H-2
Tugas Mahasiswa:
pria, 19 tahun, diantar oleh ibunya berobat ke Poliklinik dengan keluhan kedua matanya terlihat
kuning yang semakin lama semakin jelas. Keluhan disertai dengan buang air kecil berwarna
seperti teh pekat. Demam (+) tidak terlalu tinggi, Mual (+). Sebelumnya ± 1 minggu yang lalu
penderita mengeluh demam yang tidak terlalu tinggi. Demam (+) tidak disertai dengan
menggigil, mual (+) dan muntah sebanyak 2 kali berisi cairan dan sisa makanan. Nafsu makan
biasa. Penderita membeli obat “Bodrex” dan merasa keluhan demam berkurang. Os tidak muntah
lagi, namun masih merasa mual.Riwayat kontak dengan penderita sakit kuning sebelumnya ada,
saudara sepupu os. Os memiliki aktivitas disekolah yang padat, jarang istirahat dan mempunyai
kebiasaan makan tidak teratur dan jajan sembarangan.
A. Analisa Data
DO :
terdapat Injeksi konjungtiva pada
konjungtiva bulbi, kornea
udem, camera oculi anterior
kedalaman dangkal
. Pasien diberikan terapi Timolol
maleate 0,5 % ED 2x1 tetes
ODS/hari, Cxytrol 3x1 tetes
OS/hari, Carpin 1% 2x1
tetes OS/hari, Asetazolamide
3x250 mg, KSR 2x1 tablet.
DS : Agen Nyeri akut
P : pasien mengeluh mata kiri pencedera
merah dan nyeri Fisik (Trauma)
R : Pasien juga mengeluh sakit
kepala
T : Nyeri dirasakan terus dan
disertai mual muntah menerus
DO : TD 120/80 mmHg
Utama Pendukung
Minimalisasi rangsangan Dukungan pelaksanaan ibadah
Observasi : Obserasi :
- Periksa status mental, status sensori, dan - Identifikasi kebutuhan pelaksanaan
tingkat kenyamanan (mis, nyeri, sesuai agama yang tepat
kelelahan) Terapeutik :
Terapeutik ; - Sediakan sarana yang aman dan
- Diskusikan tingkat toleransi nyaman untuk pelaksanaan ibadah
- Batasi stimulus lingkungan - Fasilitasi penggunaan ibadah sebagai
- Jadwalkan aktivitas harian dan waktu sumber koping
istirahat Kolaborasi :
- Kombinasikan prosedur/tindakan dalam - Konsultasi medis terkait pelaksanaan
satu waktu, sesuai kebutuhan ibadah memerlukan perhatian
Edukasi :
- Ajarkan cara meminimalisasi stimulus
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian obat yang
mempengaruhi persepsi stimulus