Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KASUS

ERITRODERMA

Oleh:
FIKRIAH RAHMI
NIM. 09101021

PEMBIMBING
Dr. IMAWAN HARDIMAN Sp.KK

KKS ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN


RSUD BANGKINANG FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ABDURRAB
2015
Ilustrasi kasus

 IDENTITAS PASIEN
Nama : Rudianto Ginting
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 69 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Status : kawin
Alamat : Jl Dusun Bambu VII Helvita
 ANAMNESA : Autoanamnesa / alloanamnesa
 Keluhan utama : Kulit terkelupas seluruh tubuh dan
disertai rasa gatal sejak 2 minggu lalu.

 Keluhan Tambahan : Tidak ada

 Riwayat Perjalanan Penyakit: Pasien datang dengan


keluhan kulit bersisik dan terkelupas di seluruh tubuh
disertai rasa gatal sejak 2 minggu lalu. Awalnya pasien
sakit gigi kemudian berobat ke klinik kesehatan dan di
berikan obat cefadroxil dan asam mafenamat. Setelah
minum obat, 2 hari kemudian muncul di tangan lama-
kelamaan menyebar ke seluruh tubuh. Pasien juga
mengeluhkan mata merah dan mempunyai riwayat sakit
gula.
 Riwayat Penyakit Dahulu :
Diabetes militus

 Riwayat Penyakit Keluarga :


Tidak ada

 Riwayat Alergi : Amoxicilin,


Cefadroxil, Asam Mafenamat
 II. PEMERIKSAAN FISIK

STATUS GENERALIS

Keadaan Umum : Baik


Keadaan spesifik
Kesadaran : Compos mentis
Kepala : Status lokalisata
Tekanan Darah : 120/80 mmhg
Leher : Status lokalisata
Nadi : 80x/i
Thorax : Status lokalisata
Pernapasan : 20x/i
Abdomen: Status lokalisata
Suhu : 36° c
Genitalia: Status lokalisata
Ekstremitas: Status lokalisata
Pemeriksaan dermatologi
Status Dermatologi

 Ruam primer : Makula eritem difus dengan ukuran plakat


universal.

 Ruam sekunder : Skuama tebal universal dan disertai erosi,


ekskoriasi dan krusta.

 V. Tes yang dilakukan : Tidak ada

 VI. Pemeriksaan laboratorik : Lekositosis

 VII. Ringkasan : Dari hasil anamnesis didapatkan kulit bersisik dan


terkelupas di seluruh tubuh disertai rasa gatal sejak 2 minggu lalu. Setelah
minum obat cefadroxil dan asam mafenamat, muncul di tangan lama-
kelamaan menyebar ke seluruh tubuh. Dari hasil dermatologi di dapatkan
ruam primer yaitu makula eritem difus dengan ukuran plakat universal
dan ruam sekunder yaitu skuama tebal universal disertai erosi, ekskoriasi
dan krusta. Pemeriksaan laboratorik darah rutin didapatkan lekositosis.
VIII. DIAGNOSIS BANDING :  Medikamentosa :
 Eritroderma  Inj. Dexamethasone 1amp/12
 Syndrome Steven jhonson jam
 Inj. Gentamisin 1amp/12 jam
 Toxic Epidermal Necrolysis  Cetirizine 10mg 1x1 (pagi)
 CTM 4mg 1x1 (malam)
IX. Diagnosis : Eritroderma  Ranitidine 2x1
 Eritromisin 4x500mg
X. TATALAKSANA  Urea 10% cream 2x1
 Non Medikamentosa :  Desoxymethasone cream +
 Menjaga higienitas kulit asam fusidat cream 2x1XI.
 Diet tinggi protein
 USULAN PEMERIKSAAN
 Hentikan obat yang
LANJUTAN :
menimbulkan alergi  Pemeriksaan histopatolog
Prognosis
 PROGNOSIS
 Quo ad vitam : dubia ad bonam
 Quo ad functionam : dubia ad bonam
 Quo ad sanactionam : dubia ad bonam
Definisi

Eritroderma  merupakan kelainan kulit yang


ditandai dengan eritema mengenai 90% atau
lebih pada permukaan kulit yang biasanya
disertai skuama.
Epidemiologi

 mengenai pria ataupun wanita 2 : 1 sampai


4:1
 usia rata-rata > 40 tahun
 Identifikasi psoriasis mendasari penyakit
eritroderma lebih dari 1/4 kasus. Terdapat
87 dari 160 kasus adalah psoriasis berat.
Etiologi

 alergi obat secara sistemik


 Perluasan penyakit kulit.
 Psoriasis
 Dermatitis seboroik
 penyakit sistemik termasuk keganasan
Patofisiologi
1. Dilatasi vaskuler  aliran darah kulit >>  laju
lehilangan panas >>  pasien merasa kedinginan &
menggigil

2. Kehilangan panas >>  penguapan cairan >> 


dehidrasi

3. Skuama >> (≥ 9 gr/m2)  kehilangan protein >> 


hipoalbimun & globulin >>

4. Permeabilitas vaskuler >> + kehilangan protein  edema


perifer
Gejala Klinis
1. alergi obat
• kelainan kulit dapat juga mengenai membrane
mukosa.
• alergi timbul akut dalam waktu 10 hari.
• Pada mulanya kulit hanya eritema universal
terutama pada saat akut, setelah mencapai fase
penyembuhan barulah timbul skuama.
2. Perluasan penyakit kulit lainnya
 psoriasis

 tanda khasnya akan menghilang


 menimbulkan gejala awalnya  eritema yang tidak
merata.
 Pada tempat predileksi terjadinya psoriasis  kelainan
kulit lebih eritematosa dan agak meninggi dari pada
sekitarnya dan skuama ditempat itu lebih tebal
 Dermatitis seboroik pada bayi (penyakit Leiner)
 keadaan umumnya baik tanpa keluhan
 eritema dapat pada seluruh tubuh disertai skuama yang
kasar.1, 3
3. penyakit sistemik termasuk keganasan
(sindrom Sezary)
 eritema berwarna merah membara yang universal
disertai skuama dan sangat gatal.
 Terdapat infiltrat pada kulit dan edema.
 Pada 1/3 - ½ pada pasien didapati splenomegali,
limfadenopati superfisial, alopesia, hiperpigmentasi,
hiperkeratosis palmaris et plantaris, serta kuku yang
distrofik.1
Diagnosis
mencari tanda dari etiologi dari +
riwayat dan pemeriksaan fisik

- +
terlihat multiple pada biopsy
punch; diulangi biopsy 3-6 bulan
untuk menentukan diagnosis pasti

diagnosis pasti dan


pengobatan yang tepat
-
-
dilakukan pemeriksaan tambahan :
biopsy untuk immunofluorescence,
-
CBC, CD4: ratio CD8, CXR, biopsy
kelenjar limfa +

-
pikirkan DD lain

Diagram 1. Diagnosis pasien yang dicurigai


(CBC = pemeriksaan sel darah, CXR = x-ray thoraks)
Sumber: Champion RH ed. Rook’s, textbook of dermatology,
5th ed
Pemeriksaan penunjang
1. Laboratorium
 anemia, leukositosis, limfositosis, eosinofilia,
peningkatan IgE, dan peningkatan sedimentasi eritrosit.
 Gangguan elektrolit
2. Pemeriksaan histopatologi
biopsi kulit tergantung berat dan durasi proses
inflamasi.
 Pada tahap akut, spongiosis dan parakeratosis
menonjol, sehingga terjadi edema.
 Pada stadium kronis, akantosis dan perpanjangan rete
ridge lebih dominan
Diagnosis Banding

 Dermatitis atopik
 Psoriasis
 Dermatitis seboroik
Tatalaksana
 Golongan I: kortiksteroid (prednison 4 x 10 mg, penyembuhan dalam
beberapa hari – minggu)

 Golongan II: kortikosteroid (prednison 4 x 10 mg – 4 x 15 mg sehari);


asetretin untuk psoriasis; penyembuhan dalam minggu – bulan

 Sindrom Sezary: kortikosteroid (prednison 30 mg sehari) atau


metilprednisolon ekuivalen dengan sitostatik (klorambusil dengan
dosis 2 - 6 mg sehari).

 Eritroderma kronik: diberikan diet tinggi protein

 Kelainan kulit perlu pula diolesi emolien untuk mengurangi radiasi


akibat vasodilatasi oleh eritema misalnya dengan salap lanolin 10%
atau krim urea 10%
Komplikasi
 Cairan dan elektrolit hilang akibat kebocoran
kapiler  penurunan kadar protein darah
terjadinya oedem, kelemahan otot, dan
hipoalbuminemia.
 Gagal jantung high-output  peningkatan aliran
darah ke kulit. Keadaan ini biasanya terjadi pada
orang tua, terutama dengan kelainan jantung.
 Peningkatan suseptibilitas terhadap infeksi 
akibat inflamasi, fisura, dan ekskoriasi pada
kulit.
Prognosis
Prognosis tergantung etiologi
 Erupsi obat: menghilang minggu setelah
penghentian obat, dgn kemungkinan hepatomegali.
 Psoriasis & atopik: dapat menghilang dalam
hitungan bulan, atau menetap, dengan angka
rekurensi tinggi.
 Keganasan: lebih sering kronis & refrakter
 Sindrom Sezary prognosisnya buruk, pasien pria
umumnya akan meninggal setelah 5 tahun,
sedangkan pasien wanita setelah 10 tahun
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai