A. PENGKAJIAN
Pengkajian terdiri dari pengumpulan informasi subjectif dan objectif ( mis : tanda vital,
wawancara pasien/keluarga, pemeriksaan fisik) dan peninjauan informasi riwayat pasien pada
rekam medik. Perawat juga mengumpulkan informasi tentang kekuatan (untuk
mengidentifikasi peluang promosi kesehatan) dan resiko (area yang perawat dapat mencegah
atau potensi masalah yang dapat ditunda) (Nanda, 2017)
a. Airway
Pasien dengan post op craniotomy akan terpasang ventilator sebagai penunjang alat
pernafasan serta juga terpasang ETT, OPA. Pada jalan akan tertumpuk secret karena
terjadi penurunan kesadaran.42
b. Breathing
Terpasang ventilator. Suara nafas ronchi. Pernafasan pada pasien dengan post op
craniotomy tidak teratur dan kedalamannya juga tidak teratur.
c. Circulation
Pasien dengan post op craniotomy tekanan darahnya tidak menentu. Akralnya dingin,
warna kulitnya pucat karena ketika operasi banyak menghabiskan darah dan
menyebabkan Hb nya menjadi renda.
d. Disability
Kesadaran akan menurun karena telah di lakukan pembedahan pada otak. Besar pupil
normal (±2 mm). Reflek terhadap cahaya ada. Semua aktifitas di bantu karena
mengalami penurunan kesadaran serta harus bedrest total.
3. Pengkajian Secondary Survey
a. Kepala
Pasien dengan post op craniotomy tampak luka bekas operasi pada kepala klien dan
terpasang drain, tidak terdapat pembengkakan pada kepala
b. Mata
Pasien dengan post op craniotomy akan terjadi pengeluaran darah yang berlebih jadi
conjuntiva pucat, ukuran pupil (2 mm). Reaksi terhadap cahaya ada, tidak ada edema
pada palpebra, palpebra tertutup, sklera tidak ikterik.
c. Hidung
Pasien akan terpasang NGT untuk pemenuhan nutrisi, hidung bersih, tidak ada
perdahan pada hidung. Tidak ada pembengkakan pada daerah hidung.
d. Mulut
Mukosa bibir tampak kering, pasien akan terpasang ETT dan OPA, mulut. Tidak ada
pembengkakan di sekitar mulut.
e. Leher
f. Dada
I : Dada tampak simetris, gerakan sama kiri dan kanan, tidak ada tampak luka atau
lesi, tampak terpasang elektroda kardiogram.
A: Suara nafas ronchi karena penumpukan secret pada jalan nafas, irama tidak teratur
g. Kardiovaskuler
I : Arteri carotis normal , tidak terdapat ditensi vena jungularis, ictus cordis tidak
terlihat
P : Letak jantung normal yaitu batas atas jantung : ICS II parasternal sinistra, batas
kanan jantung : linea parasternal dextra, batas kiri jantung : midclavicula sinistra
A : tidak mengalami kelainan pada suara jantung : S1 dan S2 normal reguler, tidak
ada suara jantung tambahan seperti gallop kecuali pasien mengalami riwayat
penyakit jantung.
h. Abdomen
Perkusi : Timpani
i. Genitouria
Terdapat penggunaan kateter karena telah dilakukan operasi dan klien harus bedrest
total.
j. Ekstremitas
Tidak terdapat edema pada ekstremitas. Klien bedrest total. Akral dingin.
k. Kulit
B. DIAGNOSA
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respons manusia terhadap gangguan
kesehatan/proses kehidupan atau kerentanan respons dari seorang individu, keluarga,
kelompok atau komunitas (Nanda, 2017)
Pre Op :
Post Op :
a. Resiko perfusi serebral tidak efektif berhubungan dengan suplai darah berkurang
c. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan nafas
d. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan gangguan neurologis (trauma kepala,
gangguan kejang)
Pre Op
Post OP
Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian sedasi
dan antikonvulsan, jika perlu
-Kolaborasi pemberian diuretic
osmosis, jika perlu
-Kolaborasi pemberian pelunak
tinja, jika perlu
Pemantauan tekanan
intrakranial, tindakan
Observasi
-Observasi penyebab
peningkatan TIK (mis. Lesi
menempati ruang, gangguan
metabolism, edema sereblal,
peningkatan tekanan vena,
obstruksi aliran cairan
serebrospinal, hipertensi
intracranial idiopatik)
-Monitor peningkatan TD
-Monitor pelebaran tekanan
nadi (selish TDS dan TDD)
-Monitor penurunan frekuensi
jantung
-Monitor ireguleritas irama
jantung
-Monitor penurunan tingkat
kesadaran
-Monitor perlambatan atau
ketidaksimetrisan respon pupil
-Monitor kadar CO2 dan
pertahankan dalam rentang
yang diindikasikan
Kolaborasi
-kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
DO : Bersihan jalan Bersihan jalan Manajemen Jalan Napas,
-Batuk tidak nafas tidak nafas tindakan
efektif Setelah dilakukan
-Tidak mampu efektif intervensi Observasi:
batuk Definisi: keperawatan -Monitor pola napas
-Sputum berlebih ketidakmampuan selama 1x24 jam (frekuensi, kedalaman,
-Mengi, membersihkan maka diharapkan usaha napas)
wheezing dan sekret atau bersihan jalan -Monitor bunyi napas
atau obstruksi jalan napas tambahan (mis. gurgling,
ronkhi kering nafas untuk membaik dengan mengi, wheezing, ronchi
-Mekonium di mempertahankan kriteria hasil: kering)
jalan napas jalan nafas tetap -Batuk efektif -Monitor sputum (jumlah,
(neonatus) paten. meningkat warna, aroma)
-Gelisah Berhubungan -Produksi sputum Terapeutik:
-Sianosis dengan: menurum -Pertahankan kepatenan
-Bunyi napas Fisiologis -Wheezing jalan napas dengan headtilt dan
menurun -Spasme jalan menurun chin-lift (jawthrust jika curiga
-Frekuesi napas napas -Dispnea menurun trauma
berubah -Hipersekesi jalan -Gelisah menurun servical)
-Pola napas napas -Frekuensi napas -Posisikan semi-fowler
berubah -Disfungsi membaik atau fowler
neuromuskuler -Pola napas -Berikan minum hangat
membaik -Lakukan fisioterapi dada,
-Benda asing jika perlu
DS : dalam jalan -Lakukan penghisapan
-Dypsnea napas- Adanya lendir kurang dari 15
-sulit bicara jalan napas detik
-ortopnea buatan -Lakukan hiperoksigenasi
-Sekresi yang sebelum penghisapan
tertahan endotrakeal
-Hiperplasia
-Proses infeksi -Keluarkan sumbatan
-Respon alergi benda pada dengan
-Efek agen forsep McGill
farmakologi -Berikan oksigen, jika
perlu
Edukasi:
-Anjurkan asupan cairan
2000 ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
-Ajarkan tehnik batuk
efektif
Kolaborasi:
-Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik,
jika perlu
Pemantauan Respirasi,
tindakan:
Observasi:
-Monitor frekuensi, irama,
kedalam dan upaya napas
-Monitor pola napas
-Monitor kemampuan
batuk efektif
-Monitor adanya produksi
sputum
-Monitor adanya
sumbatan jalan napas
-Palpasi kesimetrisan
ekspansi paru
-Auskultasi bunyi napas
-Monitor saturasi oksigen
-Monitor AGD
-Monitor x-ray thoraks
Terapeutik:
-Atur internal pemantau
respirasi sesuai kondisi pasien
-Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi:
-Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
-Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
DO : Pola nafas tidak Pola nafas setelah Pemantauan
-Penggunaan otot efektif dilakukan respiratori,tindakan
bantu pernapasan. Definisi : intervensi selama Observasi
-Fase ekspirasi Inspirasi dan/atau 11x24jam maka -Monitor frekuensi, irama,
memanjang. ekspirasi yang pola nafas kedalaman, dan upaya napas
-Pola napas tidak memberikan membaik, dengan -Monitor pola napas (seperti
abnormal (mis. ventilasi adekuat kriteria hasil : bradipnea, takipnea,
takipnea. -Ventilasi semenit hiperventilasi, Kussmaul,
bradipnea, Berhubungan meningkat Cheyne-Stokes, Biot, ataksik0
hiperventilasi dengan -Kapasitas vital -Monitor kemampuan batuk
kussmaul cheyne- gangguan meningkat efektif
stokes). neurologis -Diameter thoraks -Monitor adanya produksi
Pernapasan (trauma kepala, anterio-posterior sputum
cuping hidung. gangguan meningkat -Monitor adanya sumbatan
-Diameter kejang) -Tekanan ekspirasi jalan napas
thoraks anterior meningkat -Palpasi kesimetrisan ekspansi
—posterior -Tekanan inspirasi paru
meningkat meningkat -Auskultasi bunyi napas
-Ventilasi -Dispnea menurun -Monitor saturasi oksigen
semenit menurun -Penggunaan otot -Monitor nilai AGD
bantu -Monitor hasil x-ray toraks
-Kapasitas vital napas menurun
menurun -Pemanjangann Terapeutik
-Tekanan fase -Atur interval waktu
ekspirasi ekspirasi menurun pemantauan respirasi sesuai
menurun -Orthopnea kondisi pasien
-Tekanan menurun -Dokumentasikan hasil
inspirasi menurun Pernapasan pursed- pemantauan
-Ekskursi dada
berubah lip menurun Edukasi
-Pernapasan cuping -Jelaskan tujuan dan prosedur
DS : hidung menurun pemantauan
-Dipsnea -Frekuensi napas Informasikan hasil
-Ortopnea membaik pemantauan, jika perlu
-Kedalaman napas Menajemen jalan nafas,
membaik tindakan
-ekskursi dada Observasi
membaik -Monitor pola napas (frekuensi,
kedalaman, usaha napas)
-Monitor bunyi napas
tambahan (mis. Gurgling,
mengi, weezing, ronkhi kering)
-Monitor sputum (jumlah,
warna, aroma)
Terapeutik
-Pertahankan kepatenan jalan
napas dengan head-tilt dan
chin-lift (jaw-thrust jika curiga
trauma cervical)
-Posisikan semi-Fowler atau
Fowler
Berikan minum hangat
-Lakukan fisioterapi dada, jika
perlu
-Lakukan penghisapan lendir
kurang dari 15 detik
-Lakukan hiperoksigenasi
sebelum
Penghisapan endotrakeal
Keluarkan sumbatan benda
padat dengan forsepMcGill
Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
-Anjurkan asupan cairan 2000
ml/hari, jika tidak
kontraindikasi.
-Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu.
DO : Resiko Infeksi Tingkat infeksi Pencegahan infeksi, tindakan
-Demam Definisi : setelah dilkukan Observasi
-Kemerahan Berisiko intervensi selama -Identifikasi riwayat kesehatan
-Nyeri mengalami 1x24jam maka dan riwayat alergi
-Bengkak peningkatan tanda-tanda infeksi -Identifikasi kontraindikasi
-Kadar sel darah terserang tidak terlihat pemberian imunisasi
putih menurun organisme dengan kriteria -Identifikasi status imunisasi
-Nafsu makan patogenik hasil : setiap kunjungan ke pelayanan
menurun -Demam berkurang kesehatan
Berhubungan -kemerahan Terapeutik
DS : dengan berkurang -Berikan suntikan pada pada
Tidak tersedia -Penyakit Kronis -nyeri berkurang bayi dibagian paha
-Efek prosedur -kadar sel darah anterolateral
Infasif putih normal -Dokumentasikan informasi
-Malnutrisi -nafsu makan vaksinasi
Peningkatan meningkat Jadwalkan imunisasi pada
paparan interval waktu yang tepat
organisme
patogen Edukasi
lingkungn -Jelaskan tujuan, manfaat,
Ketidakadekuatan resiko yang terjadi, jadwal dan
pertahanan tubuh efek samping
perifer -Informasikan imunisasi yang
diwajibkan pemerintah
-Informasikan imunisasi yang
melindungiterhadap penyakit
namun saat ini tidak
diwajibkan pemerintah
-Informasikan vaksinasi untuk
kejadian khusus
-Informasikan penundaan
pemberian imunisasi tidak
berarti mengulang jadwal
imunisasi kembali
-Informasikan penyedia
layanan pekan imunisasi
nasional yang menyediakan
vaksin gratis
Manajemen
imunisaasi/vaksin, tindakan
Observasi
-Identifikasi riwayat kesehatan
dan riwayat alergi
-Identifikasi kontraindikasi
pemberian imunisasi
-Identifikasi status imunisasi
setiap kunjungan ke pelayanan
kesehatan
Terapeutik
-Berikan suntikan pada pada
bayi dibagian paha
anterolateral
-Dokumentasikan informasi
vaksinasi
Jadwalkan imunisasi pada
interval waktu yang tepat
Edukasi
-Jelaskan tujuan, manfaat,
resiko yang terjadi, jadwal dan
efek samping
-Informasikan imunisasi yang
diwajibkan pemerintah
-Informasikan imunisasi yang
melindungiterhadap penyakit
namun saat ini tidak
diwajibkan pemerintah
-Informasikan vaksinasi untuk
kejadian khusus
-Informasikan penundaan
pemberian imunisasi tidak
berarti mengulang jadwal
imunisasi kembali
-Informasikan penyedia
layanan pekan imunisasi
nasional yang menyediakan
vaksin gratis
D. IMPLEMENTASI
E. EVALUASI
2. Untuk menilai efektifitas, efisiensi, dan produktifitas dari tindakan keperawatan yang
telah diberikan.