Anda di halaman 1dari 5

ERITRODERMA

(ICD 10: L26)

IndropoAgusni
SunarkoMartodihardjo
DwiMurtiastutik
ERITRODERMA
(ICD 10: L26)

BATASAN
Eritroderma adalah istilah untuk segala keadaan kilnik dimana terjadi
keradangan kuilt yang sangat luas, yang mencapai lebih dari 90% luas
permukaan kulit tubuh.

PATOFISIOLOGI
Eritroderma merupakan keradangan kulit yang bisa berasal dari
bermacam-macam penyakit.

Penyebab yang tersering pada orang dewasa adalah :


- kelompok dermatitis / ekzema 40 %
- psoriasis vulgaris 25 %
- efek samping obat 15 %
- limfoma dan leukemia 10 %
- lain-lain (penyakit herediter, pemfigus, scabies dll) 10 %

Gambaran histopatologis tergantung penyebab.


Pada eritroderma terjadi peningkatan epidermal turn over sehingga
terbentuk skuama yang berlebihan. Skuama ini terutama mengandung
protein, asam nukleat dan asam amino bebas, sehingga pasien dapat
mengalami hipoalbuminemia.

GEJALA KLINIS
Pada eritroderma yang disebabkan oleh efek samping obat dan
golongan dermatitis biasanya timbul dalam waktu singkat. Dimulai
dengan bercak eritema yang cepat sekali meluas. Bisa disertai dengan
demam, menggigil atau malaise yang tidak telalu berat. Bercak eritem
tersebut biasanya mencapai keseluruhan permukaan tubuh dalam 12 -
48 jam. Selanjutnya diikuti dengan timbulnya deskuamasi dalam 2-6
hari, seringkali dimulai di daerah lipatan kulit.
Seluruh kulit tampak kemerahan, mengkilap dan mengelupas serta
teraba panas dan menebal pada palpasi. Penderita merasa kulitnya
ketat, gatal atau kadang-kadang terasa panas seperti terbakar. Setelah
eritroderma berlangsung beberapa minggu, rambut kepala bisa rontok,
juga kulit jadi menebal dan kasar.

CARA PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSIS


1. Anamnesis perlu ditanyakan hal-hal yang dapat menjadi penyebab
eritroderma yaitu :
- onset penyakit ( mendadak / berangsur-angsur)
- penyakit-penyakit sebelumnya (dicari kemungkinan psoriasis,
dermatitis kronis, jamur, scabies dll)
- obat-obat yang telah digunakan (sistemik-oral) sebelum dan
sesudah timbulnya penyakit.
- Pekerjaan / kebiasaan / hobipenderita
2. Pemeriksaanklinis
- keadaan umum penderita (terutama bila penderita tua atau
balita) perlu diperhatikan, apakah ada tanda-tanda dehidrasi,
menggigil dsb.
- Tensi/nadi/temperature dan pernapasan diperhatikan.
- Luasnya eritema (% permukaan tubuh), bentuk skuama (tebal
dan transparan/halus), adakah daerah yang eksematus/basah,
adakah cracking / erosi dsb.
- Periksa keadaan kulit kepala dan rambut serta kuku.
3. Pemeriksaanlaboratorium :
- pemeriksaan rutin DL / UL / FL
- pemeriksaan BJ plasma bila ada kecurigaan defisit cairan tubuh.
- pemeriksaan elektrolit bila ada kelainan dalam pernapasan.
- pada orang tua bila perlu diperikaa EKG.
- pemerikaaan hapusan darah tepi untuk menyingkirkan
kemungkinan adanya leukemia.
- pemeriksaan histopatologi diperlukan untuk mencari penyakit
yang mendasari, meskipun tidak selalu bisa.
- pemeriksaan KOH / scabies bila ada petunjuk
4. Diagnosis:
Ditegakkan bila ditemukan secara klinis keradangan kulit yang
eritematus disertai deskuamasi, yang meliputi daerah yang luas
sehingga mencapai 90% atau lebih luas permukaan tubuh.

Sebaiknya diagnosis eritroderma dilanjutkan dengan keterangan


penyakit kulit atau sistemik yang menjadi penyebabnya, misalkan:
- eritroderma dengan dasar psoriasis
- eritroderma dengan dasar dermatitis kontak alergi dsb.

DIAGNOSIS BANDING
Eritroderma tidak perlu diagnosis banding, tetapi yang perlu DD /
adalah penyebabnya, yaitu :
1. Dermatitis ( kontak / atopikdll )
2. Psoriasis vulgaris
3. Drug eruption
4. Limfoma /leukemia
5. Pemfigus
6. PityriasisRubraPilaris
7. Likhenplanus
8. Dermatofitosis
9. Skabies

PENYULIT
Penyulit-penyulit yang biasa terjadi yaitu :
1. hipotermi
2. dekompensasi kordis
3. kegagalan sirkulasi perifer
4. tromboflebitis
5. infeksi sekunder pada kulit, paru

PENATALAKSANAAN
Setelah diagnosis ditegakkan, penderita sebaiknya dirawat baring di
bangsal.
A. Perawatan umum :
1. perbaiki cairan tubuh
2. eliminasi faktor-faktor pencetus antara lain :
- diet pantang ikan laut
- hindari sinar matahari
- mandi tanpa sabun / mandi dengan sabun pH netral
3. pemberian kortikosteroid secara sistemik (jika diagnosis
psoriasis disingkirkan ) dengan cara “ tappering off “ :
Prednison 3x 10mg, 2 x 10mg, 1 x 10mg dst.atau
Deksametason 3 x 1 mg, 2 x 1 mg, dst
4. bila perlu dapat diberi antibiotika untuk mencegah infeksi
sekunder :
eritromisin 3-4 x 250-500 mg/hariselama 7-10 hari.
5. Antihistamin / antipruritus : CTM 3 x 1 tablet,
Loratadine1x10mg.

B. Perawatan topikal:
- bila masih menggigil, penderita tidak boleh mandi dulu.
- untuk kulit yang terlalu kering dapat diolesi dengan oleum
cocos/emollient seluruhtubuh.
- krim hidrokortison1% atau hidrokortison-globenikol cream.

DAFTAR PUSTAKA
1. James, William D., Berger, Timothy G., Elston, Dirk M. Andrews’
Diseases of The Skin Clinical Dermatology 11 thed. Philadelphia :
WB Saunders Company.2011.
2. Arndt K.A, Robinson J.K :Cutaneus Medicine and Surgery; 3 thed.
WB Saunders Co, 2007
3. Burns, Tony. Breathnach, Stephen. Cox, Neil. Griffiths,
Christoper. Rooks Textbook of Dermatology. 8thed. Oxford:
Blackwell Science Ltd.2010.p.23.46-51
4. Margaret, Jane., Bernstein, Megan L., Rothe, Marti J., Exfoliative
Dermatitis. In :Klauss, Wolff., Fitzpatrick’s Dermatology In
General Medicine. 7th ed. New York : The McGraw-Hill
Companies, Inc. 2008.p.225-232

Anda mungkin juga menyukai