DISHIDROSIS ECZEMA
Oleh:
NIM. 1930912310037
Pembimbing:
LAPORAN KASUS
Dishidrosis Eczema
Kelainan ini terjadi sekitar 5-20% dari seluruh kasus dermatitis pada tangan.
Dapat dijumpai di hampir seluruh dunia, lebih banyak pada ras Asia, lebih banyak pada
wanita. Biasanya lebih sering di iklim panas, selama musim semi dan musim panas.
Penyakit ini dapat terjadi pada semua usia, umumnya pada usia sebelum 40 tahun, jarang
pada usia di bawah 10 tahun.2,3
Faktor- faktor eksogen seperti: (1) kontak terhadap nikel, balsam, kobalt, (2)
sensitivitas terhadap besi yang teringesti, (3) infeksi oleh dermatofita dan (4) infeksi
bakteri juga dapat memicu dermatitis dishidrosis. Antigen-antigen ini dapat bertidak
sebagai hapten dengan afinitas spesifik terhadap protein di stratum lusidum daerah palmar
dan plantar. Ingesti ion metal seperti kobalt akan menginduksi hipersensitivitas tipe 1
dan 4, serta mengaktivasi limfosit T melalui jalur independen antigen leukosit.
Pengikatan hapten tersebut terhadap reseptor jaringan dapat menginisiasi munculnya
vesikel-vesikel di daerah palmar/plantar. 4
Terapi dyshidrotic eczema tidak sederhana dan sering relaps. Faktor-faktor pencetus
perlu dihindari. Tujuan terapi meliputi: (1) menekan pembentukan blister dan inflamasi,
(2) meredakan keluhan gatal, (3) mencegah/mengobati infeksi. Penilaian beratnya
pompholyx menggunakan dyshidrotic eczema area and severity index (DASI)
berdasarkan jumlah vesikel/cm2, eritema, deskuamasi, gatal, dan perluasan. DASI dapat
digunakan untuk memantau terapi.6,7
Tujuan penulisan laporan kasus ini ialah melaporkan suatu dishidrosis eczema
dengan gambaran klinis papula disertai vesikel.
KASUS
Seorang wanita berumur 40 tahun, bangsa Indonesia, suku Banjar, alamat jalan
P.Hidayatullah Sultan Adam , Banjarmasin Utara, datang berobat ke poliklinik Penyakit
Kulit dan Kelamin RSUD Ulin Banjarmasin pada tanggal 24 Agustus 2020, dengan
keluhan utama bintil gatal pada jari tangan.
(I) ANAMNESIS
Pasien datang dengan keluhan bintil gatal di jari tangan kanan dan kiri sejak 2 bulan
sebelum masuk rumah sakit. keluhan pasien hilang timbul. Keluhan awalnya di jari
tangan berupa bintil dan berubah berisi air serta bersisik, kemudian menyebar sampai
ketelapak tangan kanan dan kiri. Pasien mempunyai riwayat alergi makan ikan laut dan
ada riwayat kontak dengan pupuk tanaman. Di rumah pasien juga terdapat orang yang
sedang sakit gatal di seluruh tubuhnya. Pasien belum pernah pergi memeriksakan diri ke
fasilitas kesehatan.
STATUS PRESEN
STATUS GENERALIS
Kepala : normosefali, alopesia (-), rambut hitam, lurus
Mata : konjunctiva anemis (-), sklera ikterik (-), nystagmus (-)
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Thorax : Jantung dalam batas normal, bising jatung (-), paru dalam batas normal,
vesicular, ronki (-), wheezing (-).
Abdomen : datar, spider nevi (-), benjolan (-), timpani, bising usus 6x/m, nyeri tekan (-),
hepar dan lien tidak teraba
+ + - -
STATUS DERMATO-VENEROLOGIK
Inspeksi dan Palpasi
1) gambaran Umum :
Warna Kulit : Sawo Matang
Turgor kulit : cepat kembali
Suhu : 36,5oC
2) Gambaran khusus
Regio manus sinistra dextra
UKK I : papula, vesikula.
UKK II : skuama, krusta
(III) DIAGNOSIS BANDING
1. Dishidrosis eczema
2. Scabies
3. Tinea manus
(VII) PENGOBATAN
1. Clobetasol propionate 0.05% cream, 2x1 pada pagi sehabis mandi dan sore hari,
dioles tipis
2. Loratadin 10 mg 10 tablet, 1x1 malam.
(VIII) PROGNOSIS
1. Ad Vitam : ad bonam
2. Ad Sanationam : dubia ad bonam
3. Ad Kosmetikum : dubia ad bonam
(IX) ANJURAN/SARAN
1. Hindari faktor risiko
2. Jaga kebersihan diri dan lingkungan di sekitar rumah
3. gunakan air hangat jika akan mencuci tangan dan mandi.
