Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KASUS

A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : ny. Widyawati
Tanggal lahir : 06-06-1977
Umur : 43 Tahun,
Jenis Kelamin : Perempuan
DPJP : Dr. Vetty Uli Roida Silaban Sp.B
No. RM : MYPD 000449932
Status : Sudah Menikah

2. Data Fokus
- Data Subjektif

“ Klien mengatakan nyeri pada payudara kiri sudah 2 minggu dan terasa adanya
benjolan pada payudara kiri “

“ klien mengatakan sulit tidur karna sakit “

- Data Objektif
a. Diagnosa Medik : Tumor mamae suspect jinak
b. Riwayat Penyakit Sekarang :
1) Pada klien timbul benjolan pada payudara sudah dua minggu
2) Tidak ada kemerahan , tidak ada demam
TD : 140/80 mmhg S:36,5 derajat celcius N: 80x/m RR: 18X/M
BB: 65 TB: 165
Keadaan umum : baik , terlihat tenang
c. Riwayat Kesehatan Terdahulu :
1) Penyakit yang pernah dialami
Tidak ada
2) Alergi (obat, makanan, plester,dll)
Tidak ada
3) Imunisasi
Imunisasi lengkap
4) Kebiasaan/pola hidup/life style
Kebiasaan makan tinggi lemak
5) Obat-obat yang digunakan
Tidak ada

d. Pola Nutrisi/metabolic
Tidak ada gangguan
e. Pola Eliminasi
BAB dan BAK klien tidak ada gangguan
f. Pola Aktivitas & Latihan (saat sebelum sakit dan saat di RS)
Tidak ada gangguan dalam melakukan aktivitas sehari-hari

Aktivitas Harian (Activity Daily Living)

Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4

Makan / minum 4

Toileting 4

Berpakaian 4

Mobilitas di tempat tidur 4

Berpindah 4

Ambulasi / ROM 4

Ket : 0: tergantung total, 1: bantuan petugas dan alat, 2: bantuan petugas, 3: bantuan alat,
4: mandiri
g. Pola Tidur & Istirahat
Klien mengalami gangguan tidur dikarenakan nyeri pada payudara yang ia rasakan
h. Skrining nyeri
Numeric score : skala nyeri ringan 2 karakteristik nyeri sperti ditusuk-tusuk sudah dua
minggu

3. Pemeriksaan Fisik
Tanda vital seperti tekanan darah, nadi, RR, dan suhu
Pengkajian Fisik Head to toe
a. Kepala
Normal, kepala umumnya bulat dengan tonjolan frontal di bagian anterior dan
oksipital dibagian posterior.
b. Mata
Mata simetris kanan dan kiri.
c. Telinga
Terlihat bersih dan tidak ada gangguan
d. Hidung
Hidung bersih, tidak nampak secret, suara pernafasan ronchi
e. Mulut
Mukosa tampak bersih. Mukosa bibir lembab, tidak ada gangguan perasa
f. Leher
Biasanya terdapat pembesaran getah bening
g. Dada
Tidak ada kelainan
h. Mamae
1) Inspeksi
Terdapat benjolan di payudara kiri
2) Palpasi
Terasa benjolan keras di payudara kiri

i. Abdomen
1) Inspeksi
Tidak ada pembesaran
2) Palpasi
Tidak terdapat bising usus
3) Perkusi
Hepar dan lien tidak teraba
4) Auskultasi
Tympani
j. Urogenital
Genitalia bersih dan tidak ada gangguan
k. Ekstremitas
Tidak terjadi edema pada ekstremitas atas
l. Kulit dan kuku
Tidak terjadi perubahan kelembapan kulit, dan turgor kulit elastis

4. Pemeriksaan penunjang .
a) Foto thoraks
Hasil Foto thorak dalam keadaan normal
b) Ultrasonografi (USG)
Multiple lesi massa kecil-kecil suspect jinak
c) Mammografi.
Terdapat ukuran massa 5X4X4 mm dan 3X3X3 mm sekitar 10-13 mm dibawah
permukaan kulit
d) Hasil laboratorium.
Hemostatis (BT) 3mnt (CT) 12mnt
Hematologi rutin : Leukosit 6.7 ribu/µL, Eritrosit 4.1 juta/µL, Hemoglobin
9.0g/dl Hematokrit 29%, Trombosit 500 ribu/µL
3) Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan yang muncul pada klien dengan Tumor Mamae antara lain :

Diagnosis Pre Operatif :


Nyeri akut berhubungan dengan adanya infiltrasi tumor (neoplasma )
Definisi : pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan
actual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan
hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.

Dibuktikan dengan
Tanda dan gejala mayor
Subjektif :
Mengeluh nyeri di bagian payudara kiri sudah dua minggu, seperti tertusuk, dan sulit
tidur karna mengeluh nyeri

Objektif :
1. Gelisah
2. Bersikap protektif (posisi menghindari nyeri )
3. Skala nyeri 2

No Tgl/ Data fokus Etiologi Masalah


jam
1 S : “ Klien mengatakan nyeri agen pencedera Nyeri akut
pada payudara kiri, dan sulit fisiologis
tidur karena sakit “ ( neoplasma )

O : Klien tampak gelisah,


bersikap protektif ( menghindari
nyeri )

TD :140/80mmHg
HR : 80x/mnt SpO₂ 100%
Skala nyeri : 2

No Tgl/ Luaran Intervensi keperawatan TTD


jam utama
1 Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
intervensi selama 30 (mengidentifikasi dan
menit, maka tingkat nyeri mengelola sensorik atau
menurun (L08066) dengan emosional yang terkait
kriteria hasil: dengan kerusakan jaringan
 Keluhan nyeri menurun atau fungsional dengan onset
 Gelisah menurun mendadak atau lambat dan

 Kesulitan tidur menurun berintensitas ringan hingga

 Frekuensi nadi membaik berat dan konsisten) (I.08238)


Tindakan :
 Tekanan darah membaik
Observasi
-Identifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kwalitas, intensitas
nyeri
-Identifikasi skala nyeri
-Identifikasi respon nyeri non
verbal
-Monitoring keberhasilan
terapi komplementer yang
diberikan
Terapeutik :
-Berikan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (tehnik
rileksasi dengan cara tarik
napas dalam dan tehnik
imajinasi)
-kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(missal: suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
Fasilitasi istirahat tidur
Edukasi :
-Jelaskan strategi meredakan
nyeri
-Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
-Ajarkan tehnik Non
Farmakologis
Kolaborasi :
-

Implementasi pre op

No Tgl/ implementasi Respon TTD


jam
1 07.0 -mengidentifikasi lokasi, Klien mengatakan masih
0 karakteristik, durasi, nyeri hilang timbul di
frekuensi, kwalitas, payudara kirinya sudah dua
intensitas nyeri minggu, rasanya sperti
-mengdentifikasi skala tertusuk, khususnya saat
nyeri bergerak
-Mengidentifikasi respon TD :130/80mmHg
nyeri non verbal HR : 80x/mnt SpO₂ 100%
-Mengajarkan tehnik -skala nyeri 2,
relaksasi (Tarik napas -Klien mengikuti instruksi
dalam) perawat tanpa hambatan

Evaluasi pre op

No Tgl/ Evaluasi TTD


jam
1 22/7 S : klien mengatakan nyeri pada payudara kirinya
/202 berkurang
07.1 O: Keadaan Umum : Baik TD : 1/79mmHg HR :
5 76x/mnt SpO₂ 100%
Klien tampak tidak meringis
Klien tampak lebih tenang tenang
Klien dapat menerapkan tehnik nafas dalam
A : masalah nyeri akut menurun
P: Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kwalitas, intensitas nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respon nyeri non verbal
Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri tehnik rileksasi dengan cara tarik napas
dalam
kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
(missal: suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Persiapan Ruang Kamar Operasi
1. Meja operasi : 1
2. Mesin Anestesi :1
3. Tali pengikat : 1 pasang
4. Meja instrument Besar : 1
5. Meja instrument kecil : 1
6. Elektrocauter surgical unit (ESU) : 1
7. Kabel roll : 1
8. Lampu Operasi di sesuaikan

Persiapan Instrumen:
1. Set Basic
2. Kom double isi 2
3. Paper green 2bks
4. Kassa xray 10x10 30lembar
5. Handle Lamp

Persiapan Alkes excise biopsi


1. Bisturi no. 15 1pcs
2. Lina pen 1pcs
3. Netral pad ( greenpad disp / rempolihasive pad disp) 1pcs
4. Hogy gown (Jas operasi disp) pcs
5. Benang poliglactin 910 taper (Vicryl 2.0 VCP317H/ Optime 2.0/ Safil 2.0 HR26) 1pcs
6. Benang poliglactin 910 cutting (Vicryl 3.0 9571/ Optime 3.0 / Polysorb 3.0) 1pcs
7. Framycetin sulfate ( Daryantulle / lomatule) 1pcs
8. Hand gloves steril ( Gamex no.7 / no. 6,5 / no. 7,5 )
9. Apron disp 3pcs
10. Transofix 1pcs
11. Nacl 0,9% 1000ml 1pcs
12. Underpad 2pcs
13. Plester ( Hypafix ) 20cm
14. Pot obat besar 1pcs
15. Formalin 10% 150cc
16. Povidone iodine ( braunol/ betadine) 150cc
17. Alcohol 70% 100cc

Intra Operatif

Jam mulai anestesi : 08.15 WIB


Time Out : 08.30 WIB
Tim Bedah
Operator : dr. Vetty, Sp. B
Instrumentator : Harsha
Sirkuler : Itoh

Tim Anestesi
Dokter Anestesi : dr. Agoes Sp. An
Assisten : Priska
Jenis operasi : Bersih terkontaminasi
Posisi operasi : Supine
Insisi kulit : mamae sinistra
Pemakaian diatermi : Ya, Monopolar (netral pad terpasang di tungkai bawah kanan )

Diagnosis Intra Operatif

1. Diagnosis keperawatan : risiko infeksi

Definisi : berisiko mengalami terserang organism patogenik.

Faktor risiko dibuktikan dibuktikan dengan : efek prosedur invasive, penurunan


haemoglobin
No Tgl/ Data fokus Etiologi Masalah
jam
1 S:- Efek prosedur Risiko infeksi
O : Posisi klien supine invasif
Luka terbuka di buat oleh operator
Leukosit 6.7 ribu/µL

No Tgl/ Luaran Intervensi keperawatan utama TTD


jam
1 Setelah dilakukan intervensi Pencegahan infeksi
selama 6 jam tingkat ( mengindentifikasi dan menurukan
infeksi menurun (L.14137)
risiko terserang organisme
dengan kriteria hasil :
patogenik) (I.14539) tindakan:
 Kemerahan bekas luka
Observasi :
operasi menurun.
 Monitoring tanda dan gejala
 Nyeri menurun
infeksi local dan sistemik
 Kadar leukosit, dalam Terapeutik :
batas normal
 Batasi jumlah personal di ruang
operasi
 Cuci tangan bedah
 Pertahankan teknik steril dalam
prosedur operasi
Edukasi:
-
Kolaborasi:
Pemberian antibiotic oleh
operator
Implementasi intra operatif
No Tgl/j Catatan kegiatan Respon TTD
am
1. 1. Memonitoring tanda gejala Tidak terlihat tanda
infeksi infeksi.
2. Membatasi jumlah personal di Personal yang masuk
kamar operasi dalam kamar operasi
hanya tim yang telah
ditunjuk.
3. Melakukan cuci tangan bedah Operator dan perawat
melakukan cuci tangan
bedah sebelum melakukan
tindakan.
4. Mempertahankan prinsip steril Instrument, linen dan alkes
dalam tindakan operasi dipastikan steril.
Melakukan tindakan
antiseptic dengan alcohol
dan providone iodine dan
drapping sebelum insisi.
5. Berkolaborasi dengan operator Antibiotic ceftriaxone 2 gr
pemberian profilaksis masuk 1 jam sebelum
antibiotic. tindakan operasi.

No Tgl/j Evaluasi TTD


am
1 S:-
O : tanda infeksi tidak muncul
Prinsip steril dapat dipertahankan sampai dengan selesai
tindakan
Pembalutan luka post ditutup dengan kassa dan di plester
hepafix
A : masalah risiko infeksi menurun
P : monitoring luka operasi setelah tindakan
Merawat luka post op dengan prinsip steril
Berkolaborasi dengan operator pemberian antibiotik

Prosedur Operasi
• Pasien di atur posisi supine oleh perawat anestesi, kemudian dibius dengan general
anestesi memakai obat propofol, fentanyl, midazolam dan rocuronium lewat IV line dan
di intubasi oleh dokter anestesi.
• Sirkuler mengatur posisi supine pasangkan netral pad di tungkai bawah kanan.
• Instrumentator , assisten & dokter operator memakai apron disp kemudian mencuci
tangan bedah setelah itu memasang jas operasi dan hand gloves steril.
• Instrumentator menghitung kasa xray dan bisturi yang akan digunakan selama operasi.

Pada meja mayo terdiri dari :


1. Pasangkan bisturi no. 15 dengan scalpel no.3 diletakkan di nierbeken
2. Pinset cirurgis 2pcs
3. Pinset kauter 1pcs
4. gunting metzenbaum 1 pcs
5. gunting benang 1 pcs
6. allis clamp 1 pcs
7. needle holder 1 pcs
8. Hak parabeuf 1pasang
9. Penster klem 2pcs
10. Klamp bengkok sedang 1 pcs

• Assisten memulai disinfeksi ±20cm area yang akan dioperasi menggunakan


kasa+povidon iodine dijepit dengan yoderm klem, 3 kali pengolesan antiseptic area
operasi.
• setelah daerah yang didesinfeksi kering dilakukan Draping area operasi menggunakan
linen steril ( Duk bawah 1pcs, duk atas 1pcs & duk sedang 2pcs) kemudian dijepit dengan
duk klem.
• Dekatkan meja mayo dengan meja operasi, kemudian pasangkan kauter (linapen) oleh
sirkuler
• Instrumentator memasangkan pegangan lampu steril kemudian arahkan ke area yang akan
di insisi.
• Sirkuler membacakan time out, dokter operator membersihkan area yang akan di insisi
dengan kasa+alcohol 70% kemudian dikeringkan dengan kasa.
• Instrumentator memberikan scapel+bisuri no.15 didalam nierbeken kepada dokter
operator.
• Dokter Operator mulai insisi area operasi dengan scalpel+bisturi no.15 sampai dengan
subkutis, instrumentator memberikan pinset cirurgis kepada assisten & operator.
• Mengevaluasi perdarahan dengan cara berikan pinset kauter kepada assisten utk
menghentikan perdarahan dengan kauterisasi.
 Berikan gunting metzenbaum kepada operator untuk membebaskan jaringan sekitar
 Assistan membantu membuka daerah operasi dengan menggunakan parabeuf
 Berikan allis clamp untuk memegang jaringan tumor
 Operator membebaskan jaringan tumor dengan jaringan sekitar menggunakan
gunting metzembaum atau linapen sekaligus untuk mengangkat tumor
 Setelah tumor diangkat, rawat perdarahan
 Bila diyakini tidak ada perdarahan, operator bersiap untuk menutup daerah operasi
 Sebelum ditutup, sirkuler menghitung kassa, instrument memastikan kasa, jarum,
bsturi dan instrument lengkap.
 Berikan benang absorsable vicril 2/0 vcp 317 atau chromic 2/0 untuk menjahit
bagian subcutis
 Untuk bagian kulit menggunakan vicrl 3/0.
 Setelah luka jahitan selesai, lka operasi di oles providone iodine, ditutup lumatul dan
kassa steril untuk selanjutnya diplester dengan hepafix.
 Bagian tubuh pasien dibersihkan dari darah dan providone iodine dengan
menggunakan do care
 Pemberlakuan jaringan tumor dimasukkan ke dalam pot dan direndam dengan
formalin sampai semua bagian jaringan tumor tenggelam dalam formalin tersebut.
 Tempelkan stiker identitas pasien, tanggal dan nama jaringan yang akan diperiksa.
 Sirkuler mencatat di buku serah terima jaringan ke ruangan sebagai dokumentasi
yang disertai tandatangan kedua belah pihak.
 Selama operasi berlangsung, sirkuler melakukan pendokumentasian askep, ILO, time
out, pencatatan alkes sesuai penggunaan dan merapihkan kembali alkes dan alat2
elektromedik yang telah digunakan(setelah dibersihkan oleh cleaner).
 Instrumentator merapihkan semua alat yang sudah dipakai, melakukan
dekontaminasi dengan cara merendam instrument selesai dipakai dengan alkazym
(air 5lt: alkazym 1bks)
 Instrument membereskan alat instrument untuk direndam kedalam alkazim
Post Operatif

