Anda di halaman 1dari 19

REFRESHING

Pneumonia
PEMBIMBING:
dr. H Jauhari Triwasisto, Sp.A
Disusun Oleh:
Anggita Fauzia H
2013730009

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
DEFINISI

Pneumonia adalah peradangan akut


parenkim paru-paru yang meliputi
alveolus dan jaringan interstitial
Etiologi Bakteri
Streptococcus pneumonia
Chlamydia pneumonia
Mycoplasma pneumonia
Virus
Bakteri
Respiratory syncytial virus
E. Colli Bakteri
Influenza virus
Streptococcus Chlamydia pneumonia
Para influenza
group B Mycoplasma pneumonia
virus
Listeria Streptococcus
Rhinovirus
monocytogenes pneumonia
Adenovirus

Lahir – 3 mnggu 4 bln – 5 thn -


20 hari – 3 bln 5 thn remaja

Bakteri
Chlamydia trachomatis
Streptococcus pneumonia
Virus
Respiratory syncytial virus
Influenza virus
Para influenza virus 1, 2, 3
Adenovirus
Epidemiologi
Penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak usia <5 tahun di seluruh dunia, terutama dinegara
berkembang.

Riskesdas 2013 SIRS 2013

Kelompok umur penduduk, period


prevalence pneumonia yang tinggi Morbiditas dan mortalitas pada pasien
terjadi pada kelompok umur 1-4 tahun, anak balita yang dirawat inap di rumah
kemudian mulai meningkat pada umur sakit terbesar di provinsi jawa tengah
45-54 tahun dan terus meninggi pada seebesar 1.942 jiwa
kelompok umur berikutnya.

insiden tertinggi Rawat Jalan

Pada kelompok umur 12-23 Morbiditas dan mortalitas


bulan (21,7%). Sedangkan pada pada pasien rawat jalan
insiden pneumonia per 1000 balita terbesar di provinsi Jawa
banyak dialami oleh anak berusia 12
-35 bulan. barat sebesar 1.132 jiwa,
Patogenesis

1 Pneumonia virus biasanya akibat dari penyebaran infeksi sepanjang saluran


napas,

2 diikuti jejas langsung epitel saluran napas

3 Pembengkakan menyebabkan obstruksi jalan napas, sekresi abnormal,


dan debris seluler

4 Kecilnya saluran napas pada balita membuat suasana yang cukup baik
untuk terjadi infeksi berat

5 Atelektasis, edema interstisial, dan ketidak-seimbangan ventilasi-perfu


si menyebabkan hipoksemia biasanya diikuti oleh obstruksi.
Pneumonia Lobaris

Stadium Stadium
Stadium hepatisasi Stadium
Hepatisasi
Kongesti merah Resolusi
Kelabu

Terkena seluruh lobus atau sebagian besar dari lobus biasanya disebabkan oleh suatu organisme yang
virulen. Secara morfologi
•Proliferasi cepat terhadap kuman, menimbulkan peningkatan vaskularisasi dan eksudasi serius
•Lobus yang terkena akan berat, merah dan penuh cairan.
Kongesti

•Rongga udara dipenuhi dengan eksudat fibrinosupuratif yang berakibat konsolidasi kongestif yang
menyerupai hepar pada paru.
•Rongga alveolar dipenuhi dengan neutrofil , sel darah merah yang ekstravasasi dan presipitat fibrin
Hepatisasi •Benang-benang fibrin dapat mengalir dari satu alveolus melalui pori-pori Kohn ke alveoli yang
merah berdekatan

•Disintegrasi progresif dari leukosit dan eritrosit bersamaan dengan penumpukan terus-menerus dari
fibrin di antara alveoli
•fibrin terlihat menggumpal dan amorf, dan secara klasik berkontraksi meninggalkan daerah jernih yang
Hepatisasi berdekatan dengan dinding alveoli
kelabu

•Eksudat yang mengalami konsolidasi di antara rongga alveoli dicerna secara enzimatis yang diserap
kembali menjadi penuh dengan cairan dan basah sampai pulih mencapai keadaan normal.
Resolusi
Bronkopneumonia
Mengenai
Di tandai
Bayi, orang tua, penderita
penyakit kronis yang melemahkan keadaan
fokus konsolidasi radang yang menyebar menyeluruh umum atau mengalami imunosupresi.
pada satu atau beberapa lobus. Seringkali bilateral dan di
basal sebab ada kecenderungan sekret untuk turun
karena gravitasi ke lobus bawah

