Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF PADA TN.

L
DENGAN TINDAKAN OPERASI LAPARATOMY
CHOLESISTECTOMY
Pengertian
• Cholelitiasis
• Batu Empedu adalah timbunan kristal di dalam
kandung empedu atau di dalam saluran
empedu.
• Batu yang ditemukan di dalam kandung
empedu disebut kolelitiasis, sedangkan batu
di dalam saluran empedu disebut
koledokolitiasis.
• Komponen utama dari cairan empedu adalah
bilirubin, garam empedu, fosfolipid dan
kolesterol. Batu yang ditemukan di dalam
kandung empedu bisa berupa batu kolesterol,
batu pigmen yaitu coklat atau pigmen hitam,
atau batu campuran
• Lokasi batu empedu bisa bermacam–macam
yakni di kandung empedu, duktus sistikus,
duktus koledokus, ampula vateri, di dalam
hati.
Batu empedu yang ditemukan pada kandung empedu
di klasifikasikan berdasarkan bahan pembentuknya
sebagai batu kolesterol, batu pigmen dan batu
campuran. Lebih dari 90 % batu empedu adalah
kolesterol (batu yang mengandung > 50% kolesterol)
atau batu campuran ( batu yang mengandung 20-50%
kolesterol). 10 % sisanya adalah batu jenis pigmen, yang
mana mengandung <20% kolesterol
PATHWAYS
Etiologi
1. Jenis Kelamin
2. Usia diatas 60 tahun
3. BMI (Body Mass Index )
4. Makanan
5. Riwayat keluarga
6. Aktifitas fisik
7. Penyakit usus halus
8. Nutrisi intravena jangka lama
Manifestasi Klinis

1. Nyeri daerah midepigastrium


2. Mual dan muntah
3. Tachycardia
4. Diaphoresis
5. Demam
6. Flatus, rasa beban epigastrium, heart burn
7. Nyeri abdominal atas kronik
8. Jaundice
Komplikasi dari kolelitiasis diantaranya adalah :

1. Empiema kandung empedu, terjadi akibat perkembangan kolesistitis


akut dengan sumbatan duktus sistikus persisten menjadi superinfeksi
empedu yang tersumbat disertai kuman kuman pembentuk pus.
2. Hidrops atau mukokel kandung empedu terjadi akibat sumbatan
berkepanjangan duktus sitikus.
3. Gangren, gangrene kandung empedu menimbulkan iskemia dinding
dan nekrosis jaringan berbercak atau total.
4. Perforasi : Perforasi lokal biasanya tertahan oleh adhesi yang
ditimbulkan oleh peradangan berulang kandung empedu. Perforasi
bebas lebih jarang terjadi tetapi mengakibatkan kematian sekitar
30%.
5. Ileus batu empedu : obstruksi intestinal mekanik yang diakibatkan
oleh lintasan batu empedu yang besar kedalam lumen usus.
Pemeriksaan penunjang
Tes laboratorium :
• Leukosit : 12.000 - 15.000 /iu (N : 5000 - 10.000 iu).
•  Bilirubin : meningkat ringan, (N : < 0,4 mg/dl).
• Amilase serum meningkat.( N: 17 - 115 unit/100ml).
• Protrombin menurun, bila aliran dari empedu intestin menurun karena
obstruksi sehingga menyebabkan penurunan absorbsi vitamin K.(cara Kapilar : 2 -
6 mnt).
• USG : menunjukkan adanya bendungan /hambatan , hal ini karena adanya batu
empedu dan distensi saluran empedu ( frekuensi sesuai dengan prosedur diagnostik).
• Endoscopic Retrograde choledocho pancreaticography (ERCP), bertujuan untuk
melihat kandung empedu, tiga cabang saluran empedu melalui ductus duodenum.
• PTC (perkutaneus transhepatik cholengiografi): Pemberian cairan kontras untuk
menentukan adanya batu dan cairan pankreas
• Cholecystogram (untuk Cholesistitis kronik) : menunjukkan adanya batu di sistim
billiar.
• CT Scan : menunjukkan gellbalder pada cysti, dilatasi pada saluran empedu,
obstruksi/obstruksi joundice.
• Foto Abdomen :Gambaran radiopaque (perkapuran ) galstones, pengapuran pada
saluran atau pembesaran pada gallblader.
Penatalaksanaan Medis
• Diet
• Rendah lemak dalam usaha mencegah nyeri lebih lanjut. Bila batu
menyebabkan pembuntuan dari aliran empedu dilakuakn penggantian
vitamin yang larut lemak (ADEK) dan pemberian garam empedu untuk
membantu pencernaan dan absorbst vitamin.
• Terapi Obat
• Analgesik/narkotik (meperidine hydrochloric/Demerol)
• Antispasme dan anti Colinergik (prophantheline bromide / probanthine)
untuk relaksasi otot polos dan menurunkan tonus dan spasme saluran
empedu.  
• Terapi asam empedu untuk melarutkan batu empedu yang kecil
(chenodiol)
• Cholesteramine untuk menurunkan gatal yang sangat karena penumpukan
berlebihan empedu pada kulit.
• ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotherapy)
• Colecystectomy: Bedah pengambilan batu empedu. Cara pengambilan
batu empedu dapat dengan laparatomy dan laparascopy
Perbedaan laparascopy & laparatomy
cholecystectomy
Laporan kasus
A.Data Diri Pasien
• Nama : Tn. L
• Tgl lahir : 10/03/1975 – 45 tahun 3 bulan
• No MR : MYPD.000012205
• IP No : IPA2007090001
• Alamat : Jl. Taman bunga raya blok H2 no 10 Tangerang
• Agama : Kristen
• Status : Menikah
• DPJP : dr. Hendra Nurjadin Sp.PD-KGEH
• Jaminan : Asuransi Jiwa Manulife Indonesia, PT
• Riwayat penyakit: Tidak ada
• Riwayat operasi : Tidak ada
• Premedikasi: Tidak ada
• Alergi : Tidak ada
• IV LINE : Vena metacarpal sinistra
• Keluhan utama : pasien mengatakan sakit perut bagian kanan atas sejak tgl
• 26 juni 2020
• Diagnosis : Cholelithiasis & cholecystitis kronis
• Tindakan : Laparatomy Cholelithiasis
• Tgl operasi : 10/07/2020
• Tanda-tanda Vital : TD: 110/61 mmHg HR : 65x/mnt RR: 20x/mnt
• Pemeriksaan Lab :
• Hemostatis (BT) 3mnt (CT) 12mnt
• Hematologi rutin : Leukosit 8.3 ribu/µL, Eritrosit 4.8 juta/µL, HB
14.7g/dl, HT 43%, Trombosit 211 ribu/µL
• Profil hati: SGOT 17 U/L, SGPT 25 U/L, Gamma GT 87 U/L,
Fosfatase Alkali (AP) 87 U/L
• Pemeriksaan Radiologi:
• USG Abdomen
Kesan: multiple Cholelithiasis kemungkinan juga ada sludge ball
disertai cholecystitis ringan atau kronis.
region lumbalis kanan terlihat relative suram perlu di followup
kemungkinan proses infeksi / inflamasi atau MSCT abdomen non
contras jika klinis berlanjut.
liver, pancreas, lien dan kedua ginjal, vesika urinaria – prostat
dalam batas normal
• Rontgen thorax PA
kesan : Corakan bronchovaskuler di kedua paru agak kasar
kemungkinan bronchitis, cor dalam batas normal
• EKG : sinus rhtym HR 75 x/mnt
• http://eprints.undip.ac.id/50762/3/Novita_Ikb
ar_K_22010112130097_Lap.KTI_Bab2.pdf

Anda mungkin juga menyukai