Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN KASUS

ERITRODERMA

Oleh:
MASYITAH
NIM. 09101021

PEMBIMBING
Dr. Cut Putri Yohana,M.Sc,Sp.KK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABULYATAMA


BAGIAN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN
RSUD CND 2017
Definisi

Eritroderma merupakan kelainan kulit yang ditandai


dengan eritema mengenai 90% atau lebih pada permukaan
kulit yang biasanya disertai skuama.
Epidemiologi
mengenai pria ataupun wanita 2 : 1 sampai 4 : 1
usia rata-rata > 40 tahun
Identifikasi psoriasis mendasari penyakit eritroderma lebih
dari 1/4 kasus. Terdapat 87 dari 160 kasus adalah psoriasis
berat.
Etiologi
alergi obat secara sistemik
Perluasan penyakit kulit.
Psoriasis
Dermatitis seboroik
penyakit sistemik termasuk keganasan
Patofisiologi
1. Dilatasi vaskuler aliran darah kulit >> laju lehilangan
panas >> pasien merasa kedinginan & menggigil

2. Kehilangan panas >> penguapan cairan >> dehidrasi

3. Skuama >> ( 9 gr/m2) kehilangan protein >>


hipoalbimun & globulin >>

4. Permeabilitas vaskuler >> + kehilangan protein edema


perifer
Gejala Klinis
1. alergi obat
kelainan kulit dapat juga mengenai membrane mukosa.
alergi timbul akut dalam waktu 10 hari.
Pada mulanya kulit hanya eritema universal terutama pada
saat akut, setelah mencapai fase penyembuhan barulah
timbul skuama.
2. Perluasan penyakit kulit lainnya
psoriasis
tanda khasnya akan menghilang
menimbulkan gejala awalnya eritema yang tidak merata.
Pada tempat predileksi terjadinya psoriasis kelainan kulit
lebih eritematosa dan agak meninggi dari pada sekitarnya dan
skuama ditempat itu lebih tebal
Dermatitis seboroik pada bayi (penyakit Leiner)
keadaan umumnya baik tanpa keluhan
eritema dapat pada seluruh tubuh disertai skuama yang kasar.1, 3
3. penyakit sistemik termasuk keganasan (sindrom Sezary)
eritema berwarna merah membara yang universal disertai
skuama dan sangat gatal.
Terdapat infiltrat pada kulit dan edema.
Pada 1/3 - pada pasien didapati splenomegali, limfadenopati
superfisial, alopesia, hiperpigmentasi, hiperkeratosis palmaris et
plantaris, serta kuku yang distrofik.1
Diagnosis
mencari tanda dari etiologi dari +
riwayat dan pemeriksaan fisik

-
+
terlihat multiple pada biopsy
punch; diulangi biopsy 3-6 bulan
untuk menentukan diagnosis pasti

diagnosis pasti dan


pengobatan yang tepat
-
-
dilakukan pemeriksaan
- tambahan :
biopsy untuk immunofluorescence,
CBC, CD4: ratio CD8, CXR, biopsy
kelenjar limfa
+

-
pikirkan DD lain

Diagram 1. Diagnosis pasien yang dicurigai


(CBC = pemeriksaan sel darah, CXR = x-ray thoraks)
Sumber: Champion RH ed. Rooks, textbook of dermatology,
5th ed
Pemeriksaan penunjang
1. Laboratorium
anemia, leukositosis, limfositosis, eosinofilia, peningkatan
IgE, dan peningkatan sedimentasi eritrosit.
Gangguan elektrolit
2. Pemeriksaan histopatologi
biopsi kulit tergantung berat dan durasi proses inflamasi.
Pada tahap akut, spongiosis dan parakeratosis menonjol,
sehingga terjadi edema.
Pada stadium kronis, akantosis dan perpanjangan rete ridge
lebih dominan
Diagnosis Banding
Dermatitis atopik
Psoriasis
Dermatitis seboroik
Tatalaksana
Golongan I: kortiksteroid (prednison 4 x 10 mg, penyembuhan dalam
beberapa hari minggu)

Golongan II: kortikosteroid (prednison 4 x 10 mg 4 x 15 mg sehari);


asetretin untuk psoriasis; penyembuhan dalam minggu bulan

Sindrom Sezary: kortikosteroid (prednison 30 mg sehari) atau


metilprednisolon ekuivalen dengan sitostatik (klorambusil dengan
dosis 2 - 6 mg sehari).