Histologis

Bayi dan kadang-kadang pada dewasa, bronkopneumonia


reaksi terdiri dari eksudat yang disebabkan oleh E.coli dapat tetap interstisial di
supuratif yang memenuhi antara septa alveoli dan menghasilkan reaksi
bronki, bronkioli dan rongga peradangan yang terbatas pada dinding alveoli dengan
alveolar yang berdekatan. sediktit eksudat dalam rongga udara
Pneumonia Virus dan Mikoplasma (Pneumonia Primer Atipik)

Pada infeksi paru yang disebabkan oleh virus meupun mikoplasma,


reaksi peradangan kebanyakan terbatas pada interstisium septa
alveoli dan parenkim paru
Oleh karena mereka tidak memiliki sifat khas eksudasi intra alveoli
dan konsolidasi yang tampak bersama invasi bakteri,
Manifestasi Klinis
Gejala infeksi umum Gejala gangguan
Respiratory

batuk, sesak napas, retraksi dada, takipne


demam, sakit kepala, gelisah, a, napas cuping hidung, air hunger, merint
malaise, penurunan napsu makan, kel ih, dan sianosis
uhan gastrointestinal seperti mual, mu
ntah atau diare; kadang-kadang ditem
ukan gejala infeksi ekstrapulmoner

Penumonia bakterial harus dipertimbangkan pada anak usia <3 tahun y


ang mengalami panas badan >38,5° C disertai retraksi dinding dada da
n frekuensi napas ≥50x/menit
Klasifikasi derajat berat pneumonia pada anak usia 2 bulan sampai 5 tahun
Gambaran klinis Berat penyakit
Batuk atau kesulitan bernapas dengan: Pneumonia sangat berat
Saturasi O2 <90% atau sianosis sentral
Distres saluran respiratori berat (tarikan
dinding dada bagian bawah berat, grunting)
Tanda pneumonia disertai tanda bahaya
(tidak dapat minum, penurunan kesadaran,
kejang)

Tarikan dinding dada bagian bawah Pneumonia berat


Napas cepat: Pneumonia
≥50x/mnt pada anak usia 2-11 bulan
≥40x/mnt pada anak usia 1-5 tahun
Tidak ada tanda pneumonia atau pneumonia Bukan Pneumonia; batuk atau flu
sangat berat
Neonatus
Takipnea, grunting, pernapasan
cuping hidung, retraksi dinding dada,
sianosis dan malas menetek

Bayi
Jarang ditemukan grunting. Gejala lain yang
sering terlihat adalah batuk, panas dan iritabel

Anak prasekolah

selain gejala diatas dapat ditemukan


batuk produktif/ nonproduktif dan dispnea
Diagnosis
Anamnesis
1. Berapa umur anak?

2. Apakah anak menderita batuk dan at


au sukar bernapas? Berapa Lama?

6. Apakah anak kurang bisa minum atau


menetek ?
3. Apakah anak bisa menetek ?

5. Apakah anak kejang ?

4. Apakah Anak demam ? Berapa lama ?


Pemeriksaan fisik

Inspeksi Palpasi

Adakah
v
tanda Gizi
buruk ?

Perkusi
Auskultasi
Pemeriksaan penunjang

Laboratorium Mikrobiologis
Radiologi
Penatalaksanaan

Rawat dirumah sakit


Pemberian oksigen bila saturasi Oksigen
<90%
Tatalaksana patensi jalan napas
Pemberian antibiotik
Terapi demam
Penatalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab, sesuai
yang ditentukan oleh pemeriksaan sputum mencakup :

• Oksigen 1-2 L/menit.


• IVFD dekstrose 10 % : NaCl 0,9% = 3 : 1, + KCl 10 mEq/500 ml cairan.
• Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi.
• Jika sesak tidak terlalu berat, dapat dimulai makanan enteral bertahap me
lalui selang nasogastrik dengan feeding drip.
• Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin norm
al dan beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier.
• Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.
Antibiotik sesuai hasil biakan atau berikan :

 Untuk kasus pneumonia community base


Ampisilin 100 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian.
Kloramfenikol 75 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian
 Untuk kasus pneumonia hospital base:
Sefatoksim 100 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian.
Amikasin 10-15 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai