KELOID
Oleh :
Un Gerry Namyu
112017200
Pembimbing:
dr.Prasti Adhi,Sp.KK
Diajukan guna melengkapi tugas kepaniteraan Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
(dr.Prasti Adhi,Sp.KK)
BAB I
PENDAHULUAN
3
BAB II
LAPORAN KASUS
STATUS PASIEN
1. IDENTITAS PASIEN
Umur : 19 tahun
Pekerjaan : Pelajar
Suku : Jawa
Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
2. ANAMNESIS
Autoanamnesis
Keluhan Utama : Bekas luka yang membesar pada tangan kanan sejak 2 bulan
SMRS
Pasien datang ke poli penyakit kulit dan kelamin Rumah Sakit Bhayangkara
Surabaya dengan keluhan timbul bekas luka pada tangan kanan. Keluhan ini
dirasakan sejak 2 bulan yang lalu. Bekas luka semakin lama semakin membesar,
terasa gatal dan bewarna kemerahan. Bekas luka timbul sejak mulai sembuh dari
cacar yang dialami oleh pasien. Pasien saat ini telah menjalani pengobatan bekas
luka sejak 2 bulan yang lalu.
4
Riwayat penyakit dahulu : Tidak memiliki keluhan seperti ini sebelumnya.
Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada keluarga dengan keluhan yang sama.
PEMERIKSAAN FISIK
Status generalis
RR = tidak dilakukan
- Kepala : Normocephal
- Mata : Konjungtiva anemia -/-, sklera ikterik -/-
THT: Telinga = tidak dilakukan
Hidung = tidak dilakukan
Tenggorokan = tidak dilakukan
- Thorax : tidak dilakukan
- Abdomen : tidak dilakukan
- Ekstremitas : tidak dilakukan
- KGB : tidak dilakukan
- Genitalia : tidak dilakukan
5
3. STATUS DERMATOLOGIKUS
Distribusi Regional
Efloresensi Nodul,Sikatriks
6
4. PEMERIKSAAN LAB
Tidak ada.
5. DIAGNOSIS BANDING
Scar Hipertrofi
Dermatofibroma
Morphea.
6. RESUME
Keluhan bekas luka yang membesar dirasakan sejak 2 bulan. Bekas luka muncul
sejak sembuh dari penyakit cacar. Luka semakin membesar terasa gatal dan
berwarna kemerahan. Pada status dermatologikus didapatkan pada regio brachii
dekstra dengan efloresensi berupa nodul dan sikatriks. Karakteristik : Linear dan
berbatas tegas.
8. DIAGNOSIS KERJA
Keloid
9. PENATALAKSAAN
Non Medikamentosa
Medikamentosa
10. PROGNOSIS
7
Quo ad sanationam : bonam
8
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Keloid adalah penyembuhan dengan pertumbuhan berlebihan dari jaringan ikat
melebihi ukuran luka.1
Etiologi
Penyebab utama dari munculnya keloid tidak diketahui. Namun umumnya keloid
dapat muncul setelah terjadinya suatu luka trauma pada kulit seperti luka operasi, laserasi,
abrasi, vaksinasi, ataupun jerawat. Keloid juga dapat muncul secara spontan tanpa adanya
riwayat truma di daerah presternal.2Namun dikatakan juga bahwa proses terbentuknya keloid
disebabkan oleh faktor genetik.3
Epidemiologi
Keloid lebih banyak dijumpai pada ras kulit hitam dibandingkan dengan kulit putih
dan perempuan lebih sering daripada laki-laki. 1 Dapat terjadi pada semua umur juga pada
orang dengan darah tipe A.2
Patofisiologi4
Suatu studi biokimia mendapatkan hasil bahwa sisntesis dari kolagen tipe 1 dan 3
meningkat pada scar hipertrofi dan keloid. Pada keloid didapatkan adanya peningkatan
ploriferasi dari sel dermis.
Pada keloid ditemukan adanya penurunan sintesis dari fibrillin 1 dan decorin.
Fibroblas pada keloid hiperresponsif terhadap TGF-Beta sehingga menimbulkan proses
penyembuhan luka yang berlebihan.Pada keloid juga ditemukannya adanya up-regulation
pada reseptor opioid sehingga menciptakan rasa tidak nyaman dan gatal pada daerah luka.
