Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN POST

SECTIO CAESARIA ATAS INDIKASI PRE


EKLAMPSIA

Dosen Pembimbing :
Ns. SURYANI , S.Kep., M.Kep

DISUSUN OLEH KELOMPOK 6 :


ARAFAH AL JASMINE (13404222032)
ACHIFA (13404221029)
ALFI ALENTARIA (13404222031)
ALYA FATINI (13404222033)
SALSABILA TARA (13404222035)
MAULIANA (13404222037)
Pengertian Preeklampsia dan Eklamsia
Preeklamsia merupakan gangguan hipertensi yang terjadi
pada ibu hamil dengan usia kehamilan lebih dari 20
minggu yang ditandai dengan meningkatnya tekanan
darah ≥ 140/90 MmHg disertai dengan edema dan
proteinuria (Faiqoh, 2014).

Eklamsia adalah kondisi dimana pasien memenuhi kriteria


preeklamsia,dengan kejang atau kejang yang tidak
diketahui penyebabnya,yang bukan merupakan kelainan
neurologis misalnya epilepsy,yang disertai penurunan
kesadaran,pada wanita dengan preeklamsia.
(Lalenoh,2018)
Etiologi
preeklampsia sering terjadi pada Primigravida,
Kehamilan Post Matur /Post Term serta Kehamian
Ganda. Berdasarkan teori teori tersebut preeklampsia
sering juga disebut“ Deseases Of Theory” .
Beberapa landasan teori yang dapat dikemukakan
diantaranya adalah (Nuraini, 2011) :
Teori Genetik
Teori Immunologis
Teori Prostasiklin & Tromboksan
Klasifikasi
a.Klasifikasi preeklamsia
Preeklampsia Ringan
 Kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan darah 140/90
MmHg atau lebih
Preeklampsia Berat
 Kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan darah 160/110
MmHg atau lebih

b.Klasifikasi eklamsia
 a). Eklamsia gravidarium (anterpartum)
 b) eklamsia partuirentum (intrapartum)
 c) eklamsia puerperale (postpartum)
Manifestasi Klinis
 dari preeklamsia adalah :
 1) Tekanan darah sekurang-kurangnya 160 mmHg sistolik atau 110
mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 15 menit
menggunakan lengan yang sama.
 2) Trombositopenia : trombosit < 100.000 / mikroliter.
 3) Nyeri di daerah epigastrik / regio kanan atas abdomen.
 4) Edema Paru.
 5) Didapatkan gejala neurologis : stroke, nyeri kepala, gangguan
visus.
 6) Oligohidramnion

 Manisfase Klinis eklamsia (Hidayati dan Rosyid,2020)


 Fase tonik
 Fase klonik
 Fase pascakejang
Komplikasi yang terberat dari preeklampsia adalah
kematian ibu dan janin,
Bagi Ibu
a. Sindrom HELLP
b.Penyakit kardiovaskular
C.Gangguan pembekuan darah
D.Solusio plasenta

Bagi Janin
a. Prematuritas.
b. Kematian Janin.
c. Terhambatnya pertumbuhan janin.
 d. Asfiksia Neonatorum.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah :
Penurunan hemoglobin
Hematokrit meningkat
b.Urinalisis
Ditemukan protein dalam urine.
c.Pemeriksaan Fungsi hati
Bilirubin meningkat
Penatalaksanaan
penatalaksanaan pada preeklampsi adalah sebagai berikut :
 Tirah Baring miring ke satu posisi.
 Monitor tanda-tanda vital, refleks dan DJJ.
 Diet tinggi kalori, tinggi protein, rendah karbohidrat
lemak dan garam.
 Pemenuhan kebutuhan cairan

