Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN INDIVIDU

PENYULUHAN DAN EDUKASI MENGENAI PENYULUHAN ETIKA


BATUK DAN BERSIN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN
PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT COVID-19

SATGAS FK
Nur Fadilah,S. Kep, Ns, MN
dr. Dimas Bayu, Sp.PD, K-HOM
Prof. dr. Budu, Sp.M(K)., M.Med-Ed., Ph.D
Alief Arsal Al - Habsyi

KULIAH KERJA NYATA PROFESI


KESEHATAN UNIVERSITAS
HASANUDDIN
2021
“PENYULUHAN DAN EDUKASI MENGENAI PENYULUHAN ETIKA
BATUK DAN BERSIN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN

PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT COVID-19”

SATGAS FK1, Nur Fadilah2, Dimas Bayu3, Budu4, Alief Arsal Al – Habsyi5*
1
SATGAS FK
2
Dosen Fakultas Keperawatan, Universitas Hasanuddin, Indonesia
3
Dosen Departemen Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran, Universitas
Hasanuddin, Indonesia
4
Dosen Departemen Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran, Universitas
Hasanuddin, Indonesia
5
Mahasiswa S1 Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin, Indonesia
2
nfad.tugaslaporanmahasiswa@gmail.com, 3dimasbayu_@live.com,
4
budu062011@yahoo.com, 5aliefarsal.aa@gmail.com*
Abstrak
Latar Belakang: Covid-19 merupakan penyakit akibat virus corona jenis baru
yang muncul pada akhir 2019 pertama kali di Wuhan, Cina yang saat ini
menyebabkan pandemi hampir di seluruh dunia. Gejala utama penyakit Covid-19
yaitu batuk, demam, dan sesak napas. Penyakit ini ditularkan melalui droplet
(percikan) pada saat berbicara, batuk, dan bersin dari orang yang terinfeksi virus
Corona. Berdasarkan WHO, jumlah kasus terkonfirmasi saat ini 11 Juli 2021 di
seluruh dunia yaitu 185.291.530 kasus. Di Indonesia sendiri tercatat 2.527.203 kasus
terkonfirmasi. Data ini menunjukan penyebaran virus COVID-19 sangat cepat sehingga
penaganan dan pencegahannya juga harus cepat .
Tujuan : Peningkatan pengetahuan Siswa SDN 31 Embo mengenai Etika Batuk
dan Bersin sebagai upaya dalam peningkatan pencegahan penularan penyakit
COVID-19 sebelum dan sesudah dilakukan intervensi berupa penyuluhan.
Metode: Metode yang digunakan yaitu dengan melakukan penyuluhan secara
daring dan mengukur pengetahuan lewat pre test dan post test. Sampel sebanyak
17 orang responden.
Hasil: 7 Responden mengalami peningkatan pengetahuan setelah diberikan
penyuluhan tentang etika batuk dan bersin.
Simpulan: Responden mengalami peningkatan pengetahuan tentang etika batuk
dan bersin

Kata Kunci: batuk, bersin, covid-19, penyuluhan, poster


PENDAHULUAN

World Health Organization (WHO) China Country Office melaporkan

kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi

Hubei, China pada akhir Desember 2019[1]. Menurut World Health Organization

(WHO) kasus kluster pneumonia dengan etiologi yang tidak jelas di Kota Wuhan

ini terus berkembang hingga akhirnya diketahui bahwa penyebab kluster

pneumonia ini adalah Novel Coronavirus. Coronavirus adalah suatu kelompok

virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Beberapa jenis

coronavirus diketahui menyebabkan infeksi saluran nafas pada manusia mulai

dari batuk pilek hingga yang lebih serius seperti Middle East Respiratory

Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).[2]

World Health Organization (WHO) resmi menetapkan penyakit novel

coronavirus pada manusia ini dengan sebutan Coronavirus Disease (COVID-19)

yang disebabkan oleh virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2

(SARS-CoV-2). COVID-19 ini sekarang menjadi sebuah pandemi yang terjadi di

banyak negara di seluruh dunia .Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19
[2]

antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak

napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari.

Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom

pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian.[3]

Penyakit ini ditularkan melalui droplet (percikan) pada saat berbicara,

batuk, dan bersin dari orang yang terinfeksi virus Corona. Selain itu penyakit ini

juga dapat ditularkan melalui kontak fisik (sentuhan atau jabat tangan) dengan
penderita serta menyentuh wajah, mulut, dan hidung oleh tangan yang terpapar

virus Corona[4]

Berdasarkan WHO, jumlah kasus terkonfirmasi saat ini 11 Juli 2021 di

seluruh dunia yaitu 185.291.530 kasus. Di Indonesia sendiri tercatat 2.527.203

kasus terkonfirmasi. Data ini menunjukan penyebaran virus COVID-19 sangat

cepat sehingga penaganan dan pencegahannya juga harus cepat[5].

World Health Organization (WHO) telah memberikan himbauan agar

menggukanan masker ketika beraktivitas di luar rumah. Pemerintah Indonesia pun

menganjurkan hal yang sama sebagai upaya menanggulangi COVID-19.

Pemerintah menganjurkan untuk masyarakat agar memakai masker berbahan kain

dan mengutamakan penggunaan masker bedah hanya untuk tenaga medis karena

ketersediaannya yang terbatas[6]. Namun, penggunaan masker saja tidak cukup

memberikan tingkat perlindungan yang memadai, dan harus dilakukan juga

langkah-langkah lain. Cara efektif lainnya untuk melindungi diri dan orang lain

dari penularan COVID-19 adalah mencuci tangan dengan benar secara teratur

menggunakan air dan sabun atau hand-rub berbasis alkohol, jaga jarak minimal 1

meter dengan orang lain, tutup hidung dan mulut dengan tisu atau lengan atas

bagian dalam ketika batuk atau bersin, hindari bepergian ke luar rumah saat

merasa kurang sehat dan hindari menyentuh mata, hidung dan mulut [7].

Dari uraian diatas, menunjukkan bahwa pandemi COVID-19 berkembang

dengan sangat pesat, salah satunya di Sulawesi Selatan sebagai penyumbang

terbanyak kedelapan di Indonesia yang membuat kasus ini menjadi tantangan

besar pada klinisi. Salah satu cara penyebaran COVID-19 adalah melalui droplet

atau air liur. Sehingga, penulis ingin mengetahui pemahaman masyarakat

khususnya kelompok usia anak anak mengenai etika batuk dan bersin yang benar.
BAHAN DAN METODE

Pada penelitian ini, bahan yang digunakan yaitu poster, handphone, laptop,

lcd dan google form (bahan pre test dan post test). Kegiatan ini diawali dengan

melakukan pre test yang terdiri dari 4 pernyataan terkait dengan etika batuk dan

bersin yang baik dan benar, kemudian responden diminta untuk mengisi apakah

pernyataan tersebut benar atau salah melalui pengisian google form atau melalui

wawancara langsung lewat telfon. Selanjutnya, menyampaikan materi mengenai

etika batuk dan bersin yang baik dan benar dengan melakukan pemutaran video

edukasi dan juga melakukan menyebaran pamflet di sosial media.

Kegiatan ini merupakan penyuluhan secara daring kepada anak anak

dalam rangka mencegah penularan COVID-19. Penyuluhan tersebut berkaitan

dengan etika batuk dan bersin yang baik dan benar. Selain itu masyarakat

umum juga diberikan penyuluhan terkait dengan etika batuk dan bersin yang

baik dan benar.

Keberhasilan dari penyuluhan ini dapat dilihat dari adanya peningkatan

pengetahuan responden. Peningkatan pengetahuan tersebut diukur dengan

melihat peningkatan nilai dari pre test ke post test. Adapun kelemahan dan

keterbatasan dalam penelitian ini adalah responden kurang memahami cara

pengisian kuisioner sehingga membutuhkan pendampingan oleh Mahasiswa

KKN-PK yang ada di lapangan.