Eritroderma kronik: diberikan diet tinggi protein

Kelainan kulit perlu pula diolesi emolien untuk mengurangi radiasi


akibat vasodilatasi oleh eritema misalnya dengan salap lanolin 10% atau
krim urea 10%
Komplikasi
Cairan dan elektrolit hilang akibat kebocoran kapiler
penurunan kadar protein darah terjadinya oedem, kelemahan
otot, dan hipoalbuminemia.
Gagal jantung high-output peningkatan aliran darah ke
kulit. Keadaan ini biasanya terjadi pada orang tua, terutama
dengan kelainan jantung.
Peningkatan suseptibilitas terhadap infeksi akibat
inflamasi, fisura, dan ekskoriasi pada kulit.
Prognosis
Prognosis tergantung etiologi
Erupsi obat: menghilang minggu setelah penghentian obat, dgn
kemungkinan hepatomegali.
Psoriasis & atopik: dapat menghilang dalam hitungan bulan, atau
menetap, dengan angka rekurensi tinggi.
Keganasan: lebih sering kronis & refrakter
Sindrom Sezary prognosisnya buruk, pasien pria umumnya akan
meninggal setelah 5 tahun, sedangkan pasien wanita setelah 10
tahun
Ilustrasi kasus

IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.N Pendidikan : SD
Umur : 57 Tahun Agama : Islam
Jenis Kelamin: Perempuan Suku : Melayu
Pekerjaan : IRT No.RM :
Alamat : Batu Langkar Besar Tanggal : 17/9/2015
Status Pernikahan : Sudah Menikah

ANAMNESIS

Keluhan Utama:
Kulit terasa menebal, panas, gatal dan bersisik di seluruh tubuh sejak 2
minggu yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang :
Kulit terasa menebal, panas, gatal dan bersisik di seluruh tubuh sejak 2
minggu yang lalu. Awalnya terasa gatal-gatal di pergelangan dan
punggung kaki kiri lebih kurang 1 bulan yang lalu, kemudian berobat
ke dokter umum diberi obat minum penghilang rasa gatal, di minum 3
kali sehari dan berukuran kecil , tetapi lupa nama obatnya dan juga
diberi salep yang dioleskan setelan mandi, juga lupa nama salepnya.
Setelah diberikan obat tersebut keluhan gatal-gatal di kaki berkurang,
tetapi setelah obatnya habis keluhan kambuh lagi, semakin parah dan
mengenai hampir seluruh tubuh. Kulit di seluruh tubuh terasa
menebal, panas, gatal terus menerus dan bersisik.

Riwayat Penyakit Dahulu:


Tidak pernah seperti ini sebelumnya

Riwayat Penyakit Keluarga:


Tidak ada keluarga mengalami hal yang sama.
Riwayat Pengobatan :
Pernah berobat dokter umum diberi obat minum penghilang
rasa gatal, di minum 3 kali sehari dan berukuran kecil , tetapi
pasien lupa nama obatnya dan juga diberi salep yang dioleskan
setelan mandi, pasien juga lupa nama salepnya.
Pasien juga pernah berobat ke dukun kampung dan disuruh
mandi menggunakan air limau.
Pemeriksaan fisik

STATUS GENERALISATA
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis cooperatif
Tanda-tanda vital :
TD : tidak diperiksa
Nadi : 88x/menit
Pernafasan : 22x/menit
Suhu : 36,40C
Keadaan gizi : baik
Pemeriksaan thorak : dalam batas normal
Pemeriksaan abdomen: dalam batas normal
Status Dermatologi

Lokasi : seluruh tubuh


Distribusi : universal
Bentuk : tidak beraturan
Susunan : tidak teratur
Batas : difus
Ukuran : plakat
Efloresensi :
Primer : plak, hiperpigmentasi, eritema
Sekunder : berskuama kasar
Kelainan Selaput/Mukosa : Tidak Ada Kelainan
Kelainan Mukosa : Tidak Ada Kelainan
Kelainan Mata : Tidak Ada Kelainan
Kelainan Kuku : Tidak Ada Kelainan
Kelainan Rambut : Tidak Ada Kelainan
Kelainan Kelenjar Getah Bening : Tidak Ada Kelainan
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Darah rutin hemoglobin, hematokrit, leukosit
Eritrosit, limposit, eusinofil
Imunoglobulin (IgE)
Histopatologi: biopsi kulit
Resume
Pasien wanita usia 57 tahun datang kepoliklinik Kulit dan
Kelamin RSUD Bangkinang dengan keluhan Kulit terasa
menebal, panas, gatal dan bersisik di seluruh tubuh sejak 2
minggu yang lalu. Awalnya terasa gatal-gatal di pergelangan dan
punggung kaki kiri lebih kurang 1 bulan yang lalu, kemudian
berobat ke dokter umum diberi obat minum penghilang rasa
gatal, di minum 3 kali sehari dan berukuran kecil , tetapi lupa
nama obatnya dan juga diberi salep yang dioleskan setelan mandi,
juga lupa nama salepnya. Setelah diberikan obat tersebut keluhan
gatal-gatal di kaki berkurang, tetapi setelah obatnya habis keluhan
kambuh lagi, semakin parah dan mengenai hampir seluruh tubuh.
Kulit di seluruh tubuh terasa menebal, panas, gatal terus menerus
dan bersisik.
Pasien pernah berobat dokter umum diberi obat minum
penghilang rasa gatal, di minum 3 kali sehari dan berukuran
kecil, tetapi pasien lupa nama obatnya dan juga diberi salep
yang dioleskan setelan mandi, pasien juga lupa nama salepnya.
Pasien juga pernah berobat ke dukun kampung dan disuruh
mandi menggunakan air limau.
Dari status dermatologis ditemukan lokasi: seluruh tubuh,
distribusi: universal, bentuk: tidak beraturan, susunan: tidak
teratur, batas: difus, ukuran: plakat, efloresensi: primer
plak, hiperpigmentasi, eritema dan sekunder berskuama
kasar.
DIAGNOSIS :
Eritroderma et causa suspec Erupsi Alergi Obat

DIAGNOSIS BANDING :
Psoriasis
Fixed Drug Eruption
Penatalaksanaan
Umum :
Hentikan penggunaan obat tersebut
Makan makanan yang mengandung tinggi protein: seperti telur,
ikan, daging dan lain-lain.
Kontrol ulang jika obat habis dan timbulnya keluhan lain.
Khusus :
Sistemik
Kortikosteroid prednison 4x10 mg jika dalam beberapa
minggu tidak ada perbaikan dosisnya ditingkatkan menjadi
4x15mg. Jika ada perbaikan dosisnya diturunkan perlahan.
Topikal: Salap lanolin 10%
Prognosis
Quo ad sanam : dubia ad bonam
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
Quo ad kosmetikum : dubia ad bonam
Kesimpulan
Eritroderma adalah kelainan kulit yang ditandai dengan eritema
di seluruh/ hampir seluruh tubuh dan biasanya disertai skuama.
Kelainan ini lebih banyak didapatkan pada pria, terutama pada
usia rata-rata 40-60 tahun. Penyebab tersering eritroderma
adalah akibat perluasan penyakit kulit sebelumnya, reaksi obat,
alergi obat, dan akibat penyakit sistemik termasuk keganasan.

Gambaran klinik eritroderma berupa eritema dan skuama yang


bersifat generalisata. Penatalaksanaan eritroderma yaitu dengan
pemberian kortikosteroid dan pengobatan topikal dengan
pemberian emolien serta pemberian cairan dan perawatan di
ruangan yang hangat.
Pada pasien ini penatalaksanaan yang diberikan berupa
pemberian obat Kortikosteroid yaitu prednison 4x10 mg, jika
dalam beberapa minggu tidak ada perbaikan dosisnya
ditingkatkan menjadi 4x15 m, jika ada perbaikan dosisnya
diturunkan perlahan dan diberikan juga Salap lanolin 10%.

Prognosis eritroderma yang disebabkan obat-obatan relatif


lebih baik, sedangkan eritroderma yang disebabkan oleh
penyakit idiopatik, dermatitis dapat berlangsung berbulan-
bulan bahkan bertahun-tahun dan cenderung untuk kambuh.
Daftar Pustaka
1. Djuanda, Adhi. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi kelima.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010.
2. Umar, H Sanusi. Erythroderma (generalized exfoliative
dermatitis), diunduh dari: www.emedicine.com,pada 28 Januari
2012.
3. Siregar, RS. Saripati Penyakit Kulit. Jakarta: EGC, 2004.
4. Fitzpatricks Dermatology in General Medicine 7th eds. New
York: McGraw-Hill, 2001.
5. Bandyopadhyay debabrata, Associate Professor and Head
Department of Dermatology, diunduh dari:
www.tripodindonesia.com, pada tanggal 28 Januari 2012
6. Sularsito SA, Djuanda S. Dermatitis. Djuanda A. Ilmu penyakit
kulit dan kelamin. 5th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. 2005.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai