Anda di halaman 1dari 5

Pertanyaan

1. Mengapa larva tidak menembus membran basal dan dermis, dan hanya sampai di lapisan
epidermis saja?

Juzych, L.A., 2012.


Cutaneous larva migrans. Available form:
http://emedicine.medscape.com/article/1108784-overview
2. Kapan diberikan albendazol,thiabendazol, dan ivermektin ?

Albendazol, suatu obat anti parasienerasi ketiga, juga efektif dan dapat toleransi dengan baik.
Albendazol oral dalam kerugian optimal, yaitu 400-800 mg setiap hari Yang diberikan selama 3 hari
menunjukkan Tingkat kesembuhan yang sangat baik, dengan Angka kesembuhan mencapai S92-
100%. Karena dosis tunggal albendazol memiliki efikasi yang Rendah, maka albendazol dengan
regimen 3 hari biasanya lebih direkomendasikan.Thiabendazol (50 mg per kg berat badan selama 2-
4 hari) telah digunakan secara luas sejak laporan mengenai efikasinya pada tahun 1963. Namun,
tiabendazol yang diberikan secara oral memiliki toleransi yang burukelain itu, penggunaan
tiabendazol secara ora sering menimbulkan efek samping berupa Pusing, mual muntah, dan kram
usus. Dosis tunggal ivermektin oral (200 ug/kg berat badan) dapat ditoleransi dengan baik dan
membunuh larva secara efektifmenghilangkan rasa gatal dengan cepat. angka kesembuhan dengan
dosis tunggal 94% sampai 100% Dalam hal kegagalan bengobatan, dosis kedua biasanya
dapatmemberikan kesembuhan. Dosis tungga vermectin oral lebih efektif daripada dosisTunggal
albendazol lisan, tetapi pengobatan berulang dengan albendazol oral dapatdilakukan sebagai
alternatif yang baik negara-negara di mana ivermektin tidak Tersedia.KarenaPenggunaan ivermektin
dan albendazol secara oral menunjukkan hasil yang baik

Ref:
-Heukelbach J. Feldmeier H.Epidemiologial And clinical characteristics of hookwormrelated cutaneous larva migrans. LancetInfect
Dis. 2008; 8:302-9
-Dourmishev AL, Dourmishev LA, Schwartz RA pplication in dermatology. IntJ Dermato2005; 44:981-8
Supali T, Margono SS, Alisah NA. Cacing Ivermectin:pharmacology cacing tambang (hookworm). In: Sutanto , Ismid, Sjarifuddin
PK, Sungkar S. Buku parasitologi Penerbit FKUI; 2009 kedokteran Jakarta: Balai Chia CA. Cutaneous larva migrans. TheNew
England Journal of Medicine.2010 10:362-4
3. Kapan diberikan topical, kapan diberikan terapi sistemik dan kapan diberikan terapi kombinasik ?
4. Kenapa pada cutaneus larva migrans bisa gatal pada malam hari?

Nur Ika Hastuti,Alergi versus kecacingan.Vol.5,No.01,Jun 2009 :26-27


5. Kenapa tidak direkomendasikan pemberian etilclorida pada CLM?

Refrensi : 1. Aisah S. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi ke-6. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI;2010. 11. Heukelbach J, Jackson A, Ariza Feldmeier
H. Prevalence and risk factors of hookworm-reated cutaneous larva
migrans in a rural community in brazil. Annual Tropical Medicine
Parasitology. 2008; 31:493-8. 18. Supali T, Margono SS, Refrensi : Padmavathy L, Ra0 LL. Cutancous larva migrans
Alisah NA. Cacing tambang (hookworm). In: Sutanto I, Ismid 11, - A case report. Indian J Microbiol. 2005; 23: 135-6.
Sjarifuddin PK, Sungkar S. Buku ajar parasitologi kedokteran. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI; 2009. 19. Chia CA. Cutaneous larva
migrans. The New England Journal of Medicine. 2010; 10:362-4.

Anda mungkin juga menyukai