4. gunakan sarung tangan berbahan dasar katun yang dapat menyerap keringat
5. Minum obat dan penggunaan cream sesuai anjuran.
6. Kembali control setelah 2 minggu pemberian terapi.
PEMBICARAAN
Diagnosis Dishidrosis eczema pada pasien ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Berdasarkan anamnesis penderita ialah wanita berumur 40 tahun dan
memiliki riwayat alergi makan ikan laut. Hal ini sesuai dengan kepustakaan bahwa
dishidrosis eczema lebih sering terjadi pada umur 10-40 tahun. Dan faktor rikiso seperti
adanya riwayat alergi. 2,3
Berdasarkan pemeriksaan fisik pada pasien terdapat lesi berupa papula, vesikula
disertai skuama dan krusta di dearah jari dan telapak tangan kanan dan kiri. Hal ini sesuai
dengan kepustakaan yang menyebutkatkan gejala khas dari dishidrosis eczema berupa
papula, vesikula disertai skuama dan krusta. Berdasarkan teori untuk daerah prediliksi
adalah telapak tangan, lateral jari, telapak kaki disertai rasa gatal.1,
Diagnosis banding pada kasus ini dapat disingkirkan yaitu scabies, dimana pada
scabies biasanya tidak didapatkan keluhan gatal hilang timbul , sedangkan pada kasus ini
pasien mengeluhkan gatal hilang timbul selanjutnya juga tidak ditemukan 2 dari 4 cardinal
sign positif, yang dimana langkah tersebut dapat dijadikan acuan untuk meneggakan
scabies. Selain itu prediliksi pada kasus ini tidak sesuai dengan prediliksi pada kasus
scabies.8
Diagnosis banding pada kasus ini dapat disingkirkan yaitu tinea manus, dimana pada
tinea manus biasanya terdapat central healing. Sedangkan pada kasus ini berupa papula,
vesikula disertai skuama dan krusta.5
Penatalaksanaan pada pasien ini secara umum adalah menjaga kebersihan diri,
menggunakan pakaian yang menyerap keringat. Penatalaksanaan khusus pada pasien ini
diberikan secara topikal dan sistemik. Pengobatan secara topikal diberikan Clobetasol
propionate 0.05% cream, 2x1 pada pagi sehabis mandi dan sore hari. Pada pengobatan
secara sistemik pasien dapat diberikan loratadin 10 mg 1x1 yang merupakan antihistamin
yang berguna untuk mengontrol rasa gatal .9
RINGKASAN
Telah dilaporkan sebuah kasus Dishidrosis eczema dengan gambaran klinis lesi
berupa papula, vesikula disertai skuama dan krusta di dearah jari dan telapak tangan
kanan dan kiri, pada seorang wanita umur 40 tahun.
Mengetahui :
DAFTAR PUSTAKA
1. Fitzpatrick TB, Johnson RA, Wolff K, Suurmond D. Color atlas and synopsis of
Clinical Dermatology. New York. United States of America: Mc Graw-Hill
Medical Publishing Division; 2008.
2. Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C. Eczema. Rook’s textbook of
dermatology. 8th Ed. USA: Wiley Blackwel; 2010.
3. Kedrowski DA, Warshaw EM. Hand dermatitis: A review of clinical features,
diagnosis, and management. Dermatology Nursing 2008;20:1.
4. Amini, Sadegh dan Dirk. Dyshidrotic Eczema. Diunduh dari:
http://emedicine.medscape.com/article/122527-overview. Updated terakhir
tanggal 24 Agustus 2020
5. HD Pusponegoro E. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. 7th ed. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Indonesia; 2015.p.151-152.
6. Wollina U. Pompholyx: A review of clinical features, differential diagnosis, and
management. Am J Clin Dermatol. 2010;11(5):305-14.
7. Lakshmi C, Srinivas CR Hand eczema: An update. Indian Journal of
Dermatology, Venereology, and Leprology 2012;78:5.
8. Ikatan Dokter Indonesia. Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer. 2nd ed. Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia; 2017.
9. Adis Data Information. Pompholyx, a common palmoplantar skin disorder,
usually requires a combination of topical and systemic therapy. Drugs Ther
Perspect. 2011;27:4