cm, terdistribusi lokal pada lengan atas kanan.
DIAGNOSIS BANDING

 DIAGNOSIS BANDING
1 . Dermatitis numularis
2. Dermatitis kontak alergika
3. Dermatitis atopik
4. Tinea korporis

 DIAGNOSIS KERJA
Dermatitis Numularis
PENATALAKSANAAN

 Sistemik
 Cetirizine 2 x 10 mg
 Topikal
 Desoxymethasone 0,25% dan chlorampenicol 5 gr
 KIE
 Menghindari faktor-faktor yang dicurigai sebagai penyebab timbulnya
gatal tersebut. Pasien akan terus merasa gatal jika masih terpapar
dengan faktor yang menyebabkan gatal tersebut, serta pasien tetap
menjaga kebersihan diri.
 PROGNOSIS
 Prognosis pada pasien ini adalah dubius ad bonam.
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN

TEORI KASUS

Pasien akan mengeluhkan sangat gatal, Gatal pada kedua lengan atas yang
berulang dan waktu malam hari, kadang- dirasakan semenjak 2 minggu yang lalu.
kadang bervariasi gatalnya. Dermatitis  Awalnya gatal yang dirasakan pasien
numularis cenderung hilang- timbul ada setelah makan daging. Setelah gatal
pula yang terus menerus kecuali dalam muncul kemerahan kemudian bintik-bintik
periode pengobatan. Lesi dapat pula kecil dan sangat gatal.
terjadi pada tempat yang mengalami  Gatal ini biasanya dirasakan muncul
trauma (fenomena kobner). setelah makan makanan yang berdaging
dan memberat pada malam hari. Gatal
pasien menghilang saat minum obat
penghilang gatal dan salep dexamethason.
Pasien menyangkal memakai obat oles
lainnya. Pasien juga menyangkal adanya
keluhan lain.
PEMBAHASAN

TEORI KASUS

Lesi patch seukuran uang koin kira-kira 1- lesi yang berbentuk seperti koin pada
3 cm, vesikel berdinding tipis pada dasar bagian tangan dengan dasar kemerahan,
eritematus. Fase akut lesi warna merah namun disini lesi yang ditemukan dalam
gelap, bentuk polimorf, kulit sekitarnya kondisi kering.
normal tetapi kadang-kadang kering.
Penyembuhan di tengah dapat berbentuk
anular. Plak kronis kering, berskuama dan
likenifikasi. Adanya gambaran papul
dengan predileksi dibagian ekstremitas
terutama dibagian ekstensor, sedangkan
pada wanita lebih sering mengenai pada
bagian ekstremitas atas.
PEMBAHASAN

TEORI KASUS

Mencari penyebab atau faktor yang Topical golongan kortikosteroid poten


memprovokasi. Bila kulit kering, diberi dexosymethasone cream 0,25% setiap 12
pelembab atau emolien. jam karena luka pasien tergolong kering.
 Topikal : obat anti-inflamasi. Bila lesi Sistemik : antihistamin yaitu cetirizine
masih eksudatif, sebaiknya dikompres 2x10 mg untuk mengurangi gatal pasien
dahulu misalnya dengan larutan
permanganas kalikus 1:10.000.
Infeksi bakteri  antibiotik sistemik.
Kortikosteroid sistemik hanya diberikan
pada kasus yang berat dan refrakter,
dalam jangka pendek.
Pruritus : antihistamin
PEMBAHASAN

TEORI KASUS

Dermatitis numular yang cenderung sering Mencegah atau menghindari dari faktor-
berulang. Mencegah atau menghindari faktor yang memperburuk atau
dari faktor-faktor yang memperburuk atau meningkatkan frekuensi untuk cenderung
meningkatkan frekuensi untuk cenderung berulang dengan menggunakan pelembab
berulang dengan menggunakan pelembab pada kulit
pada kulit akan sangat membantu
mencegah penyakit ini.
KESIMPULAN

 Dermatitis nummular merupakan suatu peradangan dengan


lesi yang menetap dengan keluhan gatal, yang ditandai
dengan lesi berbentuk logam, sirkular atau lesi oval berbatas
tegas, umumnya ditemukan pada daerah tangan dan kaki
dengan penggambaran efloresensi yang polimorfik .

 KIE yang diberikan adalah mencegah atau menghindari dari


faktor-faktor yang memperburuk atau meningkatkan frekuensi
untuk cenderung berulang dengan menggunakan pelembab
pada kulit.

34

Anda mungkin juga menyukai