TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Lansia
1. Defenisi Lansia
Menua atau menjadi tua adalah suatu proses biologis yang tidak
dapat dihindari. Proses penuaan terjadi secara alamiah. Hal ini dapat
2019).
manusia. Menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya bisa dimulai
tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang akan melewati tiga
tahap dalamkehidupannya yaitu masa anak, dewasa dan juga tua (Mawaddah,
2020).
lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan
yang diderita. Hal ini dikarenakan fisik lansia dapat menghambat atau
8
2. Batasan Umur Lansia
batasan umur yang mencakup batasan umur lansia adalah sebagai berikut:
45-59 tahun, lanjut usia (elderly) ialah 60-74 tahun, lanjut usia tua
(old) ialah 75-90 tahun, usia sangat tua (very old) ialah di atas 90
tahun.
c. Menurut Dra. Jos Masdani (Psikolog UI) terdapat empat fase yaitu :
(geriatric age): > 65 tahun atau 70 tahun. Masa lanjut usia (getiatric
age) itu sendiri dibagi menjadi tiga batasan umur, yaitu young old
(70-75 tahun), old (75- 80 tahun),dan very old ( > 80 tahun) (Efendi,
2009).
3. Klasifikasi Lansia
Depkes RI (2003) dalam Maryam dkk (2017) yang terdiri dari : pralansia
9
(prasenilis) yaitu seseorang yang berusia antara 45-59 tahun, lansia ialah
seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih, lansia resiko tinggi ialah
atau lebih dengan masalah kesehatan, lansia potensial ialah lansia yang
lain.
4. Karakteristik Lansia
kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, dari
2018).
5. Tipe Lansia
2000 dalam Maryam dkk, 2018). Tipe tersebut dijabarkan sebagai berikut.
10
rendah hati, sederhana, dermawan, memenuhi undangan, dan
menjadi panutan.
b. Tipe mandiri
undangan.
d. Tipe pasrah
e. Tipe bingung
Tipe lain dari lansia adalah tipe optimis, tipe konstruktif, tipe
11
6. Proses Penuaan
yang dapat diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat mereka
satu sel dan berkembang sampai pada keseluruhan sistem. (Stanley, 2016).
yang tidak dapat dihindari dan akan dialami oleh setiap orang. Menua adalah
adanya infeksi.
saraf, dan jaringan lain sehingga tubuh „mati‟ sedikit demi sedikit.
Sebenarnya tidak adabatasan yang tegas, pada usia berapa kondisi kesehatan
seseorang mulai menurun. Setiap orang memiliki fungsi fisiologis alat tubuh
yang sangat berbeda, baik dalam hal pencapaian puncak fungsi tersebut
12
maupun saat menurunnya. Umumnya fungsi fisiologis tubuh mencapai
puncaknya pada usia 20-30 tahun. Setelah mencapai puncak, fungsi alat
tubuh akan berada dalam kondisi tetap utuh beberapa saat, kemudian
2019).
Oleh karena itu, perlu perlu membantu individu lansia untuk menjaga harkat
dan otonomi maksimal meskipun dalam keadaan kehilangan fisik, sosial dan
dengan proses penuaan, yaitu : teori biologi, teori psikologi, teori sosial, dan
teori spiritual.
a. Teori biologis
theory, teori stres, teori radikal bebas, dan teori rantai silang.
13
biokimia yang diprogram oleh molekul- molekul DNA dan
14
b. Teori psikologi
c. Teori sosial
stratification theory).
15
yang tersisa hanyalah harga diri dan kemampuan mereka untuk
mengikuti perintah.
sekitarnya.
3. Teori aktivitas
dilakukan.
2. Teori kesinambungan
lansia.
16
3. Teori perkembangan
5. Teori spiritual
17
8. Tugas Perkembangan Lansia dan Perubahan yang terjadi pada
lansia
2016).
18
1. Perubahan fisik
a) Sel
b) Sistem persarafan
terhadap sentuhan.
c) Sistem pendengaran
tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia diatas 65
d) Sistem penglihatan
19
lambat, dan susah dalam melihat cahaya gelap. Daya akomodasi
e) Sistem kardiovaskuler
g) Sistem respirasi
20
turun. Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya
h) Sistem gastrointestinal
i) Sistem genitourinaria
j) Sistem endokrin
aldosteron.
21
B. Konsep Gastritis
1. Pengertian
dalam pola makan, minsalnya telat makan, makan terlalu banyak, cepat,
makan makanan yang terlalu banyak bumbu dan pedas (Priyoto, 2016)
Gastritis berasal dari kata gaster yang artinya lambung. Sakit maag
yang bisa disebabkan oleh faktor iritasi dan infeksi. Seperti kita ketahui,
2. Anatomi Fisiologi
kiri atas perut tepat dibawah tulang iga. Lambung orang dewasamempunyai
makanan dan minuman sebanyak satu galon. Bila lambung dalam keadaan
kosong maka iya akan melipat, mirip seperti sebuah akurdion. Ketika
22
lambung mulai ter isi dan mengembang, lipatan-lipatan tersebut secara
bertahap membuka.
Pada saat yang sama, kelenjer-kelenjer yang berada di mukosa pada diding
Asam ini sangat korosif sehingga paku besi dapat larut dalam cairan ini.
23
3. Klasifikasi
A. Gastritis akut
berikut
1. Gastritis Eksogenus
pencetusnya berasal dari luar tubuh penderita. Jenis penyakit ini dapat
2. Gastritis Endogenus
endogen ini dapat disebabkan oleh hal-hal berikut : Bakteri atau racun,
24
Alergik gastritis, Peradangan akut yang bernanah, penderita mengalami
3. Gastritis kronis
periode waktu lama disebabkan oleh stres dan pola makan yang kacau.
H.pylori, adanya tumor pada lambung dan stres atau faktor kejiwaan
(Wahyu, 2017).
4. Etiologi
a. Gastritis akut
2016).
b. Gastritis kronik
25
pernisiosa, penyakit ginjal, atau diabetes militus dan infeksi helicobacter
5. Tanda Gejala
1) Mual muntah
bagian atas
2) Pendarahan reptum
6) Pingsan.
26
6. Patofisiologi
lambung dari infeksi, sehingga terdapat luka pada mukosa. Ketika asam
luka pada pembulih kecil yang di ikuti dengan edema, perdarahan, dan
kronis adalah sama dengan gastritis akut. Mulanya lapisan lambung menebal
dan eritematosa lalu kemudian menjadi tipis dan atrofi. Deteriorasi dan
yang berisi sel parietal. Ketika sekresi asam menurun, sumber faktor
27
7. WOC
MK :
Nyeri
MK : Kurang
pengetahuan
MK : nutrisi kurang
dri kebutuhan tubuh
MK : hipertermi
MK : gangguan mobilitas
fisik
28
8. Penatalaksanaan Perawatan Medis dan Keperawatan
A. Medis
29
aspirin atau obat anti peradangan non – esteroit lainnya) dan
dilakukan pembedahan
f. Gastritis sel plasma bisa diobati dengan obat anti kulkus yang
B. Keperawatan
1. Tirah baring
2. Mengurangi stres
30
bernyanyi, bisa membuat tubuh menghasilkan hormon bahagia, yaitu
dianjurkan untuk aktifitas fisik biasa, atau dengan teknik relaksasi dan
distraksi saat rawatan dirumah sakit. Dengan begitu, tubuh dan pikiran
3. Diet
Air teh, air kaldu, air jahe dengan soda kemudian diberikan
9. Pemeriksaan Penunjang
penyebabnya.
31
untuk memeriksa anemia, yang terjadi akibat pendarahan
e. Ronsen Saluran Cerna Bagian Atas: Tes ini akan melihat akan
32
C. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
dari klien. untuk informasi yang diharapakan dari klien. Menurut (Depkes,
1) Identitas
a) Usia
(Shalahudin, 2018)
b) Jenis Kelamin
(Shalahudin, 2018)
2) Alasan Masuk
33
3) Riwayat Kesehatan
4) Pemeriksaan Fisik
b. Tanda-tanda vital
34
a) Tekanan darah: Biasanya tekanan darah pasien normal
darah.
tibia.
1. Kepala
2. Mata
mata cekung
35
3. Telinga
4. Hidung
5. Mulut
kekurangan cairan
6. Leher
7. Dada
8. Jantung
A: Biasanya SI dan S2
36
9. Paru-paru
A: Biasanya Vesikuler
P: Biasanya Timpany
11. Punggung
12. Ekstremitas
13. Kulit
(Aspiani, 2015).
37
5) Aktivitas Sehari-hari
1. Biologis
a. Nutrisi
1) Pola Makan
2) Pola Minum
b. Pola Eliminasi
1) BAB
2) BAK
BAK jernih.
2. Psikologi
38
3. Dukungan Sosial
dilingkungannya.
4. Spiritual
5. Rekreasi
mengikuti pengajian.
2. Diagnosa Keperawatan
kebutuhan metabolisme
penyakit
39
3. Intervensi
40
Gejala dan Tanda Minor dan pemicu nyeri
Subjektif b. Jelaskan strategi meredakan
1. Merasa takut mengalami nyeri
cedera berulang c. Anjurkan memonitor nyri
Objektif secara mandiri
1. Berikap protektif d. Anjurkan menggunakan
2. waspada analgetik secara tepat
3. pola tidur berubah e. Ajarkan teknik
4. Anoreksia nonfarmakologis untuk
5. Fokus menyempit mengurangi rasa nyeri
6. Berfokus kepada diri
sendiri Perawatan Kenyamanan
Observasi
a. Identifikasi gejala yang tidak
menyenangkan
b. Identifikasi pemahaman
tentang kondisi, situasi dan
perasaannya
c. Identifikasi masalah emosional
dan spiritual
Terapeutik
a. Berikan posisi yang nyaman
b. Berikan kompres dingin atau
hangat
c. Ciptakan lingkungan yang
nyaman
d. Berikan pemijatan
e. Berikan terapi akupresur
f. Berikan terapi hipnotis
g. Dukung keluarga dan pengasuh
terlibat dalam terapi
h. Diskusikan mengenai situasi
dan pilihan terapi
Edukasi
a. Jelaskna mnegenai kondisi dan
pilihan terapi/ pengobatan
b. Ajarkan terapi relaksasi
c. Ajarkan latihan pernafasan
d. Ajarkan tehnik distraksi dan
imajinasi terbimbing
41
Penyebab Kriteria Hasil: melakukan ambulasi
1. Kerusakan Integritas a. Pergerakan c. Monitor frekuensi jantung dan
Struktur Tulang ekstremitas tekanan darah sebelum
2. Perubahan Metabolisme meningkat memulai ambulasi
3. Ketidakbugaran Fisik b. Kekuatan otot d. Monitor kondisi umum selama
4. Penurunan Kendali Otot meningkat melakukan ambulasi
5. Penurunan Massa Otot c. ROM meningkat Terapeutik
6. Penurunan Kekuatan Otot d. Kaku sendi a. Fasilitasi aktivitas ambulasi
7. Keterlambatan menurun dengan alat bantu (mis. tongkat,
Perkembangan e. Gerakan terbatas kruk)
8. Kekakuan Sendi menurun b. Fasilitasi melakukan mobilisasi
9. Kontraktur fisik, jika perlu
10. Malnutrisi c. Libatkan keluarga untuk
11. Gangguan Musculoskeletal membantu pasien dalam
12. Gangguan Neuromuskuler meningkatkan ambulasi
13. Indeks Massa Tubuh Di Edukasi
Atas Persentil Ke-75 Sesuai a. Jelaskan tujuan dan prosedur
Usia ambulasi
14. Efek Agen Farmakologis b. Anjurkan melakukan ambulasi
15. Program Pembatasan Gerak dini
16. Nyeri c. Ajarkan ambulasi sederhana
17. Kurang Terpapar Informasi yang harus dilakukan
Tentang Aktivitas Fisik
18. Kecemasan
19. Gangguan Kognitif
20. Keengganan Melakukan
Pergerakan
21. Gangguan Sensori Persepsi
42
2. Gerakan tidak terkoordinasi
3. Gerakan terbatas
4. Fisik lemah
3 Defisit Nutrisi Manajemen Nutrisi
Setelah dilakukan
Definisi: Asupan nutrisi tidak tindakan keperawatan Observasi
cukup untuk memenuhi selama 3x24 jam status a. Identifikasi status nutrisi
kebutuhan metabolisme. nutri membaik, dengan b. Identifikasi alergi dan
Penyebab Kriteria Hasil: intoleransi makanan
1. Ketidakmampuan menelan a. Porsi makan yang c. Identifikasi makanan yang
makanan dihabiskan disukai
2. Ketidakmampuan mencerna meningkat d. Identifikasi kebutuhan kalori
makanan b. Kekuatan otot dan jenis nutrient
3. Ketidakmampuan pengunyah e. Identifikasi perlunya
mengabsorbsi nutrien meningkat penggunaan selang nasogastrik
4. Peningkatan kebutuhan c. Kekuatan otot f. Monitor asupan makanan
metabolisme menelan g. Monitor berat badan
5. Faktor ekonomi meningkat h. Monitor hasil pemeriksaan
6. Faktor psikologis d. Perasaan cepat laboratorium
kenyang menurun Terapeutik
Gejala Dan Tanda Mayor e. Nyeri abdomen a. Lakukan oral hygiene sebelum
Objektif menurun makan, jika perlu
1. Berat badan menurun f. Sariawan menurun b. Fasilitasi menentukan
