Anda di halaman 1dari 16

REAKSI KUSTA

Reaksi kusta adalah suatu episode akut dari perjalanan kronis penyakit
kusta yang ditandai dengan peradangan akut akibat reaksi imun yang
berakibat merugikan

Reaksi Kusta dapat terjadi sebelum pengobatan, selama


pengobatan dan sesudah pengobatan
UPAYA MENGATASI DAN MENGENDALIKAN
FAKTOR PENCETUS
• Memperhatikan status gizi
• Pemeriksaan gigi
• Pemberian vitamin B1, B6 dan B12 untuk membantu mengurangi dampak efek samping
obat
• Pemberian obat cacing dosis tunggal sesuai BB
• Penanganan infeksi lain
• Pemberian konseling
REAKSI TIPE I
Umumnya baik, Saraf: Sering terjadi,
Bercak kulit lama menjadi
umumnya berupa nyeri
demam ringan/tanpa lebih meradang (merah),
tekan saraf atau
demam dapat timbul bercak baru
gangguan fungsi saraf

Peradangan pada Waktu timbul biasanya


Kusta Tipe PB
organ lain hampir segera setelah
pengobatan
maupun MB
tidak ada
REAKSI TIPE 2
Timbul nodul
KU: Ringan sampai
kemerahan, lunak dan Gangguan fungsi
berat disertai demam
nyeri tekan, dapat saraf
tinggi pecah (ulcerasi)

Peradangan pada mata, Waktu timbul biasanya


NN
kelenjar getah bening, setelah mendapatkan Hanya pada kusta
sendi, ginjal testis, dll pengobatan yang lama tipe MB
(>6 bulan)
GEJALA/ REAKSI TIPE I REAKSI TIPE 2
TANDA RINGAN BERAT RINGAN BERAT
Kulit Bercak: merah, Bercak: merah, Nodul: merah, Nodul: merah, panas,
tebal, panas, tebal, panas, panas, nyeri nyeri yang bertambah
nyeri nyeri yang parah sampai pecah
bertambah parah
sampai pecah
Saraf Tepi Nyeri pada Nyeri pada Nyeri pada Nyeri pada perabaan
perabaan : (-) perabaan : (+) perabaan : (-) : (+)
Gangguan Gangguan fungsi: Gangguan fungsi Gangguan fungsi : (+)
fungsi: (-) (+) : (-)
Keadaan Demam: (-) Demam: ± Demam: ± Demam: (+)
Umum
Gangguan - - - +
pada organ (misalnya pada mata,
lain sendi, testis)
PENATALAKSANAAN REAKSI RINGAN
Berobat jalan, istirahat dirumah

Pemberian analgetik/antipiretik, obat penenang bila perlu

Mencari dan menghilangkan faktor pencetus

Jika dalam pengobatan, MDT tetap diberikan dengan dosis


tidak diubah
PENATALAKSANAAN REAKSI BERAT
Mobilisasi lokal / istirahat di rumah

Pemberian analgesic, sedatif

Mencari dan menghilangkan faktor pencetus

Jika dalam pengobatan, MDT tetap diberikan dengan dosis tidak berubah

Reaksi tipe 1 dan 2 berat diobati dengan prednison sesuai skema

Reaksi tipe 2 berat berulang diobati dengan prednison dan lampren


SKEMA PEMBERIAN PREDNISON PADA ORANG DEWASA
Reaksi tipe berat
• 2 minggu I : 40 mg/hari (1x8 tab)
• 2 minggu II : 30 mg/hari (1x6 tab)
• 2 minggu III : 20 mg/hari (1x4 tab) diminum pagi hari
• 2 minggu IV : 15 mg/hari (1x3 tab) sesudah makan
• 2 minggu V : 10 mg/hari (1x3 tab)
• 2 minggu VI : 5 mg/hari (1x3 tab)

*kasus reaksi berat pada wanita hamil atau penderita dengan komplikasi penyakit lain harus
dirujuk ke rumah sakit
SKEMA PEMBERIAN PREDNISON PADA ANAK
Untuk pengobatan reaksi berat pada anak harus dikonsultasikan ke dokter atau dirujuk,
karena steroid dapat mengganggu proses pertumbuhan
Dosis maks tidak boleh melebihi 1 mg/kgbb. Min jangka waktu pengobatan = 12 minggu
(3 bulan)

Contoh: anak dengan BB 22 kg


2 minggu I : 20 mg/hari (1x4 tab)
2 minggu II : 20 mg/ 2hari (1x4 tab)
3 minggu III : 15 mg/ 2hari (1x4 tab)
3 minggu IV : 10 mg/ 2hari (1x4 tab)
2 minggu V : 5 mg/ 2hari (1x4 tab)
YANG PERLU DIPERHATIKAN…
• Pemberian prednison harus dengan pertimbangan matang (konsul dokter puskesmas)
• Diberikan dalam dosis tunggal pagi hari sesudah makan (jika terpaksa prednison
dapat diberikan dalam dosis terbagi, misalnya 2x4 tab/hari
• Selambat-lambatnya setiap 2 minggu penderita harus diperiksa ulang dan
mencatatnya dalam form pencegahan cacat. Bila tidak ada perbaikan maka dosis
prednison yang diberikan dapat dilanjutkan 3 s/d 4 minggu atau dapat ditingkatkan
(missal dari 15 mg menjadi 20 mg sehari)
• Khusus nyeri saraf, dicari dosis awal untuk penderita tsb dengan memeriksa ulang
setelah 1 minggu, bila tidak ada perbaikan dosis dinaikkan menjadi 50 mg sampai 60
mg/hari. Dosis awal ini dipertahankan selama 2 minggu
EFEK SAMPING PREDNISON (KORTIKOSTEROID)
• Demam
Penghentian • Nyeri otot

tiba-tiba
• Nyeri sendi
• Malaise

• Gangguan cairan dan elektrolit


• Hiperglikemi

Pemberian • Mudah infeksi


• Perforasi pada penderita tukak lambung

terus menerus • Osteoporosis


• Wajib mengetahui kontraindikasi: Hipertensi, TBC, kencing
manis, tukak lambung berat, infeksi berat
PEMBERIAN LAMPREN
• Hanya diberikan pada reaksi tipe II (ENL berulang):
Episode reaksi lebih satu kali
ENL berat dengan dosis prednison naik turun

Dosis lampren ditinggikan dari dosis pengobatan kusta. Untuk orang dewasa 3x100
mg/hari selama 2 bulan. Kemudian dosis diturunkan menjadi 2x100 mg/hari selama 2
bulan dan kemudian diturunkan menjadi 100 mg/hari selama 2 bulan. Jika pasien masih
dalam pengobatan MDT, Lampren dan MDT diteruskan (50 mg/hari). Jika pasien RFT
lampren dihentikan.
INDIKASI RUJUKAN PASIEN REAKSI BERAT KE RS
ENL melepuh, suhu tubuh tinggi, neuritis, ENL yang pecah-pecah

Reaksi tipe 1 disertai dengan bercak ulserasi atau neuritis

Disertai komplikasi penyakit lain yang berat, misalnya hepatitis, DM, Hipertensi

Tukak lambung yang berat

Ibu hamil
CONTOH SOAL…
1. Hasan, usia 19 tahun sedang dalam pengobatan PB. Bulan ke 2 pengobatan ia datang
dengan keluhan bercak pada pinggang dan paha kirinya terasa nyeri, memerah dan
bengkak. Tidak ada keluhan lain.
Apa yang dialami pasien ini?

2. Abdul berusia 18 thn sudah menjalani pengobatan kusta PB selama 2 bulan. Bulan
ke 3 pengobatan ia mengeluhkan bahwa siku kirinya terasa nyeri sudah 3 hari dan
tangan kiri melemah.
Apa yang dialami pasien ini?
TERIMA KASIH…

Anda mungkin juga menyukai