 Tujuan utama penanganan eklamsia adalah menstabilisasi


fungsi vital penderita dengan terapi suportif
airway,breathing,circulation(ABC),mengendalikan
kejang,mengendalikan tekanan darah,khususnya jika
terjadi krisis hipertensi
Pengertian
Sectio caesarian adalah suatu tindakan pembedahan
guna melahirkan anak melalui insisi dinding perut
abdomen dan uterus (Oxorn & Forte, 2010).
Sedangkan menurut Sarwono, (2011)

Tipe -tipe Sectio Caesaria


 Segmen bawah
Segmen bawah
Sectio Caesaria secara klasik Insisi longitudinal di
garis tengah
Sectio Caesaria Extraperitoneal
Histerectomi Caesaria
Indikasi Sectio Caesaria
 Persalinan atas indikasi gawat ibu :
 a. Proses persalinan normal yang lama atau kegagalan dalam
proses persalinan.
 b. Kondisi panggul sempit.
 c. Plasenta menutupi jalan lahir.
 d. Komplikasi preeklampsia.
 e. Ketuban Pecah Dini.
 f. Bayi besar.

Persalinan atas indikasi gawat janin :


 a. Tali pusat menumbung.
 b. Infeksi intra partum.
 c. Kehamilan kembar.
 d. Kehamilan dengan kelainan kongenital.
 e. Anomaly janin mislanya hidrosefalus.
Komplikasi Sectio Caesaria
 Perdarahan
 Infeksi Sectio Caesaria
 Berkurangnya vaskuler bagian atas uterus sehingga dapat
menyebabkan rupture uterus.
 Ileus dan peritonitis

Pemeriksan penunjang yang dapat dilakukan untuk Sectio


Caesaria
 Laboratorium
 a. Hemoglobin atau hematokrit (HB/HT)
 B.Leukosit (WBC) mengidentifikasi adanya infeksi.
 c. Tes golongan darah, lama perdarahan, waktu pembekuan
darah.
 d. Urinalisis/kultur urine.
 e. Pemeriksaan elektrolit.
Penatalaksanaan medis post Sectio Caesaria

Pemberian cairan Karena 6 jam pertama pasca operasi


pasien masih puasa
Diet
Mobilisasi
Kateterisasi
Pemberian obat-obatan
 Nama:Ny.M
 Umur:22 Tahun
 JenisKelamin :perempuan
 Suku/Bangsa :Bugis/ Indonesia
 Agama :islam
 Pekerjaan :IRT
 Pendidikan :SMA
 Status Perkawinan : Menikah
 Alamat : Langsa
 TGLMRS : 27Juni 2021

 IdentitasPenanggungJawab

 Nama:Tn.J
 Umur:24 Tahun
 JenisKelamin :Laki-laki
 Suku/Bangsa :Bugis /Indonesia
 Agama :Islam
 Pendidikan : SMA Status
 Hubungan : Suami
 Alasan masuk RS
 Hipertensi pada kehamilan usia 39 minggu

Riwayat Penyakit Sekarang


 Ny. M usia 22 tahun dengan riwayat obstetri G1P0A0 usia kandungan 39 minggu, bb 75kg, TB 160
cm, ukuran lila 28cm. datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri perut yang terus menerus dan
mengeluh sakit pada tengkuk lehernya.

PemeriksaanFisik
 Keadaan Umum : Baik
 Kesadaran : Composmentis
 Tanda-tandaVital :
 a.tekanan darah : 150/89 mmHg
 b.Nadi :98x/menit
 c.RR:22x/menit
 d.T:36,6oC

 Diagnosa keperawatan
 Nyeri akut berhubungan dengan Agen pencedera fisik(prosedur operasi)
 Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan Nyeri
 Risiko perfusi serebral tidak efektif berhubungan dengan hipertensi
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1 DS : Agen pencedera Nyeri Akut
-Pasien mengatakan nyeri pada fisik(prosedur operasi)
luka post SC di abdomennya
-Pasien mengatakan nyeri
bertambah
DO :
-Pasien tampak meringis
menahan nyeri
P : Saat bergerak
Q : Seperti ditusuk
R : Abdomen
S:6
T : Hilang timbul
- Frekuensi nadi 108x/mnt
- Pasien sulit tidur
- Tekanan darah meningkat
Hari/ Diagnosa (SDKI) Tujuan dan Kriteria Intervensi (SIKI)
tangg hasil (SLKI)
al

Senin Nyeri akut Tujuan: Setelah Manajemen nyeri (l.08238)


, 27 berhubungan dengan dlakukan tindakan Observasi :
juni Agen pencedera keperawatan selama 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
2021 fisik(prosedur operasi) 3x24 jam diharapkan frekuensi, kualitas intensitas nyeri
nyeri berkurang dengan 2. Identifikasi skala nyeri
kriteria hasil:
-Pasien mengatakan nyeri Terapeutik :
berkurang 1.Berikan teknik non farmakologis untuk
-Pasien tampak rileks mengurangi rasa nyeri (misal : terapi
-Pasien mampu melakukan musik, terapi pijat, aromaterapi, kompres
nafas dalam hangat/dingin)
2.Kontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri (misal. Suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan)
3.Fasilitas istirahat dan tidur

Edukasi:
1.Jelaskan penyebab, periode dan pemicu
nyeri
2.Jelaskan strategi meredakan nyeri

Kolaborasi:
1.Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu
Hari/ Implementasi Evaluasi
Tanggal
Senin, 27 1.Mengidentifikasi lokasi, S:
Juli 2021 karakteristik, durasi, frekuensi, - Pasien mengatakan nyeri pada luka jahitan post SC
11.15 kualitas intensitas nyeri - Pasien mengatakan takut bergerak karena masih nyeri
2.mengidentifikasi skala nyeri - Pasien mengatakan kadang terbangun ketika tidur
3.Memberikan teknik non karena nyeri pada luka post SC
farmakologis untuk mengurangi rasa O:
nyeri (misal : terapi musik, terapi -Klien tampak meringis kesakitan
pijat, aromaterapi, kompres P : Nyeri akut
4. memfasilitasi istirahat dan tidur Q : Seperti disayat R : Abdomen
5 .menjelaskan penyebab, periode dan S : 6
pemicu nyeri T : Hilang timbul
6.mengkolaborasi pemberian analgetik - TD 155/70 mmHg
S: 36,7ºc
N: 108x/menit RR : 20x/menit
A:
- Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan :
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri (nafas dalam)
- Memberikan analgetik (ketorolac dan ketoprofen)
Hari/ Implementasi Evaluasi
Tanggal
Senin, 27 1 Idetifikasi adanya nyeri atau S : - Pasien mengatakan aktifitas masih
Juli 2021 keluhan fisik lainnya dibantu keluarga dan perawat
11.15 2 Identifikasi toleransi fisik - Pasien mengatakan buang air kecil
melakukan ambulasi masih melalui kateter yang terpasang
3 Ajarkan mobilisasi O:
sederhana yang harus - Aktifitas pasien masih ada yang
dilakukan ( mis. duduk di dibantu perawat dan keluarga
tempat tidur) - Pasien terpasang dower cateter 500 cc
- Pasien terpasang infus RL
A : Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
- Ajarkan mobilisasi sederhana yang
harus dilakukan ( mis. duduk di tempat
tidur)
Hari/ Implementasi Evaluasi
Tanggal
Senin, 27 1.Memonitor tekanan S:
Juli 2021 darah - Pasien mengatakan tengkuk leher
11.15 2.Memonitor sakit
peningkatan TD - Pasien mengatakan kepala sakit setiap
3.mengKolaborasi bangun tidur
pemberian anti O: - TD : 160/88 mmHg
hipertensi - N : 100x/mnt
- Pasien tampak tidak nyaman A:
Masalah belum teratasi
P : Intervensi diteruskan :
-Monitor Tekanan darah
- Monitor peningkatan TD
- Kolaborasi pemberian antihipertensi

Anda mungkin juga menyukai