minimal 10% dibawah g. Rambut rontok pedoman diet (mis. Piramida
rentang ideal menurun makanan)
h. Diare menurun c. Sajikan makanan secara
Gejala Dan Tanda Minor i. Berat badan menarik dan suhu yang sesuai
Subjektif membaik d. Berikan makan tinggi serat
1. Cepat kenyang setelah makan j. Bising usus untuk mencegah konstipasi
2. Kram/nyeri abodemen membaik e. Berikan makanan tinggi kalori
3. Nafsu makan menurun k. Membran mukosa dan tinggi protein
Objektif membaik f. Berikan suplemen makanan,
1. Bising usus hiperaktif jika perlu
2. Otot pengunyah lemah g. Hentikan pemberian makan
3. Otot menelan lemah melalui selang nasigastrik jika
4. Membran mukosa pucat asupan oral dapat ditoleransi
5. Sariawan Edukasi
6. Serum albumin menurun a. Anjurkan posisi duduk, jika
7. Rambut rontok berlebihan mampu
8. Diare b. Ajarkan diet yang
diprogramkan
43
muntah
c. Monitor jumlah kalorimyang
dikomsumsi sehari-hari
d. Monitor berat badan
e. Monitor albumin, limfosit, dan
elektrolit serum
Terapeutik
a. Berikan perawatan mulut
sebelum pemberian makan, jika
perlu
b. Sediakan makan yang tepat
sesuai kondisi pasien( mis.
Makanan dengan tekstur halus,
makanan yang diblander,
makanan cair yang diberikan
melalui NGT atau Gastrostomi,
total perenteral nutritition sesui
indikasi)
c. Hidangkan makan secara
menarik
d. Berikan suplemen, jika perlu
e. Berikan pujian pada pasien atau
keluarga untuk peningkatan
yang dicapai
Edukasi
a. Jelaskan jenis makanan yang
bergizi tinggi, namuntetap
terjangkau
b. Jelaskan peningkatan asupan
kalori yang dibutuhkan
4 Hipertemi Setelah dilakukan Manajemen Hipertermia
Defenisi tindakan keperawatan Observasi
Suhu tubuh meningkat di atas 3x24 jam diharapkan a. Identifkasi penyebab hipertermi
rentang normal tubuh suhu tubuh tetap (mis. dehidrasi terpapar
Penyebab berada pada rentang lingkungan panas penggunaan
1. Dehidrasi normal dengan, incubator)
2. Terpapar lingkungan panas Kriteria Hasil: b. Monitor suhu tubuh
3. Proses penyakit (mis. a. Menggigil menurun c. Monitor kadar elektrolit
infeksi, kanker) b. Suhu tubuh d. Monitor haluaran urine
4. Ketidaksesuaian pakaian membaik Terapeutik
dengan suhu lingkungan c. Suhu kulit membaik a. Sediakan lingkungan yang
5. Peningkatan laju dingin
1.
metabolisme Tin b. Longgarkan atau lepaskan
6. Respon trauma pakaian
7. Aktivitas berlebihan c. Basahi dan kipasi permukaan
8. Penggunaan inkubator tubuh
44
d. Berikan cairan oral
Gejala dan Tanda Mayor e. Ganti linen setiap hari atau
Subjektif lebih sering jika mengalami
1. (tidak tersedia) hiperhidrosis (keringat
berlebih)
Objektif f. Lakukan pendinginan eksternal
1. Suhu tubuh diatas nilai (mis. selimut hipotermia atau
normal kompres dingin pada dahi,
leher, dada, abdomen,aksila)
Gejala dan Tanda Minor g. Hindari pemberian antipiretik
Subjektif atau aspirin
1. (tidak tersedia) h. Batasi oksigen, jika perlu
Objektif Edukasi
1. Kulit merah a. Anjurkan tirah baring
2. Kejang
3. Takikardi
4. Takipnea
5. Kulit terasa hangat
4. Implementasi
45
Melakukan pengkajian keperawatan secara komprehensif untuk
mengidentifikasi masalah baru atau memantau status dan masalah yang ada
pada pasien.
penatalaksanaan penyimpangan.
kesehatannya.
5. Evaluasi
46
a. Evaluasi Formatif
47
DAFTAR PUSTAKA
Aminudin. 2009. Mengenal dan mengulangi penyakit Perut: Jakarta CV. Putrra
Setia.
Aspiani, Reni Yudi. 2014. Buku ajar asuhan keperawatan gerontik, jilid 2. Trans
infamedia.
Black, Joycem. 2014. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta: EGC Gustin
48
Wolters, Kluwer. 2011. Kapita Selekta Penyakit. Jakarta: EGC
49