HASIL

Tabel 1. Karakteristik Sampel

Responden Umur Jenis


Kelamin
Responden 1 11 Perempuan
Responden 2 12 Laki-laki
Responden 3 10 Perempuan
Responden 4 12 Perempuan
Responden 5 12 Laki-laki
Responden 6 10 Perempuan
Responden 7 12 Perempuan
Responden 8 11 Laki-laki
Responden 9 12 Perempuan
Responden 10 13 Laki-laki
Responden 11 9 Perempuan
Responden 12 11 Perempuan
Responden 13 11 Laki-laki
Responden 14 10 Perempuan
Responden 15 12 Laki-laki
Responden 16 11 Laki-laki
Responden 17 11 Laki-laki

Berdasarkan Tabel 1, penelitian yang dilakukan dengan kegiatan penyuluhan


kepada 17 Siswa. Umur termuda responden pada penelitian ini adalah 9 tahun
dan umur tertua adalah 13 tahun.

Tabel 2. Distribusi Pengetahuan Responden Penyuluhan Etika Batuk dan


Bersin Yang Baik dan Benar

Pre- Post-
Pernyataan test test
Benar Salah Benar Salah
N % N % N % N %
Menutup mulut dan
hidung dengan telapak 1 70.5 5 29. 1 94.1 1 5.8
tangan ketika batuk dan 2 8 42 6 2 8
bersin
Setelah batuk dan bersin
saya segera mencuci 1 94.1 1 5.8 1 100. 0 0.0
tangan dengan air dan 6 2 8 7 00 0
sabun
Setelah batuk dan
1 76,4 4 23. 1 100. 0 0.0
bersin saya
3 7 52 7 00 0
menyentuh wajah
Ketika batuk dan
bersin sebaiknya 1 88.2 2 11.7 17 100.0 0 0.0
menggunakan masker 5 4 6 0 0
Setelah saya
menggunakan tissue untuk
menutup hidung dan 1 100. 0 0.0 17 100.0 0 0.0
mulut saat batuk dan 7 00 0 0 0
bersin, tissue langsung
saya buang di tempat
sampah
Setelah batuk dan bersin
saya segera
1 82.3 3 17.6 17 100.0 0 0.0
membersihkan benda
4 5 5 0 0
yang tercemar percikan
batuk dan bersin
Ketika batuk dan
bersin, tutup mulut
1 88.2 2 11.7 17 100.0 0 0.0
dan hidung
5 4 6 0 0
menggunkan lengan
atas
bagian dalam

Berdasarkan Tabel 2. Diketahui hasil pre-test terhadap 17 responden


Penyuluhan Etika Batuk dan Bersin yang Baik dan Benar di SDN 31 Embo
Desa Turatea Kec. Tamalatea Kab. Jeneponto. Pernyataan yang memiliki
persentase tertinggi pada pernyataan ke-5, sebanyak 100%, sedangkan
persentase terendah pada pernyataan ke-1 sebanyak 70.58% sudah mengetahui
hal tersebut dan 29.42% yang belum mengetahui hal tersebut.

Setelah diberikan penyuluhan, dilakukan post-test dan diperoleh


perubahan pada hasil test. Dimana terjadi peningkatan pada setiap pernyataan
dengan persentase tertinggi pada pernyataan ke-2, ke-3, ke-4, ke-5, ke-6, dan
ke-7 dengan presentase sebesar 100% sudah mengetahui hal tersebut..
Sedangkan pada pernyataan ke-1 juga mengalami peningkatan dimana 94.12%
sudah mengetahui hal tersebut.
Tabel 3. Evaluasi Kegiatan Penyuluhan Etika Batuk dan Bersin yang Baik dan
Benar pada Siswa SDN 31 Embo

N P-Value
Pretest-
Penurunan 0

Peningkatan 7 P<0.05
Tetap 1
0
Total 1
7
Posttest

Uji Wilcoxon
Berdasarkan tabel hasil analisis uji Wilcoxon, terlihat bahwa P-Value < 0.05
yang berarti ada perbedaan antara skor pengetahuan responden pada saat
pemberian pre-test dengan pemberian post-test. Setelah dilakukan pre-test dan
post-test menunjukkan bahwa 7 orang mengalami peningkatan pengetahuan
dan sisanya 10 orang yang pengetahuannya tetap.

PEMBAHASAN

Hasil pengukuran menunjukkan bahwa beberapa responden belum

mengetahui etika batuk bersin yang baik dan benar. Mereka masih memiliki

pengetahuan yang minim mengenai etika batuk dan bersin yang baik dan

benar. Berdasarkan hal tersebut, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan

pengetahuan etika batuk dan bersin yang baik dan benar.

Setelah dilakukan pengukuran tingkat pengetahuan awal dengan bantuan

teman – teman mahasiswa yang ada di lokasi, kemudian diberikan edukasi

mengenai pengetahuan etika batuk dan bersin secara daring melalui video

edukasi dan penjelasan singkat. Bahasa yang digunakan dalam penyuluhan

disesuaikan dengan kondisi mereka sehingga dalam penyampaian materi lebih

dipilih istilah-istilah umum yang mudah dipahami dan tidak banyak

menggunakan istilah medis. Penyesuaian bahasa merupakan hal penting

karena dengan bahasa yang mudah dipahami, materi dapat diterima dan

dipahami dengan lebih mudah.


Gambar 1. Poster Penyuluhan Etika Batuk dan Bersin yang Baik dan Benar

Setelah melakukan intervensi berupa penyuluhan tentang etika batuk dan

bersin yang baik dan benar, dilanjutkan dengan pengukuran pengetahuan

akhir. Responden mengisi google form yang dibagikan. Pernyataan yang

diberikan saat post test sama dengan pernyataan saat pre test. Dari hasil

penelitian didapatkan, 7 responden mengalami peningkatan pengetahuan

tentang etika batuk dan bersin, dan 10 responden memiliki tingkat

pengetahuan etika batuk dan bersin yang tetap.

Hasil penelitian ini sejalan dengan pelaporan Zukmadini, dkk yang

melakukan penyuluhan mengenai PHBS dengan menggunkan media poster,

didapatkan peningkatan pengetahuan etika batuk dan bersin pada responden


[4]
setelah dilakukan penyuluhan . Penelitian yang dilakukan oleh Sari, dkk

juga menunjukan tingkat pemahaman responden tentang etika batuk sesudah

dilakukan penyuluhan menggunakan media animasi mengalami peningkatan

[7]
pengetahuan

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa 7

responden mengalami peningkatan pengetahuan dan 10 responden memiliki

tingkat pengetahuan yang tetap tentang etika batuk dan bersin yang baik dan

benar selama pandemi COVID-19. Dengan adanya peningkatan pengetahuan

tentang etika batuk dan bersin maka diharapkan terjadi peningkatan

pencegahan mengenai penyebaran COVID-19


DAFTAR PUSTAKA

[1] Kementerian Dalam Negeri. Pedoman Umum Menghadapi Pandemi


COVID-19. 2020.
[2] World Health Organization. Coronavirus disease (COVID-19) advice for the
public. 2020 [cited 2020 July 10]. Available from:
https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/advice-
for-public
[3] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pencegahan Dan
Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19). 2020.
[4] Zukmadini AY, Karyadi B, Kasrina K. Edukasi Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) dalam Pencegahan COVID-19 Kepada Anak-Anak di
Panti Asuhan. J Pengabdi Magister Pendidik IPA [Internet]. 2020 Jul 17
[cited 2021 Jul 10];3(1). Available from:
http://jppipa.unram.ac.id/index.php/jpmpi/article/view/440

[5] WHO Coronavirus Disease (COVID-19) Dashboard | WHO Coronavirus


Disease (COVID-19) Dashboard [Internet]. [cited 2021 Jul
11]. Available from: https://covid19.who.int/?
gclid=CjwKCAjwsO_4BRBBEiwAyagRTZe8W_dy7MiOrcYswyQziU7
blF7vmc0hMYwtZlICLE8vA0ggOLLPgxoClWoQAvD_BwE
[6] World Health Organization. Advice on the use of masks in the community,
during home care and in health care settings in the context of the novel
coronavirus (2019-nCoV) outbreak. 2020 [Cited 2021 July 11]. Available
from: https://www.who.int/ith/2020-24-01- outbreak-of-Pneumonia-caused-
by-new-coronavirus/en/
[7] Sari NR, Zakiyah A, Yuniarti EV. PENGARUH PEMBERIAN
EDUKASI MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI TERHADAP
PEMAHAMAN ETIKA BATUK PADA PENDERITA TB PARU. 2019
Sep 28 [cited 2021 Jul 14]; Available from:
http://localhost:8080/xmlui/handle/123456789/772

Anda mungkin juga menyukai