TUMOR TESTIS
Oleh:
ALIF FERNANDA PUTRA 1918012123
FARHANA FITRI AMALIA 1918012078
Perceptor:
dr. Mars Dwi Tjahyo, Sp.U
BAB I
LAPORAN KASUS
• IDENTIFIKASI • ANAMNESIS
Nama : Tn. F Keluhan Utama
Jenis Kelamin : Laki-laki Benjolan nyeri pada buah zakar.
Usia : 43 tahun
Alamat : Way Kanan Keluhan Tambahan
Kebangsaan : Indonesia Benjolan pada perut kiri, mual,
kesulitan buang air besar.
Agama : Islam
MRS : 30/01/2020
BAB I
LAPORAN KASUS
• ANAMNESIS
Riwayat Perjalanan Penyakit
OS datang ke RSUDAM dengan keluhan benjolan nyeri pada buah zakar.
Benjolan pada buah zakar timbul pertama kali 2 tahun SMRS, benjolan pertama
kali muncul pada buah zakar kiri sebesar telur ayam, tidak terasa nyeri dan panas.
1 tahun SMRS benjolan pada buah zakar menjadi nyeri dan panas, nyeri dirasakan
seperti diremas, menajalar hingga kaki kiri dan perut kiri dan memberat ketika
beraktivitas. 1 tahun SMRS OS juga mengeluhkan muncul benjolan lain pada perut
bagian kiri yang nyeri setiap kali buah zakar terasa nyeri. 2 Minggu SMRS OS
mengeluh nyeri bertambah berat, muncul setiap 5 menit sekali hingga
mengganggu aktivitas dan pola tidur, benjolan bertambah besar hingga seukuran
mengkudu. OS juga mengeluhkan adanya kesulitan BAB, BAB berdarah dan seperti
kotoran kambing.
BAB I
LAPORAN KASUS
• ANAMNESIS • ANAMNESIS
Riwayat Keluarga Riwayat Masa Lampau
Penyakit Terdahulu : Demam Thypoid,
OS mengaku dalam keluarga tidak Malaria
terdapat riwayat penyakit tekanan darah Trauma Terdahulu : Trauma pelvis
tinggi, kencing manis, kolesterol, jantung akibat kecelakaan
maupun riwayat tumor. motor
Operasi : Tidak ada
Sistem Saraf : Tidak ada
Sistem Kardiovaskular : Tidak ada
Sistem Gastrointestinal : Demam Thypoid
Sistem Urinarius : Tidak ada
Sistem Genitalis : Tidak ada
Sistem Muskuloskeletal : Tidak ada
BAB I
LAPORAN KASUS
• ANAMNESIS • STATUS PRESENT
Riwayat Sosial Status Generalis
OS merupakan perokok aktif sejak Keadaan Umum : Sakit sedang
SMP, merokok semakin sering (2 bungkus (Karnofsky 70%)
setiap hari) sejak keluhan benjolan muncul. Kesadaran : Compos Mentis
OS juga sering meminum alkohol (5-6x (GCS 15)
seminggu) dan menggunakan ganja selama
1 tahun kemudian berhenti. OS pernah Keadaan Gizi : Gizi kurang (IMT:
membuat tatto pada betis kiri. 18,1; BB: 51 Kg; TB:
168 cm)
Kulit : Turgor baik
BAB I
LAPORAN KASUS
• STATUS PRESENT • STATUS PRESENT
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Fisik
1. Tanda Vital 2. Kepala dan Muka
2. Medikamentosa
• Ketorolac 30 mg/12 jam/IV
• Sucralfat
• Paracetamol
• Ceftriaxone 2 gr/24 jam/IV
• Omeprazole 40 mg/12 jam/IV
BAB I
LAPORAN KASUS
• TATALAKSANA • PROGNOSIS
3. Operatif Quo ad vitam : dubia ad malam
• Orchidektomi Quo ad functionum : dubia ad malam
Quo ad sanationam : dubia malam
4. Post Operatif
• Kontrol ulang benjolan di abdomen, dan
grading tumor
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
• EPIDEMIOLOGI
Tumor testis merupakan keganasan terbanyak pada pria yang berusia
diantara 15 – 35 tahun, dan merupakan 1 – 2% dari seluruh neoplasma pada
pria. Tumor testis berasal dari sel germinal atau jaringan stroma testis, lebih
dari 90% berasal dari sel germinal. Tumor ini mempunyai derajat keganasan
tinggi, tetapi dapat sembuh bila diberi penanganan adekuat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
• ETIOLOGI
Faktor penyebab karsinoma testis asih belum diketahui secara pasti. Faktor
genetik, virus, atau penyebab infeksi lain, atau trauma testis tidak mempengaruhi
terjadinya tumor ini. Penderita kriptokismus atau bekas kriptokismus mempunyai
resiko lebih tinggi untuk tumor testis ganas. Kriptokismus merupakan faktor resiko
timbulnya karsinoma testis, 7 – 10% pasien karsinoma testis merupakan penderita
kriptokismus. Proses tumorgenesis pada pasien maldesensus 48 lipat lebih tinggi
daripada pasien tanpa riwayat maldesensus. Walaupun pembedahan kriptokismus
pada usia muda mengurangi insidens tumor testis sedikit, risiko terjadinya tumor
tetap tinggi. Kriptokismus merupakan suatu ekspresi disgenesia gonad yang
berhubungan dengan transformasi ganas. Penggunaan hormon dietilstilbestrol, yang
dikenal sebagai DES, oleh ibu pada kehamilan dini meningkatkan resiko tumor
maligna pada alat kelamin bayi yang berarti karsinoma testis untuk janin laki-laki.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
• PATOLOGI
Dari berbagai klasifikasi tumor testis ganas, klasifikasi WHO lebih
sering digunakan, selain seminoma yang memang berasal dari sel germinal,
terdapat karsinoma embrional, teratoma, dan koriokarsinoma yang
digolongkan nonseminoma, yang dianggap berasal dari sel germinal pada
tahap perkembangan lain histogenesis. Seminoma meliputi sekitar 40%
tumor ganas testis. Karsinoma jarang sekali ditemukan (1%).
Tanda dari pemeriksaan fisik yang bias didapatkan adalah adanya massa
pada testis yang padat, tidak keras, dan epididimis dapat dipalpasi secara terpisah.
Hasil transluminasi negative sehingga pembesaran bukan disebabkan oleh cairan
(hidrokel). Palpasi abdomen dapat dilakukan untuk menilai penyakit
retroperitoneal yang luas. Selain itu pada 5% kasus tumor germinal dapat
ditemukan adanya ginekomastia yang diakibatkan interaksi hormonal
testosterone, prolactin, dan estrone.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
• MANIFESTASI KLINIS
Hasil pemeriksaan laboratorium dapat menunjukan adanya anemia,
gangguan fungsi hati (metastase hepatic) dan gangguan fungsi renal (akibat
obstruksi ureter). Beragam penanda biokimia penting digunakan untuk
mendiagnosis dan menatalaksana kanker testis, seperti AFP, hCG, dan LDH.
Biokimia marker tersebut sering digunakan pada non seminomatous germ cell
tumors.
Imaging yang dapat secara cepat dan akurat menilai tumor testis adalah
USG scrotal. Metode ini menilai apakah massa intratesticular sehingga dapat
membedakan dengan penyakit epididimis dan hidrokel. Rontgen thoraks (PA dan
Lateral) dan CT scan abdomen-pelvis digunakan untuk menilai metastasis yang
terjadi pada kasus tumor testis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
• TATALAKSANA
Pada dugaan tumor testis biopsi testis tidak dianjurkan untuk dilakukan,
penegakan diagnosis patologi anatomi dilakukan dengan mengambil bahan jaringan dari
orkidektomi. Orkidektomi dilakukan melalui pendekatan inguinalis setelah mengangkat
testis dan funikulus spermatikus sempai angulus inguinalis internus. Pendekatan trans-
skrotal atau biopsi tidak dianjurkan untuk dilakukan karena berisiko membuka peluang
sel-sel tumor untuk mengalami penyebaran.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah, pernafasan, nadi, dan suhu, dalam
batas normal. Dari pemeriksaan status lokalis teraba massa testis sinistra berukuran 7x5cm
teraba keras, dan nyeri pada saat ditekan. Benjolan juga terjadi pada regio hipokondrium
sinistra, mobile, berbatas tegas, dan nyeri tekan. Hasil pemeriksaan lab darah normal, ureum
kreatinin normal, sedangkan pemeriksaan biokimia marker seperti AFP dan HCG tidak
dilaksanakan. Hasil Radiologi USG ditemukan adanya pembesaran pada organ testis sinistra
dengan sugestif malignant testicular tumour.
Sjamsudihajat. R, dkk. 2017. Buku Ajar Ilmu Bedah Sistem Organ dan Tindak
Bedahnya (2). Edisi 4. Volume 3. Jakarta; EGC.