Sign out : 09.30 WIB


Jumlah kasa post op : 20 lembar
Jumlah jarum : 2 pcs
Jumlah bisturi :1
Perdarahan : 20cc
Masuk RR : 09.45 WIB
Kembali ke ruangan : 4 dewasa
Keadaan umum : Baik
GCS : Eye : 4 Motorik : 6 Verbal : 5
Jalan napas : Spontan
Posisi pasien : Datar
Muntah : Tidak ada
Mukosa mulut : Lembab
Jaringan PA : jaringan tumor mamae didalam pot berisi formalin 10%

Observasi selama di RR :
09.45WIB
Keadaan Umum : Baik TD : 108/65mmHg HR : 53x/mnt SpO₂ 100%
10.00WIB
Keadaan Umum : Baik TD : 128/88mmHg HR : 72x/mnt SpO₂ 100%
Alderete score : Aktivitas : 2, Respirasi : 2, Sirkulasi : 2, Kesadaran : 2 Warna Kulit : 2
Dokumen yang dikembalikan :
USG 1 lembar & CD Rontgen Thorax PA
Diagnosis keperawatan Post Operatif
Diagnosis keperawatan : Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (prosedur
operasi trauma)
Definisi : pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan
actual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga
berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.

Dibuktikan dengan:

Tanda dan gejala mayor :

Subjektif :

Mengeluh nyeri

Objektif :

Tampak meringis
Gelisah
Frekuensi nadi menurun

No Tgl/ Data fokus Etiologi Masalah


jam
1 S: agen pencedera Nyeri akut
Klien mengatakan nyeri pada fisik (prosedur
luka bekas operasi dengan skala operasi trauma)
nyeri 7
O:
Klien tampak meringis
Klien tampak gelisah
TD :108/65mmHg
HR : 60x/mnt SpO₂ 100%
RR : 12x/m
No Tgl/ Luaran Intervensi keperawatan TTD
jam utama
1 Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
intervensi selama 1 jam, (mengidentifikasi dan
maka tingkat nyeri mengelola sensorik atau
menurun (L08066) dengan emosional yang terkait
kriteria hasil: dengan kerusakan jaringan
 Keluhan nyeri menurun atau fungsional dengan onset
 Meringis menurun mendadak atau lambat dan

 Sikap protektif menurun berintensitas ringan hingga

 Gelisah menurun berat dan konsisten) (I.08238)


Tindakan :
 Tekanan darah membaik
Observasi
Identifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kwalitas, intensitas
nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respon nyeri non
verbal
Monitoring efek samping
penggunaan analgetik
Terapeutik :
kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(missal: suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
Fasilitasi istirahat tidur
Edukasi :
Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri,
Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
Ajarkan tehnik Non
Farmakologis
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian
analgetik : tramal suppo
100mg, pronalges
suppo100mg, tamoliv
1gr/100ml (iv),
Pemberian analgetik
(menyiapkan dan
memberikan agen
farmakologis untuk atau
menghilangkan rasa sakit)
(I.084243) Tindakan :
Identifikasi karakteristik
nyeri (missal : pencetus,
pereda, kwalitas
lokasi,intensitas, frekuensi)
Identifikasi riwayat alergi
obat
Identifikasi kesesuaian jenis
analgetik (Narkotika, Non
narkotika, atau NSAID)
dengan tingkat keparahan
nyeri
Monitoring tanda-tanada vital
sebelum dan sesudah
pemberian anlagetik
Terapeutik :
Diskusikan jenis analgetik
yang di sukai untuk mencapai
analgesia optimal jika perlu
Dokumentasikan respon
terhadap efek analgetik dan
efek yang tidak diinginkan
Edukasi :
Jelaskan efek terapi dan efek
samping obat
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian dosis
dan jenis analgetik sesuai
indikasi.