Proliferatif yang berlebihan ini disebabkan oleh ketidakmampuan growth factor untuk
menghentikan proses pengeluaran hormon pada sat dimana luka sudah sembuh.3
Histologi
Histologi keloid pada saat awal akan tampak seperti proses penyembuhan luka secara normal,
pada awal dapat ditemukan ploriferasi endotel dikelilingi dengan fibroblas yang akan
membentuk sebuah nodul yang irreguler atau sebuah perkumpulan kolagen hyalin. Pada
tahap lanjut, keloid akan membentuk sebuah kolagen imatur yang padat dengan sistem
9
vaskularisasi yang buruk. Epidermis diatas dari keloid dapat menipis, dimana pada scar
hipertrofik epidermis dapat ditemukan menebal.4
Manifestasi Klinis
Gambaran yang dapat ditemukan pada penderita keloid adalah
1. Dapat muncul kurang lebih 3-4 minggu setelah adanya stimulus. Kulit dapat
menjadi sensitif dan kadang terasa nyeri. Penumbuhan ukuran ini dapat berlanjut
dalam waktu bulan ataupun tahun.
2. Presentasi kulit, dapat berwarna pink, ataupun merah. Pada keloid, ukuran bekas
luka akan membesar dan meluas, dimana pada scar hipertrofik bekas luka membesar
namun hanya pada daerah luka.
Diagnosis
Bekas luka atau scar secara umum dibagi menjadi 3 yaitu5
1. Hipertrofik
2. Keloid
3. Atrofik
Scar hipertrofik adalah dimana proses penyembuhan memproduksi terlalu banyak
kolagen, biasanya berhubungan hingga lapisan dermis. Dapat berwarna kemerahan dan
membentuk nodul, luka timbul dalam kurun waktu bulan sejak luka. Scar hipertrofik tidak
meluas melebihi ukuran luka. Semua keloid termasuk hipertrofik namun tidak semua
hipertrofik termasuk keloid.
10
Keloid adalah berkas luka yang dapat berwarna merah keunguan dapat berbentuk
papul ataupun nodul.Keloid dapat terbentuk dan tumbuh mulai dari bulan hingga tahun sejak
luka. Dapat terasa gatal dan nyeri apda beberapa individu.
Scar atrofik adalah gambaran kulit yang masuk ke dalam atau berlubang. Hal ini
terbentuk karena adanya proses inflamasi yang menghancurkan struktur kulit yaitu kolagen
dan elastin. Bekas luka ini dapat terbentuk pada penyakit serperti jerawat atau cacar kadang
juga dapat terjadi hipopigmentasi.
Keloid pada umumnya tidak bergejala, kadang dapat ditemukan rasa gatal ataupun
nyeri jika disentuh. Bentuk lesi dari keloid berupa papul hingga nodul ataupun tumbuh
menjadi ukuran yang lebih besar. Lesi pada keloid dapat ditemukan berwarna normal seperti
kulit aslinya, ataupun dapat berubah warna menjadi merah ataupun kebiruan.4
Bentuk luka dari keloid dapat berbentuk linear akibat dari suatu trauma operasi
ataupun trauma lainnya, ataupun berbentuk oval dan bulat. Penumbuhan bekas luka ini dapat
dibagi menjadi 2 yaitu luka hipertrofik dan keloid. Dimana pada luka hipertrofik, bekas luka
akan meninggi namun hanya membesar didaerah luka saja. Pada keloid, luka membesar
melebihi dari luka. 4
Konsistensi dari bekas luka ini dapat ditemukan lunak hingga padat, dengan dapat
ditemukannya rasa nyeri dan permukaan yang licin. Lihat Gambar 1.
Gambar 1. A.Tampak bekas luka yang meninggi dengan permukaan yang licin, B. Skar
hipertrofi multipel4
Adanya lokasi dimana keloid sering dijumpai yaitu di telinga, punggung, dada dan
lengan atas.3
Diagnosis Banding
Diagnosis dari keloid mudah didapatkan dari gambaran klinis dan adanya riwayat
trauma atau radang kulit sebelumnya. Beli perlu dapat dilakukan pemeriksaan histopatologi.
11
Diagnosis banding dari keloid berupa scar hipertrofi, dermatofibroma, namun
1
dermatofibroma sendiri merupakan tumor yang agak hiperpigmentasi. Selain itu ada
morphea.Pada morphea atau scleroderma lokal yang dimulai dengan inflamasi dan plak
eritema yang tidak berhubungan dengan trauma.3
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk keloid adalah Histopatologi, dimana pada
biopsi kulit dapat ditemukan serat kolagen yang tersusun seperti nodus, tersusun konsentris,
serta tumbuh perlahan menjadi kolagen yang tebal dan padat. Pada keloid, perkembangan ini
akan terus berlanjut. 1 Namun pemeriksaan biopsi kulit hanya dilakukan jika adanya keraguan
untuk menegakan diagnosis, dikarenakan biopsi kulit dpat amencetuskan luka baru sehingga
dapat menimbulkan bekas luka yang baru.2
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita keloid yaitu adalah ukuran keloid yang
akan terus membesar dengan berjalannya waktu.2
Tatalaksana
Terapi yang dapat diberikan untuk keloid dapat dibagi menjadi non medikamentosa dan
medikamentosa. Pada non medikamentosa, tatalaksana untuk keloid lebih terarah kepada
edukasi pada pasien untuk menjada bekas luka dengan baik. 1,2
Terapi medikamentosa yang dapat diberikan berupa, 1,2
1. Kortikosteroid intralesi, seperti triamsinolon asetonid 10mg/ml, disuntikan kira-kira
0,1ml dengan dosis maksimal 2ml setiap minggunya. Namun dapat ditemukan resiko
terjadinya telangiektasis, atrofi dan perubahan warna kulit.4
2.Sitostatik, 5-Flourourasil intralesi 50mg/ml, 0,5-2ml setiap minggu
3.Tekanan dengan bebat tekan atau gel silikon
4.Eksisi pada keloid kecil atau pada keloid yang mudah untuk di eksisi dengan kulit yang
mudah ditutup dan kulit tidak teregang. Kemudin berikan kortikosteroid intralesi atau
beban tekan untuk mengurangi rekurensi
Tatalaksana pada keloid ini, masih dikatakan sulit karena tidak ada tatalaksana terhadap
keloid yang sangat efektif.
Edukasi
12
Edukasi pada penyakit ini meliputi kepada pasien, yaitu: 1
1.Menghindari trauma pada daerah luka
2.Menghindari radang pada daerah luka
3.Menghindari Infeksi pada daerah luka
Hal ini terutama pada pasien yang rentan untuk terjadi rekurensi keloid.2
Prognosis
Diperlukan kemungkinannya timbul keloid akibat dari infeksi, trauma ataupun luka.
Penatalaksaan perlu hati-hati agar tidak menimbulkan rekurensi.1
BAB IV
PENUTUP
13
Keloid adalah suatu proses pemulihan akibat suatu trauma, namun berlebihan
sehingga memberikan gambaran bekas luka yang meninggi dapat meluas melebihi luka.
Gambaran pada keloid berupa dapat ditemukannya nyeri ataupun rasa gatal, 3-4 minggu sejak
luka terbentuk bekas luka yang semakin besar dan luas. Dapat juga terlihat permukaan kulit
menjadi licin.Pengobatan yang diberikan pada keloid ada banyak, namun pengobatan yang
tidak baik dapat menimbulkan luka baru sehingga beresiko untuk dapat timbulkan keloid
ditempat lain.
14
DAFTAR PUSTAKA
1.Sularsito, Adi S, Djuanda S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta : Badan Penerbit
FKUI; 2015. h. 265.
2.Wolf K. Fitzpatrick’s color atlas and synopsis of clinical dermatology.8 th Ed. New
York:McGraw-Hill;2017.p.185-6
3.Bope ET.Conn’s current therapy.Philadelphia:Elvesier;2016.p.266-8
4.Griffiths CEM. Rook’s textbook of Dermatology.9th Ed. New Delhi:Wiley Blackwell;2016
5.Prendergast PM. Aesthetic medicine : art and techniques.New York:Springer;2011.p.277-9
15