Anda di halaman 1dari 8

1.

Analisa Data

Data Etiologi Problem


DS : Hambatan upaya napas Pola napas tidak efektif
”sulit bernapas melalui
hidung karena lubang hidung
sebelah kiri sumbat”
DO :
- Post OP sinusitis pada
lubang sebelah kanan.
- Terpasang tampon pada
lubang hidung.
- RR : 24 x / menit.
- TD : 120/80 mmHg.
- N : 76 x / menit.
- T : 36,5⸰C

DS : Agen cidera fisik Nyeri akut


“ Nyeri di bagian hidung
yang dilakukan tindakan post
OP”
DO :
- Tampak Meringis.
- Tampak gelisah.
- RR : 24 x / menit.
- TD : 120/80 mmHg.
- N : 76 x / menit.
- T : 36,5⸰C
- P : Mobilisasi
- Q : Sedang
- R : Tidak Menjalar.
- S : 3 NRS
- T : Tidak Tentu

DS : Efek prosedur invasif. Resiko infeksi.


- “ Nyeri di bagian hidung
yang dilakukan tindakan
post OP”.
- “Merasa bengkak di pipi”.
DO :
- Post OP sinusitis
- Pipi sebelah kanan terlihat
bengkak.
- Hidung tertutup tampon
- RR : 24 x / menit.
- TD : 120/80 mmHg.
- N : 76 x / menit.
- T : 36,5⸰C
- P : Mobilisasi
- Q : Sedang
- R : Tidak Menjalar.
- S : 3 NRS
- T : Tidak Tentu

2. Rencana Keperawatan

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Pola Napas Tidak Efektif Pola Napas L.01004. Manajemen Jalan Napas
D.0005 Setelah dilakukan tindakan I.01011.
keperawatan selama 3 x 24 Observasi :
jam inspirasi dan/atau - Monitor pola napas.
ekspirasi yang memberikan - Monitor bunyi napas
ventilasi adekuat membaik, tambahan.
dengan kriteria hasil : Terapeutik :
- Frekuensi napas membaik. - Posisikan semi-fowler
- Dispnea menurun. dan fowler.
- Berikan minuman hangat.
Edukasi :
- Anjurkan asupan cairan
2000 ml/hari, jika tidak
kontraindikasi.
- Ajarkan teknik batuk
efektif.
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,mukolitik,
jika perlu.
Nyeri Akut D.0077 Tingkat Nyeri L.08066. Manajemen nyeri I.08238.
Setelah dilakukan tindakan Observasi :
keperawatan selama 3 x 24 - Identifikasi PQRST nyeri.
jam pengalaman sensorik atau - Identifikasi skala nyeri.
emosional yang berkaitan - Identifikasi respon nyeri
dengan kerusakan jaringan non verbal.
actual atau fungsional, dengan - Identifikasi factor yang
onset mendadak atau lambat memperberat dan
dan berintensitas ringan hingga memperingankan nyeri.
berat dan konstan menurun, - Identifikasi pengetahuan
dengan kriteria hasil : dan keyakinan tentang
- Kemampuan menuntaskan nyeri
aktivitas meningkat. - Identifikasi pengaruh
- Keluhan nyeri menurun. nyeri pada kualitas hidup
- Meringis menurun. - Monitor efek samping
- Sikap protektif menurun.
penggunaan analgetik
- Gelisah menurun.
Trapeutik :
- Kesulitan tidur menurun.
- Frekuensi nadi membaik. - Berikan teknik
- Pola napas membaik. nonfarmakologi untuk
- Nafsu makan membaik. mengurangi rasa nyeri
- Pola tidur membaik. - Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat dan
tidur
- Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi :
- Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

Risiko Infeksi D.0142. Tingkat Infeksi L.14137. Pencegahan infeksi I.14539.


Setelah dilakukan tindakan Observasi:
keperawatan 3x24 jam glukosa  Monitor tanda gejala
derajat infeksi menurun. infeksi lokal dan sistemik
Dengan kriteria hasil : Terapeutik
- Demam menurun.  Batasi jumlah pengunjung
- Kemerahan menurun,
 Berikan perawatan kulit
- Nyeri menurun.
pada daerah edema
- Bengkak menurun
- Kadar sel darah putih  Cuci tangan sebelum dan
membaik. sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan
pasien
 Pertahankan teknik
aseptik pada pasien
berisiko tinggi
Edukasi
 Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
 Ajarkan cara memeriksa
luka
 Anjurkan meningkatkan
asupan cairan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
imunisasi, Jika perlu

3. Catatan Perkembangan Pasien

No. Hari / Tanggal Diagnosa Evaluasi


1. Jum’at / 3 februari Pola Napas Tidak Efektif S:
2022 ”sulit bernapas melalui hidung
karena lubang hidung sebelah kiri
sumbat”

O:
- Post OP sinusitis pada lubang
sebelah kanan.
- Terpasang tampon pada lubang
hidung.
- RR : 24 x / menit.
- TD : 120/80 mmHg.
- N : 76 x / menit.
- T : 36,5⸰C

A:
Pola Napas Tidak Efektif

P:
- Monitor pola napas.
- Monitor bunyi napas tambahan.
- Posisikan semi-fowler dan fowler.
- Berikan minuman hangat.
- Anjurkan asupan cairan 2000
ml/hari, jika tidak kontraindikasi.
- Ajarkan teknik batuk efektif.
- Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,mukolitik, jika perlu.

I:
- Mengkaji keadaan umum pasien.
- Menkaji TTV pasien.
- Mengkaji adanya suara napas
tambahan.
- Mengatur posisi semi fowler.
- Menganjurkan pasien untuk
banyak istirahat.
E:
- Frekuensi napas belu membaik.
- Dispnea menurun.

R:
Tidak ada

2. Jum’at / 3 februari Nyeri Akut S:


2022 “ Nyeri di bagian hidung yang
dilakukan tindakan post OP”

O:
- Tampak Meringis.
- Tampak gelisah.
- RR : 24 x / menit.
- TD : 120/80 mmHg.
- N : 76 x / menit.
- T : 36,5⸰C
- P : Mobilisasi
- Q : Sedang
- R : Tidak Menjalar.
- S : 3 NRS
- T : Tidak Tentu

A:
Nyeri Akut

P:
- Identifikasi PQRST nyeri.
- Identifikasi skala nyeri.
- Identifikasi respon nyeri non
verbal.
- Identifikasi factor yang
memperberat dan memperingankan
nyeri.
- Identifikasi pengetahuan dan
keyakinan tentang nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri pada
kualitas hidup
- Monitor efek samping penggunaan
analgetik
- Berikan teknik nonfarmakologi
untuk mengurangi rasa nyeri
- Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
- Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
- Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu

I:
- Mengkaji keadaan umum pasien.
- Melakukan pengkajian nyeri.
- Mengobsevasi reaksi non verbal
dari ketidak nyamanan.
- Memberikan teknik distraksi dan
relaksasi.

E:
- Keluhan nyeri belum menurun.
- Meringis belum menurun.
- Gelisah belum menurun.

R:
Tidak ada

3. Jum’at / 3 februari Resiko infeksi. S:


2022 - “ Nyeri di bagian hidung yang
dilakukan tindakan post OP”.
- “Merasa bengkak di pipi”.

O:
- Post OP sinusitis
- Pipi sebelah kanan terlihat
bengkak.
- Hidung tertutup tampon
- RR : 24 x / menit.
- TD : 120/80 mmHg.
- N : 76 x / menit.
- T : 36,5⸰C
- P : Mobilisasi
- Q : Sedang
- R : Tidak Menjalar.
- S : 3 NRS
- T : Tidak Tentu

A:
Resiko infeksi.

P:
 Monitor tanda gejala infeksi lokal
dan sistemik
 Batasi jumlah pengunjung
 Berikan perawatan kulit pada
daerah edema
 Cuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien
 Pertahankan teknik aseptik pada
pasien berisiko tinggi
 Jelaskan tanda dan gejala infeksi
 Ajarkan cara memeriksa luka
 Anjurkan meningkatkan asupan
cairan
Kolaborasi pemberian imunisasi, Jika
perlu

I:
 Monitor tanda gejala infeksi lokal
dan sistemik
 Membeerikan perawatan kulit pada
daerah edema
 memperrtahankan teknik aseptik
pada pasien berisiko tinggi
 menjelaskan tanda dan gejala
infeksi
 mengajarkan cara memeriksa luka
 mengannjurkan meningkatkan
asupan cairan

E:
- Demam belum menurun.
- Kemerahan belum menurun,
- Nyeri belum menurun.
- Bengkak belum menurun

R:
Tidak ada.

Anda mungkin juga menyukai