Implementasi post op

No Tgl/ Catatan kegiatan Respon TTD


jam
1 22/7 Mengidentifikasi lokasi Klien mengatakan nyeri
/202 nyeri pada area sayatan operasi
0 mengdentifikasi skala nyeri dengan skala nyeri 7
09.4 Mengidentifikasi respon Keadaan Umum : Baik
5 nyeri non verbal TD :108/65mmHg
Kolaborasi memberikan HR : 60x/mnt SpO₂ 100%
obat tramadol supp 100mg, RR : 12x/m Skala nyeri 7
pronalges sup 100mg dan Klien tampak tidak
tamoliv 1000mg/iv meringis
Memonitoring efek samping
analgetik Klien tampak tenang

Evaluasi post op

No Tgl/ Evaluasi TTD


jam
1 22/7 S : klien mengatakan nyeri pada area sayatan operasi lebih
/202 mendingan daripada sebelumnya, skala nyeri 6
0 O: Keadaan Umum : Baik TD : 111/65mmHg HR :
10.4 55x/mnt RR 12x/m SpO₂ 100%
5 Tidak ada tanda alergi setelah memberikan obat
tramadol supp 100mg, pronalges sup 100mg dan
tamoliv 1000mg/iv
Klien tampak tenang
Gelisah berkurang
Skala nyeri 6
A : masalah nyeri akut menurun
P: Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kwalitas, intensitas nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respon nyeri non verbal
Monitoring efek samping penggunaan analgetik
kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
(missal: suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri,
Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
Ajarkan tehnik Non Farmakologis
Kolaborasi pemberian analgetik : tramal suppo
100mg, pronalges suppo100mg, tamoliv 1gr/100ml
(iv),
DAFTAR PUSTAKA

American Cancer Society. 2015. Breast cancer facts and figure 2015-2016. Atlanta: American
Cancer Society
Bulechek, Gloria M., Howard K. Butcher., Joanne M. Dochterman., cheryl M. Wagner. 2013.
Nursing Interventions Classification (NIC). 6th Edition. Singapore: Mosby, Elsevier Inc.
Terjemahan oleh Nurjannah, Intansari., Roxsana Devi Tumanggor. Nursing
Interventions Classification (NIC). Edisi Ke-6. Indonesia: CV Mocomedia.
Erik, T. (2005). Kanker, Antioksidan dan Terapi Komplementer. Jakarta: Gramedia.
Kementerian Kesehatan RI. (2017). Panduan Penatalaksanaan Kanker Payudara. Kementerian
Kesehatan RI: Jakarta
Kementerian Kesehatan RI. (2015). Situasi Penyakit Kanker. Kesehatan RI: Jakarta
Modern Cancer Hospital Guangzhou. (2015). Diagnosis Kanker Payudara.
http://www.asiancancer.com/indonesian/cancer-diagnosis/breast-cancer-diagnosis/.
[diakses tanggal 3 September 2019].
Moorhead, Sue., Marion Johnson., Meridean L. Maas., Elizabeth Swanson. 2013. Nursing
Outcomes Classification (NOC). 5th Edition. Singapore: Mosby, Elsevier Inc.
Terjemahan oleh Nurjannah, Intansari., Roxsana Devi Tumanggor. Nursing Outcomes
Classification (NOC). Edisi Ke-5. Indonesia: CV Mocomedia.
Price, Sylvia, Wilson Lorrairee M. (1995). Buku 1 Patofisiologi “Kosep Klinis Proses-Proses
Penyakit”, edisi : 4. Jakarta : EGC.
Sjamsuhidayat, R dan De Jong W. (2004). Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.
Syaiffudin. (2010). Anatomi Fisiologi: Kurikulum Berbasis Kompetensi Untuk Keperawatan &
Kebidanan, Ed. 4. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai